"guru maaf aku tidak bisa membunuh orang itu" seru lan wu pelan bersamaan dengan pukulan tetua Shu.
"Hais...anak ini sangat menakutkan" ucap tetua Shu
"Ku pikir kau Takan membantu"timpal ketua Jian menghela nafas.
Arena pertarungan nampak begitu kacau serta banyaknya murid yang terluka akibat energi hitam milik lan wu.
Energi yang begitu mengerikan tersebut , berasal dari kitab neraka yang di pelajari nya selama 1 tahun.
Ia mendapatkan nya sewaktu melintasi gunung neraka saat perjalanan nya kemari.
Meskipun ia tidak menyempurnakan jurus tersebut. Namun kekuatan dari kitab tersebut sangatlah kuat.
Bagi orang yang mempelajari kitab tersebut , aliran energi nya serta hawa membunuhnya begitu pekat hingga membuat yang berada di sekitarnya kehilangan kesadaran nya.
Hanya saja lan wu tidak mempelajarinya dengan serius, ia hanya mempelajari 2 jurus seperti mata iblis dan tebasan neraka.
Di tempat lain, tepatnya di pintu gerbang sakte pedang dewa.
Nampak serombongan berpenampilan layak bangsawan tengah memasuki kediaman sakte pedang dewa
Di rombongan tersebut nampak seorang lelaki yang berusia sekitar 29 tahun di temani seorang gadis bercadar tengah menatap jeli ke arah bekas arena pertarungan.
"Salam pada pangeran liang "sambut tetua xinxin yang mempersilahkan rombongan pangeran memasuki aula sakte.
Pangeran beserta permaisurinya yang di temani seorang anak laki-laki dan perempuannya mengikuti xinxin menuju ke hadapan ketua Jian .
"Ketua Jian, mengapa anda terlihat gusar" ucap pangeran liang memberi salam di ikuti permaisuri dan kedua anak nya.
"Aih...maaf pangeran tidak menyambut mu , ada beberapa masalah di hari ini pangeran" jawab ketua Jian tersenyum menutupi kebimbangan nya.
Pangeran liangpu. Duduk di kursi yang telah di siapkan, kemudian jian menyuruh
Beberapa muridnya menyuguhkan hidangan lezat
"Pangeran, aku sudah membaca surat yang anda kirimkan. "Ucap Jian usai meneguk segelas anggur
"Apakah ketua Jian bisa membantu?" Tanya pangeran song penuh harap.
"Untuk membantu pangeran tidaklah sulit , hanya saja jika sakte pedang dewa di tempatkan bersama dengan sakte pedang langit di khawatirkan akan menimbulkan masalah" jawab Jian menghela nafas
"Bukankah konflik kalian telah berakhir bukan kah..,.." ucapan pangeran liang terputus bersamaan dengan datangnya salah satu tetua
"Tetua Ning, di mana sopan santun mu" seru tetua xinxin yang terlihat kesal
"Ketua sakte, di luar tetua Feng tengah menghadapi seorang pendekar tingkat suci yang berasal dari aliran hitam" jawab ketua Ning yang membuat tetua xinxin melesat ke arah luar dengan cepat.
"Haishh... Tak disangka begitu cepat ia mendengar ya " ketua Jian menghela nafas sebelum akhirnya memohon izin kepada pangeran untuk meninggalkan perbincangan mereka.
"Humm...tetua dari sakte pedang dewa tidaklah buruk"ucap pria berjubah hitam dengan santai.
"Pria tua seperti mu harus di beri pelajaran " timpal tetua Feng mengerahkan jurus nya
Pertarungan berlangsung dengan tempo cepat setelah pria berjubah hitam mengeluarkan energi petarung nya.
"Sudahlah saudara Feng sejak dulu kau masih tak bisa mengalahkan aku" ucap pria berjubah hitam tersebut sembari menetralkan energi petarung nya.
"Hahahaha, bahkan seorang di tingkat suci sepertimu bukan hal yang sulit ku hadapi " jawab tetua Feng sembari menyaring kan pedang nya.
"Apakah kalian hendak membuat banyak orang bingung" seru ketua Jian yang telah tiba di tempat
"Salam kepada ketua sakte" seru tetua Feng bersamaan dengan pria berjubah hitam tersebut. Membuat para tetua yang lain menjadi heran.
Melihat kebingungan muka para murid serta tetua sakte . Jian pun menjelaskan bahwa pria berjubah hitam ini adalah murid satu-satunya tetua Xin yang meninggalkan sakte pada masa pertarungan antara sakte pedang dewa dan aliran hitam.
Tetua Xin menjadi salah satu pahlawan dikarenakan berhasil membasmi 1 kelompok aliran hitam.
Para tetua yang saat ini memang banyak yang tidakengenal tetua Xin di karenakan ia meninggalkan sakte saat para tetua lain nya masih menjadi murid utama bahkan murid luar dari perguruan pedang dewa.
Salah satu nya tetua Feng yang saat ini menjadi murid dari salah satu tetua dulu, sehingga ia bisa mengenal pria ini
"Apakah kedatangan mu berhubungan dengan Xin" ucap ketua Jian
"Aku mendengar bahwa ada seorang murid pribadi guruku di sini, aku harus memastikan nya apakah ia benar adik seperguruan ku atau hanya penipu " seru pria berjubah hitam yang perlahan melepaskan jubahnya dan terlihat sebua pedang yang mirip dengan kepunyaan Lan wu.
Sementara lan wu di kamarnya menangis tanpa suara ia begitu kecewa dengan kemampuan nya yang bahkan tak dapat menghabisi pembunuh gurunya.
Saat ia tengah melamun dalam tangisan nya ia dikejutkan dengan munculnya pria berambut hijau panjang yang mengenakan seragam sakte pedang dewa berdiri di samping nya.
"Tetua apakah anda hendak membela murid mu?" Seru lan wu yang mengira bahwa pria di depan nya adalah guru dari Jun Li
Pria tersebut tidak menjawab ia malah memperhatikan pedang yang tergeletak di meja .
Saat pria itu hendak menyentuh nya mendadak ia terdorong beberapa langkah
"Jika kau menyentuh pedang ini, maka dipastikan kau akan menemui guruku di atas sana" ucap lan wu dengan tatapan membunuh.
Pria tersebut tersenyum tipis , ia dapat mengetahui bahwa lam wu memang adalah adik seperguruan nya . Di sisi lain ia senang bahwa ternyata bukan hanya dia yang begitu berbakti pada gurunya .
"Nampak nya ada kesalahpahaman di sini" ucap pria berambut hijau sembari menunjukan sebuah pedang ke arah lan wu.
"Pedang sunyi??" Tanya lan wu terkejut.
"Ah , kau pasti mendapatkan ini juga" lanjut pria di depan nya sembari menunjukan sebuah lencana dari plat kayu.
Seketika mata lan wu melebar ,tubuhnya bergetar hebat ,disertai tangis besar dan dengan cepat berlari ke arah pria berbaju hijau tersebut.
"Kakak Ling!!" Teriak lan wu seirama dengan tiba nya ia di pelukan Ling.
Lan wu menangis sejadi-jadinya , iaenumpahkan rasa kesal serta marahnya pada ketidak mampuan nya menjaga guru nya.
Ling hanya tersenyum sembari mengelus kepala lan wu , ia memang pernah bertemu dengan lan wu sewaktu lan wu berumur 4 tahun. Setelah mendengar kematian guru nya , Ling memutuskan untuk mencari informasi soal keberadaan lan wu, karena ia yakin bahwa lam wu masih hidup .
Setelah ia mencari selama beberapa tahun ia tak kunjung menemukan informasi soal lan wu , hingga Ling memutuskan untuk menghentikan pencarian nya.
Namun tidak di sangka , saat ia singgah di restoran dekat sakte pedang dewa . Ia mendengar kabar tentang salah seorang murid yang di bawa oleh ketua Jian , serta kehebatan murid tersebut.
Akhirnya Ling memutuskan untuk pergi ke sakte pedang dewa .
Lan wu perlahan melepaskan pelukan nya , ia mengusap matanya yang sembab dan segera memberi penghormatan kepada kakak seperguruan nya
"Kakak Ling maaf aku tak cukup kuat untuk melindungi guru" ucap lan wu penuh penyesalan.
"Dasar bocah, bagai mana anak berumur 7 tahun mengalahkan 4 pendekar suci" ucap Ling sembari memukul pelan kepala lan wu.
"Jika aku berada di posisi guru, aku juga akan melakukan hal yang sama , dengan kemampuan mu aku yakin kau akan melampaui aku dan guru " ucap Ling yang kini tersenyum
Lan wu menceritakan bagaimana ia bertahan hidup selama ini, juga tentang Jun Li yang mempunya jurus yang sama dengan pembunuh guru mereka.
Ling hanya menggeleng , sembari menceritakan bahwa jurus yang di gunakan Jun Li adalah jurus yang berasal dari kitab naga langit. Sedangkan jurus yang membunuh guru mereka adalah berasal dari kitab naga hitam.
Ling juga menjelaskan , bahwa pembunuh tersebut pasti berada di tingkat dewa.
Penjelasan Ling membuat lan wu merasa begitu bersalah kepada Jun Li.
"Kakak Ling, aku ingin mengikuti mu berkelana" ucap lan wu menatap pedang sunyi milik nya
Ling yang mendengar perkataan lan wu menggeleng pelan sembari mengusap rambut lan wu.
"Aku sedang menjalankan misi dari sakte , kini aku adalah salah satu tetua di bunga darah. Akan sangat berbahaya jika kau berada di sana, meskipun aku adalah tetua tetapi aku tak bisa melindungi mu secara penuh"
Lan wu yang memahami misi dari Ling mengiyakan perkataan Ling meskipun lan wu tak bisa menyembunyikan lelecewaan nya.
Usai berbincang. Lan wu mengikuti Ling ke arah kediaman Ling yang berada di sekitar gunung .
Lingenyerahkan sebua lencana perak yang bertuliskan simbol tetua sakte pedang dewa.
Lan wu pun di bawa menghadap ketua Jian yang kini berada di menara pembuktian di temani para tetua lainnya beserta rombongan pangeran liang.
"Aku mengerti maksud mu tetua liang, namun meski lan wu merupakan murid yang aku pilih secara langsung, tapi menjadi tetua di umur yang begitu muda bukanlah perkara yang mudah. Akan banyak misi berbahaya yang menanti lan wu, saran ku sebaiknya lan wu menjadi murid dari salah satu tetua untuk mengasah kemampuan nya" ucap tetua lian di kursi nya.
"Ketua sakte, aku mengerti kekhawatiran mu, namun melihat potensi lan wu yang begitu besar apa salah nya mengangkat nya menjadi tetua , dengan di langsungkan nya pertandingan kemarin seharusnya anda sadar bahwa kemampuan lan wu yang masih berada di tingkat bumi menengah tidak bisa di imbangi oleh murid inti maupun murid para tetua. Aku merekomendasikan nya sebagai pemilik lencana emas, dan sebagai tetua no 2 di sakte pedang dewa" seru Ling sembari mempersilahkan lan wu ketengah arena .
"Aku lan wu, memberi hormat kepada ketua dan para tetua" ucap lan wu memberi hormat.
"Berkat kakak seperguruan ku
, aku memutuskan untuk menjadi salah satu tetua di sakte ini, meskipun umurku yang baru menjelang 9 tahun Namun kemampuan ku bukan berada di tingkat, aku menguasai jurus pedang sunyi yang memiliki tingkat kesulitan setara pendekar suci, dan akan terus meningkat saat seseorang naik ke tahap selanjutnya. Selain itu aku menguasai 2 jurus dari kitab neraka yang membuat kemampuan ku meningkat hingga setara tahap langit akhir. Pada ujian kali ini aku Takan menahan diri jika ada tetua yang hendak menguji ku, aku lan wu bersedia mengeluarkan seluruh kemampuan ku" ucap lan wu dengan lantang.
Para tetua berdiskusi dan saling menunjuk untuk menjadi penguji lan wu.
Akhirnya tetua Yuan yang bersedia menjadi penguji lan wu.
"Murid lan wu keluarkan kemampuan mu secara penuh" ucap tetua Yuan yang begitu penasaran akan kemampuan penuh lan wu.
"Murid menurut"
Lan wu mengeluarkan pedangnya bersiap menyerang. Lan wu melesat kearah tetua Yuan sembari dengan cepat melesatkan tusukan beberapa kali, namun tetua Yuan dapat menangkisnya dengan mudah. Pertarungan mereka terus berlanjut hingga mencapai selang waktu 1 jam.
Di sisi lain lan wu yang baru mendapatkan perawatan usai pertandingan kemarin, terlihat tenang dan penuh perhitungan seperti biasanya.
Tetua Yuan terlihat mengerutkan dahinya menyaksikan lan wu yang bahkan tidak terlihat kelelahan.
"Anak yang menarik" gumam Yuan pelan.
Ling yang menyaksikan pertarungan tersebut, nampak tersenyum senang. Ia mengagumi kemampuan lan wu memainkan teknik pedang sunyi.
Para tetua pun begitu mengamati lan wu, dan sedikit tak menyangka ia dapat mengimbangi gaya permainan tetua Yuan.
"Tebasan angin putih" kini tetua Yuan membuka jurus utama nya . Energi tebasan tersebut begitu besar dan menekan, membuat lan wu sedikit melambat , lan wu berusaha menyambut jurus tetua Yuan .
"Tusukan sunyi"
"Ting,,...!!" Bunyi pedang beradu bersamaan dengan munculnya gelombang udara yang cukup kuat.
Lan wu terdorong cukup jauh, sedangkan tetua Yuan hanya mundur beberapa langkah.
"Pantas saja tetua Feng begitu di sulitkan"pikir Yuan yang kini menyaksikan beberapa bekas tusukan ringan di bahu,perut,kaki,dan pundak nya. Jika tetua Yuan terlambat mengeluarkan seperdelapan puluh kekuatannya maka ia pasti akan terluka cukup fatal.
Di sisi lain lan wu menyadari kemampuan nya bahkan saat ia menggunakan kitab neraka tidak bisa menjamin dirinya memenangkan pertarungan ini
Di saat lan wu bersiap hendak mengeluarkan jurus "tarian sunyi". Mendadak tetua Yuan berkata dengan suara seadanya.
"Aku Yuan salah satu tetua pedang mengakui bakat dan kemampuan dari tetua lan" ucap tetua Yuan sembari memberi salam dan juga mengumumkan bahwa kini status lan wu adalah salah satu dari tetua pedang dewa.
Mendengar pengakuan Yuan, ketua dan para tetua lain nya serentak menyambut lan wu.
"Hahahaha aku tak menyangka aku kini harus memanggil mu saudara " ucap tetua Feng yang telah melompat ke arah lan wu .
"Tetua Feng terlalu memuji, anda dapat memanggilku seperti biasa" balas lan wu sembari memberi salam.
"Tetua Yuan, terimakasih atas kelonggaran nya" ujar lan wu memberi salam.
"Bakat mu melebihi aku sewaktu seusia mu, dengan adanya peran mu di sakte pedang dewa akan membawa dampak besar" ujar tetua Yuan sembari mengusap rambut lan wu.
"Aihh, saudara Yuan. Kau tak seharusnya mengusap rambut saudar kecil kita"
Ucapan tetua Feng membuat tetua Yuan salah tingkah dan menimbulkan tawa di ruangan menara pembuktian tersebut.
Ling yang menyaksikan lan wu dari samping lapangan, memberi isyarat pada lan wu untuk mendekat.
Ling mengeluarkan sebuah pedang dari dalam jubah nya. Pedang yang begitu dikenali oleh lan wu.
Itu adalah pedang sunyi yang sebenarnya. Selama ini pedang yang di gunakan lan wu dan Ling, adalah buatan guru mereka. Sebagai tanda bahwa mereka merupakan murid nya. Pedang yang asli hanya di gunakan oleh Xin sebagai tempat untuk mengambil beberapa energi untuk di letakan di pedang sunyi buatan nya.
"Kakak, itu adalah pedang sunyi milik guru" ujar lan wu menatap pedang di tangan Ling.
"Ya, kau mengetahui banyak soal ini, jadi aku tak perlu memberitahukan lebih jauh lagi. Pedang ini ku berikan kepada mu sebagai hadiah dari guru atas keberhasilan mu sekarang" ucap Ling sembari memberikan pedang sunyi ke lan wu.
Lan wu menerima nya dengan perasaan yang begitu senang, dengan adanya pedang ini ia dapat menyelesaikan jurus terakhir dari pedang sunyi tersebut.
3 hari telah berlalu semenjak lan wu menjadi tetua yang baru, banyak para tetua berkunjung ke kediaman milik gurunya yang kini di tempati oleh lan wu. Selain memberi ucapan selamat, para tetua juga membahas permasalahan mereka dalam menyempurnakan gerakan atau jurus berperang mereka .
Lan wu memang semenjak menjadi tetua, ia banyak membantu para murid luar dan dalam memecahkan permasalahan dari jurus yang mereka pelajari. Hingga satu hari yang lalu, lan wu membantu tetua xinxin dalam menghadapi permasalahan dari jurus "bulan merah" lan wu yang hanya memberi beberapa masukan sederhana , tanpa di sangka mampu memberi pemahaman bagi tetua xinxin.
Kabar tersebut pun segera menyebar ke seluruh perguruan pedang dewa, hingga akhir nya lan wu sering mendapat tamu - tamu di kediaman nya hampir setiap waktu.
"Aku tidak tau menjadi tetua akan sangat merepotkan" pikir lan wu sembari tersenyum mengeluh.
Usai memberi beberapa masukan pada tetua yang datang, lan wu pun memutuskan untuk melakukan pelatihan di halaman depan. Ia menggabungkan "jurus tusukan sunyi empat arah" dengan tarian sunyi". Lan wu terus melatih jurus tersebut dan terus mencari kekurangan nya lalu mengatasi nya
Saat lan wu tengah berlatih, ia di kejutkan dengan kedatangan tetua Yuan beserta ketua sakte.
"Semangat sekali" ujar tetua Yuan tersenyum.
"Ah, tetua Yuan. Ketua sakte" ucap lan wu memberi hormat.
"Hais.. bocah kau akhir-akhir ini sangat sibuk ya" ucap tetua Jian sembari tersenyum senang
Lan wu yang mendengarnya tersenyum canggung sembari menggaruk kepala nya pelan
"Hahahha begitulah ketua sakte" jelas lan wu
"Sebagai tetua yang baru , kau harus mengambil misi secepatnya, namun aku memberi mu keringanan sebab banyak membantu peningkatan murid dan para tetua di sini, aku mendapat beberapa anak yang berbakat di antara murid perguruan luar" ujar ketua sakte.
Lan wu yang telah mengerti kemana arah pembicaraan nya hendak menolak namun ia tak bisa melakukan nya sebab ketua Jian begitu mempercayainya.
"Ah, aku paham maksud ketua sakte, namun aku yan masih berumur 9 tahun akan merasa canggung jika ada murid yang memanggilku dengan sebutan guru, apalagi bila mempunyai murid pribadi."jelas lan wu tersenyum canggung.
"Aish... Mereka juga sudah mengetahui bahwa akan menjadi murid mu , dan mereka bersedia"
Mendengar paksaan ketua Jian, lan wu pun menerimanya. Namun lan wu mengajukan beberapa syarat
"Baiklah jika ketua memaksa aku Takan menolak lagi" ucap lan wu membuat ketua Jian merasa puas
"Namun aku memiliki beberapa permintaan " sambung lan wu, serentak membuat Yuan dan ketua Jian mengangkat alis.
"Baiklah akan aku dengarkan, selama permintaan mu bisa ku penuhi maka si tua Jian ini kan memenuhinya" ucap ketua Jian sembari mengelus janggut nya
"Aku hanya ingin memiliki murid berjumlah paling banyak 2 dan paling sedikit 1" ujar lan wu, yang di setujui oleh ketua Jian.
"Yang terakhir, aku hanya ingin murid laki-laki" sambung lan wu seketika membuat tetua Yuan dan ketua Jian terbatuk pelan.
"Apa anda baik-baik saja ketua?" Tanya lan wu
"Hemm. Untuk syarat yang pertama aku Takan menolak, namun yang kedua aku tak bisa memenuhinya "jelas ketua Jian menatap lan wu tajam.
"Bocah... Apa kau ingin melawan orang tua ini" ucap ketua Jian menyipitkan matanya seolah mengintimidasi lan wu.
Lan wu yang menyaksikan tatapan ketua Jian menjadi terbatuk-batuk.
"Ah aku tidak berani ketua, baiklah aku akan menerima nya" jelas lan wu sembari memasang senyuman palsu.
Tuetau Yuan yang menyaksikan tingkah lan wu dan ketua Jian, sesekali tertawa terbahak-bahak ia begitu merindukan tingkah konyol ketua Jian yang lama telah hilang akibat kepergian tetua Xin.
"Hais,, saudara sin jika saja kau masih ada di sini. Aku tak tau apa reaksi mu melihat murid mu dan gurumu saling berdebat" pikir Yuan sembari tersenyum kecil.
Setelah memastikan bahwa lan wu Takan pergi,Jian pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke kediaman nya.
"Murid??" Pikir lan wu sembari merasakan perasaan yang tidak enak.
Keesokan harinya lan wu mengunjungi aula murid luar yang berada di bagian belakang dari aula murid utama.
Lan wu merasa sedikit sedih karena ia merasa bahwa membedakan murid yang berada di perguruan yang sama, adalah tindakan yang tidak begitu biak, meski tujuan nya adalah untuk memilih para penerus yang layak.
Mendadak perhatian lan wu tertuju pada seorang pemuda yang berusia sekitar 6 tahun tengah di kelilingi oleh murid utama. Lan wu yang merasa ada sesuatu yang tidak biasa, perlahan mendekati arena tersebut.
"Ah, saudara sekalian mengapa kalian menindas dia" tanya lan wu membuat ke 4 pemuda tersebut menoleh kearah nya.
"Sebaiknya kau segera pergi atau nasib mu akan seperti dia" gertak pemuda berbadan paling besar.
Lan wu tersenyum tipis , ia dapat melihat tingkat pelatihan ke 4 orang di hadapan nya berada di tingkat energi akhir.
Sedangkan pemuda yang di tindas mereka berada di tingkat energi menengah.
"Maaf sesama murid perguruan tidak pantas saling bertarung" ujar lan wu masih memasang wajah ramah.
Mendadak senyum lam wu menghilang bersamaan dengan melesatnya pukulan kearah nya
Lan wu yang masih tak bereaksi dengan cepat mengayunkan satu pukulan hingga membuat pemuda yang menyerang nya terpental hingga keluar dari panggung dan tak dapat bergerak lagi.
"Sialankau berani nya menyerang murid utama" teriak pemuda yang berada di kanan lan wu.
"Jika kalian tak berhenti dan meminta maaf , aku Takan segan memberi kalian beberapa pelajaran.
Melihat ke 3 pemuda tersebut serentak menyerang lan wu , akhirnya lan wu melumpuhkan ke 3 pemuda tersebut
Saat mereka sudah tak mampu bergerak , mendadak muncul dengan cepat 2 pria berumur sekitar 30 an datang menghampiri lan wu.
"Kau berani memukul murid utama apakah kau tidak takut terkena hukuman!!" Ucap seorang pria berpakaian seorang tetua.
Sama dengan halnya tetua aula utama. Di bagian aula murid luar pun memiliki beberapa tetua, namun meski begitu hanya beberapa dari mereka yang memiliki kemampuan hebat. Para tetua luar jika hendak menjadi tetua utama harus mengikuti ujian di menara pengakuan. Meskipun mereka mempunyai ketua aula luar tapi kemampuan ketua mereka pun hanya setara dengan kemampuan tetua utama
"Para tetua harap menegakan keadilan , teman ku ini di pukuli oleh mereka dan aku hanya membelanya" jelas lan wu mencoba menjelaskan.
"Baiklah, namun kau harus membayar sebesar dua ratus keping perak." Jelas tetua yang lain nya
"Jika tidak jangan salahkan kami jika berlaku kasar"
Lan wu yang dari tadi mencoba menahan diri , kini merasa begitu geram. Jika bukan karena posisinya sebagai tetua maka dapat di pastikan ia akan melepaskan kepala 2 orang di depan nya.
Lan wu kini melepas aura membunuhnya secara penuh, hingga membuat kedua tetua di hadapan nya mematung.
Saat lan wu hendak mencabut pedang dari sarung nya, lan wu di kejutkan dengan datangnya seorang pria sesepuh Dangan cepat menengahi permasalahan tersebut .
"Ketua yuo ma, apakah seperti ini caramu memimpin aula murid luar" tanya lan wu dengan nada emosi.
"Maafkan kesalahan kedua tetua ini. Ini hanyalah kesalah pahaman mohon tetua lan tidak mengam hati dari kejadian ini" ujar ketua ma dengan hati-hati.
Kedua tetua yang menyadari bahwa lan wu adalah tetua dalam termuda yang memiliki kemampuan tinggi, dengan cepat segera meminta maaf.
"Mohon maaf tetua lan, kami tidak mengenali mu. Kami sungguh berbuat keliru " ucap salah satu tua dengan raut wajah ketakutan.
"Jika saja ketua ma terlambat, dapat di pastikan kepala kalian sudah terlepas dari badan" jawab lan wu sembari menatap tajam.
Ketua ma segera memberi isyarat agar kedua tetua tersebut membereskan permasalahan mereka, ia juga meminta wakil ketua memberi hukuman yang setimpal pada kedua tetua tersebut.
Ketua ma sebenarnya memiliki perilaku yang bijak serta kemampuan nya melebihi perkiraan lan wu sendiri.
Usai mengurusi masalah tersebut , lan wu pun di ajak menuju tempat berkumpulnya para murid luar
Kedatangan lan wu begitu di sambut oleh murid luar yang telah mendengar kemampuan serta prestasi lan wu.
Ia pun menaiki sebuah panggung sembari di temani oleh ketua ma.
"Aku datang kemari hendak menemui 2 orang yang di pilih oleh ketua Jian untuk menjadi murid ku" ucap lan wu singkat.
Dari arah depan nampak 2 orang gadis yang bahkan berusia lebih tua dari nya mendekat lalu memberi hormat kepada lan wu.
Lan wu merasa canggung ketika melihat kedua gadis di depan yang berada di depanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 362 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
Bagus....
2021-12-13
0
Emmy Saputri
gak jdi lnjut bacanya. ngga logis amat
"umur 9 thn jdi tetua, baru musuk pula, trus memiliki jurus aliran hitam. orang" di clan langsung prcaya aj gitu !. gak msuk akal
2021-10-04
0
Budi Bud
cepet amat langsung punya murid gak seru lh
2021-09-01
1