Matahari sudah tinggi,cahayanya mengintip di celah-cerah jendela kamar, Kinar terbangun , ia terkejut karena hari sudah siang, namun tangan kokoh seseorang melingkari tubuhnya
Dimas terlihat masih tertidur pulas, ia tertidur sambil memeluk Kinar, Kinar masih belum percaya jika kini mereka sudah menjadi suami istri yang sesungguhnya, wajahnya memerah membayangkan betapa malunya ia karena tanpa ia sadari ia mendesah menikmati persatuan mereka.
Kinar menatap wajah tampa di depannya, Dimas ternyata lebih tampan ketika di lihat dari dekat.
sepasang alis yang tebal, bulu mata yang lentik membingkai matanya yang hitam tajam, setajam mata elang, bibirnya yang setengah penuh namun sexy, dengan rahang kokoh yang di tumbuhi jambang halus menambah ketampanannya
Tampa Kinar sadari, ia membelai wajah suaminya mengagumi pahatan ciptaan sang Illahi, dan pandangannya kembali terpaku pada bibir Dimas, teringat ciuman mereka makin membuat Kinar merona karena malu, ia ingin melepaskan tangannya dari wajah Dimas saat tiba-tiba tangannya di pegang Dimas, Dimas membuka matanya dan bibirnya tersenyum
"Apa istriku sangat senang memandang wajah tampanku??? sudah puas???"goda Dimas
Kinar buru-buru menarik tangannya, ia memalingkan wajahnya karena malu kepergok Dimas sedang mengagumi wajahnya
”Sial sejak kapan mas Dimas bangun??? jangan-jangan dia melihat apa Yaang ku lakukan????Arrrghhhh betapa malunya aku, bodoh, bodoh"maki Kinar dalam hati”
"Siapa yang lagi lihatin kamu??? aku cuma buang semut di wajahmu aja kok" ucap Kinar beralibi
" Beneran nih ada semut??? kok aku gak kerasa di gigit???" ucap Dimas makin menggoda
"Ya kan udah aku buang mas semut nya" ucap Kinar memanyunkan bibirnya karena Dimas tak mempercayainya
”Imutnya istriku kalau lagi kesel" ucap Dimas mencubit hidung Kinar
"Oh jadi mas sukanya kalo aku kesel ya???"
"Ya gak dong, sukanya kalau kamu manja, mas mau lagi sayang" ucap Dimas manja memeluk istrinya
"Mas, semalam kita sudah begadang sampai dini hati, malam lagi ya? sekarang aku lapar" ucap Kinar yang perutnya sudah mulai kerucukan
”Janji ya"
"Iya ih, aku mau mandi dulu, lengket semua nih"ucap Kinar
Baru saja ia mau bangkit, namun ia merasa kesakitan.
Dimas dengan sigap membantu Kinar duduk kembali ke tempat tidur
"Apakah sakit???"tanya Dimas khawatir, Kinar mengangguk pelan dengan wajah memerah malu
Tiba-tiba Dimas mengangkatnya menuju kamar mandi, menurunkan Kinar perlahan kepinggir bath tube, ia menyalahkan keran, mengatur air hangat untuk istrinya berendam
"Perlu mas bantu bukakan bajunya???" goda Dimas tersenyum jail
.
"Mas keluar saja sana, aku bisa sendiri"usir Kinar malu
Dimas tersenyum lebar, ia mengacak-acak rambut Kinar karena gemas, lalu berjalan keluar kamar mandi
”Huh kenapa mas Dimas jadi berubah mesum gitu sih, menyebalkan" ucap Kinar kesal memandang punggung suaminya, masih terdengar tawa Dimas hingga akhirnya pintu tertutup
Di kamar tidur
Dimas ingin kembali naik keatas tempat tidur, namun pandangannya tertuju pada bercak merah diatas sprei
"Alhamdulillah, ternyata istriku menjaga dirinya dengan baik, ia menjaga kesuciannya hingga memberikannya padaku, beruntungnya aku" ucap Dimas tersenyum lebar
Dimas menggulung sprei tersebut, lalu membawanya menuju ruang laundry, ia mau mencuci sendiri noda darah itu, namun kepergok oleh Mariska
Mariska menatap curiga sprei yang di bawa putranya, namun ia memilih pura-pura tak melihat
"Mau kemana kamu sayang?"tanya Mariska
"Mau ke ruang laundry ma, sekalian mau minta sprei"ucap Dimas malu
"Ya sudah ,jangan lupa makan, ini sudah siang.
setelah itu kalian berdua temui mama di kamar" ucap Mariska kembali masuk ke kamarnya
Dimas terdiam memandang mamanya hingga kemudian mamanya masuk kedalam kamarnya, Dimas segera menuju ruang laundry sebelum bertemu dengan Damar dan akan banyaj pertanyaan darinya
Setelah memasukan ke dalam mesin cuci, Dimas mencari mbak Sum yang biasa bertugas membersihkan kamarnya, karena ia tak memperbolehkan siapapun masuk kamarnya selain mbak Sum dan mamanya
Dimas menghampiri mbak Sum, meminta ia mengantarkan makan mereka ke kamar . Sementara sprei yang baru ia bawa sendiri ke kamar, walau mbak Sum bingung namun ia mengerti jika majikan nya itu malu, sehingga ia membiarkan saja Dimas mengganti sprei nya sendiri.
Mbak Sum yang sudah mengecap asam manis nya kehidupan sudah langsung mengerti apa yang terjadi, senyumnya merekah lebar, ia bahagia.
Dimas tumbuh besar dalam pengawasannya, sehingga mbak Sum sudah menganggap Dimas seperti anaknya sendiri
Sesampainya di kamar, Kinar masih di kamar mandi, Dimas segera merapihkan tempat tidurnya, memasang sprei dan sarung bantal.
Tak lama kemudian mbak Sum datang membawa makanan mereka, lalu segera pamit.
Mbak Sum melihat Dimas sudah membereskan Kasurnya, sesuatu hal yang sangat langka terjadi.
Tak berapa lama kemudian Kinar keluar dengan Gandung menggulung rambutnya yang basah, ia berjalan perlahan
Dimas mendekati Kinar
"Jangan mas, aku bisa jalan sendiri" tolak Kinar malu, ia juga kini hanya terbalut handuk mandi, takut jika handuk itu terlepas.
Dimas tak menerima penolakan Kinar, ia langsung membopong istrinya lalu meletakkannya di tempat tidur,
Dimas dapat mencium aroma harum sabun mandi, sabun yang sama ia pakai, namun entah mengapa di tubuh Kinar itu baunya sangat menyegarkan
Dimas menciumi bahu Kinar membuat Kinar kegelian, ia mendorong Dimas menjauh, Namun Dimas langsung ******* bibir Kinar penuh nafsu, sementara tangannya sudah bergerilya kemana-mana, akhirnya mereka melakukan penyatuan lagi.
Setelah itu Dimas mengangkat tubuh Kinar ke kamar mandi, Kinar mandi untuk yang kedua kalinya
"Kau ingin membunuhku karena kelelahan mas, aku sampai mandi dua kali dalam satu jam" Dengus Kinar membuat Dimas tertawa dan mencium puncak kepala istrinya.
"Maafkan mas sayang, kamu membuat mas ketagihan" ucap Dimas tersenyum
Setelah selesai mandi Dimas kembali mengangkat tubuh Kinar, kali ini Kinar mendekap handuknya erat, takut jika suaminya berbuat mesum lagi.
mereka lalu sarapan pagi yang kesiangan.
Setelah selesai makan, Dimas menyampaikan pesan mamanya jika mereka diminta harus menemuinya
"Apa kamu bisa berjalan kesana??? apa perlu aku angkat??? tanya Dimas yang di balas mata melotot Kinar, tak mungkin juga ia harus diangkat oleh suaminya, apa yang akan di pikirkan oleh Mariska, sama saja mereka memberitahu mamanya jika mereka sudah berhubungan intim.
Dimas tertawa kecil melihat istrinya berubah jadi galak
"Baiklah, mas kan cuma menawarkan diri" ucap Dimas santai
Mereka lalu berjalan beriringan, Kinar berusaha berjalan senormal mungkin walau terasa menyakitkan
Dimas menggandeng tangan Kinar, ia tahu Kinar menahan nyeri di bagian intimnya karena perbuatannya
Kinar memaksakan tersenyum, ia tahu suaminya sedang memberi ia kekuatan.
Dimas mengetuk pintu kamar Mariska, terdengar suara sautan dari dalam mereka lalu masuk
Kemudian....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Yuli Yuliand
tinggal ngu debay na 😃
2022-03-17
0
Priyanti Bu'e chintya
lanjut deh kak
2021-06-23
1
Sari N
maaf telat mampir kak 🙏
2021-06-23
1