Kinar bangun dengan badan pegal dan sakit karena ia harus tertidur di sofa yang kecil, ia melihat Dimas masih tertidur.
Kinar berjalan menuju kamar mandi, wudhu lalu sholat, setelah sholat ia berjalan menuruni tangga menuju dapur.
Sudah menjadi rutinitas Kinar ketika belum menikah, sehingga ia tak bisa membuang kebiasaanya. Beberapa asisten rumah tangga yang sedang membersihkan rumah menunduk hormat saat berpapasan dengannya.
Kinar tiba di dapur, disana sudah ada l beberapa asisten rumah tangga sedang sibuk memasak, Kinar menghampiri mereka dan menyapa
"Pagi mba, dimana celemek nya?" tanya Kinar tersenyum
beberapa asisten rumah tangga menatap heran mendengar pertanyaan Kinar
"Saya mau bantu masak" ucap Kinar kemudian
"Maaf nyonya muda, biar kami saja yang memasak, kami takut nyonya besar marah, silahkan nyonya muda menunggu di ruang makan" ucap Seorang asisten rumah tangga tersenyum ramah
"Mama tidak akan marah mba, nanti saya yang tanggung jawab, saya biasa masak di dapur jadi gak enak kalau cuma melihat.
Tolong celemek nya" ucap Kinar tersenyum, dengan ragu asisten rumah tangga itu menyerahkan celemek Bru yang diambilnya di laci
Kinar lalu membantu mereka masak, Kinar juga berkenalan dengan mereka satu persatu, suasana yang tadinya kaku menjadi cair karena sikap ramah Kinar
Satu persatu hidangan matang di segera di tata di meja makan, bahkan Bu Jum yang merupakan kepala asisten rumah tangga memuji masakan Kinar
Mariska turun menuju ke dapur, ia mencium bau sedap makanan yang berasal dari dapur membuat perutnya lapar, ia terkejut melihat mantunya sudah berada di dapur dan sibuk memasak
"Mama sudah bangun, mau di buatkan minum apa? biar Kinar buatkan"
"Sayang, kamu masak? kenapa harus ikut turun ke dapur?”
" Gak apa-apa ma, Kinar sudah biasa masak”
” jangan terlalu cape, mama mau kamu segera punya anak, mama sudah pengen menimang cucu" ucap Mariska membuat wajah Kinar memerah
"Mama mau minum apa? susu, juice?" tanya Kinar mengalihkan pembicaraan
” juice wortel saja sayang, mama gak biasa makan berat kalau sarapan, tapi melihat menu pagi ini, mama kok jadi ngiler” ucap Mariska menelan saliva nya melihat masakan Kinar yang terlihat lezat.
”Tunggu sebentar ya ma" ucap Kinar membuatkan juice permintaan Mariska beberapa saat kemudian ia sudah kembali dengan segelas juice wortel
"Terima kasih sayang” ucap Mariska menerima gelas pemberian Kinar
”Asik bener mama pagi-pagi di buatkan juice sama mantu tercinta" goda Damar
”Sayang, tangan mu kenapa?” tanya Mariska menunjuk tangan Kinar yang biru
"Oh ini semalam Kinar gak sengaja kena meja ma" ucap Kinar beralasan
"Beneran kena meja?” selidik Damar menatap Kinar
"Haha ya iya lah adikku manis, terus kakak harus bilang apa?" ucap Kinar yang ditatap Damar menjadi serba salah.
Damar melihat gelagat yang tidak benar, namun ia menyimpan dalam hati
”Mba Jum, tolong ambilkan salep untuk luka lembab ya" perintah Mariska pada mbak Jum
Tak lama kemudian mbak Jum tiba dengan salep di tangannya dan meminta Kinar mendekat,awalnya Kinar menolak namun Mariska memaksa
"Kinar gak apa-apa ma, cuma lembab dikit aja" ucapnya kemudian
Dimas tiba di ruang makan, matanya melihat sekilas Kinar kemudian duduk di meja makan.
”Kamu tuh ya, perhatian dikit sama istri, istri tangannya lembab masa gak lihat” ucap Mariska langsung menyemprot Dimas yang baru tiba
Dimas menaikan alisnya sebelah dan menatap tajam Kinar, ia kesal karen pagi-pagi sudah kena Omelan mamanya gara-gara Kinar, mood nya menjadi buruk tiba- tiba
Kinar menghampiri Dimas, lalu menyendokan nasi ke piring Dimas
” Aku bisa ambil sendiri, lagi kamu pikir aku kuli apa, nasinya banyak bener" ucap Dimas sinis
”Mulai sekarang aku yang siapkan semua untuk mas, maaf mas aku gak tahu" ucap Kinar sabar, ia menuang kembali separuh nasinya
Mariska ingin menegur Dimas, namun tangan Damar langsung menepuk tangan mamanya, sambil menggeleng, melarang mamanya ikut campur
”Mas mau pakai apa makannya? ada capcay, ikan goreng, cumi goreng, tempe , tahu???”
”Aku gak suka sayur, cukup ikan goreng saja” ucap Dimas tanpa melihat Kinar
Kinar lalu mengambilkan ikan goreng dan menyendokan capcay juga ke piring Dimas
"Kamu..., gak dengar apa? aku ga suka sayur” bentak Dimas marah
”Sayur baik untuk kesehatan mas, di coba dulu ya”
"Kamu pikir aku anak kecil yang harus kamu atur???” Dimas menggebrak meja makan karena marah, tidak pernah seorangpun memaksakan kemauan padanya
”Dimas cukup, kamu coba jika gak suka gak usah dimakan, singkirkan di pinggir piring mu.
Kamu juga jangan di biasakan membentak istrimu, perlakukan istrimu dengan lemah lembut, mama tidak pernah mengajarkan kamu bersikap kasar pada wanita” ucap Mariska sudah tak bisa mentolelir kelakuan putranya
Dimas makan dengan marah, ia menyendok capcay di piringnya dan memakannya tanpa suara agar mamanya tidak marah lagi, satu sendok wajahnya yang kesal berangsur hilang, ia menyendok dan menyendok lagi makanan di piringnya
"Bagaimana?enak kan, lain kali gak usah pilih-pilih makanan” ucap Damar menggoda Dimas
"Cih"
"Tumben mbak Jum buat capcay enak gak amis walau ada seafood di dalamnya" ucap Dimas kemudian, ia terlihat lahap menyantap sarapan paginya
”Ini bukan masakan mbak Jum, tapi...” ucap Damar menunjuk Kinar dengan mulutnya
Dimas sontak meletakkan sendok dan garpu ya lalu bangkit
"Loh mas, kok makannya' udahan???"tanya Kinar bingung
"Lain kali belajar lagi masak, kalau gak bisa masak jangan masak, gak enak " cela Dimas meninggalkan ruang makan
Kinar menatap makanan yang ia masak, ada bulir air mata keluar dari sudut matanya
"Mama, Damar maaf kalo masakan aku gak enak, aku permisi dulu" ucap Kinar berjalan menyusul suaminya ke kamar
Harusnya ia tak terbawa perasaan, kini ia sudah menikah dan harus lebih dewasa dan sabar menghadapi Dimas, harus siap mental dengan ucapan sinis Dimas, namun nyatanya ia belum bisa kuat di depan semua orang
Di kamar Dimas sedang duduk di depan balkon kamarnya, Kinar mencoba menghampiri Dimas
"Mas maafkan aku, besok aku akan belajar masak lagi”ucap Kinar pelan
”Gak usah, banyak pembantu di rumah, aku gak perlu kamu cari muka di depanku"bentak Dimas
"Astaghfirullah,
Mas, aku gak cari muka, ini sudah kewajiban aku melayani kamu, karena kamu suamiku”
"Owh begitu??? sayangnya aku gak pernah anggap kamu istriku, jadi berhenti menghabiskan waktumu untuk membuatku senang.
Lebih baik kamu lakukan apapun sesukamu, menjauhkan dariku sebisa mungkin, aku muak berbagi udara yang sama denganmu
"Mas...." Kinar mengigit bibir bawahnya, ia harus sabar
"Cukup, kamu tahu kan bahasa manusia, kau bilang menjauh dariku, apa kamu masih belum paham juga???? muka tembok banget kamu ya, gak tu diri.
Apa kamu sudah menjual malumu juga? sindir Dimas
”Maaf mas, aku gak perduli kamu benci dan muak padaku dan tak ingin melihatku, faktanya aku sekarang istrimu, jadi belajarlah menerima keberadaan ku walau kamu tak suka" ucap Kinar dingin, ia berjalan menuju kamar mandi, menguncinya
Diluar kamar Dimas terdengar memakinya, entah apa yang Dimas katakan, tapi Kinar yakin seratus persen jika saat ini Dimas memaki-maki dirinya.
Kinar menatap kaca di depan wastafel dan menangis, begitu pedih hatinya mendengar perkataan suaminya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Arnissa Ibunda Mekka
menginap di hotel bangun pagi sudah kedapur di rumahnya 🤣🤣
2023-05-19
0
Sus Wanti
sabar kinar pasti dimas akan jatuh conta dbgn kesetiaan mu
2023-01-07
1
Bujanglapuk Lapukk
lnjut ya thor..semngat
2021-06-05
1