kerumah Lisa

Laras saat ini sedang berada dirumah Lisa karena Lisa mengajak nya untuk makan malam bersama kebetulan rumah Lisa hanya beda komplek dengannya.

Laras tidak hentinya mencium baby Alia anak dari Lisa yang berusia tiga bulan.Laras memang sangat menyukai anak-anak makanya disekolah dia merupakan guru favorit karena kedekatan nya dengan siswa.

" Gemes nya bunda dengan mu nak" sambil menoel Noel pipi baby Alia yang chubby.Laras memang menyebut dirinya bunda ia ingin Alia memanggilnya bunda.Lisa dan suaminya pun tidak masalah.

" Senangnya jumpa dengan bunda nak" ucap Lisa melihat putri kecilnya terawa bersama Laras.

Lisa memang sengaja mengundang Laras makan malam supaya Laras melupakan semua luka akibat perceraian.Ia tahu Laras Sangat menyukai anak-anak.

" Lis...apa aku bisa hamil ya..." tanya Laras sambil mengendong Alia dan menciumnya,bau bayi memang sangat harum makanya Laras tak henti menciumnya.

" insyaallah bisa Laras,dirimu sehat tapi memang belum rejekimu Allah menitipkan seorang anak, perjalanan mu masih panjang aku doakan dirimu bertemu jodoh secepatnya" doa tulus Lisa kepada sahabatnya.

" Amin...." jawab Laras

" Tapi untuk saat ini aku ingin sendiri dulu Lis,rasa sakit dan trauma itu masih ada,sekarang aku hanya ingin menikmati hari-hari ku" sahut Laras lagi.Lisa hanya tersenyum ia tahu sahabatnya masih trauma dengan pernikahan nya butuh waktu untuk ia membuka hati lagi untuk seorang pria.

Lisa menyusui bayinya yang memang sudah haus,Laras duduk disampingnya memperhatikan.Ada rasa iri melihat Lisa yang sudah mendapatkan anak walaupun laras duluan yang menikah tapi nasib Lisa lebih beruntung darinya.

" Ras....gimana kabar pak Teddy apa masih mendekatimu" tanya Lisa memecahkan lamunan Laras.Laras selalu menceritakan apapun kepada Lisa termasuk pak Teddy makanya Lisa tahu.

Laras menarik nafasnya berat " Sebenarnya aku kasihan melihat pak Teddy Lis,tiap hari ia selalu mencari perhatian ku apalagi saat rumah tangga ku bermasalah,dia masih bujangan lebih baik mendapatkan seorang gadis bukan janda seperti ku,dan aku pun tidak ada perasaan apapun kepadanya" sambil membelai rambut baby Alia yang lebat tertidur dipangkuan mamanya.

" Terserah padamu ras,aku pun tidak bisa memaksa,kalau aku bilang pak Teddy baik dan cocok denganmu tapi Laras sendiri menganggap pak Teddy hanya sebagai teman yang penting jangan memberikan harapan kepadanya,kasihan pak Teddy ras..." .

" Iya lis,aku tidak ingin memberikan harapan untuk pak Teddy tapi sudah berapa kali aku tolak dia tetap gigih mencari perhatian ku,mungkin aku harus lebih tegas lagi,banyak diluar sana gadis-gadis yang lebih baik dariku" jelas Laras lagi.

Lisa pun hanya diam mendengar penjelasan laras.Dalam hati Lisa hanya bergumam siapa yang tidak menyukai sahabatnya Laras anaknya cantik lemah lembut dan sopan bahkan waktu kuliah dulu banyak kakak kelas dan teman satu angkatan yang menyukai Laras tapi Laras hanya menganggap mereka teman dan akhirnya Laras jatuh ke pelukan Ryan mereka bertemu hanya beberapa kali tapi secara gentleman Ryan langsung melamar Laras kepada orang tua angkatnya,walaupun awal mulanya mama Ryan sempat tidak setuju tapi sang anak sudah sangat menyukai Laras,mau tidak mau mamanya Ryan pun merestuinya.

Setelah selesai makan malam Laras pun segera pulang karena takut kemalaman.Saat ini ia sudah sampai dirumahnya dan berganti baju tidur.

Besok ia akan memulai harinya mengajar bimbel Laras khusus mengganti Lisa mengajar bimbel anak-anak yang akan mengikuti olimpiade matematika.

Laras mulai membaca materi yang akan di ajarkan ditempat bimbel besok.Ia ingin hidupnya bermakna untuk orang lain memberikan ilmu yang didapatnya.Laras sudah tidak sabar untuk mengajar bimbel ,secara pelan-pelan ia mulai melupakan semua masalahnya.