Sudah hampir 1 bulan aku menjalani pekerjaanku sebagai kasir disalah satu toko roti yang cukup terkenal dikotaku,dan semenjak itu juga aku sudah berhenti menerima les private anak-anak.
Awal- awalnya aku mengalami banyak kesulitan dalam menjalani pekerjaanku ini,tapi lama-lama aku sudah terbiasa,semua ini juga atas bantuan supervisorku mba Tina, yang sangat sabar dalam mengajariku. Senior-seniorku juga sangat baik kepadaku,bahkan ada yang sudah akrab denganku,namanya Sinta.
"Pulang kerja kita makan bakso yuk," ajak Sinta.
"Aku yang traktir deh," katanya lagi.
"Oke deh,tapi habis makan kita langsung pulang ya," sahutku.
"Memang kamu ada acara ya malam minggu,pengen cepat pulang,aduh yang sudah punya pacar,kok aku gak dikenalkan," kata Sinta.
"Pacar dari Hongkong,aku masih jomblo mana ada yang mau sama aku," sahutku.
"Aku mau pulang cepat,mau bantu ibuku,ada pesanan kue buat acara ulang tahun besok,kasian ibuku gak ada yang bantu,kamu tahu sendiri,Sari gak bisa diharapkan pasti malam minggu dia jalan," kataku lagi.
"Sudah jangan ngobrol lagi,tuh customer mulai berdatangan," ucapku.
Kami mulai melayani customer yang masuk satu persatu. Setelah pembeli terakhir keluar,aku lihat ada seorang cowok muda masuk,dan melihat-lihat roti yang ada di etalase. Cowok itu terlihat tampan,bodynya atletis,dan berkulit putih. Sinta mendekatiku dan berbisik.
"Pela...tampan ya cowok itu,dari penampilannya pasti pengusaha kaya," ucap Sinta sok tahu.
"Kamu naksir,sana kenalan,siapa tahu malam minggu kamu diajak jalan," kataku.
"Aku kan sudah punya Dani,gimana sih,aku mau carikan pacar buat kamu Pelangi,biar gak jomblo lagi,bisa antar jemput kerja," sahut Sinta.
"Saat ini aku belum butuh pacar," jawabku ketus.
"Permisi mba....mau bayar."
Tiba-tiba aku dengar suara cowok itu berdiri didepanku sambil membawa nampan berisi roti belanjaannya. Aku kaget setengah mati,karena aku asyik mengobrol dengan Sinta jadi aku tidak tahu kalau cowok yang aku gosipin itu tiba-tiba sudah berdiri didepan kasir.
"Oh,iya maaf," kataku.
"Silakan mas," Sinta yang melihat aku gelagapan hanya bisa senyum-senyum.
"Kenapa mba,lagi sakit ya kok mukanya pucat," kata cowok itu lagi.
"Gak kok mas,saya baik-baik aja," kataku.
"Ini mas,semuanya jadi Rp 270.000,ada tambahan lagi mas," kataku lagi.
"Oke...gak ada lagi sudah cukup mba, ini uangnya,kembaliannya buat mba aja,itu hadiah buat mba karena senyuman mba manis deh," kata cowok itu lalu bergegas pergi.
Aku cuma bisa terdiam,tidak bisa berkata apa-apa. Kulihat cowok itu keluar dari toko melajukan mobilnya dan menghilang dari pandanganku. Ya Allah mimpikah aku,baru kali ini ada cowok yang bilang,senyumanku manis.
"Hei,Sinta memukul pundakku,melamun ya,pasti kamu lagi mikirin cowok tadi kan,ngaku aja,liat tu mukamu sudah merah begitu," ejek Sinta.
"Husss,dijaga itu mulutmu,Sin siapa juga yang mikirin cowok itu,lagian juga aku gak kenal siapa dia,mungkin juga dia pacar orang atau suami orang jadi buat apa dipikirin dari tampangnya juga kayanya dia playboy,sudah ahh ayo kita lanjut kerja," kataku.
Aku lalu melanjutkan pekerjaanku lagi,tapi dalam hatiku apa yang dikatakan Sinta itu benar,aku memang masih saja memikirkan cowok tampan tadi. Andai saja dia tadi memperkenalkan dirinya pasti sekarang ini aku sudah tahu siapa namanya dan tidak penasaran lagi. Ahh,buat apa aku memikirkan cowok tadi batinku lagi dalam hati belum tentu dia mikirin aku juga,mungkin juga dia sudah punya pacar atau istri. Setelah pulang kerja aku dan Sinta makan bakso langganan kami yang terletak didekat tempat kerja kami. Sepanjang makan tadi Sinta terus saja menggodaku,sehingga aku putuskan untuk cepat pulang meskipun bakso yang ku makan belum habis. Daripada mukaku nanti jadi kepiting rebus diejek terus sama Sinta,lebih baik aku pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Aradu Anugrah
bagus
2021-06-07
2