Ada Tikus

"Tuan....." teriak ku, aku pun menjulak tubuh tuan Devan, lalu pergi meninggalkan tuan Devan. Sedangkan tuan Devan melanjutkan ritual mandi memandinya. Sehabis mandi tuan Devan memanggil ku. Aku sengaja pura-pura tidak mendengar, karena aku belum siap bertemu dengan tuan Devan, setelah kajadian itu.

"Sanas....." teriak tuan Devan

"Sanass.... Kamu di mana? Siapin aku makan" ucap tuan Devan sambil menyari ku. Sedangkan aku bersembunyi di balik mesin cuci, karena bagi ku itu tempat persembunyian yang paling pas, karena tempatnya paling pojok. Rasanya jantung ku mau copot ke tika tuan Devan melewati ku menuju kamar mandi.

"Sanas..... Kamu di mana? Keluar kalau tidak nanti kamu akan saya hukum" ucap tuan Devan membuat ku semakin ketakuatan, hukuman apa yang akan tuan Devan berikan untuk ku, tolong aku tuhan.

"Sanas....Saya tahu kamu di mana" ucap tuan Devan, mendekati ku yang bersembunyi di balik mesin cuci. Aku duduk di balik mesin cuci dengan merapat ke dua lututku, meletakkan ke pala ku di atas ke dua lutut sambil memejamkan ke dua bola mata ku. Serasa lepas jantung ku, ketika tuan Devan memegang tangan ku.

"Nas.. Kamu ngapain di sini?" tanya tuan Devan

"Tikus" jawab ku asal

"Tikus? Mana ada di rumah saya tikus" ucap tuan Devan tegas sambil melotot.

"Benar tuan, tadi tikusnya masuk ke bawah mesin cuci" ucap ku asal. Padahal aku tahu kalau tuan Devan tidak akan percaya dengan ucapan ku, bukan tuan Devan saja anak kecil pasti tidak akan percaya.

"Tuan mau ngapain? " bentak ku. Karena tuan Devan berjongkok menghadap ku

"Saya mau ngusir tikus, kasihan dengan kamu. Lama-lama di sini" ucap tuan Devan, membuat ku mati kata.

"Tidak usa tuan, tikus nya sudah pergi" ucap ku, lalu bangkit dari tempat persembunyian ku

"Sanas.. kamu lucu sekali. Kamu fikir aku anak kecil, yang bisa kamu bohongi" batin tuan Devan

"Ada apa dengan tuan Devan? Kenapa ia senyum-senyum sendiri. Jangan-jangan ia tahu lagi kalau aku membohonginya dengan alasan tikus. Mati la aku" batin Sanas,

"Nas... Kenapa bengong?" tanya tuan Devan

"Tidak tuan. Kalau gitu aku permisi tuan"

"Mau ke mana?"

"Siapin makan tuan"

"Aku tidak selera makan" ucap tuan Devan sambil mamanyunkan bibirnya. Seperti anak kecil

"Tuan kan belum makan" ucap ku

"Aku tidak selera"

"Ke napa tuan? Anda sakit?"

"Tidak, selera makan ku hilang. Setelah mengetahui rumah ku ada tikus" ucap tuan Devan. Membuat ku jadi serba salah, jika aku jujur pasti aku bakal di ledek kalau tidak di marahin.

"Nanti tuan sakit" ucap ku perhatian

"Biarin, dari pada makan masakan yang ada tikusnya"

"Tidak ada tuan"

"Tadi katannya ada tikus" ucap tuan Devan

"Iya kan tadi, bukan sekarang" jawab ku sedikit keras

"Kata ku tidak ya tidak!!! makan saja kamu sendiri" Bentak tuan Devan

"Iya tuan.. Maaf" ucap ku merasa bersalah. Aku pun pergi meninggalkan tuan Devan yang tengah memandang ku dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Mau ke mana kamu??" tanya tuan Devan sedikit teriak. Aku diam tidak menjawab pertanyaan tuan Devan.

"Ganti pakaian mu....." perintah tuan Devan

"Mau ke mana tuan?"

"Ganti kata ku ganti!!! jangan banyak nanya" perintah tuan Devan. Aku pun mengikuti perintah tuan Devan. Dengan cepat aku manggantikan pakaian ku, dengan menggunakan gaun berwarna merah muda berpaduan biru. Tidak lupa aku menambahkan sedikit lipstik di bibir mungil ku, agar terlihat lebih pres.

"Tuan" panggil ku, tuan Devan tidak berkedip menatap ku. Hingga membuat ku menjadi salah tingkah.

"Iya Nas, sudah siap?" tanya ku. Apa tuan tidak punya mata apa. Ingin sekali rasanya aku menjawab seperti itu.

"Iya tuan" jawab ku

"Ayok" ajak tuan Devan sambil menggandeng tangan ku, jujur rasanya aku mau lopat-lopat ketika tuan Devan menggandeng tangan ku.

"Tuan mau ke mana?" tanya ku.

"Ikuti saja" Jawab tuan Devan sambil membuka pintu mobil. Aku pun masuk ke dalam mobil tuan Devan, duduk di sebelah bangku tuan Devan. Selamah dalam perjalanan tak ada yang memulai percakapan. hingga terasah sepih seperti di kuburan. Tuan Devan menghentikan mobilnya di depan sebuah kafe ternama di kota nya. Yang pastinya parah pengunjung bukan orang biasa seperti ku, setelah Tuan Devan selesai memarkirkan mobil nya Tuan Devan pun menggandeng tangan ku . Tuan Devan membawah ku ke dalam kafe itu, aku terpana melihat suasana yang ada di dalam kafe. Di mana di sana bangku bangku tersusun rapih yang terbuat dari rotan. Dan banyak pula lukisan-lukisan alam, hingga membuat kafe semakin keren. Tuan Devan memilih bangku paling pojok

"Nas...kamu mau pesan apa?"

"Sama saja dengan tuan" Tidak lama setelah itu pesanan pun tiba. Dengan bergairah aku memandang setiap makanan yang di sajikan. Tidak pernah terbayang dalam hidup ku, kalau aku bisa makan bermacan makanan seperti ini. Yang dulu hanya memakan ubi ribus atau pun pisang rebus.Sehabis makan tuan Devan mengajak ku jalan-jalan. Entahlah aku tidak tahu.

.Ikuti terus kisah Sanas

Jangan lupa like, komen, dan vote. Yang banyak

Salam kecup dari Author.

Terpopuler

Comments

Wiek Soen

Wiek Soen

lanjut

2021-08-05

0

Riris Hutapea

Riris Hutapea

mudah2 an mereka berdua mnyadari akan perasaan mereka ya thorrr..semgat trus nulisnya thorr

2021-06-18

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Hari pernikahan
3 Fikiran tidak sesuai dengan hati
4 Pergi ke pesta
5 Mesin ATM peribadi
6 Di temani
7 Pergi bersama mama mertua
8 Ke masukan setan baik
9 Tanpa angin tanpa badai
10 Mengakui
11 Masalalu tuan Devan
12 Kis pertama
13 Ada Tikus
14 Bertemu teman lama
15 Memintak Hak
16 Kamu milik ku seutuhya
17 Pulang kampung
18 Tiba di kampung halaman
19 Pergi pasar malam
20 Gawat jika sudah memasang es balok
21 Punya Abang
22 Kembali ke kota
23 Bertemu makhluk jadi-jadian
24 Mendaki puncak kenikmatan
25 Kemarahan Tuan Devan
26 Lebih baik mendengar suara kucing terjepit.
27 Menabung Kembali
28 Bertemu orang gila
29 Kenai prank
30 Kembalinya Via
31 Kejutan
32 Kedatangan wanita baru.
33 Sebuah Ancaman
34 Kejahilan Tuan Devan.
35 Kedatangan Dua Wanita
36 Datangnya pengganggu
37 Kemarahan Tuan Devan
38 Hari pertama ke kantor Tuan Devan
39 Bertemu Teman Baru
40 Tidak tahu di mana tempat asal jadi
41 Ancaman Mama Mertua
42 Kejahatan Mama mertua dan Via
43 Apa aku pernah bermain-main dengan uacapan ku?
44 Wanita Terbaik Ku
45 2 Minggu Serasa 2 Tahun.
46 Visual
47 Tiba-tiba saja tidak menyukai warna hitam
48 Sakitnya belum jelas.
49 Kesadaran Mama Mertua.
50 Makan masakan mama mertua
51 Kasihan Tuan Devan
52 Pengumuman
53 Di Tinggal Tuan Devan
54 Sebuah pesan dan foto
55 Jangan pernah menyentuh tubuh ku
56 Ada pelakor
57 Kecemasan Dara Dan Mama
58 pengumuman
59 Kecemasan Tuan Devan
60 Kehadiran dua baby
61 Jejak Tuan Devan
62 Pengganggu
63 Perkara kaos kaki
64 Pengawal Diva
65 Awal yang baru
66 Nikmatin saja
67 Butuh Rukiah
68 Kecemburuan Bobi
69 Sulit Untuk Berdamai
70 Gengsian
71 Modus
72 Kesedihan Devin dan keluarga
73 Dugaan yang salah
74 Kebahagian Keluarga Tuan Devan
75 Masalah hati
76 Ada penganggu
77 Hanya mimpi
78 bertemu kembali
79 Tidak akan menyerah
80 Salah Sambung
81 Orang Aneh
82 pertama kali
83 Sudah pada besar
84 Sisi Lain Dari Devin
85 Baikan
86 Nazar ku
87 Sudah mengikhlaskan
88 Minta Cucu
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Hari pernikahan
3
Fikiran tidak sesuai dengan hati
4
Pergi ke pesta
5
Mesin ATM peribadi
6
Di temani
7
Pergi bersama mama mertua
8
Ke masukan setan baik
9
Tanpa angin tanpa badai
10
Mengakui
11
Masalalu tuan Devan
12
Kis pertama
13
Ada Tikus
14
Bertemu teman lama
15
Memintak Hak
16
Kamu milik ku seutuhya
17
Pulang kampung
18
Tiba di kampung halaman
19
Pergi pasar malam
20
Gawat jika sudah memasang es balok
21
Punya Abang
22
Kembali ke kota
23
Bertemu makhluk jadi-jadian
24
Mendaki puncak kenikmatan
25
Kemarahan Tuan Devan
26
Lebih baik mendengar suara kucing terjepit.
27
Menabung Kembali
28
Bertemu orang gila
29
Kenai prank
30
Kembalinya Via
31
Kejutan
32
Kedatangan wanita baru.
33
Sebuah Ancaman
34
Kejahilan Tuan Devan.
35
Kedatangan Dua Wanita
36
Datangnya pengganggu
37
Kemarahan Tuan Devan
38
Hari pertama ke kantor Tuan Devan
39
Bertemu Teman Baru
40
Tidak tahu di mana tempat asal jadi
41
Ancaman Mama Mertua
42
Kejahatan Mama mertua dan Via
43
Apa aku pernah bermain-main dengan uacapan ku?
44
Wanita Terbaik Ku
45
2 Minggu Serasa 2 Tahun.
46
Visual
47
Tiba-tiba saja tidak menyukai warna hitam
48
Sakitnya belum jelas.
49
Kesadaran Mama Mertua.
50
Makan masakan mama mertua
51
Kasihan Tuan Devan
52
Pengumuman
53
Di Tinggal Tuan Devan
54
Sebuah pesan dan foto
55
Jangan pernah menyentuh tubuh ku
56
Ada pelakor
57
Kecemasan Dara Dan Mama
58
pengumuman
59
Kecemasan Tuan Devan
60
Kehadiran dua baby
61
Jejak Tuan Devan
62
Pengganggu
63
Perkara kaos kaki
64
Pengawal Diva
65
Awal yang baru
66
Nikmatin saja
67
Butuh Rukiah
68
Kecemburuan Bobi
69
Sulit Untuk Berdamai
70
Gengsian
71
Modus
72
Kesedihan Devin dan keluarga
73
Dugaan yang salah
74
Kebahagian Keluarga Tuan Devan
75
Masalah hati
76
Ada penganggu
77
Hanya mimpi
78
bertemu kembali
79
Tidak akan menyerah
80
Salah Sambung
81
Orang Aneh
82
pertama kali
83
Sudah pada besar
84
Sisi Lain Dari Devin
85
Baikan
86
Nazar ku
87
Sudah mengikhlaskan
88
Minta Cucu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!