"Aku tidak ingin pergi ke kampus bersama mu. Aku ingin berangkat sendiri." kata gadis itu sambil menguyah makanan nya.
"Yang ingin berangkat dengan mu itu siapa?" tanya Arzan mencibir. "Aku memberikan mu supir agar kau tidak merepotkan ku...!" gumam pria itu membuat Jova melirik tajam ke arah suami nya.
Gadis itu meneguk susu nya hingga setengah gelas, kemudian berdiri lalu berkata. "Dsar Tarzan gila...!" ejek Jova dengan mengeluarkan lidah nya. "Jika bukan karena wasiat ayah ku, tidak mungkin aku mau menikah dan hidup dengan laki-laki aneh seperti mu!" ujar nya kemudian memutuskan untuk pergi.
Arzan yang geram dengan ucapan Jova langsung kehabisan selera makan. Pria itu juga memutuskan untuk pergi ke kantor. Di perjalanan, mobil Arzan dengan sangat laju menyalip mobil yang di tumpangi oleh Jova hingga membuat gadis itu mengeluarkan sumpah serapah nya.
Di kampus, beberapa teman Jova mulai merasa curiga karena hampir setiap hari Jova di antar oleh mobil-mobil mahal. Namun, tak satu pun rasa penasaran dari teman-teman Jova di jawab oleh gadis itu.
"Jova, kemana kau siang nanti? aku ingin mengajak mu makan siang di Cafe dekat jembatan layang itu...!" ajak Melvin teman satu kelas Jova yang selama ini menyukai Jova.
"Wah,...baiklah. Aku akan ikut dengan mu!" gadis itu menerima tawaran Melvin.
Jova tidak memiliki sahabat atau teman yang begitu akrab dengan nya. Jova hanya gadis yang mudah bergaul juga bisa menempatkan diri jika dalam berteman. Makan siang kali ini gadis itu pergi dengan Melvin, menikmati indahnya sungai yang membelah antar kota.
Melvin sangat senang bisa mengajak Jova keluar karena gadis itu cukup sulit untuk di ajak kemana-mana jika bersama dengan lelaki. Letak meja mereka cukup menyegarkan mata, satu sisi mereka bisa melihat sungai, satu sisi mereka bisa melihat jalanan yang cukup ramai.
"Bukanlah itu Jova...?'' tanpa sengaja Aarav melihat Jova sedang makan bersama laki-laki lain.
Arzan langsung memicingkan mata nya, membuat Aarav langsung merasakan udara di dalam mobil seolah panas membara. "Belok kan mobil nya!" perintah Arzan dengan suara dingin nya.
Tanpa di sadari oleh Jova, kini Arzan dan Aarav sudah berdiri di belakang gadis itu hingga membuat Melvin ketakutan dengan tatapan tajam yang di berikan oleh Arzan.
"Kau kenapa Melvin?" tanya Jova kebingungan.
"A-anu,...anu...di belakang mu!" ujar Melvin merasa gugup. Secara refleks Jova menoleh ke arah belakang dan mendapati suami nya sedang berdiri dengan sorot mata tajam.Bukan nya takut, Jova malah menunjukkan sikap acuh nya hingga membuat suami nya geram dan langsung menarik tangan gadis itu menuju mobil.
Melvin yang melihat hal itu tidak bisa melawan karena pria itu terlalu cupu. Di dalam mobil, Arzan hanya diam saja tanpa mengeluarkan sedikit suara. Aarav yang sedang mengemudi mobil serasa ingin menabrakan diri saja. Ternyata mereka pergi ke kantor, Arzan langsung menarik tangan istri nya keluar dari dalam mobil kemudian mengajak nya masuk ke dalam ruangan kerja nya yang berada di lantai sembilan.
Semua karyawan perempuan yang melihat nya merasa iri dan cemburu ketika Arzan menggenggam tangan wanita itu. Masih tetap sama, sikap Arzan yang diam tanpa suara ketika berada di dalam lift sama sekali tidak membuat gadis itu takut. Bahkan dengan santai nya Jova membuka ponsel milik nya.
Sesampainya di ruangan, Arzan mengajak Jova masuk ke dalam ruangan pribadi mulik nya dan langsung menguci pintu. Arzan langsung merampas ponsel milik istri nya lalu membanting nya hingga hancur berkeping-keping. Tentu saja Jova syok, gadis itu berlari memungut ponsel nya yang sudah hancur.
"Apa yang kau lakukan? kenapa kau merusak ponsel ku?" tanya gadis itu tidak terima.
"Kau istri ku, lalu kenapa kau malah makan dengan pria lain?" tanya pria itu dengan suara tinggi nya.
Bukan nya menjawab, gadis itu justru tertawa mengejek suami nya sendiri. "Lalu, jika aku istri mu dan makan di luar bersama laki-laki lain, apa kau berhak melarang ku?" tanya nya membuat Arzan semakin naik pitam.
Pria itu tanpa sadar mencengkram leher istrinya hingga membuat gadis itu kesulitan untuk bernafas."Kita menikah memang tidak saling mencintai. Tapi, aku paling benci jika ada seorang wanita yang sedang bersama ku juga sedang bersama orang lain...!" ucap Arzan dengan emosi.
Jova menendang Arzan hingga membuat pria itu melepaskan cengkraman nya. Jova terbatuk-batuk, gadis itu menarik ulur nafasnya. "Tuan Arzan yang terhormat, jika kau melarang ku dekat dengan laki-laki selain diri mu. Lalu bagaimana dengan diri mu yang bergandengan tangan sangat mesra dengan seorang wanita di luar sana? apa itu adil bagi ku?" tanya Jova tidak takut sama sekali.
Mata Arzan sedikit melebar, pria itu bingung dengan ucapan Jova. "Apa maksud mu?" tanya pria itu dingin.
Jova tertawa, tapi kali ini tawa nya di iringi air mata. Rasa nya sakit, cengkraman Arzan berbekas di leher nya. "Jangan pura-pura bodoh atau berlaga sebagai laki-laki pecundang. Kemarin, aku bahkan melihat dengan sangat jelas kau masuk ke sebuah restoran dengan menggandeng tangans seorang wanita bahkan kau menyuapi nya makan dengan sangat mesra. Lalu, di mana letak kesalahan ku? sebelum kau menilai diri ku ini, alangkah baik nya kau menilai diri mu sendiri." ujar Jova panjang lebar. Gadis itu pada akhirnya membuka pintu dan mengacuhkan Arzan yang sedang mencerna setiap kata-kata istri nya.
Setelah sadar, Arzan sudah tidak mendapti Jova di dalam kamar nya bahkan gadis itu juga tidak ada di ruangan kerja nya. Arzan panik, pria itu keluar dari ruangan nya.
"Di mana Jova?" tanya Arzan pada Aarav yang sejak tadi menunggu di meja Sekretaris nya.
"Pergi...!" jawab singkat Aarav dan bingung dengan apa yang terjadi. Tanpa menghiraukan Aarav dan Sekretarisnya, Arzan langsung pergi menyusul Jova.
Namun sayang, gadis itu seperti memiliki langkah seribu yang bahkan jejak nya saja tidak bisa di temukan oleh Arzan. Pria itu mulai panik, mencari Jova kesana kemari. Arzan telah menyesal berbuat kasar pada gadis itu.
Panas nya matahari serasa membakar kulit, Jova memilih pergi ke danau yang berada di tengah kota. Duduk bersandar di pohon rindang dan besar sambil mengusap lehernya yang masih sakit.
Sedangkan Arzan mencoba menghubungi nomor milik istri nya, namun Arzan lupa dan langsung mengumpat pada diri nya sendiri karena pria itu telah menghancurkan ponsel milik istri nya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Hasrie Bakrie
next
2022-02-17
0
🐊⃝⃟ Fina💕📴line😎
nyesek
2021-11-06
0
maestuti dewi saraswati
lanjut thor 👍👍
2021-08-25
1