Jika kamu bilang ada yang lebih cantik dari kamu,
kamu salah!
Sampai sejauh ini, kecantikanmu tiada tara
Jika kamu bilang aku cinta karena fisik,
pun kamu salah
aku malah tak tahu mengapa sangat terikat dengan pesonamu
Lantas, kusuka kamu karena apa?
Pelan-pelan saja,
jangan terburu-buru
Nikmati saja
Mari kita nikmati saja hari demi hari
agar aku makin sadar
betapa dirimu tercipta hanya untuk aku
Aku ingin lebih lama lagi bisa menikmati
Bisa menikmati setiap apa yang ada pada dirimu
Kecantikanmu
Tutur katamu
Gerak-gerik kamu
Karakter kamu
Pembawaan kamu
Segala hal tentang kamu
Malam, Tuan Putri aku!
Semoga tidurmu nyenyak!
Happy Valentine's Day, too!
Tangerang, 14 Januari 2014
Pangeran kamu
*****
Kezia lagi baik-baik surat tersebut. Surat itu mengiringi kado Valentine pertama Kezia sebagai seorang yang sudah taken. Sebelum Matias datang kembali, Kezia sudah terbiasa menerima kado Valentine, namun menerimanya dengan status masih single.
Rasanya berbeda saat menerima kado Valentine saat single maupun taken. Apalagi saat Kezia menerimanya dari laki-laki yang sudah lama ia tunggu-tunggu. Pastinya, lebih istimewa.
Sambil menyeka air mata dengan lengan bajunya, Kezia baca berulangkali dalam hati. Ia masih ingat betapa romantisnya Matias saat itu. Matias mengajaknya ke sebuah kedai kopi. Matias memesan kopi tubruk (sejak SMA, laki-laki itu memiliki selera buruk akan makanan dan minuman), sementara Kezia memesan Espresso yang dicampur dengan krim yang sangat melimpah ruah.
Pesanan belum datang, Matias sudah pergi. Kezia gelisah. Gusar sekali perempuan tersebut. Kok malah ingkar, batin Kezia gusar. Bukankah Matias sudah berjanji untuk mentraktirnya? Lagipula Kezia harus berhemat, sebab tengah banyak pengeluaran. Lagipula, di mana-mana sudah seperti menjadi kewajiban bahwa laki-lakilah yang harus membayar. Kezia merasa di-PHP.
Aduh, lama sekali Matias datang. Pesanan belum datang. Sudah setengah jam Kezia menunggu. Berkali-kali Kezia melirik jam yang ada di ponsel dan jam tangannya. Diketiknya dengan amat gusar beragam pesan untuk Matias.
"Matias, kamu di mana?"
"Buruan, ke sini, pesanan kamu udah dateng!"
"Gak sopan kamu, ninggalin pacarnya sendirian di kafe. Kamu gak takut aku kecantol sama laki-laki lain?"
"Woy, bales! Awas yah!"
"*** kamu!!!!"
"Kamu lagi di mana? Di toilet? Aku samperin ya?"
"Bales SMS aku!!!"
"Buruan ke sini!!!"
Sekonyong-konyong pelayannya datang. Dia memberikan bill dan juga satu kotak kado bersampul dengan warna merah jambu dan banyak gambar hatinya. Juga, kata si pelayan, "Mbak, ini ada kado dari Mbak."
Kezia syok, juga terpesona, walau rada kesal. Sebab, Matias belum muncul jua. Bill-nya siapa yang bayar? Kezia bawa uang yang cukup terbatas. Untuk ongkos pulang, Kezia bakal bingung setengah mati. Aduh, gimana nih, bingung Kezia dalam hati.
"Matias, kamu di mana? Makasih juga buat kadonya. Aku suka banget. Tapi aku gak punya cukup uang buat bayar bill-nya. Apa kujual aja kado dari kamu ini? Ini laku banyak kan?"
Lagi-lagi belum ada balasan dari Matias. Kezia dongkol. Sudah hampir dua jam, Kezia ditinggal begitu saja. Apa Kezia main kabur saja? Nanti bilang saja dia bakal pulang dulu untuk ambil uang di rumah. Semoga pelayannya mengerti.
"Udah dibayar, Mbak." Kata-kata si pelayan kafe sedikit menenangkan batin Kezia yang tengah kalut.
Kezia bisa pulang juga tanpa harus menjual kado. Dengan dongkol dan kecewa, Kezia memanggil taksi. Di dalam taksi, berulangkali Kezia menelepon Matias, namun seringnya mailbox. Sesampainya di rumah, ternyata tak ada Matias. Ekspektasi Kezia buyar. Kezia pun masuk ke dalam kamar dengan mood berantakan. Dibukanyalah kado dari Matias. Isinya boneka beruang, coklat Swiss yang berharga mahal, serta sebuah surat. Tersentuh sih, tapi kalau diperlakukan seperti ini buat apa?
Ponsel Kezia berdering. Dari Matias.
"Happy Valentine's Day, My Princess! Suka gak sama surprise aku? Sori ya aku main pergi gitu aja. Btw, kamu tadi naik taksi, kan. Ntar aku ganti."
"..."
"Kok diem?"
Satu-dua kata untuk Matias sebelum Kezia matikan panggilan teleponnya. "*** kamu!"
Kezia tertawa sendiri mengingat momen tersebut. Sekarang, Kezia sungguh tak ingin berpisah dengan Matias. Kapan keluarganya bisa melunak? Matias sudah mengaku salah berkali-kali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments