Menghadiri pesta

"Tuh kan cint...Apa akin bilang kalo nona memang cantik".Seru Joe berdecak kagum.Padahal itu semua hasil dari Make over nya mereka sendiri.

"Bdw nona masih muda banget sih.Berapa umurnya ya????".Celetuk wanita cantik temennya Joe.

"Hm...Kalau dilihat lihat sih kayaknya belum genap 20 tahun".Sahut Joe sambil meletakkan jari telunjuknya di atas dagunya.

"Iya baru mau masuk 19 tahun".Jawabku sambil tersenyum.

"Seriusan bok???.Apa akin bilang,emang bener ya pak Ray pinter cari daun muda".Jawab Joe sambil terkekeh.

Saat si Joe dan temannya masih saja senyum senyum sendiri.Suara bel dari luar membuyarkan obrolan kami.

"Ayo Komairoh kita cus!!!!.Tuh pasti sekretaris nya pak Rayen si muka datar yang datang.Mending kita cus sekarang sebelum tanduknya keluar".Cibir Joe sambil pamit padaku dan di ikuti oleh temennya.

Saat aku ikutan mengantar Joe keluar kamar bersamanya temannya.Ternyata tebakan Joe benar jika yang datang adalah Revan sekretaris om Rayen.

"Anda sudah siap Nona????.Kita berangkat sekarang karena pak Rayen sudah menunggu di lokasi pesta".Aku pun hanya mengangguk kan kepalaku saja tanda memang aku sudah siap.

"Tunggu sebentar aku ambil tas dulu!!!".Ucapku dan langsung berlalu masuk kedalam kamar untuk mengambil tas dan ponselku.

Setelah itu aku pun langsung keluar di ikuti oleh Revan dibelakang ku.Sepanjang turun lift dan akan masuk mobil tak ada percakapan di antara kami.Bahkan aku pun sangat sungkan untuk memulai obrolan dengan sekretaris om Rayen.

"Silahkan nona!!!!".Ucap Revan ketika sudah membukakan pintu kursi penumpang mobil untukku.Sedangkan ia duduk dikursi kemudi.

Sepanjang perjalanan pun aku hanya fokus pada ponselku saja.Karena Om Rayen sejak tadi tak berhenti mengirim pesan untuk ku.Sikapnya semakin posesif saja,dan bahkan ia meminta aku mengirimkan foto saat ini juga.Dan dengan sangat terpaksa aku foto Selfie ketika masih dalam perjalanan didalam mobil.

Terlihat olehku kalau Revan melirik ku melalui kaca spion depan."Mas Rayen yang meminta aku mengirimkan foto ku sekarang".Ucapku lirih dan Revan hanya menganggukkan kepalanya saja tanpa menjawab ucapanku.

"Bos...Bos...Sepertinya anda memang sedang masa puber kedua.Dan untuk anda nona.Semoga saja kehadiran anda bisa menyadarkan Pak Rayen.Agar bisa melihat kebenaran yang sesungguhnya".Batin Revan sambil fokus pada setir dan jalan raya.

Setelah lebih kurang 20 menit dalam perjalanan.Akhirnya Revan sudah memarkirkan mobilnya tepat didepan Hotel mewah yang mempunyai gedung menjulang tinggi melebihi Hotel tempatku menginap.Revan pun kembali membukakan pintu mobil untuk ku.

"Mari nona ikuti saya!!!!".Ajak Revan dan akupun hanya menganggukkan kepalaku tanda setuju.

Saat masuk pun kami disambut beberapa pelayan dan orang yang tidak aku kenal dengan menunduk hormat.Entahlah mungkin mereka menghormati Revan bukannya aku yang baru mereka lihat malam ini.

Begitu sampai di dalam tepatnya Revan langsung membawaku keruangan tempat dilangsungkannya pesta.Aku sangat terpukau akan pestanya orang kaya.Ternyata semegah dan semeriah ini,Bahkan aku dapat melihat jika orang diseluruh ruangan ini,yang hadir dalam jamuan pesta.Mereka pasti orang orang penting dan kaya raya.

"Silahkan duduk nona dan nikmati pestanya!!!.Anda masih ingat kan apa pesan pak Rayen tadi kepada anda nona????".Tanya Revan tegas.

"Iya aku ingat dan aku paham apa yang harus aku lakukan.Dan aku akan menjaga sikapku disini".Sahutku cepat.

"Baiklah kalau begitu saya tinggal dulu.Jangan kemana kemana nona.Karena nanti setelah acara selesai saya yang akan mengantar nona pulang ke hotel lagi".Ucap Revan sebelum pergi dan aku pun hanya mengangguk kan kepalaku.

Aku pun hanya duduk manis di meja yang sudah Revan siapkan.Lebih tepatnya Om Rayen siapkan untukku.Sambil menikmati hidangan yang disajikan para pelayan.Dan ketika acara berlangsung berbagai sambutan pun telah di ucapkan.Bahkan aku bisa melihat dengan jelas wajah tampan Om Rayen yang ada didepan sana.

Tapi karena keasyikan menikmati cake karena memang sejak tadi sore aku belum makan sama sekali.Alhasil akupun kelaparan.Sampai aku jadi tidak peduli dengan apa yang sedang dibicarakan di atas panggung sana.

"Aduh,mau pipis lagi.Toiletnya dimana lagi".Lirihku sambil mengedarkan pandanganku.Dan aku nampak berbinar ketika ada seorang pelayan lewat didepan mejaku.

"Mbak,maaf mau tanya toiletnya dimana ya????".Tanyaku sopan sambil tersenyum.

"Oh,mari nona saya antar!!!".Jawab pelayan itu ramah.Akupun langsung tersenyum dan langsung mengekor dibelakang pelayan tersebut.

"Itu tolietnya nona.Silahkan!!!".Ucapnya lagi.

"Oke.Makasih ya mbak".Sahutku sambil tersenyum.Dan pelayan itu pun membalas dengan senyuman juga.Lalu langsung berlalu pergi.Sedangkan aku langsung masuk kedalam toilet khusus wanita.

Saat aku sedang berada didalam salah satu toilet.Tiba tiba aku mendengar suara gaduh dari luar.Dan seperti suara orang bertengkar.Karena penasaran aku pun mencoba mencari tahu tentang apa yang terjadi diluar toilet.

Aku mengintip dari balik pintu.Dan aku bisa melihat dengan jelas jika memang benar ada yang bertengkar.Dua orang perempuan cantik saling cibir satu sama lain.Bahkan mereka terlihat sangat emosi.

Dan aku terkejut saat salah satu wanita itu bilang."Seharusnya kamu punya malu.Kalau bukan kamu menjebak kakak aku. mana mungkin kamu bisa jadi istrinya.Bahkan hidup dengan mewah sampai sekarang".

"Hahaha...Itu karena kakak kamu aja yang bodoh.Dan satu lagi kalian juga sampai sekarang tidak bisa berbuat apa-apa

Selama Rayen masih jadi suamiku dan masih mencintaiku".Sahut wanita cantik satunya lagi.Aku sempat terkejut karena ia menyebutkan nama Om Rayen tapi aku berpikir mungkin itu bukan Om Rayen yang aku kenal.

"Dasar jalang...sekali jalang tetep aja jalang.Dan kamu tunggu aja nanti.Karena kamu bakalan didepak dari kehidupan kak Ray.Kami memang diam tapi sebentar lagi Kak Ray pasti akan tahu semua belangnya kamu semua kebusukan yang kamu sembunyikan selama ini.Bahkan,aku ingin lihat bagaimana Reaksi Kak Ray jika tahu bahwa salah satu anak kamu bukan darah daging nya".

Plakkkk....Satu tamparan mendarat di pipi mulus seorang wanita cantik yang menjadi lawan bicara wanita satunya itu.Aku sampai melotot karena terkejut melihat aksi dan sikap brutal wanita cantik yang umurnya tidak jauh beda dengan om Rayen.

"Coba saja.Kalau kalian ingin lihat Rayen menderita dan kembali seperti mayat hidup karena kehilangan wanita yang ia cintai".Seru wanita yang menampar wanita lawannya tadi.

"Dasar jalang licik".Teriak wanita yang ditampar tadi.Saat wanita yang emosian tadi ingin beranjak dari sana.

"Sekali jalang tetap jalang...murahan".Ulang wanita yang ditampar tadi penuh emosi.

Dan aku bisa melihat dengan jelas bahwa mereka berdua sama sama emosi dan wanita brutal itu meraih ember yang kebetulan dibawa oleh seorang pelayan yang akan lewat mencuci kain pel.Aku langsung keluar dari dalam toilet.