Pulang-pulang Kezia langsung membanting pintu. Thalia langsung menghampirinya. Mata kakak keduanya itu melotot, yang seperti hendak menerkam Kezia saja.
"Zia, apaan kamu? Main banting pintu gitu! Di keluarga ini, gak pernah diajarin attitude kayak gitu!" hardik Thalia.
"Maksud Kakak apa?" serang balik Kezia.
"Jadi bener dugaan Kakak? Kamu bareng Matias barusan?"
"Terus urusan Kakak apaan? Mau aku sama siapa kek, bukan urusan Kakak!"
Thalia berdecak penuh emosi. "Matias melulu yang kamu pikirin. Sedikit-sedikit Matias. Kamu punya keluarga, Zia. Dia beneren udah kasih pengaruh buruk ke kamu yah?"
"Apa? Kamu mau nampar Kakak kamu ini? Daddy sama Mommy di atas sana pasti sedih lihat kelakuan kamu yang gak bisa diatur. Kakak kecewa sama kamu, Zia!"
"Bukan gitu, Kak. Aku gak ada maksud jadi ngelawan Kakak. Cuman, yah itu, caranya Kakak itu. Kan, belum tentu juga aku ketemu Matias. Apa setiap aku ketemu sama seseorang, Kakak harus ngira itu Matias? Gak gitu juga kali. Temen aku bukan cuma Matias, Kak."
PLAK!
Eh, malah Thalia yang menampar Kezia. Karena seorang laki-laki bernama Matias, ini kali pertama Kezia ditampar kakak kandungnya sendiri. Air mata Kezia mulai membasahi kedua pipi.
Thalia langsung beringsung ke arah Kezia. Thalia coba merangkul adik satu-satunya tersebut.
"Zia," Sepertinya Thalia sudah mereda sedikit emosinya. Timbul rasa iba dan penyesalan di dalam diri Thalia. "Kakak minta maaf yah. Yang tadi itu, Kakak khilaf. Maafin Kakak yah."
Kezia tertunduk. Dia memilih tak menjawab. Dia melewati begitu saja Thalia yang dulu dia dan kakaknya itu suka ribut tak jelas mengenai fashion. Kezia bilang jelek, Thalia bilang jelek. Thalia bilang jelek, Kezia yang bilang bagus. Dan, sekesal apapun dengan Thalia, belum pernah membuat Kezia seperti ini. Dengan sengaja Kezia mengeraskan langkah kakinya agar terdengar sampai ke telinga Thalia.
"Dasar!" Thalia mendengus.
Suami Thalia, Andre menghampiri. "Kamu juga, Ta, yang udah kelewatan menurutku."
"Tapi, ini demi kebaikan Kezia, Dre."
"Emang seburuk itu yang namanya Matias. Yang kulihat, Matias itu cowok yang baik. Malah aku lihat Kezia cocok sama Matias."
"Cocok apanya sih, Dre?" Thalia terkekeh-kekeh. "Menurut aku, gak. Mereka kayak bumi dan langit. Apalagi usia Kezia lebih tua empat tahun dari Matias. Harusnya cewek yang lebih muda dari cowoknya."
"Jadi, ini semua soal usia? Perbedaan usia yang kamu permasalahkan? Kamu lupa, Mami aku lebih tua dari Papi aku?"
Thalia diam serius bahasa. Kepalanya setengah tertunduk. Mungkin Thalia merasa malu. Thalia malu mengakui kalau alasan Thalia melarang Kezia bersama Matias itu semata-mata karena sentimen pribadi yang sangat subyektif dan terpengaruh kata-kata orang ini, orang itu.
"Ya udahlah, aku mau mandi dulu. Gerah aku, apalagi lihat kelakuan kamu, Ta." Andre geleng-geleng kepala. Koran yang dari tadi dipeganginya itu main ia lemparkan begitu saja ke atas meja kaca.
💜💜💜💜💜
Di dalam kamar Matias,
Matias langsung mendaratkan bokongnya ke atas tempat tidurnya yang sangat empuk, yang berseprai dengan gambar koala (yang dibelinya saat ke Australia bareng Kezia tempo lalu).
Di atas itu sudah ada kucing peliharaannya. Namanya Orenji, kucing oranye yang sangat penurut. Jarang sekali Orenji mengeong tak jelas, apalagi menunjukan taringnya.
Matias langsung menggendong Orenji. Dia mengelus-elus kepala Orenji.
"Papa tadi abis ketemu sama Mama kamu, Ji. Eh, lagi asyik-asyiknya sama Mama kamu, kakaknya nelepon dan nyuruh Mama kamu pulang. Kapan yah kakaknya itu jadi melunak sama Papa?"
Oh iya, Orenji ini sudah lama ada di kamar Matias. Kurang lebih itu sejak Matias masih SMA. Kezia-lah yang menyuruh Matias untuk memelihara kucing. Saat itu, Kezia mengajak Matias masuk ke sebuah pet shop, dan memilihkan satu kucing oranye nan lucu, yang dinamakan Miiko (dinamakan sesuai dengan komik kesukaan Matias, Hi Miko). Orenji sendiri merupakan anak dari Miiko.
Orenji tahu hati Matias tengah meringis. Ia menjilat-jilati hidung Matias. Mungkin dalam hati, Orenji berkata seperti ini, Papa yang sabar yah, doakan Mama selalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments