Aku lelah

Chris pun menggenjot ku berkali kali sehingga badanku rasanya remuk redam seandainya diriku ini buatan manusia mungkin semua tulang tulang ku terlepas semua.

Mulai dari gaya pria di atas,lalu bergantian wanita yang di atas,lalu posisi miring posisi duduk dan banyak lagi.

"Zahra....i will come"bisik Chris lalu mempercepat hentakannya.

Tubuhnya pun kaku,dia mengerang penuh nikmat.

"Terima kasih Zahra,sudah melayaniku."kata Chris lalu mengecup keningku.

"Sudah tugasku tuan,tapi bisa apa tidak setelah ini kita berhenti dulu karena aku lelah."kataku dengan pelan karena aku sudah lemah tidak bertenaga.

Chris pun terkekeh,

"Maafkan aku Zahra,sungguh aku merasakan nikmat yang luar biasa sehingga aku pun ingin lagi dan lagi."ujar Chris lalu melabuhkan kepalanya di dadaku.

Aku pun menghela nafas,

"Sabar Zahra,"batinku.

*********

Sebulan sudah kami menjadi pasangan suami istri.

Hampir setiap hari Chris menggenjot ku tanpa ampun.

Syifa adikku setelah acara tour luar kotanya,dia memilih menginap di asrama bahkan saat pernikahan kami dia tidak datang.

******

Seperti biasa,aku memasak untuk Chris,menyiapkan baju dan lain lain.

Seusai sarapan Chris pun bersiap untuk berangkat kerja.

"Hati hati ya tuan" kataku lalu mengecup bibirnya

"Hey Zahra, aku bukan tuan mu jadi jangan panggil aku tuan" ucapnya

"Lalu aku harus panggil apa?" tanyaku bingung

"Panggil saja sayang atau my love atau my husband atau panggilan romantis lainnya, mulai sekarang juga aku akan memanggilmu sayang" jawab Chris

Aku pun berfikir panggilan apa untuk Chris dan akhirnya aku memutuskan untuk memanggilnya hubby.

"Hubby saja" sahutku

Dia pun setuju lalu Chris pun mencium keningku dan berangkat.

Setelah Chris berangkat bekerja aku pun bersih bersih dengan mendengarkan music rohani keyakinan ku.

Aku memang suka mendengarkan musik pada calon bayiku entah Mozart entah lantunan ayat-ayat Alquran.

Aku pun sangat berharap kalau anakku kelak menjadi anak yang terbaik diantara anak-anak lainnya.

Saat asik membersihkan ruang tamu,bel pun berbunyi.

"Siapa ya?? tumben ada tamu"gumam ku lalu membukakan pintu.

Berapa kagetnya aku karena yang bertamu seorang wanita cantik dengan pakaian yang kurang bahan.

Belum aku mempersilahkan wanita tersebut main masuk saja.

"Nona ini apartemen saya,jadi sopan lah!Memangnya anda tidak pernah diajari sopan santun oleh orang tua anda!" seruku

Wanita tersebut pun tersinggung akan ucapan ku,lalu dia pun menghampiri aku yang masih berdiri diambang pintu.

"Aku kesini cuma ingin mengucapkan selamat,karena bagaimanapun juga Chris adalah temanku,lebih tepatnya teman di ranjang,kami berdua selalu menghabiskan waktu bersama di ranjang."ucap wanita tersebut yang membuatku kesal namun sebisa mungkin aku meredamnya karena aku tak mau terbawa emosi.

"Maaf nona yang terhormat,apa yang anda banggakan dengan hanya menjadi teman ranjang???dipakai saat butuh dan ditinggal saat tidak dibutuhkan,apakah itu sebuah kebanggan untukmu nona!Tuan Chris adalah suami saya,jadi jagalah martabat anda dengan tidak mengganggu suami saya lagi."Aku pun tak mau kalah.

"Lihatlah nona,tuan Chris akan kembali lagi padaku,hanya aku yang bisa melayaninya dengan baik,bahkan dia sangat menyukai permainan lidahku."kata wanita tersebut dengan tersenyum licik.

Aku berusaha tegar,ingin sekali air mata ini lolos namun aku tak mau menangis di depan wanita ini.

"Lebih baik anda pulang nona karena saya akan melanjutkan pekerjaan saya"kataku lalu menarik tangan wanita tersebut supaya keluar.

Wanita tersebut pun marah,lalu keluar dan sebelum pergi dia mengarang cerita,"lihatlah nanti malam,Chris pasti pulang terlambat karena dia akan bermalam denganku.

Mendengar ucapan wanita tersebut aku pun menghela nafas dan menimpali

"Suami saya sudah dewasa,dia tau mana yang terbaik,ada istri halal di rumah kenapa harus mencari kesenangan dengan wanita haram di luar."

Mendengar kata kataku membuatnya marah

"Lihat saja kamu" katanya mengancam ku lalu pergi.

Setelah kepergiannya aku pun menutup pintu dan menangis. Aku tahu masa lalu Chris namun ntah mengapa aku tak sanggup jika masa lalunya datang dan mengganggu bahtera rumah tanggaku.