Dua minggu sudah Kinar menikah, ia terus mendapatkan perlakuan yang sama, hingga Mariska terpaksa di larikan ke rumah sakit karena kesehatannya menurun.
Mariska sedih dan merasa bersalah karena Kinar terus terusan di hina dan dibentak oleh Dimas, walau bukan kekerasan fisik, namun Mariska terus di rundung rasa bersalah karena meminta Kinar menikah dengan putranya demi menjaga nama baiknya.
Mariska tertekan, sehingga kesehatannya berlangsung menurun. Mariska juga kerap menangis dan mogok makan, terlebih ketika tak sengaja melihat saat Kinar di maki-maki oleh putranya
Damar menatap mamanya yang baru saja di beri obat penenang karena beberapa hari ini mamanya sulit tidur.
Sementara Kinar terlihat sangat sedih, ia duduk pinggir tempat tidur dan menggenggam tangan Mariska
"Mama, maafkan Kinar ma”ucap Kinar sambil menghapus air matanya
"Kak, ini semua bukan kesalahan kakak, ini semua salah kak Dimas, dia manusia ter egois yang pernah ada.
Bukan berterima kasih pada kakak karena kakak sudah menyelamatkan mukanya dari rasa malu, malah terus menyakiti kakak” geram Damar
" Damar, jangan salahkan kakakmu, Mas Dimas wajar marah karena bukan kakak yang mau ia nikahi, dan tiba-tiba kakak hadir menggantikan posisi calon istrinya.
Kakak juga menerima sejumlah uang untuk kompensasinya, wajar saja dia merendahkan kakak.
Kakak memang buruk di matanya.
Jangan membenci kakakmu karena ini, kalian sesama saudara harus saling menyayangi”
"Kakak masih membela dia????, walau dia kakakku, tapi dia salah.aku malu dengannya, jika saja dia tahu kondisi kakak.."
"Cukup Damar, lebih baik kita fokus untuk kesembuhan mama”ucap Kinar berusaha meredam emosi Damar
”Tak perlu kau sok perhatian dan membelaku, kamulah penyebab mamaku sakit"ucap Dimas entah sejak kapan sudah berada di sana
"Mama sakit karena kakak, kenapa kakak egois sekali” geram Damar
”Cukup, kalau kalian mau bertengkar, silahkan di luar sana. Mama butuh istirahat" teriak Kinar kesal
“Kamu yang keluar, aku anak mama, dan kamu hanya mantu"sindir Dimas
Mariska yang mendengar keributan, walau matanya sangat berat memaksakan diri membuka matanya
"Kinar, usir kedua anak tak tahu diri itu"ucap Mariska pelan lalu kembali terpejam
Dimas maupun Damar langsung terdiam, dan satu persatu keluar meninggalkan ruangan tersebut
Dua hari sudah Mariska di rawat, Kinar selalu menungguinya, terkadang Kinar hanya pulang sebentar kerumah dan kembali dengan membawa makanan kesukaan Mariska, karena Mariska menolak makanan dari rumah sakit.
Semenjak itu pula ia menolak di jenguk Dimas, membuat Dimas frustasi dengan sikap mamanya tersebut
Kinar keluar dari ruangan rawat Mariska, ia langsung ditarik dengan kasar oleh Dimas
”Aww lepasin mas, sakit" ringis Kinar
"Apa yang kamu doktrin sama mama sehingga mama benci padaku?? Kamu ya, semenjak kamu masuk keluarga kami, keluarga kami jadi kacau”
”Mas salah paham, aku gak ngomong apa-apa sama mama”ringis Kinar
”Bohong” bentak Dimas tak percaya, Dimas makin mengeratkan cengkaraman tangannya membuat Kinar makin meringis kesakitan
"Lepasin tangan loe kak, Kak Kinar gak salah apa-apa, mama yang lihat sendiri waktu loe maki-maki kak Kinar.
Loe pikir mata dan kuping kami gak bisa lihat dan dengar kelakuan loe???" teriak Damar
"Diam loe.anak kecil tahu apa" cibir Dimas
”Gue emang adik loe, tapi gue lebih manusiawi dibanding loe.
Walau loe gak suka sama kak Kinar, tapi seenggaknya loe bisa kan memanusiakan manusia. Loe hanya menyalahkan kak Kinar, mengkambing hitamkan semua pada kak Kinar, jauh dalam lubuk hati loe, loe tahu siapa yang salah yaitu Bella si wanita sialan itu.
loe luapkan kesedihan dan kecewa loe dengan nyakitin kak Kinar, padahal kak Kinar disini hanya membantu” ucap Damar membela Kinar
”loe naif Mar, membantu??? mama membayar dia untuk menikah dengan gue? membantu dengan pamrih, apa coba namanya?” tawa Sinis Dimas terdengar
”Mama yang suka rela memberikan uang itu, lagi pula uang itu..." belum sempat Damar mengatakan semuanya, Kinar menarik Damar dan menggeleng, bagi Kinar, Dimas tahu atau tidak buat apa uang yang di peroleh nya itu, toh penilaian Dimas padanya tak akan berubah, karena intinya Dimas sudah membenci dirinya sampi ke tulang sumsum.
Apapun alasannya pasti tetap salah di mata Dimas.
”Tapi kak???” Kinar kembali menggeleng
"Huh, suatu saat loe akan menyesal setengah mati sudah berbuat seperti ini sama Kinar" ucap Damar lalu mengandeng tangan Kinar pergi melewati Dimas
"Damar lepaskan tangan kakak, kakak tidak mau mas Dimas salah paham, kakak tahu kamu peduli sama kakak"
"Maafkan, Damar gak maksud apa-apa.Damar hanya ingin melindungi kak Kinar”
”Kakak mengerti, kamu juga adik kakak, kakak mau ucapin terima kasih padamu karena membela kakak.
Sebaiknya kamu kembali ke kamar, takut mama mencari kamu, jika mama mencari ku bilang aku pulang untuk masak, assalamu'alaikum”
"Wa'alaikum salam" jawab damar menatap punggung Kinar yang semakin menjauh
Empat hari kemudian
Mariska memaksa pulang karena ia tak tega melihat mantunya yang kelelahan harus bolak balik ke rumah sakit dan pulang untuk memasakkan makanan di rumah.
Ia memilih berobat jalan dari pada di rawat di rumah sakit
Kini Mariska sudah pulang dan mereka semua sudah berada di meja makan, siang ini Kinar memasak sup ayam rempah untuk pemulihan kesehatan Mariska.
Sementara untuk yang lain ia memasak nasi Hainan bersama pelengkapnya. serta membuat fruit puding sebagai desert nya
"Wah mama mau nasi Hainan nya , sudah lama mama gak makan itu” ucap Mariska merajuk
" Nanti kalau mama sehat, Kinar buatkan. Sekarang mama makan dulu sup nya, bagus buat kesehatan itu” rayu Kinar. Dengan terpaksa Mariska makan sup nya, namun wajahnya langsung berseri dan bersemangat makan sup ayam rempah buatan Kinar.
Tadinya Mariska berfikir bahwa sup itu tidak enak, apalagi Kinar memasukkan rempah-rempah cina juga ginseng, dalam pikiran Mariska seperti obat, nyatanya sup ini sangat ringan rasanya namun gurih dan enak.
Damar yang melihat mamanya tenang memakan sup menjadi penasaran dan mencobanya
”Kak, Damar juga mau sup kaya mama" ucap Damar penuh harap” Dimas menatap Adiknya sekilas namun kembali fokus pada makanan di depannya, ia tak mau ambil pusing karena jujur saja nasi Hainan yang ia makan saat ini lebih enak dari restoran yang biasa ia kunjungi.
”nanti kakak buatkan untuk makan malam kita, sekarang makan nasi Hainan mu dulu" ucap Kinar menunjuk menu makan siang mereka
Damar melirik kearah Dimas yang tak bersuara, ia menyendok makanannya. Damar kurang suka nasi Hainan karena terkadang berbau amis, ia paling sensitif dengan bau amis, nyatanya nasi Hainan buatan Kinar tidak seperti pikirannya, baunya sedap, tidak amis dan gurih. Damar langsung lahap memakannya.
"Dimas, mama mau bicara sesuatu padamu nak.
Mama tahu kamu tidak menyukai Kinar, tapi Kinar istri yang sempurna, ia bisa masak, bisa segalanya.
mama harap kamu bisa memberi kesempatan pada Kinar. Pergilah bulan madu.
Mama harap dengan berbulan madu kalian jadi lebih mengenal satu sama lainnya.
Lagi pula sejak menikah kamu malah sibuk bekerja, kita sudah kaya nak, uang kamu kejar tak akan ada habisnya.
Lebih baik konsen dengan masa depanmu dengan Kinar” ucap Mariska membuat kegiatan makan Dimas terhenti dan menoleh pada Kinar
”Kinar tak ada hubungannya dari permintaan mama.
Mama tidak ingin ada penolakan, sekali saja tolong dengarkan mama nak, mama mohon”
Dimas menghela nafas panjang kemudian dia mengangguk pelan, saat ini bagi Dimas kesehatan mamanya lebih penting, ia mengalah
"Kamu setuju nak?" tanya Mariska meyakinkan
"Iya ma, asal mama janji akan jaga kesehatan mama.
Dimas akan pergi setelah kesehatan mama stabil”
”Mama sehat, sehat beneran loh, pergilah lusa, mama sudah pesankan tiket untuk pulang pergi” ucap Mariska bersemangat
"Ma, maaf sebelumnya, Minggu depan mama Kinar operasi, Kinar izin mendampingi mama Kinar"ucap Kinar dengan suara bergetar
"Baiklah kalian pergi setelah mamanya Kinar operasi"ucap Mariska
"Terima kasih ma” ucap Kinar bahagia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Meylin
Marathon bacanya terlalu banyak beragumen jadi ngos2an bacanya
2021-08-22
0
Claudia
lanjut kak
2021-06-10
1
Endang Tari
lanjut
2021-06-09
1