Setelah acara resepsi, mama Mariska sengaja membooking beberapa kamar hotel di tempat acara kami berlangsung, agar kami tidak perlu langsung pulang dan bisa istirahat dengan nyaman, namun tidak dengan mama, mama dan papa serta semua keluarga memilih pulang karena kesehatan mama yang memburuk karena kelelahan, namun mereka semua menutupi dari diriku dan mengatakan jika mama lebih nyaman istirahat dirumah ketimbang hotel dan dengan berat hati aku hanya bisa membiarkan mereka pulang.
Disinilah aku kini, dia sebuah kamar suit presiden room, sebuah kamar yang mewah dan di hias layaknya kamar pengantin, bernuasa romantis dengan lilin dan bunga dimana-mana termasuk di atas tempat tidur kami dengan bentuk hati dan sepasang handuk berbentuk burung angsa berpasangan
Bagi orang lain malam pengantin adalah malam paling indah dan romantis, namun tidak denganku, malam ini dimana semua penderitaan ku berawal.
Aku dan mas Dimas sudah masuk kedalam kamar hotel, mas Dimas langsung membuka jas nya dan melemparkan sembarang, melemparkan sepatunya begitu saja lalu masuk ke dalam kamar mandi
Aku hanya bisa menggeleng melihat kelakuannya, aku memunguti semuanya dan meletakkan di tempat yang sudah tersedia.
Aku hanya diam duduk di tepi kasur, membelai kasur berukuran besar itu dan terasa hatiku masam.
Tak lama kemudian mas Dimas sudah keluar dengan memakai kimono dia berjalan ke arahku dengan pandangan tak suka
"Ngapain kamu disana , awas minggir" ucap mas Dimas langsung mendorong tubuhku hingga tersungkur di lantai.
beruntung pakaian resepsi ini bukan kebaya yang ku pakai pagi tadi, jika tidak, bisa dipastikan aku seperti karung beras terjatuh, susah untuk bangun.
Aku meringis kesakitan dan melihat mas Dimas namun begitu melihat kebencian dimata Dimas, Aku urung marah.
wajar jika mas Dimas marah padaku dan membenciku, harusnya ia menikah dengan wanita yang ia cintai, bukan diriku
"Mas bisa kan bicara gak usah dorong, aku juga akan pindah jika kamu minta baik-baik” ucap Kinar memegang tangannya yang terasa berdenyut
”Kamu minta aku bicara sama kamu baik-baik??? mimpi, jangan harap" ucap Dimas sinis
Kinar lelah, ia tak memiliki tenaga untuk berdebat, ia berjalan menuju kamar mandi dengan tertatih
”Mau apa kamu ke kamar mandi???" tanya Dimas menghentikan langkahnya
"Aku mau mandi mas, badanku lengket semua"ucap Kinar
”Jangan pakai kamar mandi ku, aku tidak sudi berbagi kamar mandi dengan wanita menjijikan sepertimu"
Kinar tak percaya Dimas memiliki mulut se pedas sambal level setan, jika saja posisinya tak tersudut seperti ini, ingin sekali ia menyumpal mulut sinis Dimas dengan sambal satu kilo
"Kalau aku gak mandi di kamar mandi ini, lalu aku harus mandi dimana???” tanya Kinar pelan
”Terserah, tapi jangan sampi kamu pakai kamar mandi ku” ucap Dimas langsung rebahan ia asik memainkan ponselnya
Kinar termangu di tempat, ia membalikkan badan dan berjalan menuju pintu keluar, Dimas yang melirik sekilas langsung menghentikan aktivitasnya
"Mau kemana kamu???” bentak Dimas
"Mau ketempat mama Mariska”
”Mau apa kamu kesana??? tutup pintu itu kembali" bentaknya
"Aku mau mandi mas, kan kamu gak perbolehkan aku mandi di kamar mandi ini,jadi aku mau numpang di kamar mandi mama” ucap Kinar polos
”Arrrrggghhh, menyebalkan.
kamu benar-benar wanita licik.
cepat sana mandi " ucap Dimas menjambak rambutnya sendiri
” Baik” ucap Kinar memegang gagang pintu”
”Aku bilang sana mandi, kenapa kamu masih mau keluar???” ucap Dimas emosi, ia langsung duduk
”Baik, tapi tolong perhatikan pakaianmu, kamu menodai mataku yang masih virgin" ucap Kinar buru-buru berjalan dan masuk ke kamar mandi dengan menutupi wajahnya yang memerah
Dimas segera sadar melihat kearah dimana Kinar melihatnya dan
"Shit, dasar wanita gila"umpat Dimas melempar bantal di sebelahnya kerah pintu kamar mandi
Di dalam kamar mandi, Kinar membasuh wajahnya yang memerah beberapa kali, sungguh matanya telah ternodai oleh Dimas.
Kinar juga bisa mendengar teriakan marah Dimas dari balik pintu, Ia ingin marah tapi juga tertawa karena berhasil membuat Dimas kesal.
Di dalam kamar mandi Kinar mengumpat kesal karena ia tidak bisa membuka pakaian pengantinnya, ia kembali keluar kamar, dilihatnya Dimas kembali asik dengan ponselnya
"kenapa??" bentak Dimas
"Anu, itu”
"Apa sih anu itu aja???"
"Aku gak bisa buka baju pengantin ini" ucap Kinar menundukkan wajahnya malu
"Terus, aku suruh bantu kamu gitu bukain??? jangan mimpi" cibir Dimas
”Hmmm, baiklah kalau kamu gak mau bantu" ucap Kinar menghela nafas lalu berjalan menuju pintu keluar, Dimas sontak bangkit dan menghalangi
”Kamuuuu” Dengus Dimas kesal
” Apa sih kamu, aku minta tolong gak mau, giliran aku mau minta tolong mama kamu gak kasih, kamu maunya apa sih????” teriak Kinar karena sudah tidak betah memakai baju yang menyiksa ini
”Sial, baik kamu menang, aku bantu" ucap Dimas lalu berjalan mencari sesuatu, tak lama kemudian ia kembali dengan membawa baju kaos
" Mau apa kamu???” tanya Kinar ketakutan karena Dimas mendekatinya
” Udah diem, hadap kesana.
kamu mau gak dibantu buka baju???? kalau gak terpaksa aku juga gak sudi" ucap Dimas membungkus tangannya seolah memegang sesuatu yang menjijikan.
Kinar menahan nafas karena kesal, kelakuan Dimas sungguh menyebalkan, namun Kinar harus menahan emosinya, yang terpenting adalah ia bisa lepas dari siksaan baju ini.
Kinar berbalik badan dan melihat Dimas menutup matanya, ia langsung masuk ke kamar mandi tanpa berkata apa-apa
”Woi cewe songong, kamu gak mau bilang makasih apa???
dasar gak tahu diri" cibir Dimas, namun Kinar tak perduli, ia membasuh tubuhnya yang letih dan memilih berendam di bathtube yang ada di kamar mandi itu
Satu jam kemudian ia keluar dari kamar mandi dengan pakaian tidurnya, dilihatnya Dimas sudah tertidur, Kinar ragu ingin naik ketempat tidur, ia terdiam cukup lama, namun karena lelah akhirnya ia perlahan naik ketempat tidur dan tertidur
Pukul dua dini hari Dimas terbangun karena haus, ia terkejut melihat Kinar yang tertidur di sampingnya, senyum licik langsung menghias wajahnya, tanpa perasaan Dimas mendorong tubuh Kinar hingga jatuh terjerembab ke lantai kamar hotel yang terbuat dari marmer
"Astaghfirullah, aduh sakit.
Gempaaa.....” teriak Kinar yang mengira ada gempa,
Namun ia segera sadar saat suara tawa Dimas pecah.
Mata Kinar melotot lebar melihat kearah Dimas yang terlihat tertawa puas melihat penderitaannya
”Kamu gila ya??? kamu mau aku mati terjatuh???” bentak Kinar marah
"Kamu gak akan mati hanya karena jatuh dari kasur hahaha, siapa yang suruh kamu tidur di kasur ku????"ucap Dimas santai
”Dasar psikopat, aku harus tidur dimana???”
Tanpa berkata apa-apa Dimas membawa bantal lalu melemparkannya di sofa
"Tempat wanita rendahan kaya kamu di sana
Aku sudah bilang sama kamu jika aku akan buat kamu menderita karena memilih menikah denganku, ini baru permulaan saja. Masih untung ku suruh kamu tidur di sofa, aku ingatkan jangan sampai kamu mengadu pada mama, atau aku akan buat mamamu yang sakit-sakitan itu tahu jika anaknya jual diri, paham kamu????” ancam Dimas kemudian ia membalikkan badannya kembali tidur
Kinar bangkit dengan perlahan menahan sakit di lengannya, ia lalu tidur meringkuk di sofa, air matanya menetes, belum genap satu hari ia menjadi nyonya Dimas namun sakit rasanya bagaimana hidupnya kedepan, hanya Allah yang tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
A3E1
si dimas jahat bener yak
2022-03-29
0
Yuli Yuliand
smg nti kinar ketemu org yg bener2 tulus mncintai kamu melebihi dimas...Biar dimas gigit jari
2022-03-16
0
Yusneli Usman
cobaaan
2021-12-03
0