Chapter 8 - Mata Monster Beracun

"Zion, aku dengar adikmu pergi keluar negeri, ya?"

Zion sedang duduk dibangkunya yang berada di tepat di depan meja guru. Teman sekelas yang menanyainya itu bernama Jay, tokoh ekstra yang nantinya akan menjadi tangan kanan sekaligus sekretaris pribadinya. Namun, saat ini dia hanya teman dekat yang belum memiliki jabatan apa pun.

"Itu benar." Jawab Zion singkat, kedua matanya masih berada pada buku berwarna biru tua yang ada ditangannya.

Mendengar jawaban singkat Zion, Jay tertawa terbahak-bahak. Mendengar Jay yang tertawa, Zion sedikit memincingkan matanya, memang apa yang lucu dari ucapannya.

"Kau ini dingin sekali pada adikmu sendiri."

"..."

"Apa kau tidak merasa kesepian?"

"Tidak juga, itu semua untuk kebaikannya."

"Benar juga, dia kan sudah melukai Nona dari keluarga Castris, pasti orang tuamu tidak akan tinggal diam."

Zion masih saja terdiam, yah, tidak ada alasan baginya untuk memberitahu Jay kalau alasan kepindahan Allen bukan karena Liyuna melainkan murni karena orang tua mereka ada bisnis di luar negeri dan sengaja membawa Allen untuk sedikit menjinakkan sikapnya yang brutal dan susah diatur.

"Ngomong-ngomong, kau kan sudah bertemu dengannya. Bagaimana kesan pertamamu terhadapnya?"

"Siapa?"

"Nona Castris lah, siapa lagi."

"Saat pertama kali bertemu, dia masih tertidur. Jadi, aku tidak punya kesan apa pun."

Apa yang Zion katakan adalah kebenaran, saat pertama kali mengunjungi rumah sakit untuk meminta maaf, Liyuna masih tertidur karen efek obat. Jadi, dia tidak punya kesan apa pun terhadapnya.

"Aku dengar dia memiliki sifat yang sangat buruk." ucap Jay dengan mengangkat kedua tangannya dan bertingkah seolah-olah dia adalah binatang buas.

Sekilas wajah tidur Liyuna singgah dipikiran Zion, melihat Liyuna yang tertidur pulas membuatnya menyangkal perkataan Jay. Zion sejak dulu memiliki intuisi yang cukup kuat, dia bisa membedakan mana orang yang memiliki niat terselubung dan mana orang baik yang tidak memiliki niat jahat sedikitpun. Menurut Zion, Liyuna jatuh pada kategori kedua. Dia tidak mengerti kenapa banyak orang yang berkata bahwa Liyuna memiliki sifat yang sangat buruk, padahal mereka belum pernah bertemu sebelumnya. Namun bagi Zion, itu tidak terlalu penting, mau Liyuna bersifat buruk atau tidak itu bukan urusannya.

"Semua anak-anak selalu bersikap buruk."

"Ah, iya juga." Jay mengiyakan ucapan Zion.

Memang benar kan, anak-anak sering bersikap buruk, apalagi kalau keinginan mereka tidak dipenuhi. Jadi, tidak ada alasan bagi Jay untuk menyanggah ucapan Zion. Lagi pula Jay juga tidak terlalu terarik dengan Castris.

Jika memang Liyuna memiliki sifat buruk, seharusnya saat ini Ravenray sedang berada dalam masalah. Namun karena tidak ada hal signifikan yang terjadi pada Ravenray, bisa disimpulkan bahwa Liyuna tidak memendam dendam pada Allen.

"Oh, ya! Apa kau tahu, kemarin ada kecelakaan di pelabuhan milik Harvenhelt." ucap Jay yang baru saja mengingat kejadian menghebohkan yang terjadi kemarin malam di pelabuhan milik Harvenhelt.

Alat pengangkut peti kemas tiba-tiba mengalami malfungsi dan hal ini menyebabkan peti kemas tersebut jatuh dan menimpa seseorang yang sedang berdiri dibawahnya. Hal ini menjadi trending topic dikalangan kelas atas karena Harvenhelt terkenal dengan kedisiplinan mereka tidak mungkin teledor dalam memeriksa alat-alat yang mereka gunakan.

"Tentu saja, itu kan berita yang cukup menghebohkan."

"Benar, aku tidak menyangka kejadian seperti itu bisa terjadi di Harvenhelt."

"Namanya kecelakaan pasti bisa terjadi kapan pun, tidak peduli mau mereka dari Harvenhelt atau Ravenray sekali pun, tidak ada yang bisa mengaturnya."

"Haah, tapi tetap saja. Harvenhelt kan bisa dikatakan tempat teraman untuk orang-orang seperti kita." Jay menghela napas karena menyayangkan apa yang terjadi pada Harvenhelt.

Dikalangan kelas atas, Harvenhelt sering menjadi tempat tujuan bagi keluarga lain yang mengalami peristiwa berbahaya seperti ancaman pembunuhan, penculikan, pencemaran nama baik dan sebagainya. Hal ini karena anggota keluarga tersebut kebanyakan bekerja di bidang hukum dan pertahanan negara. Bisa dibilang, mereka keluarga yang sering menghasilkan para pengacara, polisi, tentara, dan detektif yang hebat. Karena itulah siapa pun yang mengalami masalah hukum akan datang ke Harvenhelt untuk meminta bantuan, tentu saja dengan bayaran yang sesuai dengan permintaan mereka. 

Karena jumlah keluarga kaya di negara ini cukup banyak, tidak terhitung berapa banyak ancaman yang datang dari dalam maupun luar negeri. Setiap orang mengincar harta dan kekuasaan yang mereka miliki dan hal ini membuat keluarga-keluarga tersebut untuk saling bekerja sama. Terutama dengan adanya Harvenhelt mereka akan merasa aman dengan beberapa ancaman, tentu saja tidak semua ancaman bisa di selesaikaan Harvenhelt, beberapa diantaranya hanya bisa diselesaikan dengan kemampuan mereka sendiri. Maka dari itu, panti asuhan yang ada dibawah naungan keluarga Castris menjadi sasaran orang-orang untuk mendapat anak didik yang bisa dalam segala bidang dan mampu melindungi keluarga mereka. Tentu saja, tidak semua anak-anak dipanti itu mau mengikuti mereka karena mereka boleh pergi ke keluarga lain jika mereka sendiri yang menginginkan karena anak-anak panti tersebut dilindungi haknya oleh keluarga Castris dan juga oleh hukum negara tentang hak asasi manusia. Jadi, meski mereka berasal dari keluarga terpandang pun, tidak bisa seenaknya menarik anak dari panti tersebut begitu saja. Mereka harus mengikuti segala prosedur dan persyaratan yang sudah ditentukan sebelumnya dan memenuhi kontrak sesuai yang diingkan anak-anak yang akan mereka angkat sebagai anak didik.

"Kau merasa cemas?" tanya Zion sembari meletakkan buku yang sedari tadi ia baca dan pegang. Kali ini matanya menatap Jay yang sedang menaruh kepalanya di meja.

"Tentu saja. Bukankah akhir-akhir ini banyak sekali berita kecelakaan, aku jadi merasa sedikit cemas."

Zion setuju dengan ucapan Jay. Akhir-akhir ini berita tentang kecelakaan memang makin banyak. Zion ingin menganggapnya sebagai kebetulan belaka, namun jika dilihat dari banyaknya kecelakaan yang terjadi pada keluarga-keluarga elit, membuatnya tidak bisa menghilangkan perasaan aneh yang ada di dalam hatinya. Ia merasa ada sesuatu yang terlewatkan dan dia tidak menyadari apa itu. Sesuatu yang jika dibiarkan terus menerus akan menjadi sangat berbahaya dan sulit untuk ditangani.

Zion menatap keluar jendela, melihat pohon gingko yang ada disebelah kelasnya. Matahari musim panas bersinar dengan sangat cerah dan terdengar suara jangkrik-jangkrik yang bernyanyi. Dia berharap, perasaan buruknya kali ini salah.

***

Disisi lain, Liyuna yang tadi berurusan dengan Lucas saat ini sedang duduk dikelasnya dan berbincang dengan Yvette yang baru saja berangkat ke sekolah. Seperti biasanya, Yvette menyapanya dengan wajah sumringah, senyumannya sangat cerah membuat siapa saja yang melihatnya tidak bisa marah.

"Yvette, apa kau kenal yang namanya Lucas?" tanya Liyuna tiba-tiba.

Saat ini, Liyuna tidak memiliki informasi apapun mengenai si ekstra yang tadi pagi ia temui. Satu-satunya sumber informasi baginya adalah Yvette, walaupun dia terlihat ceroboh dan sembrono, Yvette itu memiliki banyak informasi mengenai murid-murid disekolah ini. Mungkin karena sifatnya yang mudah bergaul dengan siapapun membuat dia bisa dengan mudah mendapat berbagai macam informasi.

"Lucas? Maksud Nona Lucas Obelian?"

"Benar, Lucas Obelian."

"Dia senior kita."

"Senior?"

"Benar, dia 2 tahun lebih tua dari kita."

"Obelian itu bergerak di bidang apa?"

"Aku tidak banyak tahu tentang mereka karena Obelian adalah perusahaan internasional, tapi setahuku mereka menyediakan jasa body guard dan berpusat di Rusia."

"Body guard yang kemarin itu, punya Lucas?"

"Bukan Nona, mereka body guard murid lain. Aku tidak tahu siapa  tepatnya, karena mereka bilang itu rahasia."

"Mereka kan tidak bilang siapa orangnya, kenapa kau bisa yakin itu bukan Lucas?"

"Umm... karena senior Lucas tidak membutuhkan hal seperti itu?"

"Kenapa tidak membutuhkan?"

"Karena dia tidak punya musuh di negara ini dan juga dia bukan seorang pewaris jadi tidak mungkin ada yang mengincarnya."

Mendengar penjelasan Yvette, Liyuna menjadi semakin penasaran dengan identitas Lucas sebenarnya. Yvette tidak mengenali Lucas kemarin karena ia memakai hoodie dan mungkin saja alasan Lucas dikejar orang bersetelan hitam kemarin berhubungan dengan asal usulnya. Mungkin alsan Lucas menjadi ekstra yang bahkan tidak pernah disebutkan namanya juga karena perusahaan keluarganya yang berada di luar negeri dan tidak memiliki hubungan apa pun dengan keluarga konglomerat di negara ini dan juga dia bukanlah seoang pewaris. Ini adalah informasi yang cukup berguna bagi Liyuna yang tidak tahu apa-apa tentang Lucas. Bahkan dia tidak memiliki informasi secuil pun dari game karena Lucas hanya ekstra.

"Dia bukan pewaris?"

"Benar, setahuku senior Lucas bukanlah pewaris. Jika dia seorang pewaris seharusnya dia tidak ada disini karena biasanya pewaris dari perusahaan seperti milik keluarganya akan mendidik pewaris mereka secara pribadi dan tidak akan melibatkan pihak luar."

Apa yang dikatakan Yvette sangat masuk akal. Perusahaan yang menyediakan jasa body guard seperti milik Lucas memang tidak mungkin membiarkan pewaris mereka bersekolah disekolah umum seperti pewaris keluarga lainnya karena berbagai alasan.

"Kenapa Nona bertanya tentang senior Lucas?"

"Aku tadi bertemu dengannya dan aku sedikit penasaran."

"Ah, begitu rupanya. Senior Lucas adalah orang yang baik, sifatnya sangat ceria dan mudah bergaul dengan siapapun."

Mendengar ucapan Yvette Liyuna merasa sedikit skeptis. Memang benar dia orang yang ceria dan terlihat sangat tidak berbahaya, tapi dia tidak yakin jika Lucas adalah orang yang baik karena dia memiliki aura yang berbeda dari orang-orang yang pernah ditemuinya.

Tak lama kemudian, guru mereka masuk ke kelas. Yvette kembali ke tempat duduknya dan Liyuna pun mempersiapkan bukunya untuk pelajaran. Pada jam istirahat makan siang, Liyuna dan Yvette pergi ke kantin untuk makan bersama. Liyuna memesan es krim yang cuku besar di sebuah gelas karena dia tidak tahan dengan rasa panas yang dia rasakan. Namun, tiba-tiba saja Lucas bergabung di meja mereka dan duduk disebelah Liyuna. Liyuna yang melihat Lucas duduk disampingnya langsung menatap Lucas yang juga balas menatap Liyuna.

"Junior, sepertinya kau tidak kuat panas, ya. Sebagai perminta-maafan atas kejadian tadi pagi, ini aku berikan mini fan milikku." ucap Lucas sembari menyodorkan mini fan ungu pekat miliknya.

"Aku bisa beli sendiri." ucap Liyuna sedikit ketus.

Lucas sedikit tertawa mendengar jawaban Liyuna dan berkata, "Jangan ketus begitu, orang-orang yang berniat berteman denganmu jadi takut nanti loh."

Apa yang dikatakan Lucas terasa seperti menohok hati Liyuna karena apa yang dia katakan adalah kebenaran. Liyuna tidak memiliki teman karena semua takut padanya, apa lagi jika dia berbicara dengan ketus, orang pasti akan semakin menjauhinya.

"Senior, jangan menggoda Nona Yuna. Dia ini hanya sedikit kaku saja." ucap Yvette membela Liyuna.

"Iya, aku tahu kok."

Melihat Lucas yang populer mendekati Liyuna, orang-orang mulai berbisik satu sama lain. Di kantin yang cukup luas ini dan berisik ini suara mereka tidak bisa terlalu terdengar namun tatapan mereka mengarah pada meja Liyuna.

"Lihat, senior Lucas duduk dengan Nona Castris."

"Senior berani sekali."

"Apa senior tidak memikirkan resikonya."

"Senior menang selalu baik pada siapa pun."

"Semoga senior tidak mendapat masalah."

"Jadi, apa yang kau inginkan senior?"

Liyuna memanggil Lucas dengan embel-embel senior agar orang lain yang mendengarnya tidak mengira bahwa Liyuna tidak sopan karena memanggil Lucas tanpa embel-embel.

"Sudah ku bilangkan, aku hanya ingin meminta maaf. Karena tadi pagi kau tidak menerima perminta-maafan dariku, maka aku akan meminta maaf lagi."

"Lalu, menurut senior aku yang sekarang akan memaafkan senior, begitu?"

"Hmm... aku merasa kau juga tidak akan memaafkanku."

"Lalu, untuk apa senior buang-buang waktu dengan mendekatiku?"

"Jika tidak di maafkan sekarang, maka aku hanya perlu meminta maaf sampai dimaafkan bukan? Aku ini tipe orang yang tidak bisa diam saja jika berbuat salah."

Liyuna menatap Lucas yang duduk disampingnya. Namun kedua matanya tertuju pada bola mata unik milik Lucas yang berwarna ungu. Untuk seorang ekstra sepertinya, mata ungu itu terlalu berlebihan, apa lagi rambut silvernya itu. Mau dilihat bagaimana pun, terlalu mencolok.

Lucas yang merasakan tatapan Liyuna mulai merasa tidak nyaman dan balas menatapnya. Dia memegang mata kanannya sebentar karena sadar Liyuna sedari tadi menatap matanya.

"Mataku mengerikan seperti monster beracun ya?" tanyanya tanpa sadar.

Mendengar pertanyaan Lucas, Liyuna jadi sedikit terkejut. Ini adalah pertanyaan klise yang sering ditanyakan karakter dalam game yang memiliki mata terlalu cantik.

"Mataku ini mengerikan, ya?" tanya pemeran utama laki-laki.

"Itu tidak benar, matamu sangat cantik seperti berlian." jawab pemeran utama perempuan sembari menangkup wajah pemeran utama laki-laki dikedua tangannya.

"Kau berbohong, semua orang mengatakan mataku ini pembawa sial dan mengerikan."

"Jangan dengarkan kata orang-orang, mereka hanya iri karena kamu memiliki mata yang sangat cantik."

"Jangan tinggalkan aku dan teruslah berada disisiku. Hanya kamu yang bisa memahami diriku."

Barusan adalah skenario yang sedang berputar dalam otak Liyuna. Skenario klise yang selalu ada dalam game. Namun, Liyuna sebagai tokoh antagonis tidak akan mengatakan hal semanis dan sebaik itu dan lagi, Lucas hanyalah ekstra. Jadi, Liyuna juga tidak perlu bertindak sesuai skenario yang biasanya terjadi dan dia harus menjauhkan diri dari ekstra berbahaya sepertinya.

"Tidak seperti monster beracun sih, tapi lebih mirip penyihir." jawab Liyuna dengan tersenyum lebar.

Dengan begini, Liyuna yakin Lucas akan marah dan mulai menjauhinya. Memangnya siapa juga yang mau dikatakan mirip penyihir. Mau itu monster beracun atau pun penyihir, keduanya adalah hal yang tidak bagus. Siapapun yang mendengar pasti tidak akan suka.

Lagi pula Liyuna tidak mengada-ngada, biasanya kalau di dalam game, karakter bermata ungu memiliki sifat yang misterius dan kekuatan gelap seperti orang jahat. Jadi, jika dia mengatainya penyihir, itu bukanlah hal yang salah bukan? Toh, memang benar Lucas adalah karakter dalam game. Jadi, Liyuna tidak terlalu merasa bersalah. Salahkan developer game yang membuat warna matamu jadi seperti itu.

TBC

Terpopuler

Comments

Blue Twins

Blue Twins

Developer game disalahkan terus 😂🤣

2021-09-23

10

JW🦅MA

JW🦅MA

MAK YUSSS

2021-08-09

3

shana 3108

shana 3108

lanjut lagi ya thor.

2021-07-29

1

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 - Aku Mengambil Alih Tubuh Liyuna?!
3 Chapter 2 - Masih Hidup
4 Chapter 3- Si Menyebalkan Allen!
5 Chapter 4 - Kepindahan Allen Yang Tiba-Tiba
6 Chapter 5 - Munculnya Karakter Baru?!
7 Chapter 6 - Orang-Orang Bersetelan Hitam
8 Chapter 7 - Lucas Obelian si Ekstra
9 Chapter 8 - Mata Monster Beracun
10 Chapter 9 - Kesan Yang Membaik
11 Chapter 10 - Pesta I
12 Chapter 11 - Pesta II
13 Chapter 12 - Pesta III
14 Chapter 13 - Musim Semi Pertama
15 Chapter 14 - Havelian Park
16 Chapter 15 - Keputusan Lucas
17 Chapter 16 - Pulang ke Rusia
18 Chapter 17 - Obelian's Circle
19 Chapter 18 - Insiden Pengeboman
20 Chapter 19 - Allen dan Victor
21 Chapter 20 - Yuda Harvenhelt
22 Chapter 21 - Liburan Musim Panas I
23 Chapter 22 - Liburan Musim Panas II
24 Chapter 23 - Kalung Kupu-Kupu
25 Chapter 24 - Pulang
26 Chapter 25 - Sleepover
27 Chapter 26 - Perasaan
28 Chapter 27 - Eksplor
29 Chapter 28 - Penghuni Rumah Matahari
30 Chapter 29 - Berita Kematian
31 Chapter 30 - Topeng Yuda
32 Chapter 31 - Menulis Ingatan
33 Spesial Q&A
34 Chapter 32 - Kedatangan Yuriel I
35 Chapter 33 - Kedatangan Yuriel II
36 Chapter 34 - Ikatan & Kepercayaan
37 Chapter 35 - Orang Itu Adalah?
38 Chapter 36 - Hidden Target
39 Chapter 37 - Hajun
40 Chapter 38 - Yuriel di Sekolah I
41 Chapter 39 - Yuriel di Sekolah II
42 Chapter 40 - Yuriel di Sekolah III
43 Chapter 41 - Mimpi
44 Chapter 42 - Menyembunyikan Sesuatu
45 Chapter 43 - Keadaan
46 Chapter 44 - Altzion Ravenray
47 Chapter 45 - Ravenray
48 Chapter 46 - Wanita dalam Lukisan
49 Chapter 47 - Luka yang Dimilikinya
50 Chapter 48 - Masa Lalu Yuda
51 Chapter 49 - Persiapan
52 Chapter 50 - Pemeran Utama
53 Chapter 51 - Kegembiraan dan Keceriaan
54 Chapter 52 - Sebuah Janji
55 Chapter 53 - Kembali
56 Chapter 54 - Musim Semi Keenam
57 Chapter 55 - Tempat Persembunyian
58 Chapter 56 - Konfrontasi
59 Chapter 57 - Mimpi yang Terlihat Nyata
60 Chapter 58 - Ketua OSIS
61 Chapter 59 - Mirror of the World
62 Chapter 60 - Munculnya Tokoh Berbahaya
63 Chapter 61 - Liyuna Asli!
64 Chapter 62 - Perkumpulan
65 Chapter 63 - Hari Pertama
66 Chapter 64 - Seperti Biasa
67 Chapter 65 - Menjadi Anggota Resmi
68 Chapter 66 - Perasaan Yuriel
69 Chapter 67 - Emosi yang Tidak Stabil
70 Chapter 68 - Liburan Bersama Allen
71 Chapter 69 - Pembunuh Bayaran
72 Chapter 70 - Liyuna dalam Bahaya
73 Chapter 71 - Menyelamatkan Diri
74 Chapter 72 - Kembali ke Vila
75 Chapter 73 - Bala Bantuan Datang!
76 Chapter 74 - Recovery
77 Chapter 75 - Malam Natal Berdarah
78 Chapter 76 - Berita Duka
79 Chapter 77 - Penyelidikan
80 Chapter 78 - Almera Menemukan Kebenaran
81 Chapter 79 - Pemakaman
82 Chapter 80 - Ketakutan Melanda
83 Chapter 81 - Belum Waktunya
84 Chapter 82 - Musim Semi Kesepuluh
85 Chapter 83 - Kembalinya Lucas
86 Chapter 84 - Lama Tidak Bertemu
87 Chapter 85 - Reuni
88 Chapter 86 - Ilusi atau Ingatan?
89 Chapter 87 - Bertemu Dengannya
90 Chapter 88 - Mimpi Atau Premonisi?
91 Chapter 89 - Kesan Pertama (Allen's POV)
92 Chapter 90 - Pesta Anniversary
93 Chapter 91 - Terima Kasih Tehnya
94 Chapter 92 - Allen dan Zion
95 Chapter 93 - Pentas Seni
96 Chapter 94 - The Romancers
97 Chapter 95 - Backstage
98 Chapter 96 - Insiden Besar Terjadi
99 Chapter 97 - Cerberus
100 Chapter 98 - Kebenaran yang Disembunyikan
101 Chapter 99 - Wanita yang Selalu Menghantui
102 Chapter 100 - Alasan (Zion's POV)
103 Chapter 101 - Aku yang Berasal Dari Dunia Lain
104 Chapter 102 - Januari
105 103 - Lucas dan Hajun
106 Chapter 104 - Istirahat Sejenak
107 Chapter 105 - General Manager
108 Chapter 106 - Hasil Dari Sebuah Pilihan
109 Chapter 107 - Insiden Frozen December
110 Chapter 108 - Tekad yang Bulat
111 109 - Awal Mulai Dari Time Loop (Allen's POV)
112 Chapter 110 - Kedatangan Victor
113 Chapter 111 - Akhir Dari Ravenray
114 Chapter 112 - Pemindahan Kekuasaan
115 Chapter 113 - Awal Dari Sebuah Cerita (Yuriel's POV)
116 Chapter 114 - Allen dan Yuriel
117 Chapter 115 - Mulai Bergerak
118 Chapter 116 - Panti Asuhan Astraea
119 Chapter 117 - Noel dan Panti Astraea
120 Chapter 118 - Tidak Kondusif
121 Chapter 119 - Bertemu Lucas
122 Chapter 120 - Tamu Tak Diundang
123 Chapter 121 - Sesuatu Terjadi Pada Lucas
124 Chapter 122 - Kita Harus Membantu Lucas
125 Chapter 123 - Menyelinap Ke Obelian's Circle
126 Chapter 124 - Pergi ke Rusia
127 Chapter 125 - Menyusun Rencana
128 Chapter 126 - Persiapan
129 Chapter 127 - Keributan
130 Chapter 128 - Irina
131 Chapter 129 - Basement
132 Chapter 130 - Ketahuan?!
133 Chapter 131 - Kakak Lucas
134 Chapter 132 - Meninggalkan Obelian's Circle
135 Chapter 133 - Kembali Elisien
136 Chapter 134 - Daun Mulai Berguguran
137 Chapter 135 - Diintai
138 Chapter 136 - Kecelakaan
139 Chapter 137 - Red Diamond
140 Chapter 138 - Pencarian
141 Chapter 139 - Kalung Kupu-Kupu II
142 Chapter 140 - Tersadar
143 Chapter 141 - Dia adalah Pamanku?
144 Chapter 142 - Gudang Penyimpanan
145 Chapter 143 - Barang Lelang
146 Chapter 144 - Identitas Pemimpin Cerberus
147 Chapter 145 - Barang Terakhir
148 Chapter 146 - Harrioth Aerian Castris
149 Chapter 147 - Pasukan Penyelamat
150 Chapter 148 - Meninggalkan Red Diamond
151 Chapter 149 - Liyuna
152 Chapter 150 - Perubahan
153 Chapter 151 - Kebenaran
154 Chapter 152 - Keluarga Castris
155 Chapter 153 - Keluarga Castris (2)
156 Chapter 154 - Keluarga Castris (3)
157 Chapter 155 – Karl dan Harry
158 Chapter 156 - Karl dan Harry (2)
159 Chapter 157 – Karl dan Harry (3)
160 Chapter 158 – Retakan
161 Chapter 159 – Retakan (2)
162 Chapter 160 - Pamanmu, Harrioth
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 - Aku Mengambil Alih Tubuh Liyuna?!
3
Chapter 2 - Masih Hidup
4
Chapter 3- Si Menyebalkan Allen!
5
Chapter 4 - Kepindahan Allen Yang Tiba-Tiba
6
Chapter 5 - Munculnya Karakter Baru?!
7
Chapter 6 - Orang-Orang Bersetelan Hitam
8
Chapter 7 - Lucas Obelian si Ekstra
9
Chapter 8 - Mata Monster Beracun
10
Chapter 9 - Kesan Yang Membaik
11
Chapter 10 - Pesta I
12
Chapter 11 - Pesta II
13
Chapter 12 - Pesta III
14
Chapter 13 - Musim Semi Pertama
15
Chapter 14 - Havelian Park
16
Chapter 15 - Keputusan Lucas
17
Chapter 16 - Pulang ke Rusia
18
Chapter 17 - Obelian's Circle
19
Chapter 18 - Insiden Pengeboman
20
Chapter 19 - Allen dan Victor
21
Chapter 20 - Yuda Harvenhelt
22
Chapter 21 - Liburan Musim Panas I
23
Chapter 22 - Liburan Musim Panas II
24
Chapter 23 - Kalung Kupu-Kupu
25
Chapter 24 - Pulang
26
Chapter 25 - Sleepover
27
Chapter 26 - Perasaan
28
Chapter 27 - Eksplor
29
Chapter 28 - Penghuni Rumah Matahari
30
Chapter 29 - Berita Kematian
31
Chapter 30 - Topeng Yuda
32
Chapter 31 - Menulis Ingatan
33
Spesial Q&A
34
Chapter 32 - Kedatangan Yuriel I
35
Chapter 33 - Kedatangan Yuriel II
36
Chapter 34 - Ikatan & Kepercayaan
37
Chapter 35 - Orang Itu Adalah?
38
Chapter 36 - Hidden Target
39
Chapter 37 - Hajun
40
Chapter 38 - Yuriel di Sekolah I
41
Chapter 39 - Yuriel di Sekolah II
42
Chapter 40 - Yuriel di Sekolah III
43
Chapter 41 - Mimpi
44
Chapter 42 - Menyembunyikan Sesuatu
45
Chapter 43 - Keadaan
46
Chapter 44 - Altzion Ravenray
47
Chapter 45 - Ravenray
48
Chapter 46 - Wanita dalam Lukisan
49
Chapter 47 - Luka yang Dimilikinya
50
Chapter 48 - Masa Lalu Yuda
51
Chapter 49 - Persiapan
52
Chapter 50 - Pemeran Utama
53
Chapter 51 - Kegembiraan dan Keceriaan
54
Chapter 52 - Sebuah Janji
55
Chapter 53 - Kembali
56
Chapter 54 - Musim Semi Keenam
57
Chapter 55 - Tempat Persembunyian
58
Chapter 56 - Konfrontasi
59
Chapter 57 - Mimpi yang Terlihat Nyata
60
Chapter 58 - Ketua OSIS
61
Chapter 59 - Mirror of the World
62
Chapter 60 - Munculnya Tokoh Berbahaya
63
Chapter 61 - Liyuna Asli!
64
Chapter 62 - Perkumpulan
65
Chapter 63 - Hari Pertama
66
Chapter 64 - Seperti Biasa
67
Chapter 65 - Menjadi Anggota Resmi
68
Chapter 66 - Perasaan Yuriel
69
Chapter 67 - Emosi yang Tidak Stabil
70
Chapter 68 - Liburan Bersama Allen
71
Chapter 69 - Pembunuh Bayaran
72
Chapter 70 - Liyuna dalam Bahaya
73
Chapter 71 - Menyelamatkan Diri
74
Chapter 72 - Kembali ke Vila
75
Chapter 73 - Bala Bantuan Datang!
76
Chapter 74 - Recovery
77
Chapter 75 - Malam Natal Berdarah
78
Chapter 76 - Berita Duka
79
Chapter 77 - Penyelidikan
80
Chapter 78 - Almera Menemukan Kebenaran
81
Chapter 79 - Pemakaman
82
Chapter 80 - Ketakutan Melanda
83
Chapter 81 - Belum Waktunya
84
Chapter 82 - Musim Semi Kesepuluh
85
Chapter 83 - Kembalinya Lucas
86
Chapter 84 - Lama Tidak Bertemu
87
Chapter 85 - Reuni
88
Chapter 86 - Ilusi atau Ingatan?
89
Chapter 87 - Bertemu Dengannya
90
Chapter 88 - Mimpi Atau Premonisi?
91
Chapter 89 - Kesan Pertama (Allen's POV)
92
Chapter 90 - Pesta Anniversary
93
Chapter 91 - Terima Kasih Tehnya
94
Chapter 92 - Allen dan Zion
95
Chapter 93 - Pentas Seni
96
Chapter 94 - The Romancers
97
Chapter 95 - Backstage
98
Chapter 96 - Insiden Besar Terjadi
99
Chapter 97 - Cerberus
100
Chapter 98 - Kebenaran yang Disembunyikan
101
Chapter 99 - Wanita yang Selalu Menghantui
102
Chapter 100 - Alasan (Zion's POV)
103
Chapter 101 - Aku yang Berasal Dari Dunia Lain
104
Chapter 102 - Januari
105
103 - Lucas dan Hajun
106
Chapter 104 - Istirahat Sejenak
107
Chapter 105 - General Manager
108
Chapter 106 - Hasil Dari Sebuah Pilihan
109
Chapter 107 - Insiden Frozen December
110
Chapter 108 - Tekad yang Bulat
111
109 - Awal Mulai Dari Time Loop (Allen's POV)
112
Chapter 110 - Kedatangan Victor
113
Chapter 111 - Akhir Dari Ravenray
114
Chapter 112 - Pemindahan Kekuasaan
115
Chapter 113 - Awal Dari Sebuah Cerita (Yuriel's POV)
116
Chapter 114 - Allen dan Yuriel
117
Chapter 115 - Mulai Bergerak
118
Chapter 116 - Panti Asuhan Astraea
119
Chapter 117 - Noel dan Panti Astraea
120
Chapter 118 - Tidak Kondusif
121
Chapter 119 - Bertemu Lucas
122
Chapter 120 - Tamu Tak Diundang
123
Chapter 121 - Sesuatu Terjadi Pada Lucas
124
Chapter 122 - Kita Harus Membantu Lucas
125
Chapter 123 - Menyelinap Ke Obelian's Circle
126
Chapter 124 - Pergi ke Rusia
127
Chapter 125 - Menyusun Rencana
128
Chapter 126 - Persiapan
129
Chapter 127 - Keributan
130
Chapter 128 - Irina
131
Chapter 129 - Basement
132
Chapter 130 - Ketahuan?!
133
Chapter 131 - Kakak Lucas
134
Chapter 132 - Meninggalkan Obelian's Circle
135
Chapter 133 - Kembali Elisien
136
Chapter 134 - Daun Mulai Berguguran
137
Chapter 135 - Diintai
138
Chapter 136 - Kecelakaan
139
Chapter 137 - Red Diamond
140
Chapter 138 - Pencarian
141
Chapter 139 - Kalung Kupu-Kupu II
142
Chapter 140 - Tersadar
143
Chapter 141 - Dia adalah Pamanku?
144
Chapter 142 - Gudang Penyimpanan
145
Chapter 143 - Barang Lelang
146
Chapter 144 - Identitas Pemimpin Cerberus
147
Chapter 145 - Barang Terakhir
148
Chapter 146 - Harrioth Aerian Castris
149
Chapter 147 - Pasukan Penyelamat
150
Chapter 148 - Meninggalkan Red Diamond
151
Chapter 149 - Liyuna
152
Chapter 150 - Perubahan
153
Chapter 151 - Kebenaran
154
Chapter 152 - Keluarga Castris
155
Chapter 153 - Keluarga Castris (2)
156
Chapter 154 - Keluarga Castris (3)
157
Chapter 155 – Karl dan Harry
158
Chapter 156 - Karl dan Harry (2)
159
Chapter 157 – Karl dan Harry (3)
160
Chapter 158 – Retakan
161
Chapter 159 – Retakan (2)
162
Chapter 160 - Pamanmu, Harrioth

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!