Mengantarnya

1 jam kemudian Adrika terbangun, Gayatri sudah dibawa ke rumah Danu, sedang Chandrama masih didalam incubator, Jagadta terus menjaga Adrika tanpa sekali pun meninggalkannya.

Gayatri...itu yang pertama kali Adrika ucapkan.

Orang tuanya sudah membawa jasadnya ke kediaman Djatmoko...sahut Jagadta. Adrika diam.

Kamu masih lemah...ucap Jagadta yang berusaha menahan Adrika bangkit dari tempat tidurnya.

Aku harus mengantar Gayatri, ia akan sedih jika aku tak mengantarnya...ucap Adrika dan memaksakan dirinya bangkit. Jagadta tak bisa menolak dan mengikuti keinginannya.

Saat melewati ruang incubator Adrika pun berhenti sejenak untuk menjenguk malaikat kecil yang kini menjadi tanggung jawabnya.

Adrika mendekat dan membiarkan jari mungil Chandrama menggenggam jari telunjuknya.

Mama janji kamu akan mendapatkan cinta, perhatian dan kasih sayang yang mama dan bundamu gak pernah rasakan....ucap Adrika air matanya kembali menetes.

Bisa aku minta tolong... ucap Adrika pada Jagadta.

Katakan... ucap Jagadta yang terus memegangi bahu mungil Adrika yang tampak begitu lemah saat ini.

Tolong Adzanin putra kami... ucap Adrika.

Tentu... ucap Jagadta lalu mengambil wudhu dan segera menga'dzani Chandrama. Bayi itu tampak tenang dan kembali terlelap.

Tunggulah sebentar, mama harus mengantar bunda dulu...setelahnya mama akan menjemput kamu...ucap Adrika.

Jagadta membawa Adrika kekediaman Djatmoko bersama Jagadta. Yoga menyambut Adrika dengan wajah sedihnya karna ia tahu nona yang ia hianati itu sangat hancur saat ini.

Semua mata menatap Adrika, sosok yang tak pernah muncul dikediaman itu sejak meninggalnya sang nenek.

Adrika.. ucap Danu dan Melati. Adrika tak menyahut ia lebih memilih membacakan doa untuk Gayatri yang terlelap dengan begitu cantiknya. Atarav dan Cynthia juga datang untuk mengantar Gayatri ke peristirahatan terakhirnya dan meninggalkan bayi perempuan mereka yang masih berusia 2 bulan di rumah mama kanaya.

Cynthia dan Adrika bergenggaman tangan erat saat menyaksikan prosesi pemakaman Gayatri. Cynthia terus menangis di bahu Adrika, namun Adrika tampak begitu tegar menahan semua kesakitannya walau tak kuasa menahan tangisnya yang terus menerobos.

Pergilah dengan tenang, akan aku pastikan kalau kami akan hidup bahagia...Aku akan selalu menceritakan tentangmu pada chandrama, hingga ia takkan pernah lupa ada seorang bunda yang begitu mencintainya hingga sanggup mengorbankan nyawanya ditengah orang-orang yang menginginkan ketiadaannya...ucap Adrika pada makam Gayatri.

Melati dan Danu tertunduk malu mengingat mereka menginginkan Gayatri mengaborsi Chandrama dulu.

Jagadta, Cynthia dan Atarav hanya diam mendengarkan ucapan Adrika.

***

Adrika kembali kekediaman Djatmoko. Yoga kembali menyambutnya.

Nona...ucap Yoga namun tak di gubris Adrika, Adrika memilih melangkah memasuki kamar Gayatri. Dilihatnya sekeliling kamar itu, begitu feminim dan begitu mirip dengan kamar miliknya.

Ya, sejak kecil Gayatri begitu mengidolakan Adrika, ia ingin seperti Adrika, semua yang adrika suka, makanan favoritnya, buku favoritnya, musik kesukaannya, sampai gaya fashion dan make up nya pun Gayatri ingin seperti Adrika. Adrika tak pernah keberatan dengan hal yang dilakukan Gayatri selama itu tak mencelakakan siapapun.

Adrika mengingat hal hal konyol yang dulu ia, gayatri dan cynthia lakukan. Adrika hanya bisa tersenyum getir saat melihat foto mereka bertiga terpajang rapih di kamar itu, hal yang sama yang terpajang di kamar apartemennya dan Apartemen cynthia.

Adrika mengambil beberapa peninggalan Gayatri di kamar itu untuk ia berikan nanti pada chandrama ketika chandrama mulai bisa mengerti nanti.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***