Pergi bersama mama mertua

"Gadis bodoh...." Teriak tuan Devan baru tiba.

"Gadis bodoh...... Di mana kau??" lagi-lagi tuan Devan memanggil Sanas, masih tak kunjung ada jawaban.

"Sanas....kamu di mama!! Siap kan aiir mandi saya" ucap tuan Devan berteriak-teriak. Tuan Devan pun mengecek setiap ruangan tapi sayang hasilnya nihil.

"Ke mana dia?" fikir tuan Devan. Tuan Devan pun mencoba menghububgi Sanas, lagi-lagi membuat tuan Devan seteres, karena no Sanas tidak bisa di hubungi. Tuan Devan pun menghububgi seketaris andalannya.

"Hallo... Tuan" ucap seketaris Revan

"Cepat kamu cari di mana istri ku.." ucap tuan Devan tanpa menyadari ia telah menyebutkan Sanas istrinya

"Istri???" tanya seketaris Revan pura-purah. tidak mendengar.

"Iya, istri ku!!! Cepat" tuan Devan langsung mamatikan panggilan telfon sepihak. Sedangkan seketaris Revan senyum geli mengingatkan tuan Devan, yang sudah mulai bucin.

Di tempat lain.......

Aku memasuki sebuah mol terbesar di kota ini, bersama mama mertua ku. Tangan ku di gandeng oleh mama mertua ku. Aku mengikuti langkah kaki mama, seperti ilalang mengikuti tiupan angin.

"Sayang kamu mau apa?"

"Gak ada ma"

"Terus kamu ngapain ngikut mama?"

"Sanas cuma temani mama saja"

"Sayang mari kita ke sana" ajak mama, Kami menuju ke sebuah toko perhiasan yang berada di dalam mol. Mama menghentikan langkah kaki nya di dapan toko perhiasan, aku pun mengikuti mama mertua ku. Aku terpelongok sampai tak berkedip melihat perhiasan itu yang terpajang di dalam italese.

"Sayang kamu suka yang mana?" tanya mama mertua ku sambil memberi ku tiga buah model kalung.

"Sayang..."panggil mama

"Eh iya ma"

"Kamu suka yang mana?"

"Yang ini ma" aku mengambil salah satu kalung itu dari genggaman mama. Yang berbentuk minimalis tapi kelihatan mewah. Seumur hidup ku, baru kali ini aku melihat yang namanya intan berlian, dalam hati ku tak henti-hentinya mengucap syukur.

"Sayang kamu suka yang itu?" tanya mama, aku pun mengangguk tanda jawaban ku. Mama menghadap ke arah ku sambil memasangkan kalung itu di leher jenjang ku.

"Kamu sangat cantik sayang menggunakan kalung ini." puji mama

"Mama...." Aku malu mama terus-terusan memuji ku, sampai penjaga toko itu di paksa oleh mama untuk memuji ku. .

"Mbak, cantikkan menantu saya?? ucap mama dengan pelayan tokoh.

"Iya nona, sangat cantik" mama pun tersenyum

"Berapa mbak??"

"25.000 juta buk" Mama pun mengelurkan sebuah kartu yang berada di dalam tasnya. Hanya menggunakan waktu 2 menit transaksi pembayaran pun selesai.

"Ma?"

"Iya, kenapa nak?" tanya mama lembut.

"Sanas bukannya nolak pemberian mama. Bukan kah uang sebanyak itu lebih baik kita gunaka untuk yang lebih bermanfaat ma. Seperti membagi sama anak yatim atau pun parkir miskin ma. Setidaknya ada tabungan kita di hari akhir ma" ucap ku sedikit ragu

..."Sungguh mulia hati mu nak, tidak salah jika Devan menikahi mu. Mama salut dengan mu, masih ada gadis seperti mu di zaman sekarang" batin mama...

"Ini juga bermanfaat buat anak menantu mama. Supaya kelihatan lebih cantik dan imut"

"Tapi ma..."

"Gak ada tapi-tapian sayang. Mama tidak suka penolakan. Ok..."

"Iya ma" ucap ku pasrah. Sehabis dari toko perhiasan mama membawa ku ke sebuah toko pakian.

"Sayang,, kamu ambil saja yang mana kamu suka." ucap mama mertua ku, sungguh beruntungnya aku mempunyai mama mertua seperti mama Leni.

"Iya ma" jawab ku, aku memilih sebuah baju gaun berwarna pink berpaduan biru muda, yang terpanjang di patung. Yang pastinya aku tidak lupa mengecek harganya. 799.500, apa aku tidak salah lihat? Aku mengecek ulang harga baju itu, masih tetap saja dengan angka sebanyyak itu. Berarti aku tidak salah batin ku. Dengan cepat aku kembalikan lagi baju itu ke tempat asalnya.

"Sayang kamu suka baju itu?" tanya mama. Mama pasti tahu aku menyukainya, tetapi dengan harga segitu aku kembalikan

"Gak ma"

"Terus kamu suka yang mana?" lagi-lagi mama bertanya. Kalau boleh ma, aku suka semuannya

"Gak ma.." jawab ku dengan senyum mengembang, agar mama percaya

"Ya sudah mbak, bungkus yang itu, itu dan itu" perintah mama mertua.

"Ma, itu untuk siapa?" tanya ku

"Ya, untuk kamu dong sayang. Tidak mungkunkin mama kasih Devan" ucap mama

"Ma, Sanas ambil yang ini saja ya" aku mengambil pilihan pertama ku tadih

"Kenapa sayang?? ini semua untuk mu"

"Gak apa ma, Sanas hanya suka yang ini. Yang lainnya sedikit sexsi ma, Sanas kurang suka baju yang kurang bahan" ucap ku,

"Iya sayang. Sekarang kita ke mana lagi?"

"Pulang saja ma, Sanas capek" Sebenarnya aku masih ingin keliling bersama mama. Dari pada aku kena semprot dengan bapak singa lebih baik ku pulang.

Tidak menggunakan waktu lama, aku bersama mama pun tiba di kediaman tuan Devan.

"Assalmmualikum" ucap ku.

"Dari mana saja kamu gaidis bo.." teriak tuan Devan, belum selesai tuan Devan berucap, mama pun tiba.

"Kamu ini Devan... Kebiasan teriak-teriak" ucap mama menjewer kuping tuan Devan

"Eh mama.. Devan terlalu kuatir ma sama istri Devan, jadi wajar Devan memarahinya agar ia tidak mengulang ke salahannya" dusta tuan Devan

"Kamu tidak membohongi mama kan?"

"Tidak ma, tanya saja sama sanas kalau Devan selalu bersikap baik. Iya kan sayang" Tuan Devan sangat pintar jika bersandiwara.

"Apa benar sayang? yang di katakan Devan" tanya mama. Berharap aku menjawab

"Iya ma, tu. Eh Kak Devan sangat baik dengan Sanas." ucap ku terbata-bata.

"Mama senang mendengarnya" ucap mama lalu menatap kami saling bergantian

"Mama boleh meminta sesuatu sama kalian berdua"

"Apa pun yang mama minta, sebisa mungkin Devan usahin mama"

"Mama mau kalian memberikan mama cucu. Agar mama tidak merasa kesepian" ucap mama antusias

"Uhukk...uhuk.." aku tersedak mendengar ucapan mama

"Kamu ke napa sayang?"

"Tidak ma, sanas haus" ucap ku pergi meninggalkan mama bersama tuan Devan.

"Tuhan bantu aku, Bagaimana jika mama tahu kalau pernikahan kami hanya sebatas kertas putih. Mama pasti kecewa dan membenci ku." Tanpa ku sadari cairan bening membasahi meja makan ku.

"Lagi ngapain kamu!!!!" ucap tuan Devan baru tiba.

"Gak ada tuan, aku cuma membersihkan meja" kebetulan aku sedang memegang kain lap

"Ada apa dengan gadis ini?? bukannya tadih ia baik-baik saja. Ke napa sekarang ia mengeluarkan cairan bening?" tuan Devan bertanya-tanya dalam fikirannya.

Terimakasih yang telah berkenan membaca karya author. Author sangat butuh bantuan kakak semua, agar author lebih semangat untuk menulisnya. Jangan lupa like, komen dan votenya yang banyak kak.

Salam jumpa dari author..

Terpopuler

Comments

Punya Mas D

Punya Mas D

Semoga mama mertua ku baik kaya mama devan amin

2022-04-10

0

Riris Hutapea

Riris Hutapea

lanjut kan thorrr☺☺☺

2021-06-02

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Hari pernikahan
3 Fikiran tidak sesuai dengan hati
4 Pergi ke pesta
5 Mesin ATM peribadi
6 Di temani
7 Pergi bersama mama mertua
8 Ke masukan setan baik
9 Tanpa angin tanpa badai
10 Mengakui
11 Masalalu tuan Devan
12 Kis pertama
13 Ada Tikus
14 Bertemu teman lama
15 Memintak Hak
16 Kamu milik ku seutuhya
17 Pulang kampung
18 Tiba di kampung halaman
19 Pergi pasar malam
20 Gawat jika sudah memasang es balok
21 Punya Abang
22 Kembali ke kota
23 Bertemu makhluk jadi-jadian
24 Mendaki puncak kenikmatan
25 Kemarahan Tuan Devan
26 Lebih baik mendengar suara kucing terjepit.
27 Menabung Kembali
28 Bertemu orang gila
29 Kenai prank
30 Kembalinya Via
31 Kejutan
32 Kedatangan wanita baru.
33 Sebuah Ancaman
34 Kejahilan Tuan Devan.
35 Kedatangan Dua Wanita
36 Datangnya pengganggu
37 Kemarahan Tuan Devan
38 Hari pertama ke kantor Tuan Devan
39 Bertemu Teman Baru
40 Tidak tahu di mana tempat asal jadi
41 Ancaman Mama Mertua
42 Kejahatan Mama mertua dan Via
43 Apa aku pernah bermain-main dengan uacapan ku?
44 Wanita Terbaik Ku
45 2 Minggu Serasa 2 Tahun.
46 Visual
47 Tiba-tiba saja tidak menyukai warna hitam
48 Sakitnya belum jelas.
49 Kesadaran Mama Mertua.
50 Makan masakan mama mertua
51 Kasihan Tuan Devan
52 Pengumuman
53 Di Tinggal Tuan Devan
54 Sebuah pesan dan foto
55 Jangan pernah menyentuh tubuh ku
56 Ada pelakor
57 Kecemasan Dara Dan Mama
58 pengumuman
59 Kecemasan Tuan Devan
60 Kehadiran dua baby
61 Jejak Tuan Devan
62 Pengganggu
63 Perkara kaos kaki
64 Pengawal Diva
65 Awal yang baru
66 Nikmatin saja
67 Butuh Rukiah
68 Kecemburuan Bobi
69 Sulit Untuk Berdamai
70 Gengsian
71 Modus
72 Kesedihan Devin dan keluarga
73 Dugaan yang salah
74 Kebahagian Keluarga Tuan Devan
75 Masalah hati
76 Ada penganggu
77 Hanya mimpi
78 bertemu kembali
79 Tidak akan menyerah
80 Salah Sambung
81 Orang Aneh
82 pertama kali
83 Sudah pada besar
84 Sisi Lain Dari Devin
85 Baikan
86 Nazar ku
87 Sudah mengikhlaskan
88 Minta Cucu
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Hari pernikahan
3
Fikiran tidak sesuai dengan hati
4
Pergi ke pesta
5
Mesin ATM peribadi
6
Di temani
7
Pergi bersama mama mertua
8
Ke masukan setan baik
9
Tanpa angin tanpa badai
10
Mengakui
11
Masalalu tuan Devan
12
Kis pertama
13
Ada Tikus
14
Bertemu teman lama
15
Memintak Hak
16
Kamu milik ku seutuhya
17
Pulang kampung
18
Tiba di kampung halaman
19
Pergi pasar malam
20
Gawat jika sudah memasang es balok
21
Punya Abang
22
Kembali ke kota
23
Bertemu makhluk jadi-jadian
24
Mendaki puncak kenikmatan
25
Kemarahan Tuan Devan
26
Lebih baik mendengar suara kucing terjepit.
27
Menabung Kembali
28
Bertemu orang gila
29
Kenai prank
30
Kembalinya Via
31
Kejutan
32
Kedatangan wanita baru.
33
Sebuah Ancaman
34
Kejahilan Tuan Devan.
35
Kedatangan Dua Wanita
36
Datangnya pengganggu
37
Kemarahan Tuan Devan
38
Hari pertama ke kantor Tuan Devan
39
Bertemu Teman Baru
40
Tidak tahu di mana tempat asal jadi
41
Ancaman Mama Mertua
42
Kejahatan Mama mertua dan Via
43
Apa aku pernah bermain-main dengan uacapan ku?
44
Wanita Terbaik Ku
45
2 Minggu Serasa 2 Tahun.
46
Visual
47
Tiba-tiba saja tidak menyukai warna hitam
48
Sakitnya belum jelas.
49
Kesadaran Mama Mertua.
50
Makan masakan mama mertua
51
Kasihan Tuan Devan
52
Pengumuman
53
Di Tinggal Tuan Devan
54
Sebuah pesan dan foto
55
Jangan pernah menyentuh tubuh ku
56
Ada pelakor
57
Kecemasan Dara Dan Mama
58
pengumuman
59
Kecemasan Tuan Devan
60
Kehadiran dua baby
61
Jejak Tuan Devan
62
Pengganggu
63
Perkara kaos kaki
64
Pengawal Diva
65
Awal yang baru
66
Nikmatin saja
67
Butuh Rukiah
68
Kecemburuan Bobi
69
Sulit Untuk Berdamai
70
Gengsian
71
Modus
72
Kesedihan Devin dan keluarga
73
Dugaan yang salah
74
Kebahagian Keluarga Tuan Devan
75
Masalah hati
76
Ada penganggu
77
Hanya mimpi
78
bertemu kembali
79
Tidak akan menyerah
80
Salah Sambung
81
Orang Aneh
82
pertama kali
83
Sudah pada besar
84
Sisi Lain Dari Devin
85
Baikan
86
Nazar ku
87
Sudah mengikhlaskan
88
Minta Cucu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!