Mesin ATM peribadi

Setelah keluar dari tempat acara itu, aku mengikuti langkah kaki tuan Devan yang panjang hingga membuat ku sedikit sulit untuk mengimbanginya. Tibalah kami di parkiran, di mana di sana seketaris Revan sudah menunggu ke datangan kami yang lebih tepatnya lagi kedatangan tuan Devan. Seketaris Revan pun membuka pintu mobil untuk tuan Devan dan aku, tetapi aku menolaknya karena bagi ku membuka pintu mobil sangat lah mudah.

"Seketaris Revan, biarkan aku yang membukanya" ucap ku seramah mungkin. Seketaris Revan tak menghiraukan ucapan ku ia masih saja melakukan tugasnya

"Saya do'ain semoga kamu beneran tuli seketaris Revan," ucap ku dalam hati

"Cepat masuk!!!" bentak tuan Devan. Sepanjang perjalan hening, tidak ada yang memulai percakapan hingga kami pun tiba. Tuan Devan turun setelah itu aku pun menyusul tuan Devan.

"Siapkan air hangat! Aku ingin mandi"

"Baik tuan" Aku pun melakukan apa yang di perintah oleh tuan Devan, setelah itu aku membersihkan tubuh ku yang terasa amat lengket. Tidak lupa setelah itu aku melakukan kewajiban ku sebagai umat muslim yaitu melaksanakan shalat isa. Seusai shalat aku melirik jam dinding yang tengah menempel di dinding kamar ku. Menunjukkan pukul 11 malam dan akhirnya aku memutuskan tidur.

Sedangkan Devan di kamarnya tidak merasa tenang. karena tiba-tiba ia teringat seseorang yang membuatnya selama ini tak ingin menikah kecuali dengannya. Di mana kamu sayang? Aku merindukan mu "bagaimana jika nanti ia pulang? Dan ia tahu kalau aku sudah menikah?. Pasti ia akan membenci ku dan meninggalkan ku kembali. Aku tidak ingin kehilangannya lagi, cukup sekali aku merasakanya. Apa yang harus ku lakukan nanti? Jika ia kembali ke tanah air," Tenang Devan kau bisa jelaskan dengan gadis mu itu kalau kamu hanya terpakasa menikahi nya dan secepat mungkin akan kamu ceraikan," Devan berperang dengan pikirannya. Dan akhirnya Devan pun memutuskan untuk tidur.

Seperti biasa aku terjaga dari tidur panjang ku ketika mendengar azan subuh. Aku pun melaksanakan shalat lima waktu ku yaitu shalat subuh. Seusai itu aku menuju ke dapur. "ya lagi-lagi tidak ada bahan makanan yang bisa di masak," ucap ku dalam hati. Hingga aku pun tak jadi untuk memasak. Ku buka pintu dapur menuju taman belakang, yang mana di sana udaranya sangat sejuk , membuat tubuh ku serasa segar terkena angin pagi. Ku lirik jam di ponsel ku, teryata sudah menunjuk pukul 6 pagi. Aku sengaja tidak membangun tuan Devan, karena hari ini hari libur. Aku melihat sebuah bangku yang terletak di sudut tembok, dengan cepat ku menuju bangku itu. Aku terkejut ketika melihat sebuah tulisan yang tertera di bangku itu.

...DEVAN FERNANDO LOVE VIA LESTARI SELAMANYA....😍😍😍...

Aku tersenyum getir ketika membaca tulisan itu. Tidak tahu ke napa hati ku terasa di sayap sembilu tajam. "Tuhan apakah tuan Devan akan menceraikan ku jika tanggal itu tiba? Atau sebelum tanggal itu tiba," Ntalah kenapa rasanya aku tidak rela jika berpisah dengan Tuan Devan walaupun aku tahu itu pasti terjadi.

"Sanass......." teriakan tuan Devan yang menggoyangkan seluruh ruangan. Author mah lebay

"Ya tuan, tuan Devan apa kau tidak takut jika pita suara mu putus," batin ku,

"Ya tuan.. Ada apa?"

"Dari mana kamu!!!" Tuan Devan menatap ku tajam

"A aku dari taman belakang tuan" jawab ku terbata-bata,

"Mana serapan ku!!!"

"Ma maf tuan.. Aku tidak masak!"

"Apaa????" bentak tuan Devan

"Dasar gadis pemalas,, tidak berguna!!!"

"Masak sekarang!!!" perintah tuan Devan dengan tatapan diingin

"Maaf tuan, tidak ada bahan yang di masakkan" ucap ku ragu-ragu enggan melirik tuan Devan

"Kau memang cocok di katakan gadis bodoh. kenapa tidak ke pasar jika kau tahu??"

"Maaf tuan, aku tidak mempunyai uang" ucap ku apa adannya. Tuan Devan melirik ku, setelah itu tuan Devan membuka dompetnya dan mengelurkan satu buah kartu yang berwarna biru.

"Kamu pakai ini untuk keperluan, sekalian keperluan pribadi mu" ucap tuan Devan sambil meletakkan kartu itu di atas meja

"Tuan" panggil ku

"Apa tuan tidak punya uang kes? Aku tidak bisa mengguanakannya" Aku berkata jujur, karena bagi ku jujur itu lebih baik walaupun menyakitkan

"Kamu itu terlalu bodoh...." ucap tuan Devan menekan kata bodoh.

"Mari ikut dengan ku." aku pun mengikuti langkah tuan Devan, aku terkejut ketika tuan Devan membawa ku ke dalam kamarnya. Karena selama ini tuan Devan sangat melarang ku memasuki kamar miliknya. Aku terkagum-kagum melihat tata kamar tuan Devan, menurut aku itu sangat rapi.

"Sini kamu coba..." Lagi-lagi aku di bikin terkejut di buat oleh tuan Devan di mana di kamarnya memiliki ruangan khusus. Teryata itu ruangan mesin ATM pribadi miliknya. Aku pun mengikuti perintah tuan Devan. Di mana pertama aku memasuki kartu yang telah di beri tuan Devan, setelah itu menekan tombol pilih bahasa, aku memasuki pin yang telah di ucapkan tuan Devan, aku pun memilih uang yang ingin ku ambil, aku hanya menekan 500 ribu, setelah itu uang yang aku tekan nominalnya pun keluar dari mesin canggih itu, setelah itu aku tekan tombol cancel, tidak lama kartu ku pun keluar.

"Apa sekarang kau sudah mengerti gadis bodoh??" Lagi-lagi tuan Devan menekan kata bodoh

"Sudah Tuan" ucap ku

Aku bersiap ingin ke pasar, dengan penampilan sederhana ku. Aku hanya menggunkan baju janda bolong kw. Aku melewati tuan Devan yang tengah menghirup secangkir kopi hitam buatan ku.

"Mau ke mana gadis bodoh?"

"Ke pasar tuan"

"Tunggu" ucap tuan Devan, sedangkan aku cuma bisa pasrah apa yang ingin di lakukan tuan Devan.

Jangan lupa like, komen dan votenya ya. Karena itu penyemangat author.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Rafika Aprilyanti Alfian

Rafika Aprilyanti Alfian

buat si Devan bucin sebucin2nya yah thoor sama sasa😁

2022-03-01

0

Mega Ackerman

Mega Ackerman

5 like mendarat

2021-09-20

1

Nova Herlinda

Nova Herlinda

😀😀😀😀😁😁😁😁😁 lelaki yg anechhh... awas aja kalo loe bucin ya

2021-08-11

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Hari pernikahan
3 Fikiran tidak sesuai dengan hati
4 Pergi ke pesta
5 Mesin ATM peribadi
6 Di temani
7 Pergi bersama mama mertua
8 Ke masukan setan baik
9 Tanpa angin tanpa badai
10 Mengakui
11 Masalalu tuan Devan
12 Kis pertama
13 Ada Tikus
14 Bertemu teman lama
15 Memintak Hak
16 Kamu milik ku seutuhya
17 Pulang kampung
18 Tiba di kampung halaman
19 Pergi pasar malam
20 Gawat jika sudah memasang es balok
21 Punya Abang
22 Kembali ke kota
23 Bertemu makhluk jadi-jadian
24 Mendaki puncak kenikmatan
25 Kemarahan Tuan Devan
26 Lebih baik mendengar suara kucing terjepit.
27 Menabung Kembali
28 Bertemu orang gila
29 Kenai prank
30 Kembalinya Via
31 Kejutan
32 Kedatangan wanita baru.
33 Sebuah Ancaman
34 Kejahilan Tuan Devan.
35 Kedatangan Dua Wanita
36 Datangnya pengganggu
37 Kemarahan Tuan Devan
38 Hari pertama ke kantor Tuan Devan
39 Bertemu Teman Baru
40 Tidak tahu di mana tempat asal jadi
41 Ancaman Mama Mertua
42 Kejahatan Mama mertua dan Via
43 Apa aku pernah bermain-main dengan uacapan ku?
44 Wanita Terbaik Ku
45 2 Minggu Serasa 2 Tahun.
46 Visual
47 Tiba-tiba saja tidak menyukai warna hitam
48 Sakitnya belum jelas.
49 Kesadaran Mama Mertua.
50 Makan masakan mama mertua
51 Kasihan Tuan Devan
52 Pengumuman
53 Di Tinggal Tuan Devan
54 Sebuah pesan dan foto
55 Jangan pernah menyentuh tubuh ku
56 Ada pelakor
57 Kecemasan Dara Dan Mama
58 pengumuman
59 Kecemasan Tuan Devan
60 Kehadiran dua baby
61 Jejak Tuan Devan
62 Pengganggu
63 Perkara kaos kaki
64 Pengawal Diva
65 Awal yang baru
66 Nikmatin saja
67 Butuh Rukiah
68 Kecemburuan Bobi
69 Sulit Untuk Berdamai
70 Gengsian
71 Modus
72 Kesedihan Devin dan keluarga
73 Dugaan yang salah
74 Kebahagian Keluarga Tuan Devan
75 Masalah hati
76 Ada penganggu
77 Hanya mimpi
78 bertemu kembali
79 Tidak akan menyerah
80 Salah Sambung
81 Orang Aneh
82 pertama kali
83 Sudah pada besar
84 Sisi Lain Dari Devin
85 Baikan
86 Nazar ku
87 Sudah mengikhlaskan
88 Minta Cucu
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Hari pernikahan
3
Fikiran tidak sesuai dengan hati
4
Pergi ke pesta
5
Mesin ATM peribadi
6
Di temani
7
Pergi bersama mama mertua
8
Ke masukan setan baik
9
Tanpa angin tanpa badai
10
Mengakui
11
Masalalu tuan Devan
12
Kis pertama
13
Ada Tikus
14
Bertemu teman lama
15
Memintak Hak
16
Kamu milik ku seutuhya
17
Pulang kampung
18
Tiba di kampung halaman
19
Pergi pasar malam
20
Gawat jika sudah memasang es balok
21
Punya Abang
22
Kembali ke kota
23
Bertemu makhluk jadi-jadian
24
Mendaki puncak kenikmatan
25
Kemarahan Tuan Devan
26
Lebih baik mendengar suara kucing terjepit.
27
Menabung Kembali
28
Bertemu orang gila
29
Kenai prank
30
Kembalinya Via
31
Kejutan
32
Kedatangan wanita baru.
33
Sebuah Ancaman
34
Kejahilan Tuan Devan.
35
Kedatangan Dua Wanita
36
Datangnya pengganggu
37
Kemarahan Tuan Devan
38
Hari pertama ke kantor Tuan Devan
39
Bertemu Teman Baru
40
Tidak tahu di mana tempat asal jadi
41
Ancaman Mama Mertua
42
Kejahatan Mama mertua dan Via
43
Apa aku pernah bermain-main dengan uacapan ku?
44
Wanita Terbaik Ku
45
2 Minggu Serasa 2 Tahun.
46
Visual
47
Tiba-tiba saja tidak menyukai warna hitam
48
Sakitnya belum jelas.
49
Kesadaran Mama Mertua.
50
Makan masakan mama mertua
51
Kasihan Tuan Devan
52
Pengumuman
53
Di Tinggal Tuan Devan
54
Sebuah pesan dan foto
55
Jangan pernah menyentuh tubuh ku
56
Ada pelakor
57
Kecemasan Dara Dan Mama
58
pengumuman
59
Kecemasan Tuan Devan
60
Kehadiran dua baby
61
Jejak Tuan Devan
62
Pengganggu
63
Perkara kaos kaki
64
Pengawal Diva
65
Awal yang baru
66
Nikmatin saja
67
Butuh Rukiah
68
Kecemburuan Bobi
69
Sulit Untuk Berdamai
70
Gengsian
71
Modus
72
Kesedihan Devin dan keluarga
73
Dugaan yang salah
74
Kebahagian Keluarga Tuan Devan
75
Masalah hati
76
Ada penganggu
77
Hanya mimpi
78
bertemu kembali
79
Tidak akan menyerah
80
Salah Sambung
81
Orang Aneh
82
pertama kali
83
Sudah pada besar
84
Sisi Lain Dari Devin
85
Baikan
86
Nazar ku
87
Sudah mengikhlaskan
88
Minta Cucu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!