Sudah tiga hari tuan Devan mendiami ku setelah kejadian kemaren. Aku pun ikut mendiami tuan Devan, bukannya aku mau mendiami tuan Devan. Karena aku takut dengan tatapan tuan Devan yang melebihi tatapan burung hantu. Ketika aku melewati tuan Devan yang tengah duduk di kursi, tiba-tiba saja tuan Devan menarik tangan ku. Hingga aku terjatuh di dalam dada bidang tuan Devan, hingga membuat detak jantung ku semakin cepat. Kurang lebih 5 menit kami saling beradu bola mata, melepaskan rasa rindu. Entahla perasaan apa yang tengah aku rasakan saat tuan Devan membelai wajah ku dengan lembut. Entahlah kenapa aku tak bisa menolak ketika tuan Devan mengecup bibir mungil ku, hingga turun ke bawah. Aku pun menikmati setiap sentuhan tuan Devan, tanpa ada penolakan dari ku. Ketika tuan Devan ingin membuka bra ku, aku pun tersentak dengan apa yang sudah aku lakukan bersama tuan Devan. Dengan cepat aku menepis tangan tuan Devan.
"Tuan....." Teriak ku. Tuan Devan tak menjawab, justru ia menatap ku dengan tatapan tajam, lalu melakukan aktifitasnya kembali, memainkan bibir mungil ku.
"Tuan hentikan....." ucap ku sambil mendorong tubuh kekar tuan Devan dari bibir ku. Tapi sayang tenaga ku tidak bisa melawan tubuh kekar tuan Devan, hingga aku tergelatak di atas kursi.
"Tuan aku mohon hentikan" aku memohon dengan isak tangis. Tetapi, tetap saja tuan Devan membuka bra ku, dan melakukan aktifitasnya. Walaupun aku merontak sekencang apa pun, masih tak sanggup melawan tenaga tuan Devan.
"Hikksss,,,,hikkss,,, aku mohon tuan hentikan" ucap ku dengan isak tangis, ketika tuan Devan telah tiba di pusaran ku. Tuan Devan pun menghentikan aktifitasnya, menatap ku dengan tatapan yang sulit ku artikan.
"Kenapa????" tanya tuan Devan dingin
"Hikss,,,hikss,,, Aku tidak mau tuan"
"Ke napa kamu tidak mau? Jangan bilang kamu sudah bercinta dengan laki-laki tadi!!! Sehingga kamu tidak mau melayani ku. Dasar wanita murahan, kamu ngaku saja. Kamu hanya pura-purakan ? Salah masuk ke kamar ku, agar kamu bisa menikah dengan ku. Karena aku kaya, iyak kan!!!" bentak tuan Devan
"Plak....."Tamparan keras mendarat di pipi tampan tuan Devan
"Jaga mulut mu tuan!! aku tidak serendah yang kamu fikirkan. Aku lebih baik hidup susah, dari pada menikah dengan laki-laki yang tidak pernah menganggap ku ada. Dan soal laki-laki itu, dia hanya teman masa kecil ku. Yang harus kamu tahu tuan, aku hanya memberi kesucian ku, dengan laki-laki yang mencintai ku, yang menganggap ku ada di sisinya!!" ucap ku lantang, aku tak tahu keberanian dari mana aku menjawab tuan Devan. Aku kira tuan Devan akan menghentikan perbuatannya. Tapi, aku salah. Justru tuan Devan menggendong tubuh ku membawa ke kamarnya.
"Tuan Devan apa yang ingin kau lakukan??" tanya ku lantang dengan isak tangis
"Aku mintak hak ku!!!" ucap tuan Devan sambil membuka bajunya. Tubuh ku gemetaran ketika tuan Devan meminta haknya dengan ku, tubuh ku rasannya lemas, detak jantung ku juga sulit untuk bekerja. Aku hanya bisa pasrah ketika tuan Devan melepaskan semua pakaian ku, percuma saja aku melawannya. Karena aku tidak akan bisa melawan tuan Devan. Tuan Devan pun melakukan aktifitasnya dengan pelan, hingga tiba di puncak surga dunia. Aku tidak tahu sudah berapa kali tuan Devan melakukannya, tidak lupa pula tuan Devan meletakkan bibitnya ke dalam rahim ku. Ketika tuan Devan selesai melakukan aktifitasnya, aku sudah tertidur lelap di samping tuan Devan, aku sudah tidak tahu lagi apa yang di lakukan tuan Devan.
"Terimakasih" ucap tuan Devan mencium kening ku, lalu tidur di sampingku sambil memeluk tubuh mungil ku
Terimakasih yang sudah setia membaca karya author. Jangan lupa like, komen dan vote ya kak.
Ikuti terus ya kisah Sanas
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Nova Herlinda
terima kash... krn author bikin sanas tdk perawan lg... makasih juga krn devan yg pertama unboxing sanas.....
2021-08-11
0
Wiek Soen
unboxing juga 🤣🤣🤣🤣
2021-08-05
0
Djavu
hamidun nggak ya
2021-07-17
0