"Menyingkir...." ujar Jova lalu Arzan dengan sadar turun dari atas tubuh istri nya. Gadis yang sudah tidak bisa menahan rasa malu nya itu akhirnya masuk ke dalam kamar mandi dengan wajah tertunduk.
Arzan mengacak rambutnya frustasi, pria itu gila sendiri di hantam oleh perasaan yang tidak bisa di jelaskan. Sedangkan Jova, mengutuk diri nya sendiri atas kegugupan nya tadi. "Apa aku ada riwayat sakit jantung? perasaan sejak bangun tidur terus berdebar." gadis itu mengusap dada nya agar kembali normal.
Arzan kembali ke kamar nya, lelaki itu juga sama sedang ke normalkan detak jantung nya. Mandi air dingin di pagi hari, sungguh kejam dunia ranjang pagi ini. Setelah ke dua nya sama-sama rapi, mereka duduk di meja makan seperti biasa nya. Gadis itu sudah terlihat baik-baik saja.
"Kenapa kau tidak bilang jika kau memiliki trauma pada gelap dalam hutan?" tanya Arzan terus memandang wajah istri nya.
"Karena kau tidak bertanya." celetuk gadis itu.
"Kau mau tinggal di Mansion atau ikut aku ke kantor?" tanya Arzan membuat gadis itu berpikir sejenak.
"Menurut mu aku harus pilih yang mana?" tanya balik gadis itu.
Arzan mulai kesal, gadis ini jika bersedih hanya sebentar saja bahkan bisa membuat hati orang lain luluh melihatnya. Tapi, jika sedang tidak waras seperti ini sungguh menyakitkan hati.
"Ikut dengan ku....!" seru Arzan hanya di tanggapi dengan mengangkat ke dua pundak oleh Jova.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, gadis ini sungguh pandai menyembunyikan kesedihan. Nyata nya Jova terus bernyanyi di sepanjang perjalanan. Untung saja suara nya tidak jelek, jadi Arzan masih bisa menikmati nya.
"Ini kan bukan arah kantor." protes gadis itu.
"Ya,...kita akan pergi ke villa ku." ujar Arzan membuat gadis itu mengeryitkan kening nya dalam.
"Kau punya villa?" tanya Jova tidak percaya.
"Menurut mu, sekelas diri ku ini harus memiliki apa?" tanya balik Arzan.
"Sombong...!" cibir gadis itu. "Seharusnya Tarzan seperti mu memiliki rumah pohon. Itu jauh lebih cocok untuk mu." ejek nya kembali.
"Ingin sekali aku memakan bibir mu yang terus mengejek ku itu." ujar Arzan.
"Kalau begitu, makan lah.....!" kata gadis itu menantang.
Cukup jauh juga ternyata, memakan waktu hingga dua jam perjalanan dengan melewati jalan aspal yang menghadap hamparan laut luas. Jova sepanjang perjalanan terus menikmati indahnya pemandangan alam laut di tambah deretan bukit-bukit yang ada di samping.
"Sejak kapan kau memiliki tempat ini?" tanya gadis itu tidak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang. Sebuah Villa yang menghadap langsung ke pantai, di tambah kolam renang yang juga ada menghadap pantai. "Ayo kita menginap Arzan...." rengek gadis itu. "Dari pada tidur di hutan itu, lebih baik aku tidur di sini." kata Jova.
"Apa kau tidak takut jika aku memakan mu?" tanya Arzan seolah di anggap Jova adalah sebuah candaan.
"Hanya sekedar memakan bukan? hmmm...baik lah, nanti ku temani kau makan." ujar gadis itu yang tidak tahu makna di balik kata makan.
Arzan tersenyum lebar, ingin rasa nya menyentil bibir tipis itu. Arzan sangat senang ketika melihat Jova senang. "Malam ini, kau bisa menginap di sini. Tapi, aku ada pekerjaan sedikit malam ini dan harus meninggalkan mu sebentar. Kau tenang saja, di Villa ini kau akan di jaga oleh banyak anak buah ku." kata Arzan membuat Jova langsung berpikir. Dari mana tiba-tiba Arzan memiliki banyak anak buah yant berbeda dengan yang di mansion.
"Pekerjaan apa?" tanya Jova penasaran "Bukan kah kata mu ada Aarav yang akan melakukan semua pekerjaan mu? lalu kenapa kau harus bersusah payah bekerja malam-malam." pertanyaan gadis itu membuat Arzan terdiam sejenak. Tidak mungkin jika pria itu mengatakan jika malam nanti diri nya dan Aarav akan melakukan penggagalan transaksi. narkoba yang akan di lakukan oleh seseorang yang sangat Jova kenal.
"Ada klien datang dari luar negeri. Aku harus menjamu nya malam ini." pria itu terpaksa berbohong.
"Owh,...ya sudah...!" seru Jova terlihat biasa saja. Gadis itu, mulai merasa aneh dengan sikap suami nya, Arzan yang memiliki banyak anak buah bahkan tersebar di mana-mana. Jika Arzan hanya seorang pemain bisnis, kenapa pria itu memiliki banyak anak buah. "Gila sendiri aku mikir nya...!" celetuk Jova.
"Siapa yang gila...?" tanya Arzan menyahut.
"Tidak ada!" seru Jova. "Di mana kamar ku...?" tanya gadis itu.
"Villa ini hanya ada satu kamar." jawab Arzan terlihat santai.
Jova terperangah, "Apa kata mu? hanya ada satu kamar? jadi, kita menginap dan akan tidur berdua gitu?" tanya gadis itu tidak percaya.
"Kenapa? apa yang salah? toh kita sudah dua kali tidur bersama." gumam Arzan langsung mendapatkan pukulan kecil di lengan nya. "Ayo...ke kamar...!" ajak Arzan kemudian gadis itu mengekor.
Lagi-lagi, Jovata di buat kagum dengan kamar yang ada di Villa ini. "Wuuuaaah....malam ini aku tidur di atas tempat tidur, dan kau tidur di sana." kata Jova sambil menunjuk sofa.
"Enak saja,...aku tuan rumah kenapa aku yang harus tidur di sofa?" lelaki itu mencibir.
"Gak bisa,... laki-laki sudah seharusnya mengalah dengan perempuan." gadis itu tidak mau kalah.
"Enak aja,....!" Arzan tidak mau kalah.
"Iiiih....Arzan,...aku ini istri mu atau bukan?" gadis itu bertanya membuat Arzan langsung terdiam. Langkah kaki pria itu perlahan menuju ke arah Jova, mata elang nya menatap ke dua netra indah yang sekarang sudah terlihat gugup.
"Arzan,...berhenti di situ...!" gadis itu mulai takut.
"Aku baru ingat, tadi kau menantang ku untuk memakan mu. Apa boleh aku memakan mu sekarang?" suara pria itu terdengar mengerikan sekali, bulu halus Jova mulai berdiri.
"Apa maksud mu...?" tanya gadis itu belum mengerti.
Langkah Jova, terhenti ketika menabrak dinding kamar. Dengan cepat, Arzan mengunci kebebasan istri nya itu. Tangan kekar itu, perlahan menarik ke dua tangan halus istri nya hingga menempel di dinding. "Arzan,...kau mau apa?" tanya gadis itu mulai panik.
"Kau tadi bertanya, apa kau istri ku atau bukan? jadi, aku ingin menjawab nya sekarang." kata Arzan kemudian perlahan pria itu meraup bibir tipis manis milik istri nya. Mata Jova langsung melotot, tubuh nya kaku dan ada hawa panas menjalar ke seluruh tubuh nya.
Arzan memagut bibir manis istri nya tanpa permisi, bermain di sana meski Jova tidak membalasnya. Aneh nya, gadis itu tidak menolak apa lagi berontak. Arzan melepas ciumannya di saat ia merasa jika sang istri tidak membalas ciuman nya.
Deru nafas gadis itu, dan juga detak jantung yang sekarang berpacu sangat cepat. Jova tertunduk, menahan rona malu di wajah nya. "Itu jawabannya, kau istri ku dan sampai kapan pun kau akan tetap menjadi istri ku." bisik Arzan di telinga istri nya. "Istirahat lah, aku akan pergi sekarang." kata Arzan kemudian berlalu pergi begitu saja.
Jova masih syok, ini ciuman ke dua mereka, gadis itu memukul kepala nya sendiri, naik ke atas tempat tidur lalu melompat-lompat seperti orang gila. Jova bingung sekarang, ingin marah tapi tidak bisa ingin menangis pun juga tidak bisa. Gadis ini hanya bisa memegang bibir nya, merasakan hangat nya ciuman sang suami, bahkan aroma parfum Arzan masih melekat di pakaian nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Hasrie Bakrie
next
2022-02-17
0
💜WWH💜
uhuuuyyyy.....
2021-07-14
0
☠🦃⃝⃡ℱTyaSetya✏️𝕵𝖕𝖌🌈༂နզ
uhuk uhuk uhuk 😚😚😚
2021-07-01
1