Gawat jika sudah memasang es balok

"Semuanya sudah. Adek mau apa?" tanya tuan Devan

"Tapi kakak jangan marah ya" ucap adek

"Iya tidak" jawab tuan Devan

"Adek pengen hp si kak. Kalau mintak sama ayah dan ibu mereka selalu bilang tunggu masuk SMA. Padahal teman-teman adek sudah pada ada semua, hanya adek yang belum"

"Ya sudah kalau gitu sekarang adek mau hp apa?"

"Yang benar kak?" tanya adek penuh semangat

"Apa kakak seperti seorang pembohong?" dengan cepat adek menggeleng mendengar ucapan tuan Devan

"Abang jangan terlalu di ikuti kenginan adek" ucap ku

"Tidak sayang. Hal yang wajar untuk zaman yang penuh ke canggihan ini, dengan seusia adek sudah memegang hp sendiri" jelas tuan Devan

"Tapi Bang, nanti adek sibuk main hp saja. Tidak menghiraukan sekolahnya lagi"

"Kamu tenang saja. Abang yakin adek bisa mengontrolnya. Maka dari itu Abang yakin memberi hp untuk adek."

"Iya lah Bang"

Aku bersama tuan Devan dan adek pun menuju sebuah konter yang terletak di pojok pasar. Tuan Devan bersama adek melihat beberapa tipe hp sedangkan aku duduk di kursi tunggu, karena aku sudah merasa kelelahan terlalu banyak berjalan.

"Adek mau yang mana?" tanya tuan Devan sambil memberi beberapa tipe hp dengan adek

"Yang mana saja kak. Adek suka semua"

"Adek pilih saja"

"Kakak saja yang pilih, adek tidak tahu yang mana yang bagus"

"Yang ini saja ya" Tuan Devan menunjukan hp keluaran terbaru dengan Adek. Setelah itu tuan Devan menuju meja kasir, membayarkan hp itu

"Berapa kak?" tanya adek sambil mengambil hp itu dari tangan tuan Devan

"Kenapa? Adek mau bayar?" tanya tuan Devan. Dengan cepat adek menggeleng

"Sayang Abang mau apa?" tanya tuan Devan mendekati ku yang tengah duduk di kursi tunggu

"Gak ada Bang"

"Ayuk mah malu-malu" celetuk adek ku

"Kamu ini" ucap ku

"Memang iya. Biasanya kak ayuk kalau pergi ke pasar malam sama adek. Pasti selalu berhenti di depan toko boneka. Kakak mau tahu tidak apa yang sering ayuk ucapakan kalau di depan toko boneka itu"

"Apa dek?" tanya tuan Devan penasaran

"Dekk... Awas kamu ya" ancam ku, agar adek tidak menceritakan dengan tuan Devan.

"Kamu tidak perlu takut sama ayuk, ada kakak. Katakan saja" ucap tuan Devan

"Ayuk selalu bilang. Ya tuhan berikan aku nanti kekasih yang bisa membeli ku boneka besar, agar bisa ku peluk menemani tidur panjang ku" cerita adek membuat ku malu

"Abang jangan percaya dengan omongan Adek. Dia itu cuma ngada-ngada saja" ucap ku.

"Kalau iya juga tidak masalah. Abang sanggup kok beliin sayang boneka besar" goda tuan Devan

"Gak kok Bang.. Untuk apa juga"

"Lebih baik peluk abang dari pada boneka iya kan sayang?" goda tuan Devan

"Abangg...." ucap ku menahan malu

"Ya sudah kalau gitu kita pulang yuk" ajak tuan Devan. Aku bersama adek pun mengangguk tanda setuju. Ketika kami tiba di parkiran mobil, tiba-tiba saja ada yang memanggil nama ku.

"Sanas..." teriak orang itu

"Siapa Dek?" tanya ku

"Gak tahu yuk"

"Sanas..." lagi-lagi orang itu memanggil ku sambil mendekati.

"Eh iya, Siapa?" tanya ku.

"Kamu lupa dengan aku Nas?"

"Mana aku tahu kalau muka mu di tutupi dengan masker" ucap ku,

"Hehehe...Aku lupa Nas" ucap orang itu sambil membuka maskernya

"Bayu..." ucap ku senang. Bagaimana tidak senang bertemu teman lama, yang kita rindukan.

"Iya Nas aku bayu" ucap Bayu menyalami ku

"Kamu tambah cantik Nas" puji Bayu hingga membuat tuan Devan murka

"Makasih Bay"

"Kamu sama siapa Nas?"

"Aku sama adek dan suami ku"

"Suami.....?" tanya bayu. Aku pun mengangguk

"Oh ya ini suami ku" aku terkejut ketika membelokkan tubuh ku, teryata tuan Devan sudah tidak ada di samping ku. Matilah aku

"Dek mana Abang?" tanya ku

"Sudah duluan masuk mobil" jawab Adek langsung meninggalkan ku

"Dek tunggu......" Teriak ku yang sudah merasakan hawa panas. Ketika ku membuka pintu mobil hawa panas sudah menyerang ku

"Abang" panggi ku. Tuan Devan tak menjawab ucapan ku, mala tuan Devan memasang wajah dingin.

"Abang kok diam saja?"

"Hemm.." Tuan Devan hanya menjawab dengan berdhem. Aku lebih baik diam dari pada bicara lagi. Karena kalau Tuan Devan sudah memasaang es balok di mukaya, bakal panjang ayat-ayatnya nanti. Selama perjalanan hening seperti kuburan. Adek yang sudah tertidur sambil memegang hp, Tuan Devan yang mengemudi, sedangkan aku sendiri yang sibuk dengan pikiranku.

Bersambung.....

Terimakasih yang sudah setia membaca karya author. Jangan lupa tinggalkan jejak ya kak. Dengan cara like, komen, dan vote.

Terpopuler

Comments

Dimas Prayuga

Dimas Prayuga

Aahh... Abang Devan suka ambekan...😀

2022-03-26

1

Riris Hutapea

Riris Hutapea

hahaaahaa cemburu yaaaa devan

2021-06-29

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Hari pernikahan
3 Fikiran tidak sesuai dengan hati
4 Pergi ke pesta
5 Mesin ATM peribadi
6 Di temani
7 Pergi bersama mama mertua
8 Ke masukan setan baik
9 Tanpa angin tanpa badai
10 Mengakui
11 Masalalu tuan Devan
12 Kis pertama
13 Ada Tikus
14 Bertemu teman lama
15 Memintak Hak
16 Kamu milik ku seutuhya
17 Pulang kampung
18 Tiba di kampung halaman
19 Pergi pasar malam
20 Gawat jika sudah memasang es balok
21 Punya Abang
22 Kembali ke kota
23 Bertemu makhluk jadi-jadian
24 Mendaki puncak kenikmatan
25 Kemarahan Tuan Devan
26 Lebih baik mendengar suara kucing terjepit.
27 Menabung Kembali
28 Bertemu orang gila
29 Kenai prank
30 Kembalinya Via
31 Kejutan
32 Kedatangan wanita baru.
33 Sebuah Ancaman
34 Kejahilan Tuan Devan.
35 Kedatangan Dua Wanita
36 Datangnya pengganggu
37 Kemarahan Tuan Devan
38 Hari pertama ke kantor Tuan Devan
39 Bertemu Teman Baru
40 Tidak tahu di mana tempat asal jadi
41 Ancaman Mama Mertua
42 Kejahatan Mama mertua dan Via
43 Apa aku pernah bermain-main dengan uacapan ku?
44 Wanita Terbaik Ku
45 2 Minggu Serasa 2 Tahun.
46 Visual
47 Tiba-tiba saja tidak menyukai warna hitam
48 Sakitnya belum jelas.
49 Kesadaran Mama Mertua.
50 Makan masakan mama mertua
51 Kasihan Tuan Devan
52 Pengumuman
53 Di Tinggal Tuan Devan
54 Sebuah pesan dan foto
55 Jangan pernah menyentuh tubuh ku
56 Ada pelakor
57 Kecemasan Dara Dan Mama
58 pengumuman
59 Kecemasan Tuan Devan
60 Kehadiran dua baby
61 Jejak Tuan Devan
62 Pengganggu
63 Perkara kaos kaki
64 Pengawal Diva
65 Awal yang baru
66 Nikmatin saja
67 Butuh Rukiah
68 Kecemburuan Bobi
69 Sulit Untuk Berdamai
70 Gengsian
71 Modus
72 Kesedihan Devin dan keluarga
73 Dugaan yang salah
74 Kebahagian Keluarga Tuan Devan
75 Masalah hati
76 Ada penganggu
77 Hanya mimpi
78 bertemu kembali
79 Tidak akan menyerah
80 Salah Sambung
81 Orang Aneh
82 pertama kali
83 Sudah pada besar
84 Sisi Lain Dari Devin
85 Baikan
86 Nazar ku
87 Sudah mengikhlaskan
88 Minta Cucu
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Hari pernikahan
3
Fikiran tidak sesuai dengan hati
4
Pergi ke pesta
5
Mesin ATM peribadi
6
Di temani
7
Pergi bersama mama mertua
8
Ke masukan setan baik
9
Tanpa angin tanpa badai
10
Mengakui
11
Masalalu tuan Devan
12
Kis pertama
13
Ada Tikus
14
Bertemu teman lama
15
Memintak Hak
16
Kamu milik ku seutuhya
17
Pulang kampung
18
Tiba di kampung halaman
19
Pergi pasar malam
20
Gawat jika sudah memasang es balok
21
Punya Abang
22
Kembali ke kota
23
Bertemu makhluk jadi-jadian
24
Mendaki puncak kenikmatan
25
Kemarahan Tuan Devan
26
Lebih baik mendengar suara kucing terjepit.
27
Menabung Kembali
28
Bertemu orang gila
29
Kenai prank
30
Kembalinya Via
31
Kejutan
32
Kedatangan wanita baru.
33
Sebuah Ancaman
34
Kejahilan Tuan Devan.
35
Kedatangan Dua Wanita
36
Datangnya pengganggu
37
Kemarahan Tuan Devan
38
Hari pertama ke kantor Tuan Devan
39
Bertemu Teman Baru
40
Tidak tahu di mana tempat asal jadi
41
Ancaman Mama Mertua
42
Kejahatan Mama mertua dan Via
43
Apa aku pernah bermain-main dengan uacapan ku?
44
Wanita Terbaik Ku
45
2 Minggu Serasa 2 Tahun.
46
Visual
47
Tiba-tiba saja tidak menyukai warna hitam
48
Sakitnya belum jelas.
49
Kesadaran Mama Mertua.
50
Makan masakan mama mertua
51
Kasihan Tuan Devan
52
Pengumuman
53
Di Tinggal Tuan Devan
54
Sebuah pesan dan foto
55
Jangan pernah menyentuh tubuh ku
56
Ada pelakor
57
Kecemasan Dara Dan Mama
58
pengumuman
59
Kecemasan Tuan Devan
60
Kehadiran dua baby
61
Jejak Tuan Devan
62
Pengganggu
63
Perkara kaos kaki
64
Pengawal Diva
65
Awal yang baru
66
Nikmatin saja
67
Butuh Rukiah
68
Kecemburuan Bobi
69
Sulit Untuk Berdamai
70
Gengsian
71
Modus
72
Kesedihan Devin dan keluarga
73
Dugaan yang salah
74
Kebahagian Keluarga Tuan Devan
75
Masalah hati
76
Ada penganggu
77
Hanya mimpi
78
bertemu kembali
79
Tidak akan menyerah
80
Salah Sambung
81
Orang Aneh
82
pertama kali
83
Sudah pada besar
84
Sisi Lain Dari Devin
85
Baikan
86
Nazar ku
87
Sudah mengikhlaskan
88
Minta Cucu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!