Tok....tok..tok...!
Tidak ada sahutan dari dalam.
Apa papa sudah tidur ?
Aku coba membuka pintu kamar Papa dengan perlahan, kepala mungilku menjulur melewati pintu, ku edarkan pandangan mencari keberadaan Papa, tapi nihil kamar Papa kosong.
Dengan mengendap, perlahan aku memasuki kamar Papa. Dulu aku bahkan tidak perlu untuk sekedar mengetuk pintu, karena memang sudah terbiasa bermain dikamar ini sedari kecil, tapi entah kenapa sekarang terasa canggung, aku berjinjit berusaha agar tidak menimbulkan suara.
"Eheem," seketika aku berbalik ketika mendengarnya, ternyata Papa baru saja keluar dari kamar mandi, rambutnya masih terlihat basah, butiran-butiran air masih tersisa di wajah tampan itu, membuatnya terlihat seperti malaikat, pandanganku turun dan menikmati dada bidang berotot yang dengan indahnya dipamerkan dihadapan ku, membuat jantung ini tak karuan.
Apakah harus ada mahkluk setampan ini, sehingga bisa membuat orang lain berhenti bernafas hanya dengan berada satu ruangan yang sama dengan nya, aku bisa kehilangan setengah umurku kalau terus seperti ini.
Entah sejak kapan, perasaan ku pada Papa berubah, yang semula hanya sebatas kasih sayang dan rasa kagum seorang anak kepada sosok ayah mereka, menjadi perasaan yang lebih dalam, membuatku ingin memilikinya seutuhnya, hatiku selalu berbisik bahwa Papa hanya milikku dan satu-satunya untukku, ini juga yang membuat ku tidak pernah memiliki hubungan romantis dengan laki-laki lain. bahkan tidak jarang aku harus menolak beberapa teman lelaki sebaya ku yang memintaku untuk menjalin hubungan dengan mereka, entahlah aku sendiri juga tidak mengerti, hanya saja getaran itu cuma terjadi ketika bersama Papa, rasanya tubuh ku seperti dialiri listrik.
"Sudah selesai melihatnya? Usap air liur mu! Dasar bayi," Papa tersenyum sambil lalu.
Dengan terburu-buru aku mengusap bibirku, tentu saja tidak ada air liur di sana, itu hanya cara Papa menggoda ku.
Ah...**i**ni memalukan.
Aku mulai beranjak dari tempatku berdiri, kemudian duduk ditepi ranjang yang didominasi warna kecoklatan milik Papa.
" Pa, sini deh pa! Kayla pengen ngomong" mulai ku, sambil menepuk ranjang dihadapan ku, meminta papa agar ikut bergabung bersama.
"Tapi pakai bajumu dulu Pa!" Selaku karena Papa hanya mengenakan celana pendeknya, setelah mendengar perkataan ku Papa hanya tertawa pelan, namun tetap menurutinya, menyusupkan atasan longgar berwarna putih untuk menutupi dada bidangnya, kemudian ia duduk bersila seperti yang kulakukan, kamipun duduk saling berhadapan.
"Papa sudah nggak marah lagi kan?"ucapku memelas.
"Tentu saja, Papa tidak bisa terlalu lama marah pada putri Papa yang cantik ini. Asal, Jangan pernah mengulanginya lagi! Mengerti?" ucap papa serius.
Aku mengulas senyum dan menghambur ke pelukan hangat Papa, hingga ia hampir terjungkal ke belakang karna terkejut oleh tindakanku.
"I love you Papa," ucapku dengan senyuman.
Kamipun mengobrol tentang banyak hal malam itu, ditemani popcorn dan secangkir besar coklat panas, kami menghabiskan malam sambil menonton film, walaupun pada kenyataannya cuma aku saja yang makan. Aku sungguh senang karena hubunganku dengan Papa bisa kembali dekat lagi, setidaknya tidak begitu renggang seperti sebelumnya, film yang kami putar kebetulan bercerita tentang vampir, dan itu membuat ku sedikit penasaran tentang masa lalu Papa.
"Pa?" Panggilku, mengalihkan pandangan Papa dari layar besar di dinding kearah ku.
"Ada apa?" jawabnya singkat, dan kembali mengalihkan pandangannya ke layar datar itu.
"Kenapa para vampir di film- film selalu diceritakan seperti itu?" tanyaku penasaran.
"Seperti apa maksudmu?" Papa tidak mengerti.
" Itu loh...Seperti takut matahari, air suci pasak kayu, membunuhi manusia, cinta sejati, dan hal-hal lain yang ada di film itu. Padahal semua itu tidak benar kan Pa, aku tidak pernah melihat Papa meleleh terkena sinar matahari," kataku mengeluarkan pertanyaan di kepalaku.
"Jadi kau ingin papamu ini meleleh?" goda papa.
"Ishh, bukan itu maksud ku. Pa bagaimana Papa bisa menjadi vampir?" tanya ku tiba-tiba, aku sendiri juga terkejut dengan pertanyaan ku ini, tapi aku menyadari bahwa aku benar-benar ingin mengetahui nya.
" Kenapa kau ingin tahu sekarang? Dulu sewaktu Papa memberitahumu kau bilang kau tidak peduli," ya memang benar, saat itu, usiaku sekitar sepuluh tahun seingat ku, ketika papa mengatakan bahwa dirinya adalah vampir, tentu saja awalnya aku mengira itu hanyalah lelucon saja, namun pada akhirnya aku percaya setelah papa meyakinkanku dan membuktikannya dengan menyayat tangannya sendiri, aku hanya melongo melihat luka itu pulih begitu cepat, seperti adegan dalam film, Papa mengatakan banyak hal saat itu, seperti kenyataan bahwa di dunia ini banyak makhluk yang hidup berdampingan dan menyembunyikan keberadaan mereka, seperti Hantu, Fairy, Werewolf, Ghoul, dan masih banyak lagi jenisnya yang tidak bisa kuingat nama mahkluk yang lain. Mereka semua berbaur dengan para manusia, namun aku ingat dengan jelas saat itu aku berkata
Aku tidak perduli dengan semua itu, mau Papa itu Vampir, zombie, Hantu atau Manusia serigala sekalipun, bagiku Papa tetaplah Papaku. begitulah
" Sekarang aku penasaran, coba ceritakan pada ku ya Pa! " rengek ku.
"Baiklah. Hmm, Papa harus mulai dari mana ya? Itu sudah lebih dari Dua ratus tahun yang lalu." Papa tampak berpikir .
" Aku berubah menjadi Vampir ketika berusia 22 tahun, kehidupanku sebagai manusia bukan hal yang indah untuk diceritakan, masa kecilku diisi dengan mengemis dan terkadang harus mencuri hanya sekedar untuk makan, kau sendiri sudah tahu aku tumbuh besar di negara Xx, saat itu di sana banyak peperangan dan kelaparan dimana-mana."
pandangan Papa tampak jauh mengenang masa-masa sulit itu.
"Pada saat aku bertemu untuk pertama kalinya dengan Vampir yang merubahku, namanya Charles, saat itu Papa tengah sekarat disebuah gang kumuh karena terserang penyakit, kemudian Charles menawarkan untuk merubah ku menjadi vampir, aku tidak bisa berfikir jernih pada saat itu, seingat ku aku hanya mengatakan agar Charles tidak membiarkan aku mati, kemudian aku terbangun sudah menjadi vampir, ada seseorang yang harus kehilangan nyawanya pada saat itu, karena setiap Vampir baru pasti tidak bisa mengendalikan rasa haus darahnya yang menggila. Hal itu terjadi beberapa kali sampai akhirnya aku bisa mengendalikan diriku dan tidak sampai membunuh orang lagi, dan percayalah semakin hari aku semakin membenci diriku sendiri karena telah menjadi pembunuh."
Kesedihan dan penyesalan terlihat dimata Papa yang berwarna coklat gelap itu , aku merasa bersalah karena telah membuat papa menceritakan masa lalunya yang menyedihkan.
"Maaf," kataku
"Sudahlah, bukan hal yang indah tapi juga tidak terlalu buruk juga, kalau dipikir lagi ada baiknya menjadi Vampir, dengan begini barulah aku bisa mendapatkan putri secantik ini," Papa tersenyum sambil mengusap lembut rambut merah ku.
"Ceritakan lagi Pa ! ceritakan bagaimana kehidupan seorang Vampir," pintaku
"Kau tahu sendiri, kaum kami belajar untuk tidak membunuhi manusia untuk makan, terkadang ada juga Vampir yang minum darah binatang saja, ada juga yang meminum darah kemasan, sepertiku. Tapi sebagian dari kami memang meminum darah manusia, dengan catatan tidak boleh sampai merenggut nyawa dari manusia yang kami hisap darahnya. Jadi bisa saja ada Vampir yang menghisap darahmu tapi kau tidak akan menyadarinya, karena kami bangsa Vampir memiliki kemampuan untuk memanipulasi ingatan manusia, setelah selesai menghisap darah manusia kami akan menghapus ingatan mereka. Dan bagi para Vampir yang membunuh manusia untuk bersenang-senang maka mereka akan diadili oleh Raja Vampir. Seperti itu." Jelas papa
"Wah....Itu keren, lalu bagaimana dengan para Vampir baru, kau bilang mereka tidak bisa mengendalikan diri untuk tidak menghisap habis korbannya. Apa mereka juga akan diadili," aku semakin penasaran.
" Dulu iya, tapi sekarang tidak. Raja Vampir yang baru, memberikan perintah, agar semua vampir baru langsung dibawa masuk kedalam klan, untuk diawasi sehingga mereka tidak lagi kebingungan dan membunuhi manusia. Para ketua Klan akan melindungi serta mengajari semua anggota baru untuk bertahan hidup dan menawarkan perlindungan untuk mereka. Seperti yang dilakukan oleh Pamanmu, Robin. Dia adalah ketua Klan yang baik."
" Luar biasa, Aku pasti akan memberikan suaraku untuk Raja Vampir yang sangat bijaksana ini saat ada pemilu di Bangsa Vampir. Ceritakan padaku seperti apa Raja Vampir ini Pa! Seperti apa wajahnya? Apa dia tampan?Apa dia sudah punya istri? " Cerocosku
"Tidak, lihatlah sekarang bahkan sudah lewat tengah malam, waktunya tuan putri tidur," tolak Papa, kemudian mematikan tv yang sedari tadi terabaikan.
"Tapi besok hari Minggu Pa, dan aku belum mengantuk," kataku manja "bukankah bagi vampir jam segini belum larut ya Pa?" tanyaku lagi tidak mau menyerah.
"Bagi seorang vampir memang belum, tetapi untuk bayi kecil seperti mu, ini sudah sangat larut. Dan sekedar catatan Raja Vampir sudah memiliki pasangan, jadi jangan berpikir yang aneh-aneh," ujarnya seraya mencubit gemas hidungku.
"Hari ini banyak hal yang kau alami, kau pasti lelah, sekarang kembalilah ke kamarmu dan beristirahat, ok!" perintah Papa padaku.
"Baiklah Pa. Selamat malam " kali ini aku mengalah.
"Dan tenang saja, bagiku Papa tetap yang paling tampan," ucapku mengacungkan dua jempol dihadapan Papa, kemudian entah muncul dari mana pikiran ini, tapi aku tidak bisa menghentikannya.
cup...bibirku mendarat sempurna di bibir Papa, dia tampak terkejut dengan hadiah ku itu dan seketika aku langsung menghambur pergi menuju kamarku, jantungku berdetak sangat cepat, sampai kupikir pasti akan meledak, rasanya seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam sana.
Astaga ... aku pasti sudah gila, bagaimana bisa aku begitu menyukainya, mulai saat ini aku akan berusaha lebih keras agar Papa mau melihat ku sebagai seorang wanita ,semangat!
Aku mulai mengatur nafas ku yang tak karuan dan mengipas kan tangan ke wajahku yang seperti terbakar saking gugup dan bahagia menjadi satu.
Dan perjuangan menaklukkan hati Papa Vampirku akan dimulai sekarang.
bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
💖 sweet love 🌺
vampir mandi jg ya??
2024-08-09
0
Restviani
mohon maaf, baru bisa mampir.
i love your story..
2022-03-21
2
Tinta Rachel
Vampir, I love u..gitu ya kak😀😀 aku sudah mampir ni kak,saling dukung ya.
2021-10-23
1