I Found You

"Hei,"

Ada seseorang yang menjawil bahunya. Ia spontan menoleh. Ternyata seorang cowok dengan wajah penuh jerawat dengan dahi ditutupi poni. Kalau si cowok mengenakan pengeras rambut, model rambutnya bakal mirip Lupus, tokoh fiksi karangan Hilman dan Boim--yang novel-novelnya merupakan kegemarannya. 

Ia menelengkan kepala. Menatap lekat kedua mata si cowok yang ditutupi lensa-lensa cukup tebal. Sepertinya ia lumayan familiar dengan cowok ini, tapi siapa yah? Ia memutar-mutar bola mata. Kepalanya pusing sekali. Ia sama sekali tak mendapatkan petunjuk. 

Ia mengernyitkan dahi seraya bertanya, "Siapa, yah?"

Si cowok nyengir. Nyaris terkekeh. Lalu kedua pipinya digelembungkan dan kedua mata disipitkan. "Kalau kayak gini gimana? Udah ingat belum?" 

Ia ingat sekarang. Cowok ini Matias. Adik kelas sekaligus cinta pertama dan pacar pertamanya. Saat jadian, ia duduk di kelas sepuluh; sementara Matias masih kelas delapan. Matias sendiri murid pindahan. Waktu Kezia masih SMP, cowok itu belum tiba di SMP Tarakanita. Secara fisik, Matias lumayan tampan dan gagah' meskipun cowok itu masih lebih pendek daripadanya. Sama sekali tak terlihat kalau cowok itu masih SMP. Pantas saja banyak siswi perempuan di SMA yang jadi tergila-gila dengan Matias. Kezia sendiri tak tertarik. Alasannya: masa cewek SMA suka sama cowok SMP? Gengsi dong. Itulah Kezia--yang selalu peduli akan yang namanya gengsi. 

Tapi akhirnya, Kezia malah terjatuh ke pelukan Matias yang humoris dan apa adanya. Ia terkesan dengan pembawaan Matias. Cowok itu sungguh dewasa. Tak hanya secara fisik, namun secara karakter. Matias tak seperti cowok remaja SMP kebanyakan yang menurutnya norak. Bahasa gaulnya itu alay. Di saat banyak murid SMP yang membawa motor ke sekolah, Matias dengan percaya dirinya mengayuh sepeda. Badan cowok itu juga jarang bawa parfum yang baunya bikin ia mau muntah. Rambutnya jarang sekali terlihat licin oleh minyak rambut. Jika banyak murid SMP yang sok berkelakuan dewasa atau minimal seperti pelajar SMA (Bahkan ada yang sudah berani menghisap rokok), Matias tetap berani dengan identitas otaku-nya. Ia tak takut dicibir masih bocah, karena masih gemar membaca Detektif Conan, Hi Miko, Crayon Shinchan, dan beberapa komik Jepang lainnya. Di mata Kezia, Matias sungguh cowok yang memiliki karakter. 

Makanya sewaktu Matias menembaknya di Gading Media, toko buku mini di seberang Tarakanita, Kezia otomatis mengatakan: "Iya, gue mau," Ia tutup mata dengan usia Matias yang empat tahun lebih muda darinya. Setelah enam bulan berpacaran, cowok itu memang luar biasa dewasa. Walau hari-hari cowok yang dulunya berbadan sedikit gempal itu selalu kesepian (Ayah-Ibu Matias tinggal di Jepang, karena urusan pekerjaan), Matias selalu tegar dan tersenyum. Ia anak tunggal, tapi tak pernah merasa kesepian. Baginya, komik-komik dan game-game Playstation sudah cukup menemani hari-harinya yang hanya ditemani pembantu yang usianya sudah sepuh. "Masih enak dulu, saat opung gue masih hidup. Gue masih ada 'teman'." tutur Matias singkat, saat ia bertanya apakah cowok itu merasa kesepian di rumah yang cukup megah. 

Sayang hubungan dirinya dengan Matias berlangsung singkat. Saat ia naik kelas tiga, Matias otomatis lulus SMP.  Cowok itu memutuskan hijrah ke Jepang, yang menyusul kedua orangtuanya. Matias mulai jengah dengan segala hari-hari yang memilukan. Apalagi kedua orangtuanya juga setuju Matias bersekolah di Jepang. Sehingga pembantu yang sudah bekerja lumayan lama itu bisa dipensiunkan. Keluarga Matias bisa utuh lagi. 

"Gimana?" ucap Matias nyengir. "Udah ingat belum, Kak?"

"Apaan sih lu, Yas?" katanya terkikik. "Nggak usah pakai 'Kak' juga kali."

"Tapi kamu selalu kesel kalau aku manggil nama kamu langsung tanpa embel-embel 'Kak'." sindir cowok itu terkekeh. "Kamu selalu bilang, 'Aku ini lebih tua empat tahun, jadi yang sopan sama yang lebih tua.' Gitu kan katamu. Haha."

Kezia memonyongkan bibirnya. "Itu kan karena pacaran kita backstreet. Kamu sendiri juga kan yang usulin pacaran secara backstreet. Katanya, takut kedua orangtua tahu, lalu marah-marah."

Matias tergelak. Kezia lalu memperhatikan lamat-lamat. Sungguh cowok itu sudah berubah. Fisiknya berubah. Sekarang cowok itu lebih tinggi darinya. Kulitnya jauh lebih putih pula. Tak lagi gempal. Malah dadanya jadi bidang, yang nyaris six pack. Matias jadi mirip Won Bin. Hmm, Kezia jadi jatuh cinta untuk kali kedua. 

"Biasa aja lagi, lihatin bodi aku," sahut Matias. "Oh iya, kamu gimana kabarnya? Maaf yah, selama ini bikin hubungan kita jadi complicated. LDR nggak kelihatan, tapi dibilang single juga bukan. Maaf banget, aku nggak pernah kasih kamu kabar." 

Ia geli. "Iya, aku mengerti kok. Setelah Friendster berubah haluan, aku jadi agak kesulitan cari kontak kamu di internet. Nama kamu itu--Matias Immanuel--benar-benar pasaran yah? Dan parahnya lagi, nggak ada satupun yang gendut."

Cowok itu terkekeh lagi. "Kamu beneran cari tahu soal keberadaan aku lewat internet?" Mata cowok itu membelalak seolah tak percaya ada seorang gadis yang luar biasa mencintainya. 

"Ya iyalah, kita kan juga belum putus." tukas Kezia terkekeh. 

"Kirain, kamu berpikiran negatif, lalu cari cowok lain." 

"Cewek itu lebih susah move-on ketimbang cowok." 

Matias tergelak lagi. Kemudian cowok itu berhenti sejenak. Ia mendapati mata Kezia begitu sembap. "Kamu kenapa? Lagi ada masalah yah?" 

Kezia menggeleng. "Nggak ada apa-apa, kok."

Cowok itu nyengir sambil menggelengkan kepala.  "Kamu itu selalu begitu yah? Selalu sok tegar di hadapan aku. Alasannya selalu karena kamu lebih tua dari aku. Kenapa sih kamu nggak akui saja, kalau aku lebih dewasa dan kuat?"

Kezia merengus. Ia lalu meninju dada Matias. "Apaan sih kamu ini? Mentang-mentang SMA-nya di Jepang, jadi sok yah?"

"Nggak ada hubungannya lagi," kata Matias nyengir. "Eh tapi, kalau kamu ada masalah, curhat aja sama aku. Gantian aku yang menghibur kamu yang sekarang jadi kesepian." 

Cewek itu terpana. Ini mengapa Matias jadi sensitif terhadap perasaan seorang wanita? 

"Nggak usah bingung gitu kali." ujar Matias nyengir. "Tadi pas kamu di luar Gramedia, aku sempat ketemu kamu. Tapi kamu belum sadar itu aku." Ia terkekeh. "Aku sempat dengar kamu kangen Mommy kamu yang sudah meninggal. Aku turut berduka yah."

Ganti cewek itu yang tergelak. "Emang kedengaran yah? Padahal, kukira, suaraku itu udah pelan banget."

"Kakak kelasku ini memang lemot yah?" ledek Matias. "Kalau pelan, nggak mungkin kan kamu dikerubunin banyak orang gitu tadi." 

"Udah sok, sekarang jadi hobi kepo yah?" ledek balik Kezia.

"Apa sih kepo itu?"

"Pengin tahu urusan orang."

"Tapi kamu mau juga kan dikepoin?"

"Kata siapa? Mulai deh sok tahunya."

Matias tergelak lagi. Cowok itu segera meraih lengan Kezia. 

"Apaan nih?" protesnya dengan dahi berkerut. "Udah sok, kepo, eh sekarang maksa lagi."

"Kita nonton yuk," ajak Matias tersenyum. 

"Males." tukasnya cemberut. "Filmnya nggak ada yang bagus. Malah bikin galau."

"Sekarang kamu yang sok tahu." ujar Matias nyengir. "The Hobbit bikin galau yah? Baru tahu aku."

Cewek itu jadi bersemu merah. 

"Udah kamu nurut aja." kata Matias tersenyum, tapi nada bicaranya itu cukup tegas. Kezia jadi segan membantah. "Kali ini, aku pengin membalas segala perlakuanmu padaku dulu. Dulu kamu sudah bikin hari-hariku jadi lebih hidup lagi. Kamu juga yang menyadarkan padaku, banyak dunia yang lebih menarik diselami lagi, selain dunia yang ada pada komik atau anime. Dan sekarang, giliranku yang membuat hari-harimu jadi lebih hidup. Aku juga ingin mengembalikan senyum seorang bidadari yang dulu pernah bikin aku jadi melupakan komik sejenak." 

Kezia terpana lagi. Kali ini, ia tak berontak. Ia menurut saja kemana Matias membawanya. Benar saja, cowok itu membawanya ke lantai teratas di Summarecon Mal Serpong. Cowok itu benar-benar mengajaknya untuk menonton film "The Hobbit", sebuah film yang diangkat dari novel karangan J. R. R.  Tolkien. Yah film itu bukan genre romance. Jauh sekali dari kata romantis. 

"Pas banget yah?" ucap Matias tersenyum. "Pas banget kita pesan tiketnya, saat filmnya lagi mau diputar. Yuk, kita buruan masuk ke studio dua." 

Kali ini, cowok itu mengajaknya dengan merangkul pundaknya. Kezia jadi tercengang. Masa studi di Jepang sungguh menjadikan Matias jadi cowok yang teromantis dan begitu peduli dan perhatian terhadap seorang perempuan? Sudah memiliki kedewasaan yang melampaui cowok-cowok sebayanya, ditambah romantis, itu membuat Matias jadi cowok pujaan setiap wanita. Namun itu aneh sebetulnya. Dari beberapa sumber di internet, Jepang merupakan negara paling tak romantis. Walau komik-komik romance banyak dihasilkan, hubungan asmara di negeri Sakura itu jauh dari kata romantis. Kebanyakan cowoknya itu pemalu pula. 

"Kamu kok jadi romantis begini, sih?" katanya nyengir. 

"Kenapa, yah?" Cowok itu mengangkat bahu. "Mungkin karena komik dan anime. Nggak ada salahnya kan, masih menikmati hiburan seperti itu?" Terkekeh-kekeh. 

Kezia ikutan tergelak. 

"Eh, ada yang lucu yah, sama kata-kataku barusan?" 

Ia menggeleng. "Tapi aneh aja. Masa komik dan anime bisa bikin seorang cowok yang tadinya nggak romantis jadi romantis?"

"Tidak ada yang tak mungkin di dunia ini. Lagian apa yang terjadi di dunia dua dimensi itu bisa terjadi juga di dunia tiga dimensi." kata Matias sambil menyerahkan dua lembar tiket kepada petugas yang berdiri di luar pintu studio dua. 

Ia tercenung lagi.

"Udah, nggak usah melamun gitu. Mending masuk yuk. Filmnya kayaknya udah mulai." Cowok itu menyeretnya untuk segera masuk ke dalam ruangan yang kini penerangannya hanya mengandalkan pancaran cahaya dari layar. 

Sebetulnya film itu cukup bagus. Sebagus novelnya. Tapi perhatian Kezia tidak tercurahkan ke alurnya. Ia malah lebih memperhatikan wajah Matias. Ia masih saja belum terbiasa dengan segala perubahan Matias yang kini benar-benar telah menjelma menjadi laki-laki idaman tiap wanita. Pula siapa sangka malam tahun barunya jadi luar biasa indah. Ini tak seperti malam tahun baru sebelumnya. Malam tahun ini sungguh berkesan. 

Di tengah-tengah penayangan, ponselnya berdering di dalam tas selempangnya. Kezia langsung saja membongkar dan mengecek ponselnya. Ternyata dari Kak Thalia. 

"Eh, Yas," desisnya, merapatkan diri ke Matias. "Aku keluar dulu yah. Kakakku telepon."

Cowok itu berjengit. 

Ia kemudian berjalan keluar studio. Tak jauh dari pintu studio dua, ia segera menerima panggilannya--yang terus saja berbunyi agak mengganggu selama berusaha keluar dengan payahnya dari dalam. 

"Halo," ujarnya tersenyum. Kali ini bukan senyum kepedihan. Kali ini senyum yang betulan senyum. Senyum seorang bidadari, istilahnya Matias. 

"Selamat tahun baru yah, Zia," ujar Kak Thalia blak-blakan. 

"Sekarang masih jam sebelas kali, Kak."

"Eh kamu lupa yah, Kakak kan tinggal di Menado. Di sini udah tahun baru, Zia."

Kezia menepuk keningnya. "Eh iya, aku lupa. Selamat tahun baru juga, Kak."

"Maaf yah, Zia, Kakak nggak bisa ke Tangerang. Suami Kakak kehabisan tiket."

"Nggak apa-apa."

"Kak Lucy ke rumah, kan?"

Spontan ia menggeleng. "Nggak. Soalnya si Toni sakit keras, jadi nggak bisa ke rumah."

"Daddy pergi lagi yah?"

Ia menghela napas. "Iya."

"Dasar Daddy! Sejak kematian Mommy, kamu selalu saja ditinggal sendirian."

"Nggak apa-apa, Kak."

"Nggak apa-apa gimana? Kakak kasihan melihat kamu merayakan natal dan tahun baru sendirian aja."

Kezia jadi bersemu merah. Ia senyum-senyum sendiri. "Kali ini, aku nggak sendirian kok."

"Nggak sendirian?" Ada hening yang cukup lama. "Oh Kakak  mengerti sekarang. Akhirnya...."

"Emang apaan, Kak?" ujarnya nyengir. "Kan aku belum bilang."

"Udah deh, nggak usah pura-pura. Kakak tahu kok. Ya udah yah, Kakak mau kebaktian dulu bareng keluarga Kakak. Happy dating, Adikku Tersayang!"

Kedua pipi Kezia semakin memerah mendengar selorohan kakaknya yang nomor dua itu. Yah seperti yang sudah dikatakan, malam tahun baru kali ini, ia tidak kesepian. Sudah ada seseorang yang menemani. 

Terpopuler

Comments

Oki Indriani

Oki Indriani

wah cerita nya keren kak, seru banget

2020-06-29

0

patmapaim

patmapaim

aku mampir lagi kak🌈
kutinggalkan like komen tap favorit and rate 5 ya, smgt terus up nya, salam dari Sister from another mother jan lupa mampir katanya, see you🖤

2020-06-17

1

lihat semua
Episodes
1 [SEASON 1] Dekat di Hati
2 I Found You
3 Kelinci Omelette
4 Di Dalam Bioskop
5 Tahun Baru yang Awkward
6 Kejutan di Tanggal 1 Januari
7 Puisi Malam Matias untuk Kezia
8 Tak Ingin Putus
9 Apa Backstreet Saja?
10 Termakan Gosip
11 Dearest, Kenangan nan Indah!
12 Terciduk saat Hari Pertama Backstreet
13 Tamparan Pertama Thalia untuk Kezia
14 Ketawalah Kayak Lagi Nontonin Mr. Bean, Kezia!
15 Rencana ke Singapore
16 Matias Lagi Galau
17 Pagi Kezia yang Campur Aduk
18 Zack Time, Komik Buatan Matias
19 Keberuntungan Matias Hari Ini
20 Martin Winter
21 Teguran Abang Cendol
22 Matias Jadi Bahan Omongan
23 Kokoro no Tomo
24 Campur Aduk
25 Sudah Jatuh,Tertimpa Tangga
26 Matias Cemburu
27 Moodbooster Matias
28 On the Way to Singapore
29 Problematika Sebuah Ciuman Bibir
30 Cinta Monyet Martin & Kezia
31 Rivalitas Cinta
32 Tobias Kristo
33 Kejutan Tak Menyenangkan
34 Asmara yang Bergelora
35 Emang Cowok Nggak Boleh Cengeng?
36 Nabilah Angela Siregar
37 Cinta Lama Bersemi Kembali
38 Godaan Nabilah
39 Terjebak Masa Lalu
40 Sampai Juga ke Telinga Kezia
41 Bucin (Budak Cinta)
42 PIL / WIL
43 P E N G U M U M A N
44 Puisi-Puisi Matias untuk Nabilah
45 Merindukan Nabilah
46 Ke Jepang atau Tidak
47 Kejutan April Mop
48 Dilema Matias
49 Ide Pacar Pura-Pura
50 Haruskah?
51 P E N G U M U M A N
52 Kura-Kura Tua Bernama Miiko
53 Penantian Nabilah - 1
54 Matias Bimbang
55 Penantian Nabilah - 2
56 Webcam Berbahaya
57 Penantian Nabilah - 3
58 Apa Harus Break Dulu?
59 Penantian Nabilah - 4
60 Matias Mengenang Masa Lalu
61 P E N G U M U M A N
62 Kena Deh!
63 Nabilah Kapok
64 Rapsodi yang Antiklimaks
65 Cinta Bagaikan Ekor Malaikat yang Nakal
66 Masa Lalu Nabilah - 1
67 Pagi Berat untuk Kezia
68 Apa Harus Putus Dulu?
69 Kembali ke si Putih
70 Tiyas, si Anjing Chihuahua
71 Masa Lalu Nabilah - 2
72 Masa Lalu Kezia - 1
73 Masa Lalu Kezia - 2
74 Masa Lalu Kezia - 3
75 Darius Krystalino
76 P E N G U M U M A N
77 Masa Lalu Nabilah - 3
78 Pernikahan Juan & Beby
79 Thalia Melunak
80 Selamat Tinggal, Matias - 1
81 Selamat Tinggal, Matias - 2
82 Gracia Costa
83 Selamat Tinggal, Matias - 3
84 Selamat Tinggal, Matias - 4
85 Kepergok
86 Mimpi Aneh Kezia
87 Gue Bukan Tuan Putri
88 Matias dalam Bahaya
89 Di Ujung Tanduk
90 Haruskah Kita Putus, Matias?
91 Dilema Kezia - 1
92 Pacar Pura-Pura Episode Kedua
93 Raysa Kumala Putri
94 Dilema Kezia - 2
95 Tergoda
96 Dilema Kezia - 3
97 Berita Duka untuk Nabilah
98 Reuni di kala Duka
99 Dilema Kezia - 4
100 Is It Ending? Sebuah Rencana Lamaran!
101 Pengenalan Tokoh
102 Nabilah Berusaha Move On - 1
103 Nabilah Berusaha Move On - 2
104 Nabilah Berusaha Move On - 3
105 Nabilah Berusaha Move On - 4
106 Nabilah Berusaha Move On - 5
107 Masa Lalu Matias - 1
108 Julia Natanoto
109 Ciuman Pertama Matias
110 Masa Lalu Matias - 2
111 Kezia Galau
112 Masa Lalu Matias - 3
113 Masa Lalu Kezia - 4
114 Masa Lalu Matias - 4
115 Masa Lalu Matias - 5
116 Masa Lalu Matias - 6
117 Masa Lalu Matias - 7
118 Shanelle, Nabilah, dan Lelaki yang Sama
119 Masa Lalu Matias - 8
120 Masa Lalu Matias - 9
121 P E N G U M U M A N
122 Masa Lalu Matias - 10
123 Yang Tersisa Hanyalah Suara
124 Shanelle Gloria Natanoto
125 Tercyduck
126 Gambaran Sosok Kezia
127 Pertama untuk Kezia, Kedua untuk Matias
128 I N T E R M E S O
129 Matias dan Kezia Putus?
130 Gambaran Sosok Nabilah
131 Melisa Tabitha Kaunang
132 Godaan Shanelle
133 Masa Lalu Kezia - 5
134 Seperti Mencium Tetesan Hujan
135 Kezia Menolak Bertemu
136 Seranjang dengan Shanelle
137 Masih Tak Percaya
138 Shanelle yang Jahil
139 Ulang Tahun Kezia yang Sangat Berkesan
140 Gambaran Sosok Shanelle
141 Sulit Melupakan
142 Move On Itu Berat - 1
143 Move On Itu Berat - 2
144 Kezia Tahu Juga
145 Rindu Kezia
146 Berharap CLBK - 1
147 Berharap CLBK - 2
148 Berharap CLBK - 3
149 Nasehat dari Ivy
150 [FINAL EPISODE] Still and Still, I Love You So Much Forever
151 [SEASON 2, EPS 1] Orang Ketiga - Bagian Pertama
152 [SEASON 2, EPS 2] Ide Menikahi Kezia
153 [SEASON 2, EPS 3] Sad Morning for Kezia
154 [SEASON 2, EPS 4] Semua Karena Matias
155 [SEASON 2, EPS 5] Nabilah Terkenang Ayah Kandungnya
156 [SEASON 2, EPS 6] Nabilah Pilih Memotong Pendek Rambut Panjangnya
157 [SEASON 2, EPS 7] Akhirnya Nabilah Berambut Pendek Juga
158 [SEASON 2, EPS 7] Curahan Hati Seorang Nabilah
159 [SEASON 2, EPS 8] Matias Bimbang Lagi
160 [SEASON 2, EPS 9] Nabilah Menangisi Matias
161 [SEASON 2, EPS 10] Menyukai Laki-laki yang Sama
162 CATATAN SINGKAT AUTHOR RAINY COUPLE
163 [SEASON 2, EPS 11] Nabilah Mengajak Bertemu
164 [SEASON 2, EPS 12] Martin Jumpa Matias di Restoran Manado
Episodes

Updated 164 Episodes

1
[SEASON 1] Dekat di Hati
2
I Found You
3
Kelinci Omelette
4
Di Dalam Bioskop
5
Tahun Baru yang Awkward
6
Kejutan di Tanggal 1 Januari
7
Puisi Malam Matias untuk Kezia
8
Tak Ingin Putus
9
Apa Backstreet Saja?
10
Termakan Gosip
11
Dearest, Kenangan nan Indah!
12
Terciduk saat Hari Pertama Backstreet
13
Tamparan Pertama Thalia untuk Kezia
14
Ketawalah Kayak Lagi Nontonin Mr. Bean, Kezia!
15
Rencana ke Singapore
16
Matias Lagi Galau
17
Pagi Kezia yang Campur Aduk
18
Zack Time, Komik Buatan Matias
19
Keberuntungan Matias Hari Ini
20
Martin Winter
21
Teguran Abang Cendol
22
Matias Jadi Bahan Omongan
23
Kokoro no Tomo
24
Campur Aduk
25
Sudah Jatuh,Tertimpa Tangga
26
Matias Cemburu
27
Moodbooster Matias
28
On the Way to Singapore
29
Problematika Sebuah Ciuman Bibir
30
Cinta Monyet Martin & Kezia
31
Rivalitas Cinta
32
Tobias Kristo
33
Kejutan Tak Menyenangkan
34
Asmara yang Bergelora
35
Emang Cowok Nggak Boleh Cengeng?
36
Nabilah Angela Siregar
37
Cinta Lama Bersemi Kembali
38
Godaan Nabilah
39
Terjebak Masa Lalu
40
Sampai Juga ke Telinga Kezia
41
Bucin (Budak Cinta)
42
PIL / WIL
43
P E N G U M U M A N
44
Puisi-Puisi Matias untuk Nabilah
45
Merindukan Nabilah
46
Ke Jepang atau Tidak
47
Kejutan April Mop
48
Dilema Matias
49
Ide Pacar Pura-Pura
50
Haruskah?
51
P E N G U M U M A N
52
Kura-Kura Tua Bernama Miiko
53
Penantian Nabilah - 1
54
Matias Bimbang
55
Penantian Nabilah - 2
56
Webcam Berbahaya
57
Penantian Nabilah - 3
58
Apa Harus Break Dulu?
59
Penantian Nabilah - 4
60
Matias Mengenang Masa Lalu
61
P E N G U M U M A N
62
Kena Deh!
63
Nabilah Kapok
64
Rapsodi yang Antiklimaks
65
Cinta Bagaikan Ekor Malaikat yang Nakal
66
Masa Lalu Nabilah - 1
67
Pagi Berat untuk Kezia
68
Apa Harus Putus Dulu?
69
Kembali ke si Putih
70
Tiyas, si Anjing Chihuahua
71
Masa Lalu Nabilah - 2
72
Masa Lalu Kezia - 1
73
Masa Lalu Kezia - 2
74
Masa Lalu Kezia - 3
75
Darius Krystalino
76
P E N G U M U M A N
77
Masa Lalu Nabilah - 3
78
Pernikahan Juan & Beby
79
Thalia Melunak
80
Selamat Tinggal, Matias - 1
81
Selamat Tinggal, Matias - 2
82
Gracia Costa
83
Selamat Tinggal, Matias - 3
84
Selamat Tinggal, Matias - 4
85
Kepergok
86
Mimpi Aneh Kezia
87
Gue Bukan Tuan Putri
88
Matias dalam Bahaya
89
Di Ujung Tanduk
90
Haruskah Kita Putus, Matias?
91
Dilema Kezia - 1
92
Pacar Pura-Pura Episode Kedua
93
Raysa Kumala Putri
94
Dilema Kezia - 2
95
Tergoda
96
Dilema Kezia - 3
97
Berita Duka untuk Nabilah
98
Reuni di kala Duka
99
Dilema Kezia - 4
100
Is It Ending? Sebuah Rencana Lamaran!
101
Pengenalan Tokoh
102
Nabilah Berusaha Move On - 1
103
Nabilah Berusaha Move On - 2
104
Nabilah Berusaha Move On - 3
105
Nabilah Berusaha Move On - 4
106
Nabilah Berusaha Move On - 5
107
Masa Lalu Matias - 1
108
Julia Natanoto
109
Ciuman Pertama Matias
110
Masa Lalu Matias - 2
111
Kezia Galau
112
Masa Lalu Matias - 3
113
Masa Lalu Kezia - 4
114
Masa Lalu Matias - 4
115
Masa Lalu Matias - 5
116
Masa Lalu Matias - 6
117
Masa Lalu Matias - 7
118
Shanelle, Nabilah, dan Lelaki yang Sama
119
Masa Lalu Matias - 8
120
Masa Lalu Matias - 9
121
P E N G U M U M A N
122
Masa Lalu Matias - 10
123
Yang Tersisa Hanyalah Suara
124
Shanelle Gloria Natanoto
125
Tercyduck
126
Gambaran Sosok Kezia
127
Pertama untuk Kezia, Kedua untuk Matias
128
I N T E R M E S O
129
Matias dan Kezia Putus?
130
Gambaran Sosok Nabilah
131
Melisa Tabitha Kaunang
132
Godaan Shanelle
133
Masa Lalu Kezia - 5
134
Seperti Mencium Tetesan Hujan
135
Kezia Menolak Bertemu
136
Seranjang dengan Shanelle
137
Masih Tak Percaya
138
Shanelle yang Jahil
139
Ulang Tahun Kezia yang Sangat Berkesan
140
Gambaran Sosok Shanelle
141
Sulit Melupakan
142
Move On Itu Berat - 1
143
Move On Itu Berat - 2
144
Kezia Tahu Juga
145
Rindu Kezia
146
Berharap CLBK - 1
147
Berharap CLBK - 2
148
Berharap CLBK - 3
149
Nasehat dari Ivy
150
[FINAL EPISODE] Still and Still, I Love You So Much Forever
151
[SEASON 2, EPS 1] Orang Ketiga - Bagian Pertama
152
[SEASON 2, EPS 2] Ide Menikahi Kezia
153
[SEASON 2, EPS 3] Sad Morning for Kezia
154
[SEASON 2, EPS 4] Semua Karena Matias
155
[SEASON 2, EPS 5] Nabilah Terkenang Ayah Kandungnya
156
[SEASON 2, EPS 6] Nabilah Pilih Memotong Pendek Rambut Panjangnya
157
[SEASON 2, EPS 7] Akhirnya Nabilah Berambut Pendek Juga
158
[SEASON 2, EPS 7] Curahan Hati Seorang Nabilah
159
[SEASON 2, EPS 8] Matias Bimbang Lagi
160
[SEASON 2, EPS 9] Nabilah Menangisi Matias
161
[SEASON 2, EPS 10] Menyukai Laki-laki yang Sama
162
CATATAN SINGKAT AUTHOR RAINY COUPLE
163
[SEASON 2, EPS 11] Nabilah Mengajak Bertemu
164
[SEASON 2, EPS 12] Martin Jumpa Matias di Restoran Manado

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!