Hari masih pagi, bahkan di luar sana masih nampak gelap. Hanya samar-samar cahaya mentari pagi yang mulai mengintip di balik selimut dinginnya embun.
"bep...beb..." refleks jemari lentik Ayumi bergerilya mencari sumber suara motif dan getaran yang mengganggu tidurnya. Benda keras, cukup panjang dan pas digenggam.
Ayumi pun tersenyum setelah berhasil mendapatkannya, menggenggamnya erat tapi seketika memelototi benda yang tak bersalah itu. "berani sekali menggangguku pagi-pagi buta gini..!!!"
Ayumi melemparnya sembarang arah dikasurnya, menarik selimut dan memejamkan mata lagi.
"bep....bep...." lagi, dan kali ini Ayumi terbangun gregetan. segera dipencetnya 2 tombol penguncinya mencari tau siapa si pengirim pesan.
Seketika mata Ayumi membulat sempurna, berulang kali mengerjap dan seketika kantuk pun lenyap.
"kak Ian..??" ucapnya setengah berbisik terheran. Ternyata tak hanya menjelang tidur, bangun tidur pun Ian mulai mengisi daftar hadir di HPnya😎
"hai cantik, ayo bangun..Kak Ian ada mau ke kost teman dekat Ayumi sana. Boleh mampir ya?"
"hai kak.. sudah bangun kok. ehmmmm...." Ayumi berpikir dan masih ragu untuk mengiyakan. Gimana kalau seperti berita yang sering muncul di TV?
"isihhhh....Ayumi jangan parno sendiri🙈 lagian ketemuannya di kost yang padat penduduk gini, it's okay..."
Setelah berbalas chat beberapa kali akhirnya Ayumi mengijinkan Ian mampir.
"kalau sudah dekat kak Ian telfon.."
"OK kak, kabari saja kalau sudah dekat nanti Ayumi tunggu di depan.."
dah...dig...dug..., Ayumi melempar lagi Hp yang tak berdosa itu ke atas kasur tentunya. Mehong cuuuyyy kalau sampai hancur nggak kebeli lagi.
Ayumi berdiri termangu menatap cermin, separuh hatinya merasa senang akan hadirnya seseorang dalam hidupnya, tapi separuh hati yang lain merasa bimbang teringat pesan Hafi untuk menunggunya.
Setelah menimbang beban mana yang lebih menguntungkan, kali ini akhirnya setan yang menang. "sekali-kali iseng tak apalah...hahahaha".
Rutinitas membersihkan diri sudah selesai, Ayumi memutuskan beres-beres kamar yang sudah sekian lama tak diheraninya, dan hasilnya ...huufffffttt....mandi peluh dan bau badan dah nggak karuan lagi.
Secepat kilat Ayumi beranjak mandi, Ian baru saja menelponnya 15 menit lagi sampai. untungnya gadis satu ini adalah golongan bebek, mandinya cukup 5 menit saja, tuntas dan beres...🤭
"kamu kenapa Ay??? seperti dikejar-kejar setan gitu? pelan-pelan awas kepleset...!" tegur Ayu penghuni kamar seberang melihatnya terbirit-birit keluar masuk kamar mandi.
Ayumi pun hanya nyengir kuda.
"heheheh....ada temen mau datang mba, tolong bukain pintu gerbangnya ya nanti. Ayumi ganti baju dl..." setelah yakin melihat Ayu mengangguk setuju, secepat kilat Ayumi masuk dan menutup pintu kamarnya.
Alih-alih tertutup, pintu itu justru menjepit kepalanya yang kalah lambat belum sempurna masuk ke dalam kamar, alhasil membuat Ayu terpingkal-pingkal menertawakannya.
"aduuuhhhhh...." Ayumi mengelus pelan keningnya yang memerah sambil memanyunkan bibirnya.
"untung nggak benjol, mau diumpetin kemana coba kalau sampai benjol"
Puas tertawa Ayu mendorong Ayumi masuk ke dalam kamarnya.
"cepat sana jangan ngomel aja....!!!"
Secepat mungkin Ayumi berbenah diri, mengenakan rok batik model lilit sepanjang lutut, sederhana tapi membungkus sempurna tubuhnya yang ramping dan mungil.
Dipadukan dengan kaos berwarna merah hati model V neck terkesan menonjolkan leher jenjangnya, pas di badan dan nyaman.
Rambut hitam panjang sepunggung yang lurus rasanya lebih cepat kalau dikuncir kuda saja. memoles sedikit bedak dan....
"tok...tok...Ay, sudah belum?"
Suara Ayu menyadarkannya untuk cepat-cepat mengakhiri kegiatannya di depan cermin. Diliriknya sekilas penampilannya memastikan tidak ada yang aneh, kali ini Ayumi membuka pintu perlahan-lahan,
"kok slow down seperti maling ayam takut ketauan gitu?" tanya Ayu terheran dengan polah tingkah Ayumi.
lagi-lagi Ayumi nyengir, menampakan deretan giginya yang putih rapi.
"takut kebentur lagi mba...."
"datang ya temen ku? seperti apa orangnya?"
tanya Ayumi penasaran. Sepertinya kejadian tadi ada untungnya juga, jadi bisa minta tolong Ayu dulu jadi pengamat politik.... eh pengamat orang maksudnya..
"ahaaiiiii....kencan buta sekalinya??? " ledek Ayu sambil menoel hidung mancung Ayumi.
"issshhhhh...mba Ayu ini, serius nah??plizzzz..." matanya mengerjap sok imut sambil nyengir.
"hmmmmm, good enough I think...dah sana cepetan pangeran kuda putih mu kelamaan nunggu lhoo" jawab Ayu sambil mendorong Ayumi memasuki ruang tamu.
Pelan-pelan Ayumi melangkah. Jujur saja rasanya campur aduk, grogi setengah mati, harap maklum terlalu lama berdiam di zona aman.
Ada 2 orang laki-laki duduk di kursi panjang teras depan menghadap jendela. Dilihat sepintas tampangnya aman, alias jauh dari tampang-tampang kriminal yang suka jadi artis jeruji besi yang sering menghiasi layar TV.
Menyadari kehadiran Ayumi, satu diantara mereka yang berjaket jeans segera berdiri.
"hai...Ayumi ya?" dia menyapa sambil tersenyum dan menjulurkan tangan kanannya.
"sweet..." hati kecilnya berbisik
Ian, Rahardian Hadinata tepatnya. 23th. Postur tubuhnya sedang saja, kulit putih, bermata agak sipit dengan hidung mancung dan rambut ikal pendek. Senyumnya?? ulalala....sanggup meluluhkan es di kutub Utara.
"yupzzz, Ayumi..., kak Ian ya?" Ayumi membalas jabatan tangannya sambil tersenyum kikuk.
"cute..." penilaian pertama dari kaca mata tanpa lensanya Ayumi.
Cukup lama mereka diam tertegun dengan posisi masih berjabat tangan. Ian menatapnya tertarik, membuat Ayumi jadi salah tingkah sendiri.
"oiya, ini Hendra... teman kak Ian, kostnya diseberang jalan Gejayan situ aja Ay. kenalin nih.." Ian menepuk pundak laki-laki yang duduk tak bergeming di sebelahnya.
"oh deket aja, hai kak...Ayumi"
Ayumi sedikit mendekat supaya jabatan tangannya terjangkau.
Laki-laki itu menatapnyaaa, ehmmm...gimana mendeskripsikannya ya??
Dengan sigap uluran tangan itu bersambut,
"Hendra..."
just it, no more, padahal Ayumi rasanya sudah hampir pingsan mendapati sorot matanya yang begitu tajam.
Tak ada senyuman, hanya tatapan mengunci seolah memindai sesuatu dari wajah Ayumi.
Genggaman tangannya begitu erat.
"oh no!! laki-laki ternyata kelakuannya bikin grogi. yang satu bikin leleh. nah yang satu ini so cool, rasanya aku membeku pemirsah..."
Hendra, Adji Mahendra. Laki-laki satu ini berkulit kecoklatan. Rambutnya lurus pendek dengan jenis potongan yang pas menempel sempurna menghiasi penampilannya yang bertampang serius bingitzzz.
Tubuhnya tinggi tegap atletis, mungkin sekitar 180cm membuat Ayumi berasa mini banget ketika berdiri di dekatnya.
Sorot matanya yang tajam dan sedikit sekali berbicara.
Ayumi menarik pelan tangannya yang cukup lama berada dalam genggaman tangan Hendra.
Ian pun meresponnya dengan membantu menyikut sisi perut temannya itu.
" jangan keganjenan elu Ndra ...!" celetuknya sambil tertawa memecahkan kecanggungan yang sempat muncul diantara mereka.
Waktu berlalu tak terasa sudah 1 jam lebih mereka ngobrol ringan masih seputar bab perkenalan. Hendra cenderung banyak diam, tapi syukurlah Ian tergolong makhluk ceriwis, mungkin faktor dia adalah salah satu announcer di salah satu radio swasta favorit anak muda di kota Jogja.
"Ok deh nanti lain waktu kak Ian singgah lagi ya, sudah sore Ay..." Ian pun pamit
Setelah mengantar tamunya dan memastikan mereka sudah tak terlihat lagi menghilang di pengkolan ujung jalan, Ayumi bergegas masuk ke kamarnya.
Menepuk pipi dan jidatnya sendiri,
alangkah memalukan, melihat mukanya yang memerah seperti kepiting rebus yang baru diangkat dari panci.
Ayumi memang tak pernah berkencan dengan laki-laki manapun sejak pertemuan terakhirnya dengan Hafi 5th yang lalu.
Janji itu masih teguh dipegangnya. Masih menunggu, walau terkadang merasa jengah karena tak ada sedikitpun titik terang keberadaan Hafi sampai detik ini.
Ayumi mengedarkan pandangannya. Terduduk di bangku kayu sederhana tempat dia biasa mengerjakan tugas kuliahnya.
Mencari Hafi di antara deretan foto yang berjejer rapi di buku Kenangan SMP. Hanya itu yang dia punya.
"Hafi....di mana kamu...."
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
MonSop
hadir lg thor..
2021-10-01
0
Mommy Gyo
mampir juga di karyaku cantik tapi berbahaya
2021-08-21
1
Mommy Gyo
3 like hadir thor
2021-08-21
0