Mengakui

"Pergi sana... aku jijik" ucap Tuan Devan, aku pun pergi meninggalkan tuan Devan.

Terkadang aku di buat bingung sendiri dengan sikap Tuan Devan. Sebentar dia baik bagaikan malaikat, terkadang juga dia bersikap kejam melebihi mafia. Dari pada aku mikirin tuan Devan, lebih baik aku lanjutin ritual masak memasak ku, untuk tuan Devan bersama mak lampir itu. Aku pun melanjutkan menggoreng ikan, setelah itu aku memotong sayur bayam, jagung manis serta wartel. Aku pun memasak sayur bening. Setelah semuanya sudah masak, aku pun menghidang semua masakan ku, aku sengaja menata nya serapi mungkin, agar tidak di omel oleh tuan Devan. Semuanya sudah selesai aku pun memanggil tuan Devan beserta mak lampir itu.

"Tokkk....tokkk... Tuan" panggilku sambil mengetuk pintu kamar tuan Devan

"Tuan... Makan dulu" ucap ku sambil menunggu jawaban tuan Devan.

"Tuann..." lagi-lagi tak ada jawaban dari tuan Devan.

"Aww..." ucap ku menahan sakit, karena terbentur dengan tubuh kekar tuan Devan

"Ma maaf tuan, aku tidak sengaja" ucap ku terbata-bata, karena melihat tatapan tuan Devan yang tajam. Lagi-lagi tuan Devan tak menjawab pertanyaan ku, justru tuan Devan membuat ku tidak percaya apa yang ia lakukan dengan ku.

"Mana yang sakit?" tanya tuan Devan, sambil mengangkat tubuh ku yang tengah terjatuh di lantai

"Mana yang sakit??" lagi-lagi tuan Devan bertanya

"Tidak ada tuan" jawab ku

"Kamu jangan bohong. Lihat itu kaki mu memar" ucap Tuan Devan sambil memegang kaki ku

"Tunggu di sini, jangan bergerak" tuan Devan meletak ku di atas sofa, lalu pergi meninggalkan ku. Entahlah aku tidak tahu tuan Devan mau ke mana. Tidak lama setelah itu Tuan Devan pun tiba sambil membawa kotak p3k. Tuan Devan mendekati ku, meluruskan kaki ku, setelah itu tuan Devan memijiti kaki ku, tidak lupa tuan Devan membungkus kaki ku dengan perban.

"Lain kali hati-hati" ucap tuan Devan sambil mengusap ke pala ku lembut.

"Terimakasih tuan" tuan Devan tersenyum membalas ucapan ku. Rasanya aku tidak rela sedetikpun waktu berlalu.

"Naira.. Mau ke mana?" tanya tuan Devan, karena aku beranjak dari tempat duduk ku.

"Ke bawah tuan, menyiapkan makan buat tuan"

"Tidak usah, aku bisa sendiri. Kamu sudah makan?"

"Belum tuan"

"Ya sudah, kamu tunggu di sini. Aku ambilin" tidak lama setelah itu tuan Devan, membawa 2 piring nasi serta lauk pauknya.

"Ini, di makan jangan di pelototi" tuan Devan memberi ku satu piring nasi yang berisi lauk, aku pun menerinya

"Terimaksih tuan, maaf sudah merepotkan"

"Kamu tidak usah sungkan dengan ku" ucap tuan Devan, membuat ku tambah bingung sikap tuan Devan. Ketika aku sedang asyik mengobrol dengan tuan Devan, ada-ada saja yang mengganggu. Tidak tahu apa kalau aku lagi bahagia tak terhingga.

"Gadiss bodoh. .. ..." teriak mak lampir alias Jesi

"Iya mbak" jawab ku sedikit teriak

"Buatin aku es jeruk"

"Iya mbak sebentar" jawab ku, ketika ku langkahkan kaki ku menuju dapur, tiba-tiba saja ku di tarik dengan tuan Devan hingga terjatuh di tubuh tuan Devan. Berapa detik bola mata kami saling bertemu, hingga suara cempreng mak lampir membuyar lamunan kami berdua.

"Hai gadis bodoh apa yang kamu lakukan dengan kekasih ku....." Mbak Jesi menarik tubuh ku dari dekapan tuan Devan.

"Sayang kamu tidak di apa-apain kan sama gadis kampung itu?" tanya mbak Jesi sambil membelai wajah tuan Devan

"Singkirkan tangan mu!!!!" bentak tuan Devan

"Sayang,, aku hanya peduli dengan mu. Nanti kamu di apa-apain dengan gadis bodoh itu" Lagi-lagi mbak Jesi mendorong tubuh ku, hingga aku terjatuh.

"Jangan pernah kau sakiti dia!! satu lagi jangan pernah kamu bilang kalau di gadis bodoh dengan mulut mu yang kotor itu"

"Sayang,, dia memang gadis bodoh, gadis kampung, dia cuma pembantu di sini. Ke napa kamu belain dia dari pada aku??" Mbak Jesi menunjuk-nunjuk ku sambil menjambak rambut ku.

"Dia istru ku..." ucap tuan Devan lantang. Sedangkan mbak Jesi langsung terpelongok

"Hahahahahah.... Gak lucu sayang" Mbak Jesi menatap ku dari ujung ke pala sampai ujung kaki dengan tatapan meremehkan.

"Sekali lagi ku katakan dia istri sah ku" Pertama kalinya tuan Devan merangkul tubuh ku, sedangkan aku sudah panas dingin dengan adegan ini.

"Kamu jangan bercanda Devano!! aku tahu kamu hanya pura-pura" mbak Jesi masih tak percaya dengan ucapan tuan Devan. Wajar saja sih mbak Jesi tidak percaya, aku nya saja tidak yakin dengan pendengaran ku jika tuan Devan mengakui ku.

"Terserah....." ucap tuan Devan sambil menarik lengan ku

"Awas kamu Devan...." ancam mbak Jesi

Bersambung .

Jangan lupa like, komen, dan votenya.

Terpopuler

Comments

xixi

xixi

mulaikan pelakor iss menjijikkan

2022-03-27

0

[💝¹³_ALi💫¹⁶JaFar²⁰*💝

[💝¹³_ALi💫¹⁶JaFar²⁰*💝

🌼🌼🌼🌼🌼♥️♥️

2021-09-06

0

_rus

_rus

Aku mampir, Thor. Dengan 10 like, maaf kalo telat datang... 😁

Salam Hangat dari "Sebuah Kisah Cintaku" 😆🙏🏼

2021-08-05

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Hari pernikahan
3 Fikiran tidak sesuai dengan hati
4 Pergi ke pesta
5 Mesin ATM peribadi
6 Di temani
7 Pergi bersama mama mertua
8 Ke masukan setan baik
9 Tanpa angin tanpa badai
10 Mengakui
11 Masalalu tuan Devan
12 Kis pertama
13 Ada Tikus
14 Bertemu teman lama
15 Memintak Hak
16 Kamu milik ku seutuhya
17 Pulang kampung
18 Tiba di kampung halaman
19 Pergi pasar malam
20 Gawat jika sudah memasang es balok
21 Punya Abang
22 Kembali ke kota
23 Bertemu makhluk jadi-jadian
24 Mendaki puncak kenikmatan
25 Kemarahan Tuan Devan
26 Lebih baik mendengar suara kucing terjepit.
27 Menabung Kembali
28 Bertemu orang gila
29 Kenai prank
30 Kembalinya Via
31 Kejutan
32 Kedatangan wanita baru.
33 Sebuah Ancaman
34 Kejahilan Tuan Devan.
35 Kedatangan Dua Wanita
36 Datangnya pengganggu
37 Kemarahan Tuan Devan
38 Hari pertama ke kantor Tuan Devan
39 Bertemu Teman Baru
40 Tidak tahu di mana tempat asal jadi
41 Ancaman Mama Mertua
42 Kejahatan Mama mertua dan Via
43 Apa aku pernah bermain-main dengan uacapan ku?
44 Wanita Terbaik Ku
45 2 Minggu Serasa 2 Tahun.
46 Visual
47 Tiba-tiba saja tidak menyukai warna hitam
48 Sakitnya belum jelas.
49 Kesadaran Mama Mertua.
50 Makan masakan mama mertua
51 Kasihan Tuan Devan
52 Pengumuman
53 Di Tinggal Tuan Devan
54 Sebuah pesan dan foto
55 Jangan pernah menyentuh tubuh ku
56 Ada pelakor
57 Kecemasan Dara Dan Mama
58 pengumuman
59 Kecemasan Tuan Devan
60 Kehadiran dua baby
61 Jejak Tuan Devan
62 Pengganggu
63 Perkara kaos kaki
64 Pengawal Diva
65 Awal yang baru
66 Nikmatin saja
67 Butuh Rukiah
68 Kecemburuan Bobi
69 Sulit Untuk Berdamai
70 Gengsian
71 Modus
72 Kesedihan Devin dan keluarga
73 Dugaan yang salah
74 Kebahagian Keluarga Tuan Devan
75 Masalah hati
76 Ada penganggu
77 Hanya mimpi
78 bertemu kembali
79 Tidak akan menyerah
80 Salah Sambung
81 Orang Aneh
82 pertama kali
83 Sudah pada besar
84 Sisi Lain Dari Devin
85 Baikan
86 Nazar ku
87 Sudah mengikhlaskan
88 Minta Cucu
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Hari pernikahan
3
Fikiran tidak sesuai dengan hati
4
Pergi ke pesta
5
Mesin ATM peribadi
6
Di temani
7
Pergi bersama mama mertua
8
Ke masukan setan baik
9
Tanpa angin tanpa badai
10
Mengakui
11
Masalalu tuan Devan
12
Kis pertama
13
Ada Tikus
14
Bertemu teman lama
15
Memintak Hak
16
Kamu milik ku seutuhya
17
Pulang kampung
18
Tiba di kampung halaman
19
Pergi pasar malam
20
Gawat jika sudah memasang es balok
21
Punya Abang
22
Kembali ke kota
23
Bertemu makhluk jadi-jadian
24
Mendaki puncak kenikmatan
25
Kemarahan Tuan Devan
26
Lebih baik mendengar suara kucing terjepit.
27
Menabung Kembali
28
Bertemu orang gila
29
Kenai prank
30
Kembalinya Via
31
Kejutan
32
Kedatangan wanita baru.
33
Sebuah Ancaman
34
Kejahilan Tuan Devan.
35
Kedatangan Dua Wanita
36
Datangnya pengganggu
37
Kemarahan Tuan Devan
38
Hari pertama ke kantor Tuan Devan
39
Bertemu Teman Baru
40
Tidak tahu di mana tempat asal jadi
41
Ancaman Mama Mertua
42
Kejahatan Mama mertua dan Via
43
Apa aku pernah bermain-main dengan uacapan ku?
44
Wanita Terbaik Ku
45
2 Minggu Serasa 2 Tahun.
46
Visual
47
Tiba-tiba saja tidak menyukai warna hitam
48
Sakitnya belum jelas.
49
Kesadaran Mama Mertua.
50
Makan masakan mama mertua
51
Kasihan Tuan Devan
52
Pengumuman
53
Di Tinggal Tuan Devan
54
Sebuah pesan dan foto
55
Jangan pernah menyentuh tubuh ku
56
Ada pelakor
57
Kecemasan Dara Dan Mama
58
pengumuman
59
Kecemasan Tuan Devan
60
Kehadiran dua baby
61
Jejak Tuan Devan
62
Pengganggu
63
Perkara kaos kaki
64
Pengawal Diva
65
Awal yang baru
66
Nikmatin saja
67
Butuh Rukiah
68
Kecemburuan Bobi
69
Sulit Untuk Berdamai
70
Gengsian
71
Modus
72
Kesedihan Devin dan keluarga
73
Dugaan yang salah
74
Kebahagian Keluarga Tuan Devan
75
Masalah hati
76
Ada penganggu
77
Hanya mimpi
78
bertemu kembali
79
Tidak akan menyerah
80
Salah Sambung
81
Orang Aneh
82
pertama kali
83
Sudah pada besar
84
Sisi Lain Dari Devin
85
Baikan
86
Nazar ku
87
Sudah mengikhlaskan
88
Minta Cucu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!