Hari pernikahan

Hari yang paling di nanti-nanti setiap insan, tetapi tidak untuk ku. Di mana hari ini aku akan melepaskan masa lajang ku dengan laki-laki yang tidak ku kenal sama sekali. Aku sudah di rias layaknya seperti ratu, aku menggunakan gaun berwarna biru muda dengan belahan dada sedikit terbuka hingga membuat ku merasa risih. Ku tatap diriku di pantulan cermin, tanpa di sengaja cairan bening membasahi pipi ku yang sudah di rias. Suara ketukan pintu membuat lamunan ku buyar.

"Tok..tok.." ketukan pintu

"Masuk" ucap ku

"Sanas" panggil orang itu. Suara itu tidak asing bagi ku bisa di katakan aku sangat mengenal suara itu. Ku belokkan tubuh ku melihat siapa yang datang, dalam hati ku memohon semoga yang aku fikirkan benar.

"Ibu...."teriak ku, aku pun langsung menghampiri ibu.

"Iya nak ini ibu" ucap ibu ku, aku tidak yakin jika itu ibu, aku takut aku hanya beralusinasi hingga akhirnya kutampar-tamparkan muka ku.

"Aww.. sakit" ucap ku, aku tersadar bahwa aku tidak beralusinasi teryata itu benar ibu. Tanpa ada aba-aba aku langsung memeluk ibu.

"Hiks,,,hikk,,, maafin ayuk bu, ayuk tidak bisa menjadi kebanggan ibu dan ayah. Ayuk(mbak) sudah mengecewakan ayah dan ibu" ucap ku dengan isak tangis di dalam pelukan ibu

"Sudah nak jangan menangis, ibu dan ayah selalu bangga dengan ayuk. Ayah dan ibu tidak merasa di kecewakan." ucap ibu ku sambil mengusap lembut tetesan air mata di pipih ku.

"Hkkss,,hikss,, andaikan saja ayuk medengarkan ayah. Mungkin ayuk tidak akan merasakan ini. Ayuk merasa bersalah dengan ayah" aku masih setia dengan tangis ku.

"Itu semua sudah takdir nak, kamu tidak bersalah"

"Hikss,,hiks,,Ibu maafin Sanas belum bisa membahagiakan ibu dan ayah"

"Nak dengar kan ibu baik-baik, kita boleh merencanakan sesuatu, tapi kita tidak bisa memaksa kehendak kita. Percayalah nak takdir tuhan itu lebih baik dari pada keinginan kita" nasehat ibu, ibu menatap ku sambil mengusap ku dengan lembut.

"Hikss,,,hikkkksss iya bu" ucap ku.

"Bu, di mana ayah dan adek??" tanya ku

"Ayah di depan mengobrol dengan calon suami mu"

Apa yang di obrolkan ayah dengan om itu. Jangan sampai ia membentak ayah, cukup aku saja yang ia marah atau pun membentak jangan sampai ayah dan ibu ku. batin ku sambil berdo'a

"Sayang ke napa melamun??" tanya ibu

"Tidak bu, ayuk senang di hari pernikahan ayuk Ibu dan ayah datang. Tadinya ayuk berfikir ayah dan ibu tidak akan menghadirinya" ucap ku berbohong

"Tentu sayang kamu adalah putri kami"

"Ayo kita keluar! Mereka semua sudah menunggu" Aku di gandeng dengan ibu ku menuju ruangan yang mana tempat akad nikah ku nanti. Aku mengikuti langkah kaki ibu, ibu memintak ku duduk di sebelah calon suami ku. Aku pun mengikuti perintah ibu, aku tidak tahu perasaan apa yang ku rasakan saat ini. Ku lirik calon suami ku yang tengah berjabat dengan ayah ku, untuk mengucapkan janji suci.

..."Saya terima nikah dan kawinya Sanas larasati binti ibrahim dengan maskawin tersebut di bayar tunai" ucap Devan dengan satu tarikan nafas...

"Sah"

"Sah" ucap para saksi. Setelah selesai ijab kabul aku pun menyalami kak Devan, sedangkan kak Devan mengecup kening ku dengan lembut. Ketika kak Devan mengecup kening ku, aku tidak tahu dengan jantung ku kenapa ia berdetak sangat kencang. Apa mungkin aku terkena serangan jantung.

Acara demi acara pun berjalan dengan lancar hingga selesai. Setelah selesai acara, ibu dan ayah mendekati ku, sepertinya mereka akan pulang.

"Sanas" panggil ayah ku

"Iya yah" jawab ku sambil memeluk ayah

"Sekarang kamu sudah menjadi seorang istri, patuhi suami mu seperti kamu mematuhi kedua orang tua mu nak."

"Iya ayah, Sanas mengerti"

"Nak, kami pulang dulu. Jaga diri mu baik-baik, kami semua akan merindukan mu" ucap ibu ku sambil memeluk ku sangat erat, rasanya pelukan itu tak ingin ku lepaskan.

"Nak Devan, ayah titip Sanas dengan mu. Jagalah dia seperti ayah menjaganya. Jika kamu tidak menginginkannya lagi, pulangkan ia dengan kami secara baik-baik"' ucap ayah ku

"Iya ayah, Devan bakal jagain Sanas" janji kak Devan.

Kak Devan begitu lembut dengan keluarga ku, hingga tidak ada yang tahu bagaimana kak Devan sebenarnya. Aku bersyukur karena ke dua orang tua ku tidak tahu bahwa pernikahan ku hanya sebatas kertas putih yang bertanda tangan. Setelah kepulangan orang tua ku yang di susul dengan mertua ku. sekarang hanya tinggal aku bersama kak Devan. Kak Devan mendekati ku menanyakan amplop berwarna coklat yang pernah ia berikan pada ku, di mna dua hari sebelum pernikahan kami di adakan.

Flashbcak on..

Aku mendapat pesan whatsap yang tidak ku kenal, ia meminta ku bersiap setelah itu akan ada yang menjemputku. Aku tidak membalas pesan itu dan akhirnya ia mengirim kan lagi mengatakan jika ia Devano. Hingga membuat ku terkejut, dengan cepat aku menggantikan pakaian ku. Tidak lama setelah itu, jemputan ku pun tiba.

"Selamat siang, saya di perintahkan untuk menjemput mu nona" ucap laki-laki itu, yang tidak kala menyeramkan seperti kak Devan.

"Eh iya kak, Aku Sanas" ucap ku ramah,

"Baik lah nona, ayo berangkat"

"Hai,, aku bukan Nona!! Aku Sanas" Ucap ku sedikit teriak, sedangkan laki-laki itu tidak memperdulikan perkataan ku.

"Dasar manusia es," ucap ku dalam hati

Tidak menggunakan waktu lama aku pun tiba di sebuah kafe, aku seperti orang bodoh celangak celenguk melihat tempat yang ku datangi. Aku seperti mimpi yang selama ini hanya ku lihat di Tv dan sekarang aku bisa melihat dengan nyata.

"Hai,, nona apa kau tidak pernah melihat gedung seperti ini? Kau sangat norak nona" ucap salah satu pengunjung kafe

"Diam mulut kalian atau tidak akan saya robek." bentak laki-laki yang menjemput ku tadih.

"Maaf Tuan"

Laki-laki itu pun membawa ku ke sebuah ruangan khusus, sepertinya sudah ia boking. Aku terkejut di mana di sana ada kak Devan yang tengah memainkan ponselnya.

"Tuan" panggil laki-laki itu

"Berikan padanya" perintah kak Devan. Laki-laki itu pun memberi ku sebuah amplop berwarna coklat

"Ini apa kak?" tanya ku dengan laki-laki itu

"Surat perjanjian. Silahkan nona baca setelah itu tanda tangan" perintah laki-laki itu dengan tatapan tajam. Pelan-pelan ku buka amplop itu betapa terkejutnya aku membaca isinya. Yang mana di sana tertulis pernikahan di atas kertas.

Flasbachk of...

"Di mana amplop itu?" tanya kak Devan dingin sedingin es batu

"Ada kak" jawab ku.

"Bawa ke sini, jangan lupa di tanda tangani"

"Iya kak" jawab ku. Aku pun memberi amplop itu dengan kak Devan. Setelah itu kak Devan pergi meninggalkan ku.

Tuhan. dosah kah aku yang sudah berani memainkan sebuah pernikahan

Bersambung......

,

Terpopuler

Comments

Dimas Prayuga

Dimas Prayuga

lanjut... sepertinya seru...

2022-03-25

1

[💝¹³_ALi💫¹⁶JaFar²⁰*💝

[💝¹³_ALi💫¹⁶JaFar²⁰*💝

🌹🌹🌹

2021-09-06

1

Haslinda Indah

Haslinda Indah

👍👍

2021-08-20

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Hari pernikahan
3 Fikiran tidak sesuai dengan hati
4 Pergi ke pesta
5 Mesin ATM peribadi
6 Di temani
7 Pergi bersama mama mertua
8 Ke masukan setan baik
9 Tanpa angin tanpa badai
10 Mengakui
11 Masalalu tuan Devan
12 Kis pertama
13 Ada Tikus
14 Bertemu teman lama
15 Memintak Hak
16 Kamu milik ku seutuhya
17 Pulang kampung
18 Tiba di kampung halaman
19 Pergi pasar malam
20 Gawat jika sudah memasang es balok
21 Punya Abang
22 Kembali ke kota
23 Bertemu makhluk jadi-jadian
24 Mendaki puncak kenikmatan
25 Kemarahan Tuan Devan
26 Lebih baik mendengar suara kucing terjepit.
27 Menabung Kembali
28 Bertemu orang gila
29 Kenai prank
30 Kembalinya Via
31 Kejutan
32 Kedatangan wanita baru.
33 Sebuah Ancaman
34 Kejahilan Tuan Devan.
35 Kedatangan Dua Wanita
36 Datangnya pengganggu
37 Kemarahan Tuan Devan
38 Hari pertama ke kantor Tuan Devan
39 Bertemu Teman Baru
40 Tidak tahu di mana tempat asal jadi
41 Ancaman Mama Mertua
42 Kejahatan Mama mertua dan Via
43 Apa aku pernah bermain-main dengan uacapan ku?
44 Wanita Terbaik Ku
45 2 Minggu Serasa 2 Tahun.
46 Visual
47 Tiba-tiba saja tidak menyukai warna hitam
48 Sakitnya belum jelas.
49 Kesadaran Mama Mertua.
50 Makan masakan mama mertua
51 Kasihan Tuan Devan
52 Pengumuman
53 Di Tinggal Tuan Devan
54 Sebuah pesan dan foto
55 Jangan pernah menyentuh tubuh ku
56 Ada pelakor
57 Kecemasan Dara Dan Mama
58 pengumuman
59 Kecemasan Tuan Devan
60 Kehadiran dua baby
61 Jejak Tuan Devan
62 Pengganggu
63 Perkara kaos kaki
64 Pengawal Diva
65 Awal yang baru
66 Nikmatin saja
67 Butuh Rukiah
68 Kecemburuan Bobi
69 Sulit Untuk Berdamai
70 Gengsian
71 Modus
72 Kesedihan Devin dan keluarga
73 Dugaan yang salah
74 Kebahagian Keluarga Tuan Devan
75 Masalah hati
76 Ada penganggu
77 Hanya mimpi
78 bertemu kembali
79 Tidak akan menyerah
80 Salah Sambung
81 Orang Aneh
82 pertama kali
83 Sudah pada besar
84 Sisi Lain Dari Devin
85 Baikan
86 Nazar ku
87 Sudah mengikhlaskan
88 Minta Cucu
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Hari pernikahan
3
Fikiran tidak sesuai dengan hati
4
Pergi ke pesta
5
Mesin ATM peribadi
6
Di temani
7
Pergi bersama mama mertua
8
Ke masukan setan baik
9
Tanpa angin tanpa badai
10
Mengakui
11
Masalalu tuan Devan
12
Kis pertama
13
Ada Tikus
14
Bertemu teman lama
15
Memintak Hak
16
Kamu milik ku seutuhya
17
Pulang kampung
18
Tiba di kampung halaman
19
Pergi pasar malam
20
Gawat jika sudah memasang es balok
21
Punya Abang
22
Kembali ke kota
23
Bertemu makhluk jadi-jadian
24
Mendaki puncak kenikmatan
25
Kemarahan Tuan Devan
26
Lebih baik mendengar suara kucing terjepit.
27
Menabung Kembali
28
Bertemu orang gila
29
Kenai prank
30
Kembalinya Via
31
Kejutan
32
Kedatangan wanita baru.
33
Sebuah Ancaman
34
Kejahilan Tuan Devan.
35
Kedatangan Dua Wanita
36
Datangnya pengganggu
37
Kemarahan Tuan Devan
38
Hari pertama ke kantor Tuan Devan
39
Bertemu Teman Baru
40
Tidak tahu di mana tempat asal jadi
41
Ancaman Mama Mertua
42
Kejahatan Mama mertua dan Via
43
Apa aku pernah bermain-main dengan uacapan ku?
44
Wanita Terbaik Ku
45
2 Minggu Serasa 2 Tahun.
46
Visual
47
Tiba-tiba saja tidak menyukai warna hitam
48
Sakitnya belum jelas.
49
Kesadaran Mama Mertua.
50
Makan masakan mama mertua
51
Kasihan Tuan Devan
52
Pengumuman
53
Di Tinggal Tuan Devan
54
Sebuah pesan dan foto
55
Jangan pernah menyentuh tubuh ku
56
Ada pelakor
57
Kecemasan Dara Dan Mama
58
pengumuman
59
Kecemasan Tuan Devan
60
Kehadiran dua baby
61
Jejak Tuan Devan
62
Pengganggu
63
Perkara kaos kaki
64
Pengawal Diva
65
Awal yang baru
66
Nikmatin saja
67
Butuh Rukiah
68
Kecemburuan Bobi
69
Sulit Untuk Berdamai
70
Gengsian
71
Modus
72
Kesedihan Devin dan keluarga
73
Dugaan yang salah
74
Kebahagian Keluarga Tuan Devan
75
Masalah hati
76
Ada penganggu
77
Hanya mimpi
78
bertemu kembali
79
Tidak akan menyerah
80
Salah Sambung
81
Orang Aneh
82
pertama kali
83
Sudah pada besar
84
Sisi Lain Dari Devin
85
Baikan
86
Nazar ku
87
Sudah mengikhlaskan
88
Minta Cucu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!