Di temani

"Tunggu" ucap tuan Devan, sedangkan aku hanya bisa pasrah apa yang ingin di lakukan tuan Devan dengan ku.

"Mari" ajak Tuan Devan, aku masih mematung di tempat ku.

"Heii.... Gadis bodoh apa kau tuli" tuan Devan menjewer kuping ku.

"Maaf tuan" ucap ku, menahan rasa sakit di kuping ku, akibat jeweran tuan Devan.

"Maaf, maaf.!! Sepertinya kuping mu, perlu di korek dengan linggis" Lagi-lagi tuan Devan menjewer kuping ku dengan senyum mengembang. Aku lebih baik di jewer oleh tuan Devan asalkan aku bisa melihat senyumannya itu, ia sangat tampan.

"Ada apa dengan mu gadis bodoh? Senyum-senyum sendiri. Apa kau juga gila??"

"Enggak tuan"

"Mari, biarkan aku yang mengantar mu. Gadis bodoh!" aku kaget setengah mati untung saja aku tidak langsung mati. Mendengarkan ucapan tuan Devan ingin mengantar ku ke pasar. Biasanya ke kantor saja ia selalu di jemput seketaris Revan.

"Makasih tuan" ucap ku dengan perasaan bahagia.

Hanya menggunakan waktu 30 menit, aku tiba di sebuah Super market terkenal di kota ini. Tuan Devan pun menghentikan mobilnya, di parkiran.

"Sana turun" perintah tuan Devan

"Tuan, aku ingin belanja sayuran." ucap ku.

"Terusss???"

"Di sini bukan tempatnya tuan"

"Bodoh, bodoh!!! di dalam sana apa saja yang kamu mau ada"

"Tapi" belum sempat aku menyelsaikan ucapan ku langsung di potong saja oleh tuan Devan dengan tatapan dingin.

"Tapi apa??"

"Di pasar lebih segar tuan dan yang pastinya lebih murah."

"Kamu tidak perlu takut, uang ku banyak. Tujuh keturan aku pun tak kan habis" sombong Tuan Devan

"Iya tuan, aku tahu anda kaya. Setidaknya jika kita belanja di pasaran, secara tidak langsung kita sudah membantu perekonomian orang-orang susah seperti aku" ucap ku tanpa melihat ke arah tuan Devan. Entah lah punya keberanian dari mana aku menjawab ucapan tuan Devan

Tuan Devan tidak menjawab ucapan ku, justru ia langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tanpa ada sepatah kata pun selama perjalanan. Hingga aku tiba di sebuah pasar teradisional. Seperti yang ia lakukan tadih, tuan Devan menghentikan mobilnya di parkiran.

"Ya sudah sana kamu!!" tuan Devan mengusir ku, aku sudah tahu tuan tidak perlu di usir aku akan pergi.

"Tunggu" ucap tuan Devan, ketika aku melangkahkan kaki ku.

"Ada apa tuan?" ucap ku sambil membelok tubuh ku.

"Jangan lupa belikan sayur yang kemaren kamu masak"

"Yang mana ya tuan?? aku lupa"

"Aku tidak tahu bodoh! Tapi seingat ku rasanya sedikit pahit. Waktu itu kamu buatin sambal balado" ucap tuan Devan antusias, serasa sayur itu sudah berada di hadapannya yang siap di lahap.

"Ohh.. itu pare, namanya tuan" jelas ku

"Aku tidak peduli..."

Aku pun meninggalkan tuan Devan menuju ke dalam pasar. Setelah itu aku mulai melakukan aktifitas ku. Yang pertama ku cari sayur pare, dari pada nanti aku lupa, bisa di amuk dengan ayah singa aku nanti. Semua keperluan dapur sudah ku beli. Aku melihat sebuah pakian yang tergantung di sebuah kios di dalam pasar, dengan langkah cepat aku menuju kios itu.

"Mas yang ini berapa?" tanya ku sambil memegang baju itu

"125 dek"

"Gak bisa kurang mas??"

"110 aja lah buat neng yang cantik"

"Ah mas, itu mahal.. 100 aja ya"

"Mau berapa buah atuh neng??"

"1 ajah mas"

"Ya sudah, demi Neng cantik ambil saja"

"Makasih mas" ucap ku sambil mengambil alih baju itu dari mas penjual.

Aku pun memutus pulang, karena semua keperluan ku sudah terpenuhi. Aku pun mengetuk kaca jendela mobil. Di mana di sana tuan Devan tengah tertidur.

"Tokk...tokk... Tuan" ucap ku

"Ehemmm"

"Tokk....tokk... Tuan" lagi-lagi aku mengetuk kaca mobil

"Mengganggu ku saja!!!" bentak tuan Devan

"Maaf tuan"

"Masuk.... Apa kamu tidak lupa dengan pesanan ku??"

"Tidak tuan"

Tuan Devan malajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Seperti biasa tidak ada satu kata patah pun yang keluar dari bibir kami berdua. Hingga kami pun tiba di kediaman tuan Devan. Aku membawa 2 kantong plastik jumbo berwarna hitam, sedangkan tuan Devan berjalan santai layak seperti model. Aku pun menata semuan belanjaan ku, sebagian ku letakkan di dalam kulkas, sebagiannya lagi di atas rak. Aku pun memulai memasak, yang paling utama ku masak tentunya pesanan si bapak singa, yaitu sambal balado pare, ikan tri. Akhirnya aku pun selesai dengan ritual masak memasak ku. Semua menu pun ku hidangkan di atas meja, tidak lupa ku tata serapi mungkin agar terlihat menarik.

"Tuan Devan" panggi ku,

"Ehemmm"

"Apa tuan belum mau makan?" tanya ku sambil melirik tuan Devan yang tengah membaca koran.

"Kamu ini bodoh.... Jelas saya mau makan!!!"

Tuan Devan mengikuti ku menuju ke ruang makan. Setelah itu, ia pun mengambil posisinya. Selincah mungkin aku menyiapkan makan untuk tuan Devan.

"Tuan mau yang mana??"

"Itu, itu, dan itu"

"Apa ini sudah cukup tuan" Tuan Devan tidak menjawab pertanyaan ku justru ia langsung merampas piring yang tengah ku pegang. Seperti anak kecil yang tengah takut makannya di ambil. Dengan susah payah aku menahan senyum ku. Sehabis makan tuan Devan meninggalkan rumah ini. Ntah ke mana aku juga tidak tahu. Sehabis membersihkan sisa-sisa makan tuan Devan, aku pun membersihkan tubuh ku. Karena sebentar lagi akan tiba watu zuhur.

"Assalammualaikum" ucap seseorang

"Waalaikumsalam" jawab ku

Aku pun melangkah kaki membuka pintu melihat siapa yang datang.

"Mama" ucap ku sambil menyalami mama mertua ku

"Devam mana sayang?"

"Kak Devan?" aku bingung mau menyebut tuan Devan siapa? tidak mungkin aku memanggilnya tuan Devan di depan mama mertua ku

"Iya suami kamu sayang"

"Keluar ma" jawab ku asal

"Ke mana? bukankah hari ini hari libur. kenapa kamu tidak ikut Devan?" pertanyan mama benar-benar membuat ku pusing untuk menjawab

"It-itu ma, waktu kak Devan pergi. Sanas sedang mandi"

"Ohh..." jawab mama, seperti tidak senang dengan jawaban ku.

"Sanas" panggil mama lembut

"Ikut mama"

"Ke mana ma??" tanya ku penasaran

"Mama mau mengajak mu jalan-jalan, kita shoping" ucap mama sambil memegang ke dua pipi ku dengan lembut.

"Terimaksih tuhan, kau telah memberi ku mertua sebaik mama. Andai kan pernikahan ku bukanlah pernikahan di atas kertas. Mungkin tidak ada orang lain sebahagia aku." ucal ku dalam hati.

bersambung...

**Terimakasih yang telah berkenan membaca karya author. Author sangat butuh bantuan dari kakak semua. Mungkin tanpa ada dukungan kakak author tidak akan mampu menulis kembali cerita ini..

Ingat janag lupa like, komen dan vote nya**.

Terpopuler

Comments

syafridawati

syafridawati

5 like dan fav mendarat saling dukung ya

2021-08-17

1

Nova Herlinda

Nova Herlinda

enakkk kan menikah dg sultan.... bodo amat sanas kelakuan devan... jgn di tanggapin... yg penting mamanya sayang...... si devan mah bodo amat.. nikmatin aja

2021-08-11

1

Wiek Soen

Wiek Soen

lanjut thor

2021-08-05

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Hari pernikahan
3 Fikiran tidak sesuai dengan hati
4 Pergi ke pesta
5 Mesin ATM peribadi
6 Di temani
7 Pergi bersama mama mertua
8 Ke masukan setan baik
9 Tanpa angin tanpa badai
10 Mengakui
11 Masalalu tuan Devan
12 Kis pertama
13 Ada Tikus
14 Bertemu teman lama
15 Memintak Hak
16 Kamu milik ku seutuhya
17 Pulang kampung
18 Tiba di kampung halaman
19 Pergi pasar malam
20 Gawat jika sudah memasang es balok
21 Punya Abang
22 Kembali ke kota
23 Bertemu makhluk jadi-jadian
24 Mendaki puncak kenikmatan
25 Kemarahan Tuan Devan
26 Lebih baik mendengar suara kucing terjepit.
27 Menabung Kembali
28 Bertemu orang gila
29 Kenai prank
30 Kembalinya Via
31 Kejutan
32 Kedatangan wanita baru.
33 Sebuah Ancaman
34 Kejahilan Tuan Devan.
35 Kedatangan Dua Wanita
36 Datangnya pengganggu
37 Kemarahan Tuan Devan
38 Hari pertama ke kantor Tuan Devan
39 Bertemu Teman Baru
40 Tidak tahu di mana tempat asal jadi
41 Ancaman Mama Mertua
42 Kejahatan Mama mertua dan Via
43 Apa aku pernah bermain-main dengan uacapan ku?
44 Wanita Terbaik Ku
45 2 Minggu Serasa 2 Tahun.
46 Visual
47 Tiba-tiba saja tidak menyukai warna hitam
48 Sakitnya belum jelas.
49 Kesadaran Mama Mertua.
50 Makan masakan mama mertua
51 Kasihan Tuan Devan
52 Pengumuman
53 Di Tinggal Tuan Devan
54 Sebuah pesan dan foto
55 Jangan pernah menyentuh tubuh ku
56 Ada pelakor
57 Kecemasan Dara Dan Mama
58 pengumuman
59 Kecemasan Tuan Devan
60 Kehadiran dua baby
61 Jejak Tuan Devan
62 Pengganggu
63 Perkara kaos kaki
64 Pengawal Diva
65 Awal yang baru
66 Nikmatin saja
67 Butuh Rukiah
68 Kecemburuan Bobi
69 Sulit Untuk Berdamai
70 Gengsian
71 Modus
72 Kesedihan Devin dan keluarga
73 Dugaan yang salah
74 Kebahagian Keluarga Tuan Devan
75 Masalah hati
76 Ada penganggu
77 Hanya mimpi
78 bertemu kembali
79 Tidak akan menyerah
80 Salah Sambung
81 Orang Aneh
82 pertama kali
83 Sudah pada besar
84 Sisi Lain Dari Devin
85 Baikan
86 Nazar ku
87 Sudah mengikhlaskan
88 Minta Cucu
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Hari pernikahan
3
Fikiran tidak sesuai dengan hati
4
Pergi ke pesta
5
Mesin ATM peribadi
6
Di temani
7
Pergi bersama mama mertua
8
Ke masukan setan baik
9
Tanpa angin tanpa badai
10
Mengakui
11
Masalalu tuan Devan
12
Kis pertama
13
Ada Tikus
14
Bertemu teman lama
15
Memintak Hak
16
Kamu milik ku seutuhya
17
Pulang kampung
18
Tiba di kampung halaman
19
Pergi pasar malam
20
Gawat jika sudah memasang es balok
21
Punya Abang
22
Kembali ke kota
23
Bertemu makhluk jadi-jadian
24
Mendaki puncak kenikmatan
25
Kemarahan Tuan Devan
26
Lebih baik mendengar suara kucing terjepit.
27
Menabung Kembali
28
Bertemu orang gila
29
Kenai prank
30
Kembalinya Via
31
Kejutan
32
Kedatangan wanita baru.
33
Sebuah Ancaman
34
Kejahilan Tuan Devan.
35
Kedatangan Dua Wanita
36
Datangnya pengganggu
37
Kemarahan Tuan Devan
38
Hari pertama ke kantor Tuan Devan
39
Bertemu Teman Baru
40
Tidak tahu di mana tempat asal jadi
41
Ancaman Mama Mertua
42
Kejahatan Mama mertua dan Via
43
Apa aku pernah bermain-main dengan uacapan ku?
44
Wanita Terbaik Ku
45
2 Minggu Serasa 2 Tahun.
46
Visual
47
Tiba-tiba saja tidak menyukai warna hitam
48
Sakitnya belum jelas.
49
Kesadaran Mama Mertua.
50
Makan masakan mama mertua
51
Kasihan Tuan Devan
52
Pengumuman
53
Di Tinggal Tuan Devan
54
Sebuah pesan dan foto
55
Jangan pernah menyentuh tubuh ku
56
Ada pelakor
57
Kecemasan Dara Dan Mama
58
pengumuman
59
Kecemasan Tuan Devan
60
Kehadiran dua baby
61
Jejak Tuan Devan
62
Pengganggu
63
Perkara kaos kaki
64
Pengawal Diva
65
Awal yang baru
66
Nikmatin saja
67
Butuh Rukiah
68
Kecemburuan Bobi
69
Sulit Untuk Berdamai
70
Gengsian
71
Modus
72
Kesedihan Devin dan keluarga
73
Dugaan yang salah
74
Kebahagian Keluarga Tuan Devan
75
Masalah hati
76
Ada penganggu
77
Hanya mimpi
78
bertemu kembali
79
Tidak akan menyerah
80
Salah Sambung
81
Orang Aneh
82
pertama kali
83
Sudah pada besar
84
Sisi Lain Dari Devin
85
Baikan
86
Nazar ku
87
Sudah mengikhlaskan
88
Minta Cucu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!