Apa sih kelebihan Rainbow Caffee? Selain Matias yang suka mengajak Kezia ketemuam di kafe ini, teman-teman Kezia pun sama. Mari kita lihat dengan seksama seluruh isi kafe tersebut.
Kafe ini memiliki banyak pigura yang berisi kata-kata mutiara menarik. Ada yang dari orang-orang terkenal, ada pula yang dari para pengelola kafenya. Matias suka membacanya. Menurut pengakuan Matias, pigura-pigura itu sudah memberikan banyak inspirasi untuk dirinya dalam hal berkarya. Ambil contoh: dia sangat menyukai kata-kata ini, "Kamu tidak perlu melihat semuanya. Cukup mulai melangkah dan jalani."
Selain mengenai pigura-pigura 'emas' tersebut, kuliner-kuliner yang dijual di Rainbow Caffee itu sangatlah menarik hati. Bikin kangen dan ingin datang lagi. Beby sampai geleng-geleng kepala dibuatnya. Heran dia, terpikirkan yah buat menu Nasi Goreng Jengkol Terasi? Kata salah satu pelayan, yang pesan menu itu ada. Beby sepertinya mulai paham, kita tak bisa menghakimi seseorang yang memiliki rasa kuliner yang tak biasanya. Masih untung menu seperti itu, belum yang lebih horor, dan untungnya apa yang ada di Rainbow Caffee itu masih dalam batas kewajaran yang bisa ditolerir.
Beby--perempuan berambut keriting dengan bibir yang sok dimonyongkan ini--mulai gerah dengan kelakuan Kezia.
"Kezia Celine Kaunang!" pekik Beby yang membuat beberapa pengunjung kafe tersebut melirik ke arah dia dan beberapa teman lainnya.
Kezia terbangun dari lamunannya. Untung dibangunkan oleh Beby. Kalau tidak, Kezia bisa tersedak karena terus meminum jus alpukat.
"Key, lu serius gak sih, mau kerja bareng gue?" gerutu Beby.
"Biasa, Beb, lagi mikirin nasib hubungannya sama Romeo-nya," Ivy berdeham-deham, nyengir.
Karena kebetulan duduk di samping Ivy, Kezia menyenggol Ivy. "Apaan sih lo?"
"Auw! Becanda kali, Key!" raung Ivy yang berkulit putih seputih ubin.
"Key, gak usah bawa urusan pribadi ke urusan kerjaan deh. Apa mau gue kick aja dari project kafe gue ini? Gue sih gampang-gampang aja nyari orang buat posisi Legal-nya." Beby mulai berang.
"Sori Beb, gue janji gak akan ngulangin lagi." Kezia menundukan kepala berkali-kali pertanda dirinya benar-benar menyesal.
"Jangan ulangi lagi-lah,--" ujar Beby yang masih bertampang jutek. "--tapi nanti kalo lu mau curhat, gue stand by dengerin. Ntar malem, lewat WA yah."
Beby langsung di-huu-kan oleh teman-temannya yang lainnya. Satu-dua teman malah menyambit Beby dengan sedotan bekas minumnya.
💜💜💜💜💜
Baru saja Matias mau beristirahat sambil kembali melanjutkan project komiknya. Kalau urusan TA ini kelar, Matias berniat melanjutkan hidup sebagai seorang komikus. Komik buatannya yang berjudul "Zack Time" sudah tiga bulan ini menghiasi dunia Webtoon, dan sudah memasuki episode kelima. Lumayan banyak pengunjung yang menyukai "Zack Time".
"Matias," ujar dosen pembimbingnya, Pak Hendra. "Bisa kamu dateng ke rumah saya besok minggu?"
"Lagi, Koh?" tanya Matias yang langsung cemberut.
Pak Hendra ini dosen yang lumayam nyentrik di fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Tarumanegara. Dia tak suka dipanggil 'Pak', namun lebih suka dipanggil 'Koh'. Punya hobi bawa milkshake ke dalam kelas dan hobi memberikan snack gratis setiap mahasiswa/i yang berhasil menjawab pertanyaan atau kuis dari dia. Selain itu, dia juga hobi menggunakan jel rambut dan parfum Cologne.
"Kamu mau lulus gak?" Nada bicara Pak Hendra mulai mengancam.
"Yah... mau, Koh..." Matias pasrah.
"Ya udah, besok ke rumah saya, teng jam sembilan."
Panggilan selesai. Matias menggerutu. Dasar Koh Hendra, kenapa harus hari minggu sih, gerutu Matias dalam hati.
Matias buka lagi folder foto itu. Ajaibnya foto Kezia langsung memberikan banyak suntikan semangat ke diri Matias yang lagi mumet. Tiba-tiba saja terpikirkan di dalam kepala Matias untuk menciptakan tokoh perempuan yang terinspirasi dari Kezia di dalam "Zack Time".
"Gimana kalo si Zack, gue bikinin pasangan? Bukannya banyak superhero yang punya pasangan yah? Toh, ada reader yang udah minta juga."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments