Sanum membuka matanya yang terasa masih berat, pandangan Sanum langsung tertuju melihat keseliling ruangan kamar yang sangat mewah dan luas. dihadapan nya terpapar layar televisi berukuran cukup besar, dan sebuah sofa ditengah-tengah ruangan kamar.
Sanum berusaha keras untuk mengingat semua kejadian sebelum dia pingsan, sambil memijid pelipisnya pelan. tiba-tiba dia dikagetkan oleh suara yang berasal dari belakang nya.
"Syukurlah, ternyata kamu masih bisa terbangun kembali dari tidur panjang mu itu," ucap Arya. yang sengaja duduk disisi jendela kaca dibelakang Sanum. dia terus memperhatikan Sanum sambil mengulum senyum saat menatap wajah heran dan bingung Sanum itu.
"Tu...Tuan, kenapa Anda membawa ku ketempat seperti ini. aku harus segera kembali ke penginapan, teman-teman ku pasti mencemaskan dan mengkhawatirkan ku." ucap Sanum berusaha untuk bangkit dan turun dari ranjang.
"Mereka tidak akan ada yang mencemaskan mu, karena mika dan Zein sudah mengatur semuanya." terang Arya berdiri angkuh sambil memasukkan tanganya kesaku celana.
"Tapi bis karyawan akan segera kembali pulang mengingat sekarang sudah sangat Sore. Tuan aku mohon tolong izinkan dan jangan halangi aku." ucap Sanum sambil sesekali melirik jam dinding yang tergantung ditengah-tengah ruangan.
"Aku tidak pernah menghalangi mu, kamu aku suruh datang kesini untuk mencicil sisa pembayaranku. tapi kamu sudah terlebih dahulu pingsan sebelum aku sempat menagihnya. sehingga aku terpaksa membawamu keranjang ini." terang Arya.
Sanum tidak peduli dia langsung keluar dari Bangunan mewah itu, Mika yang paham setelah mendapatkan kode dari lirikan mata Arya. langsung mengejar Sanum yang ingin berjalan kaki menuju tempat penginapan mereka.
"Nona, mari saya antarkan Nona menuju penginapan. karena dengan jalan kaki akan memakan waktu lama. sementara bis sebentar lagi akan berangkat." terang Mika yang membuat Sanum langsung Menaiki mobil tersebut Tanpa pikir panjang lagi.
Sanum langsung turun dengan tergesa-gesa, saat melihat bs terakhir yang masih tersisa satu, namun tubuhnya melorot kebawah, terhenyak sambil menatap sedih kearah bis terakhir yang meninggalkan nya.
" Mika tolong bantu saya mengejar bis itu." ucap Sanum sambil kembali masuk kedalam mobil Mika.
"Nona Sanum tenanglah, untuk apa kamu begitu cemas ketinggalan bus itu. kita kan masih bisa kembali pulang bareng mengunakan mobil Tuan Arya ini. dia tidak akan pernah keberatan jika kamu menumpang bersamanya, mengingat kamu merupakan salah satu karyawan nya juga."
"Ya Tuhan, aku harus bagaimana ini. jika tuan Arya sampai mengantarkan aku pulang. nasip ketiga anak-anakku akan terancam jika Arya mengetahui tentang keberadaan Mereka." gumam Sanum cemas.
Mika melajukan mobilnya kerah Fila kembali, disana sudah menunggu Arya dan Zein yang bersiap untuk pulang. Dengan gerakan sigap dan penuh hormat Zein membuka kan pintu.
"Silahkan Tuan." ucap Zein.
Arya melangkah masuk, duduk disebelah Sanum yang terlihat gugup, bercampur kesal.
"Kenapa kamu masih berada didalam mobil ku? bukankah kamu mau Menaiki dan mengejar bis terakhir itu.?" tanya Arya yang berpura-pura dan berlagak tidak tahu.
"Aku ketinggalan bus," jawab Sanum datar. sambil berusaha keras untuk berfikir agar Arya tidak mengetahui alamat rumahnya yang sebenarnya. selama perjalanan Sanum fokus menatap kearah luar jendela kaca.
Arya tersenyum, sampai dia akirnya menutup pembatasan antra Jik depan mobil, sehingga tidak akan ada yang melihat apa yang mereka lakukan nanti. Mika dan Zein segera paham jika Bos besar mereka tidak ingin diganggu nantinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Angell yoland
hhhhhh Arya
2024-03-17
0
Nur Lizza
modus di Arya
2024-01-14
1
Brexs Adun
Haduuh kog wanita nya yg dingin ya
2022-02-18
4