Di kamar Kezia,
Baru saja melek, Kezia sudah dibuat nyengir. Apa sih Matias ini, gerutu Kezia. Jam lima pagi laki-laki itu sudah membangunkan Kezia dengan cara yang bisa dibilang menyebalkan. Ayam jantan pun (yang berada di lingkungan Kezia tinggal) masih memejamkan mata. Matahari belum menyinari permukaan.
👧 Kamu gak tidur?
👦 Baru bangun, trus kepikiran kamu.
👧 Gombal
Hening.
👧 Yas, nyante aja. Kamu fokus aja ke kuliah kamu. Kamu lagi sibuk TA kan?
👦 Aku udah nyante, kok. Kelewat santuy malah. Wkwk...
👧 Apaan sih, haha. Maksudku, jangan kuatirin aku. Percaya sama aku. Hati ini cuma buat kamu.
👦 Wkwkwk... emang kelihatan yah?
👧 Dari message chat yang kamu kirim ke aku. Lebay kamu.
👦 Ya udah, kamu semangat ya.
💜💜💜💜💜
Di dapur,
Kezia kaget. Sebab, sudah ada Lucy di dapur tengah bersiap membuatkan sarapan pagi. Kalau dilihat dari apa yang berserakan di meja dapur, sarapan pagi kali ini ialah bihun goreng. Kezia sangat menyukai makan bihun goreng buatan kakak sulungnya tersebut. Rasanya tak kalah sedap dari buatan Mommy.
"Kak Lucy, sejak kapan ke sini?" tanya Kezia.
"Semalam, Zia. Kakak datang, eh kamu udah tidur." jawab Lucy tersenyum, memotong-motong beberapa rempah-rempah.
"Tumben kemari, ada apa sih?" Kezia beringsut lebih dekat. Bukannya tidak suka, hanya saja, jujur, Kezia lebih menyukai keheningan. Sekonyong-konyong Kezia teringat masa-masa tersebut--akhir tahun 2013. Walau ditinggal pergi sendirian, Kezia sangat menikmati.
Lucy berhenti memotong. "Kamu gak suka Kakak di sini? Ini kan rumah Kakak juga, Zia?"
"Mmm--"
"--oh iya, Zia, Kakak mau nanya sama kamu. Kamu mau gak usah ketemu Matias lagi?"
Dahi Kezia berkerut. "Loh, kenapa sih?"
Lucy tertawa terbahak-bahak. Kakaknya itu langsung mendekati dan memeluk Kezia. "Kamu sayang banget sama Matias?"
Kezia tak menjawab, selain hanya tersipu malu dan tertunduk malu.
"Emang apa istimewanya dia buat kamu?"
Kedua pipi Kezia masih memerah. "Itu sama kayak Kakak mandang Bang Jason. Sekarang, aku tanya balik, kenapa Kakak nikahin Bang Jason?"
"Kamu ini yah, paling bisaaa...." Lucy mengacak-acak rambut Kezia. "Tenang aja, Zia, Kakak gak kayak Kak Thalia. Nanti Kakak usahakan yang terbaik buat kamu--dan juga Matias."
"Oh iya, aku boleh bantu masak, nggak?"
"Ayo,... udah lama juga kita gak masak bareng yah..."
Kezia ini lumayan jago memasak. Begitu tahu Lucy akan memasak bihun goreng, dia tahu harus berbuat apa. Dia langsung sigap mengeluarkan daging sapi dari dalam kulkas.
"Cium dulu, Zia, bau ato gak?"
"Belum kok, masih segar." Kezia mengendus daging sapi tersebut. "Oh iya, Kakak ke sini ada alasan apa? Tumbenan juga. Trus, bawa si kembar juga?"
"Ya, bawalah, Zia. Suami kakak juga lagi sibuk. Jadi, kasihan kan kalo Kakak tinggal. Gak mau ngerepotin dia juga."
Kezia angguk-angguk sambil memotong daging.
"Hati-hati, Zia, motongnya,"
"Ya ampun, Kak, aku udah bukan Kezia yang waktu itu, yang pas belajar masak, nangis bombay."
"Kezia yang sekarang udah punya pacar kan? Yang lebih cinta cowoknya ketimbang keluarganya--ampe ngelawan yah."
Kezia tanpa sengaja mengeraskan hentakan pisau ke talenannya. Lucy kaget. Disangka Lucy, Kezia ngambek.
"Sori, Zia, Kakak cuma bercanda. Semalam itulah yang diomongin Kak Thalia ke Kakak." ujar Lucy sambil merangkul Thalia.
"Bilangin aja, Kak, ke Kak Thalia, aku minta maaf. Lagian, dia juga yang salah."
Selanjutnya, Lucy pun mendengarkan cerita dari sudut pandang Kezia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments