Dengan payahnya Kezia membuka mata. Kedua matanya langsung tertumbuk pada jam dinding bergambar Miki dan Mini Tikus. Jam dinding itu kado dari Mommy. Itu barang peninggalan Mommy. Tak hanya itu, Kezia memiliki banyak peninggalan Mommy. Sampai-sampai Kak Lucy suka mengeluh. "Buangin aja, Zia, kalo gak kepake, kayak gudang barang kamarmu itu." Begitulah yang suka dikeluhkan Kak Lucy.
Oh udah jam lima, batin Kezia.
Apa dia harus tidur lagi? Toh, dia hanya sendirian di rumah yang lumayan besar itu. Sendiri di sini maksudnya Kezia merupakan satu-satunya manusia. Chip, ****** Poodle kesayangannya, tak masuk hitungan makanya. Daddy sudah berangkat ke Makassar kemarin. Kedua kakaknya sepertinya sibuk. Tak ada tanda-tanda bakal bertandang ke rumah. Mungkin, untuk kali pertama, Kezia merasa kesepian di tanggal 1 Januari. Senang sih. Ini cita-cita Kezia sejak dulu. Ingin bisa merayakan hari raya sendirian saja. Sudah terwujud, Kezia kelihatannya kurang suka.
Kezia menegakan punggungnya. Dia raih majalah remaja yang sebelum tidur, diletakannya di samping kepalanya. Dia bolak-balik tiap halamannya. Sudah ratusan kali, isi majalah lama itu dibacanya. Kezia mulai bosan.
Tidur lagi aja, ah, pikir Kezia. Lagipula, sendirian ini di rumah. Masih jam lima pagi. Mau bangun siang juga tak ada yang memarahi. Kezia sudah bersiap untuk merebahkan diri lagi. Sialnya, ponselnya berbunyi. Dengan malasnya, Kezia bangkit berdiri menuju rak buku. Ia langsung mencabut kabel charger. Dari Matias. Gadis itu nyengir.
"Morning, My Princess! Nyenyak gak tidurnya semalam? Aku gak kepagian kan, buat SMS kamu? Terganggu gak?"
Dengan lincah, Kezia membalas, "Sejak kapan aku jadi princess kamu? Berani bayar berapa kamu? Biaya hidupku tinggi, loh. Udah siap tekor? Hehe."
Tidak butuh waktu lama, Matias langsung merespon, "Wuih, kamu ngambek ceritanya, nih? Apa gara-gara kemarin kita keluar mendadak dari studio? Sori deh."
SMS berikutnya. Masih dari Matias. "Oh iya, hampir lupa ngucapin, happy new year. Semoga hari-harimu ke depannya makin bertambah bersinar."
"Gimana, yah? Maafin nggak, yah? Ku maafin, deh. Aku puas banget bisa makan es krim sebanyak itu. Makasih, yah. Dan, makasih juga buat ucapan dan doanya. Happy new year, too, Matias!"
SMS datang lagi. Bukan dari Matias, melainkan dari Kak Lucy. "Selamat tahun baru, Zia. Maaf yah, Kakak sekeluarga gak bisa main ke rumah. Mungkin ke sana kalo gak besok, yah lusa. Btw, gimana nge-date nya kamu? Mau nge-date lagi tahun baru ini? Just kidding, Adikku Tersayang!"
Kezia nyengir. Apaan sih, Kak Lucy?
Datang lagi SMS. Kali ini dari Kak Thalia. "Happy new year! God bless you. Sori, Kakak gak bisa dateng. Gak dapet tiket, Kakak. Belum lagi suami Kakak kebetulannya lagi gak bisa ambil cuti. Maaf yah, Zia. Titip salam buat Daddy."
Nggak apa-apa kok, batin Kezia. Dia memaklumi, mencoba paham, namun kecewa. Amat kecewa dan sedih.
Datang lagi SMS. Dari Daddy. "Happy new year, Kezia. Oh iya, pakai saja kartu kredit, masih bisa berlaku, dan Daddy taruh dalam bufet."
"Iya, Dad. Thanks. Selamat tahun baru juga. Stay safe sekembalinya ke Tangerang. GBU!"
Padahal bukan uang yang diinginkan Kezia saat ini.
"Selamat tahun baru juga, Kak Thalia. GBU. Titip salam buat suami Kakak, yah."
"Apaan sih, Kak? Ga jelas. Haha. Iya, selamat tahun baru juga. Semoga cepet sembuh buat dua ponakan aku. GBU!"
"Matias, mau main ke rumah gak? Rumah kosong. Daddy lagi pergi. Kedua kakak udah menikah. Sepi gini gak enak."
"Gimana yah? Gimana kalo ketemuan di luar aja? Gak bagus juga cowok sama cewek berduaan di rumah."
Astaga, Matias. Kezia jadi melongo. Gaya sekali adik kelasnya itu. Sudah berani menggurui Kezia pula. Kezia terkekeh-kekeh dibuatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
𝙳𝚑𝚢
hadir lagi
2020-06-13
1
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
hi thor..
cerita nya baguuus..
aq mampir bawa.boomlike + rate 5 + komen
.
.
aq tunggu feedback nya ke novel aq ya thor.. 🤗
2020-06-07
1