👤 Ini Celine, yah?
Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Kezia hari ini. Mungkin salah kirim. Salah sambung begitu. Tapi, rasa-rasanya sudah lama sekali tak mendengar nama tersebut. Celine, maksudnya.
Seperti yang kita tahu dari episode-episode sebelumnya, nama lengkap Kezia itu adalah Kezia Celine Kaunang. Kezia merupakan perempuan Menado yang memiliki darah bule di dalam denyut nadinya. Tak hanya dari Grandpa dan Grandma-nya yang tinggal di San Fransisco, namun--jika ditarik ke atas, Kezia memiliki nenek moyang orang Belanda. Bahkan, tak bisa dilupakan, Kezia ingat--saat masih kanak-kanak--ada kerabat jauh Daddy yang bernama Henk Winter. Sangat Belanda.
"Henk Winter itu salah satu opa kamu, Kezia. Ada salah satu ipar kita yang masih kental darah Belanda-nya." begitulah sepenggalan kata-kata Daddy yang mendadak muncul di benak Kezia.
Dan, seingat Kezia, Opa Henk ini sering memanggil Kezia dengan nama Celine. Sembari memberikan uang saku yang selalu lebih banyak dari Daddy dan Mommy, Opa Henk menyapa Kezia, "Celine, hoe gaat--gimana kabar, sini Opa gendong, mis je," Ah, Kezia jadi merindukan opa nyentrik yang satu itu. Walau tak fasih, Kezia mengerti sedikit bahasa Belanda. Itu karena Opa Henk yang meninggal saat Kezia naik ke kelas 4 SD.
👤 Ini nomor Celine, bukan?
Balas tidak, yah? Kezia meragu. Mungkin saja ini hanya pesan salah kirim. Buang-buang pulsa saja, jika Kezia balas. Tapi, lebih baik dibalas, karena lebih sopan begitu.
👧 Salah sambung. Gak ada yang namanya Celine.
👤 So kita tre nyanda salah. Kezia Celine kah ini?
Kezia agak merinding--yang juga mengernyitkan dahi. Ini siapa sih, Kezia terbengong-bengong. Salah satu kerabat Kezia-kah?
👧 Io jo, itu kita pe nama. Ngana syapa?
👤 Ah, akhirnya kita dapa ngana pe nomor. Susah juga mencari keberadaan ngana. Kita Martin. Ingatkah?
Kezia berusaha memutar otak. Martin yang mana, yah? Sudah lama sekali Kezia tak menghadiri acara keluarga besar. Memang ada beberapa sepupu Kezia yang menggunakan nama Martin, seingat Kezia.
👧 Kita pe sepupu nama Martin banyak.
👤 Martin yang dulu suka bikin jabrik rambut. Ingat?
👧 Martin Winter?
Martin Winter merupakan cucu dari Opa Henk. Dulu, seingat Kezia, Martin pernah main ke rumah Kezia saat Natal. Martin merupakan anak laki-laki yang lumayan nakal. Anak laki-laki itu hobi membuat Kezia menangis, lalu membuat Kezia ceria lagi. Rambut jabrik Martin sering membuat Kezia meledekinya Cowok Landak. Lalu, Martin membalasnya dengan ledekan Tarsis (sebab, dulu mata Kezia itu bulat seperti tarsius, kera bermata belo dari Sulawesi Utara tersebut).
👤 Syukur ngana masih ingat kita. Gimana kabar ngana? Masih belo seperti tarsius? Haha.
👧 Haha.. apaan sih? Datang2 udah menghina ngana.
👤 Maaf kita pe kata. Btw kita turut berduka atas kepergian Om Chris (Chris merupakan nama ayah Kezia).
💜💜💜💜💜
Untung diselamatkan oleh Bubi, kalau tidak, aduh sakit sekali pasti bokong Matias. Pak Hendra segera membantu Matias untuk berdiri.
"Hati-hati kamu. Ceroboh betul, tiba-tiba jatuh begitu." nasihat Pak Hendra. "Untung ada Bubi. Kasihan juga si Bubi, jadi ketindihan kamu."
"Makasih, Koh." ujar Matias. Walau Matias rada sebal dengan Pak Hendra. Sudah jatuh, eh malah anjingnya yang lebih diperhatikan. Tapi, sebetulnya Matias tak terlalu merisaukan kata-kata dosen pembimbingnya tersebut. Yang jadi bahan utama dalam pikiran Matias itu Kezia. Sebab, Matias sangat takut kehilangan Kezia.
Ini yang disebut Tarsius. Hehe. 😆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments