Seusai makan, tuan Devan mengajak ku ke mol terbesar di kota ini. Aku pun mengikuti langkah kaki tuan Devan, menuju mol. Tuan Devan menuju ke sebuah toko pakaian, yang pastinya barang bermerek, bukan seperti author barang kw semua.
"Nas.. Kamu pilih saja yang mana kamu suka" perintah tuan Devan
"Terimakasih tuan"
"Mbak. Layani wanita itu dengan baik" perintah tuan Devan dingin
"Iya tuan" jawab penjaga toko itu.
"Nas,, kamu tunggu di sini. Jangan ke mana-mana" perintah tuan Devan. Aku tidak tahu tuan Devan mau ke mana. Yang pastinya tuan Devan menaiki lantai 5, sedangkan aku barada di lantai 2.
"Mbak pilih saja yang mana mbak suka. Nanti saya akan mencari ukuran pas untuk mbak" ucap penjaga tokoh itu
"Eh.. Makasih mbak. Oh, iya mbak. Di sini menerima karyawan gak?" tanya ku ramah
"Sepertinya gak mbak. Mungkin di toko bos yang satu lagi ada"
"Oh... Iya mbak"
"Siapa yang mau kerjanya mbak?" tanya penjaga tokoh itu
"Aku lah mbak" jawab ku,
"Hahahahahah......" penjaga toko itu tertawa
"Kenapa mbak tertawa? Ada yang lucu?" tanya ku, jangan-jangan mbak ini kuntil(kuntilanak) lagi, yang menyerupai manusia. Batin ku
"Lucu lah mbak"
"Apa nya yang lucu?"
"Mbak tidak perlu kerja. Apa pun yang mbak mau, bisa mbak dapatkan. Jadi, untuk apa mbak bekerja?" ucap pelayan tokoh itu, membuat ku bingung
"Kata siapa??" tanya ku
"Aku la mbak" jawab pelayan tokoh
"Sok tau kamu mbak" ucap ku
"Iya tahu la mbak. Siapa yang tidak tahu dengan tuan Devan. Pengusaha ternama, yang paling muda, di tambah ganteng lagi"
"Itu kan dia bukan aku" jawab ku sedikit kesal
"Iya aku tahu mbak, setidaknya mbak tidak perlu kerja. Jika, kakak mbak kaya raya seperti itu." ucap pelayan toko itu
"Kakak??"
"Iya, mbak adeknya tuan Devan kan?" tanya pelayan itu. Dari pada aku bingung menjawab pertanyaan mbak-mbak itu, lebih baik aku anguk-anguk tidak jelas saja.
"Ayo mbak pilih saja, yang mana mbak suka"
"Iya. Tapi maaf ya mbak, aku tidak ada yang suka. Karena pakaiannya kurang bahan semua"
"Kalau gitu model yang ini saja mbak. Modelnya tertutup" ucap pelayan tokoh sambil memberi ku baju itu.
"Dasar mbak ini, aku itu bukannya tidak suka. Dari pada aku beli di sini mahal-mahal, lebih baik aku beli di pasar. Harga satu di sini bisa dapat satu lusin di pasar, lama-lama bisa bangkrut." batin ku
"Mbak" panggil pelayan toko, membuyar lamunan ku.
"Eh iya mbak"
"Yang mana mbak suka?"
"Maaf mbak, aku tidak ada yang suka" jawab ku
"Ya sudah mbak, nanti kalau tuan Devan tiba. Tolong jangan salahkan saya mbak. Saya sudah melayani mbak dengan baik"
"Ok sipa" ucap ku sambil memberi tanda hormat dengan penjaga toko itu. Ketika aku sedang asyik mengobrol dengan mbak penjaga tokoh itu. Aku mendengar suara yang tidak asing di gendang telinga ku.
"Permisi mbak... Yang ini berapa?" tanya orang itu
"1.500" ucap penjaga toko. Aku sengaja membelokkan badan melihat siapa yang datang, semoga bukan yang aku tebak
"Ilham....." ucap ku
"Sanas ..... Kamu apa kabar" Ilham pun mengulur tangannya, dengan cepat aku menerima uluran tangan Ilham.
"Alhamdulillah baik. Kamu sendiri bagaimana Ham kabarnya?"
"Seperti yang kamu lihat Nas. Oh ya sekarang kamu tinggal di mana?"
"Aku tinggal di jalan ci manik"
"Boleh dong aku mampir ke tempat mu" aku hanya tersenyum menanggapi ucapan Ilham
"Oh ya, sekarang kamu kuliah di mana?"
"Seperti yang aku katakan waktu dulu Nas, aku ingin menjadi seorang dokter. Agar bisa membantu orang banyak"
"Aku salut dengan mu Ham, kamu selalu memikirkan orang lain. Dari dulu sampai sekarang tidak ada bedanya" puji ku,
"Oh ya Nas, ayah dan ibu. Bagaimana kabarnya? "
"Alhamdillah baik"
"Syukuralhamdulillah. Kamu kerja di sini Nas?" tanya Ilham
"Tidak" jawab ku
"Terus kamu kerja di mana?"
"Aku jadi asisten rumah tangga" ucap ku
"Tidak masalah Nas, yang penting halal. Bisa bantuin ibu dan ayah di kampung." ucapan Ilham membuat ku merasa sedih, karena belum bisa membahagiakan mereka.
"Nas... kenapa bengong?"
"Tidak, aku hanya rindu dengan ayah dan ibu" ucap ku asal.
"Hahaha... Dasar anak manja" ucap Ilham sambil mengusap ke pala ku dengan lembut.
"Hemmmm" Tuan Devan berdhem, ketika melihat Ilham yang tengah mengusap ke pala ku.
"Sanas...." panggil tuan Devan dingin
"Iya tuan.." jawab ku
"Aku bukan menyuru mu mengobrol dengan laki-laki lain!! aku menyuru mu memilih pakaian. Ke napa kamu di sini?" bentak tuan Devan
"Maaf Om, aku hanya mengobrol dengan Sanas sebentar. Kenalkan om, aku Ilham teman lama Sanas, waktu di kampung" ucap Ilham sambil mengulurkan tangannya. Tuan Devan menatap Ilham dengan tatapan dingin, boro-boro ia menerima uluran tangan Ilham.
"Aku tidak peduli....." ucap tuan Devan
"Nas, itu bos mu ya. Galak sekali" bisik Ilham yang masih bisa di dengar oleh tuan Devan.
"Pulang......" Tuan Devan menyeret ku, hingga aku sulit mengikutinya.
"Tuan... pelan-pelan" ucap ku
"Masuk...." bentak tuan Devan, ketika kami telah tiba di parkiran mobil. Aku tidak berani menjawab ucapan tuan Devan. Sepertinya tuan Devan sangat murka dengan ku. Aku tidak tahu alsannya apa. Mungkin tuan Devan cemburu dengan ku, jangan mimpi kamu Sanas. Tidak memakan waktu lama, aku bersama tuan Devan pun tiba di kediaman tuan Devan. Tuan Devan lebih awal turun dari mobil, tidak lupa tuan Devan memberi ku tatapan tajam sebelum keluar, hingga membuat nyali ku semakin menciut.
Bersambung.....
Terimakasih yang sudah membaca karya author. Jangan lupa tinggal jejaknya ya dengan cara like, komen, dan vote yang banyak ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Zafira Fira
lanjuut
2021-06-20
0