Di rumah Pak Hendra,
Matias sudah berada di depan gerbang Pak Hendra yang bercat oranye. Rumah minimalis yang Matias sangat suka berada di dalamnya. Di pekarangannya, banyak tumbuhannya. Ada dua-tiga pohon yang bertengger di sana. Juga, ada kolam ikan yang banyak ikan koi-nya (Pak Hendra ini pemuja setia ikan koi). Tapi, yang paling Matias sukai adalah golden retriever kepunyaan Pak Hendra. Namanya Bubi.
Bubi langsung coba menghampiri Matias, walau tak akan bisa. Maklum Bubi diikat. Bubi memang tidak galak, namun cukup hiperaktif. Dia langsung mendekati orang yang baru dilihatnya kali pertama. Demi menjaga perasaan mereka yang takut anjing, Pak Hendra terpaksa mengikat Bubi.
"Bubi!" teriak Matias yang melambaikan tangan ke arah Bubi. Sesekali Matias bertepuk tangan.
"Guk... guk... guk... guk..." Bubi langsung terbangun dari tidur nyenyaknya. Golden retriever itu sontak menggonggong yang lumayan keras. Tukang ketoprak di seberang rumah Pak Hendra jadi memperhatikan
"Bubi, gimana kabarnya?" Matias melambaikan tangan ke arah Bubi yang sedikit meloncat saking girangnya.
Pintu depan terbuka. Pak Hendra keluar rumah. Sebuah senyuman diterbitkan oleh Pak Hendra. Pak Hendra menghampiri Bubi dulu untuk melepaskannya dari ikatannya. Bubi langsung beringsut ke arah Matias. Matias bersiap memberikan pelukan terbaiknya seolah-olah Bubi itu Kezia.
"Tumben kamu datang cepet. Masih jam delapan lewat sepuluh menit ini." ujar Pak Hendra sambil membuka gerbang.
"Lagi kepengen aja, Koh." balas Matias nyengir.
"Kangen sama anjing Kokoh kamu ini?" Pak Hendra tertawa. Sebab, Pak Hendra melihat betapa cintanya Matias dengan Bubi. Mungkin cinta Matias ke Bubi itu sama dengan cinta Matias ke Kezia.
"Kokoh bisa aja..." kata Matias terkekeh-kekeh. "Mau sekarang aja, Koh, bimbingannya?"
"Kamu udah nyarep di rumah? Istri Kokoh baru beli mi pangsit tadi pagi. Tadi Kokoh uda ingetin kamu mau dateng, makanya beliin juga buat kamu."
"Wah, boleh tuh, Koh. Kebetulan aku emang doyan makan mi pangsit."
Itu bukan kebetulan namanya, Matias. Tokoh utama dalam serial ini memang hobi makan mi pangsit. Bakmi GM merupakan salah satu tempat kuliner favoritnya. Yang tadi itu semacam lip service saja. Basa basi.
Kemudian, Matias berjalan mengikuti Pak Hendra masuk ke dalam rumah. Bubi mengikuti pula. Pak Hendra dan Matias jadi tertawa sendiri melihat tingkah laku Bubi.
Matias duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Di meja, sudah ada beberapa kue basah. Wah, ada kue putu. Matias sangat suka makan kue putu. Langsung saja Matias mencomot satu kue putu yang tersaji di atas piring. Satu kue nagari disodorkan ke Bubi, yang langsung dilahap binatang peliharaan Pak Hendra tersebut.
Pak Hendra tertawa saja melihat kelakuan mahasiswa bimbingan dan hewan peliharaannya tersebut. Sehabis itu, dosen berkacamata itu melihat ponselnya. Sedetik kemudian, dia langsung menunjukan layar ponselnya.
"Ini, kamu yang buat?" tanya Pak Hendra yang kelihatannya tak percaya dengan temuannya. "Komik ini kamu yang buat? Mat Cungkring ini maksudnya kamu, Yas?"
"I-iya."
"Kok kamu gak bilang-bilang Kokoh, kamu ngomik? Ini Kokoh tahunya juga dari anak-anak lainnya. Si Hendy bilang, Mat Cungkring itu nama pena kamu."
Pak Hendra menyodorkan tangan untuk berjabat tangan. Matias tak menampik.
"Bilang kek, tahu gini kan Kokoh bisa lulusin kamu. Setidaknya mempermudah TA kamu, Yas." ujar Pak Hendra sedikit tertawa. "Sini, keluarin laporannya, biar Kokoh ACC,"
Mimpi apa Matias semalam? Matias sangat sumringah. Ia dengan mata berbinar-binar langsung mengeluarkan laporan dari dalam ranselnya.
Matias berharap keberuntungan hari ini bisa tertular juga ke hal lainnya. Salah satunya itu terkait hubungannya dengan Kezia. Semoga saja kelak Thalia tak semarah itu kepada dirinya. Dia kan sudah menyesal dan minta maaf berkali-kali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments