Mike dan Devan terlibat pembicaraan yang serius tanpa sadar hari sudah sangat sore,Farah mencari keberadaan suaminya dan menemukan mereka berdua di ruang tengah.
"Sebegitu kangennya kalian sampai jam segini masih asyik mengobrol berdua"ledek Farah.
"Sayang,kau sudah bangun" alih Devan.
"Kemana anak robotmu itu,apa dia kembali ke kantor tadi?".
"Fahri ada meeting sayang".
"Hehhh"Farah menghela nafas,kegiatan anaknya tidak jauh dari meeting dan meeting.
Mike pergi meninggalkan ruang tengah dengan perasaan lega,sampai di dalam kamar dia melihat istrinya sudah rapi dan segar terlihat abis membersihkan dirinya.
"Mau kemana sayang,udah rapi banget?"tanya Mike.
"Aku mau mengajak bi Asih keluar sebentar,sudah lama tidak bertemu dengannya".
"Kalian mau kemana?".
"Hanya shooping tipis-tipis"jawab Rara santai.
Rara keluar dari kamar menuju ke dapur,melirik sebentar ke ruang tengah dimana ada Farah dan Devan yang masih disana.
"Farah,boleh aku mengajak bi Asih keluar sebentar?"tanya Rara.
"Tentu saja,gunakan waktumu,pasti kau sangat merindukan dia" jawab Farah.
Rara tersenyum kemudian kembali berjalan ke arah dapur,terlihat bi Asih sedang mencuci buah.
"Bi,Rara kangen" ucap Rara sambil memeluk bi Asih sari samping.
Bi Asih tersenyum dan membelai rambut Rara.
"Kau ini sudah punya anak gadis tapi masih manja sekali" jawab bi Asih.
"Mang Diman di mana bi?".
"Dia sedang pulang kampung,mungkin besok baru kembali ke Jakarta".
"Sayang sekali tidak bisa bertemu,besok Rara sudah balik ke London".
"Kau terlihat sangat bahagia sayang,Bibi ikut senang,menjodohkanmu dengan tuan Mike membuat bibi tidak bisa tidur tenang awalnya,apalagi mendengar tentang mertuamu yang selalu menyakitimu".
"Itu dulu bi,jangan di ungkit lagi,terkadang kebahagiaan tidak akan datang dengan mulus,harus ada perjuangan untuk meraihnya,dan lihat hasilnya bi,aku bahagia mempunyai suami yang mencintaiku,mertuaku juga sangat baik sekarang,bahkan kami memiliki Queen"jelas Rara.
Bi Asih tersenyum dan kembali mengelus rambut Rara,dia juga menanyakan tetang Tantenya,dan kenyataan kalau Rara sebenarnya dari keluarga yang bisa di bilang tidak miskin juga.
Rara menceritakan tentang Om dan Tantenya,juga Emanuel sepupunya,setelah mengobrol cukup lama,Rara mengajak bi Asih keluar dan memberitahunya kalau dia sudah mendapat ijin dari Farah.
Dan disanalah mereka sekarang berada,di dalam sebuah Mall,Rara membelikan beberapa baju buat bibinya,awalnya bi Asih menolak tapi percuma Rara tidak mendengarkannya.
"Kenapa bibi masih saja bekerja,aku bisa menanggung semua biaya buat bibi dan mamang" ucap Rara saat mereka sudah duduk di salah satu Restoran yang ada di Mall itu.
"Gak perlu sayang,aku dan mamangmu menikmati kehidupan kami di rumah nyonya Farah,dia sangat baik,memperlalukan kami tidak seperti pembantu pada umumnya,mereka menganggap kami seperti bagian dari keluarga" jawab bi Asih.
Rara mengangguk pelan,dia tau bibinya sudah sangat menyatu dengan keluarga Devan,setelah makanan di meja mereka habis,bi Asih mengajak Rara untuk segera pulang karena hari sudah malam,walaupun tadi Farah bilang tidak perlu menyiapkan makan malam,tapi tetap saja dia tidak enak terlalu lama di luar.
Rara dan bi Asih memutuskan untuk segera pulang.
Sampai di rumah Rara melihat suaminya sedang duduk santai berdua dengan Devan di teras depan.
"Serasa dunia milik kalian berdua,sebegitu kangennya kalian dari siang sampai malam berduaan" celoteh Rara yang sudah sampai di teras rumah.
Mike dan Devan menoleh ke sumber suara,mereka terlalu asyik mengobrol sampai tidak tau Rara berdiri tak jauh dari mereka.
"Apa sekarang kau cemburu pada Devan sayang,apa kau pikir aku jeruk minum jeruk?" kekeh Mike.
Rara memutar bola matanya jengah kemudian memutuskan untuk masuk kedalam rumah,meninggalkan dua pria yang satu generasi itu kembali larut dalam pembicaraan serta kekehan kecil.
"Kalian sudah kembali?"tanya Farah yang sedang berjalan menghampiri Rara yang kini sudah mencapai ruang tengah.
Rara hanya tersenyum kemudian masuk kedalam kamar mengganti pakaiannya.
Mobil Ferary keluaran terbaru masuk kehalaman Mansion Devan,dua pria yang masih setia di teras depan sambil menikmati kopi memandang ke arah mobil yang baru saja masuk.
Fahri keluar dari mobil dan berjalan menghampiri papa dan unclenya.
"Malam pah,malam uncle" sapa Fahri.
" Sepertinya kau gila kerja seperti yang mamamu bilang" ucap Mike.
" Bagaimana tidak uncle,papa seenaknya meninggalkan banyak perusahaan dan menyiksa anaknya ini untuk menjalankan semuanya"
"Siapa yang memaksamu son,awalnya hanya dua perusahaan besar papa,dan sekarang lihatlah kau menambahnya menjadi lima kali lipat" jawab Devan.
Mike menggeleng mendengar perdebatan mereka,kemudian Fahri masuk ke dalam rumah,seluruh badannya terasa lengket.
Fahri masuk kedalam kamarnya dan membersihkan tubuhnya di bawah guyuran shower,setelah ritual mandinya selesai dia kembali turun dan menuju dapur,pekerjaan membuatnya lupa mengisi perut,dan sekarang seolah cacing-cacing di perutnya sudah tidak bisa di ajak kompromi.
"Bi apakah masih ada makanan,aku lapar sekali"tanya Fahri pada bi Asih yang sedang mencuci piring di dapur.
Seperti biasa,bi Asih selalu saja yang paling mengerti dirinya,dia sudah menyiapkan makanan untuk Fahri,kebiasaan Fahri membuatnya hafal dan selalu menyisihkan satu porsi makanan buat Fahri.
Bi Asih memanaskan sebentar makanan itu kedalam microwave kemudian menaruhnya di depan Fahri.
" Memang selalu bibi yang mengerti" ucap Fahri yang kemudian langsung menyantap makanan di depannya.
Setelah selesai makan Fahri memutuskan untuk keluar dan bergabung dengan papa dan unclenya yang masih mengobrol tak ada habisnya disana.
"Apa aku boleh bergabung?" tanya Fahri.
" Apa kau menghindari mamamu?"tanya Devan.
"Mama juga sedang asyik mengobrol dengan aunty Rara,tentu saja aku tidak bisa bergabung,karena mereka membicarakan tentang makanan dan juga fashion" jawab Fahri.
Mereka duduk bertiga di teras,Mike menanyakan seputar pekerjaan dan beberapa proyek,membuat Fahri tertarik,kalau seputar tentang pekerjaan itu sangat membuat Fahri antusias,ambisi anak itu memang diluar nalar,membuat Devan menggelengkan kepalanya.
"Apa kau juga akan meracuni anakku dengan berbagai proyek lagi?,apa kau tak lihat dia semakin tua dan tidak memiliki sama sekali kekasih,tiap hari di otaknya hanya pekerjaan" ucap Devan kesal,mendengar percakapan dua pria beda generasi itu.
Fahri mengabaikan celotehan papanya dan kembali mendengarkan unclenya yang menceritakan berbagai proyek besar di London.
"Pah,aku ingin membuka cabang di London" ucap Fahri spontan yang membuat Devan kaget.
"Kau meracuni putraku Mike?".
"Hahhaaaa,aku hanya membuat kita seimbang,kemarin kau begitu mudahnya menasehatiku tentang kuliah Queen yang membuatnya jauh dariku,dan sekarang apa Dev?,mendengar anakmu ingin membuka cabang di London sudah membuatmu ketakutan,kau tau itulah yang kurasakan saat pertama kali Queen mengajukan niatnya pergi ke Bali" ucap Mike.
"Sial kau Mike".
♡♡♡
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Sri Faujia
keren deh ceritanya,
2021-11-29
1
Dewi Zahra
lanjut kak
2021-08-06
0
Musniwati Elikibasmahulette
wah ini pasti seruh fahri dan si manja qu
2021-07-18
0