Ledekan Revan

"Makanya sekarang aku juga harus menabung om,untuk bekal hidupku nanti dijakarta.Sebelum aku mendapatkan pekerjaan kembali".

Om Rayen hanya tersenyum menanggapi omongan ku.Tanpa berniat menjawabnya.Dan setelah obrolan singkat itu om Rayen pun memutuskan mengakhiri telponnya karena ia bilang sudah sampai rumahnya.Tanpa banyak bertanya akupun hanya menganggukkan kepalaku saja tanda setuju.

Aku memang sedikit terkejut mendengar ucapan om Rayen karena mempercepat kedatangan nya ke Bandung.Tapi,jauh di lubuk hati aku merasa senang.Bahkan aku tidak sabar menunggu kedatangan nya dan melihat wajahnya secara langsung.

Hatiku terus berdebar tak karuan.Aku layaknya seorang istri yang sedang menanti dan menunggu hadirnya suami sendiri.Mungkin itulah kata yang tepat untuk mewakili perasaan ku saat ini.Dan aku semakin bahagia ketika ponsel milikku kembali bergetar.Ada notifikasi sebuah pesan yang masuk.

Aku tersenyum ketika membaca isi pesan dari om Rayen.Entah lah akupun tak tahu kenapa aku bisa jadi begini.

✉️:Dandan yang cantik!!!!.Nanti malam aku jemput.Sekarang udah mau otw Bandung.Kalau udah sampe Bandung aku kabarin lagi". Begitu lah bunyi pesan yang Om Rayen kirim padaku.

✉️:Siap Om👍👍👍👍😘".Balasku sambil membubuhkan emoji cium di ujung pesan yang aku kirimkan pada om Rayen.

✉️:😘❤️".Om Rayen membalas pesanku lagi dengan hanya mengirim emoji yang membuat diriku senyum senyum sendiri.Bahkan hatiku sampai berbunga bunga tak karuan.

Aku pun langsung merebahkan tubuh ku di atas ranjang sambil memeluk guling dan terus tersenyum.

"Sadarlah Lea!!!.Itu hanya sebuah emoji saja".Guman ku berusaha menyadarkan diriku kembali.

"Ah,terserah...Egois sedikit saja untuk kali ini mungkin tidak papa".Batinku

Aku pun langsung teringat ucapan om Rayen bahwa dia akan menjemputku nanti malam.Dan tidak mungkin aku dijemput Om Rayen dirumah karena ibu pasti akan bertanya padaku nantinya.Dan aku pun langsung punya ide untuk menghindari pertanyaan ibu.Dan rasa kepo para warga daerah tempat tinggalku.

🌿🌿🌿🌿🌿

Setelah makan siang dengan Papa dan Mama tadi.Aku langsung pamit pulang kerumah.Aku sungguh tidak bisa lagi menunda sampai lusa untuk bertemu dengan Lea.Akhir akhir ini ada rasa yang beda yang aku rasakan bila mengingat gadis itu.Sekarang pun aku menjadi tidak sabar untuk menemuinya.

Beruntung sampai di rumah ternyata Vivi juga belum pulang.Sedangkan Jerry dan Jenny sedang tidur siang.Aku hanya mengambil beberapa berkas dan beberapa lembar baju kerjaku.Lalu aku pamit pada asisten rumah tangga kami bahwa aku akan berangkat ke Bandung.Dengan alasan kerjaan.Aku pun sudah mengirim pesan pada Vivi karena nomor ponsel nya tidak bisa dihubungi.

Akupun tak lupa menelpon sekretaris ku untuk segera siap siap.Karena tadi sebelum keluar rumah kedua orang tua ku.Aku sudah lebih dulu menelpon Revan sekretaris sekaligus orang kepercayaan ku di kantor.Untuk ikut aku ke Bandung sore ini juga.Bahkan aku pun nampak sedikit tidak perduli dengan vivi walaupun ia sulit dihubungi.Padahal Vivi adalah istriku,Tapi perasaan dan pikiranku saat ini lebih terfokus pada Lea.Yang sudah berhasil mengusik hatiku sejak awal pertemuan dulu.

Aku pun langsung mengendarai mobil ku menuju ke Apartemen Revan.Namun, sebelumnya aku sudah melihat kedua anakku terlebih dahulu di kamarnya masing masing.Walaupun mereka sedang tidur siang dan tidak mendengar apa yang aku katakan.Tapi setidaknya aku sudah berpamitan dengan Jerry dan Jenny.

Jarak Apartemen Revan dengan rumahku hanya memakan waktu sekitar lima belas menit saja.Dan begitu aku sampai disana ternyata Revan pun sudah menungguku di area parkiran.Hingga tak butuh waktu lama kami langsung tancap gas menuju kota Bandung.

"Bukannya jadwal kita ke Bandung itu Lusa ya Bos.Kenapa kita berangkatnya sekarang????".Tanya Revan bingung karena memang tadi aku tidak memberinya alasan.

"Iya memang seharusnya Lusa untuk urusan kerjaan".Jawabku santai.

"Terus kita ke Bandung sore ini untuk apa Bos????".Revan kembali bertanya sambil terlihat semakin bingung.

"Aku hanya sedang merindukan seseorang Van.Dan kau juga pasti tahu siapa yang aku maksud".Sahutku sambil tersenyum.

"Ah...Itu...Anda seperti sedang jatuh cinta saja bos.Jelas saya tahu bos siapa orang yang bos maksud.Dia memang gadis yang manis Bos".Guyonan Revan sambil terkekeh pelan.

"Menurut mu apa Lea bisa menyukaiku Van????". Pertanyaan konyol tiba tiba keluar dari mulutku.

"Kalau gadis itu menyukai Bos.Apa Bos akan menjadikannya sebagai Madu Nyonya vivj bos????".Ledek Revan sambil tersenyum.

"Entahlah Van.Aku masih bingung.Tapi sepertinya aku sangat tertarik dengan Lea sejak pertama bertemu dulu".Lirihku pelan.

"Ayolah Bos.Jangan rusak masa depan gadis itu!!!.Saya pikir dia gadis yang baik.Dan seharusnya gadis seumurannya masih bisa melanjutkan kuliah sedangkan dia malah harus bekerja keras untuk biaya hidup dia dan keluarganya.Apalagi sekarang dia sudah terikat dengan Bos".Sahut Revan panjang lebar

"Aku tahu apa yang harus aku lakukan Van".Jawabku sambil tetap fokus pada jalan raya dan setir mobil ku.Karena aku sedang menyetir sedangkan Revan duduk disamping ku.

Sebenarnya aku pun merasa sangat kasian dengan kehidupan Lea.Gadis remaja yang sudah berhasil membuat hatiku berdebar .Bahkan dulu saat mengenal Vivi aku tidak pernah merasakan perasaan seperti ini.Apa ini yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama.Kadang aku berpikir seperti orang gila.Pada usiaku sudah kepala tiga aku malah memiliki perasaan aneh dengan seorang gadis remaja.

Tapi aku masih ragu untuk menunjukkan perasaan ku ini padanya.Namun,tak dapat aku pungkiri lagi jika saat ini aku ingin segera memilikinya seutuhnya.

"Van....".

"Iya Bos".

"Apa mama dan papa nantinya akan setuju seandainya aku menikah lagi????".Dan lagi lagi aku bertanya hal konyol pada Revan.

"Hahhaha...Bisa iya,bisa tidak Bos.Tapi bukannya Tuan dan Nyonya Besar sampai sekarang masih menentang pernikahan bos dengan nyonya Vivi bos".Sahut Revan disela tawanya.

"Itulah kedua orang tua ku Van.Dan akupun bingung kenapa mereka sampai sekarang tidak bisa menerima vivi sebagai menantu nya.Terutama Mama yang selalu saja sensi jika aku membahas tentang Vivi".

"Sabar bos!!!.Mungkin Tuan dan Nyonya Besar punya alasan tersendiri.Dan ini juga ujian buat Nyonya Vivi bos".Nasehat Revan lagi.

"Kalau Papa dan Mama juga tidak mengakui Lea sebagai istri keduaku bagaimana Van????".Celetuk ku tiba tiba sontak membuat Revan kembali terkekeh .

"Yang benar saja Bos.Jika punya istri dua tapi keduanya tidak diakui dan di anggap menantu di keluarga Bagaskara".Ledek Revan sambil terus tertawa.

"Kau mau aku potong berapa persen gajimu Van????".Ancamku karena Revan bukannya memberi solusi malah sibuk menertawakan diriku.

Dan tepat pukul 17.00 wib.Aku dan Revan sudah sampai di kota Bandung.Setelah melakukan perjalanan hampir dua jam lebih karena macet.Akhrinya kami sampai di sebuah hotel yang biasa kami tempati menginap jika sedang ada perjalanan bisnis ke Bandung.