"Apa-apaan ini, kenapa ada lagi kesalahan dibagian produksi. kerja kalian sebagai Qc seolah-olah tidak berguna, mengecek dan memastikan setiap produk yang dikemas sesuai dokumentasi, sehingga tidak akan terjadi miss."
Arya melemparkan didokumentasi didepan wajah supervisor dan leader yang menjadi amukan kemarahan Arya. sementara Sanum dan teman satu tim nya tidak ada yang berani mengangkat wajahnya nya.
Mereka semua menunduk, karena itulah satu-satunya nya jalan yang mereka pikir aman untuk saat ini. semua tidak menyangka kedatangan Presdir dan asisten pribadi nya Zein datang secara tiba-tiba. karena setahu mereka audit akan diadakan siang nanti. dan sekarang baru jam sembilan pagi.
"Apa kalian pikir missproduck itu tidak berbahaya bagi konsumen kita, selain menjatuhkan nama perusahaan, kita juga bisa mengalami kerugian." terdengar suara Arya yang dingin dan keras.
Sanum belum mengetahui, wajah dari laki-laki yang masih marah yang duduk didepan nya. dia langsung menunduk begitu temannya membisikkan jika Presdir datang bersama seorang asisten. mereka berkumpul dibelakang supervisor dan leader yang menjadi sasaran utama kemarahan Presdir itu.
"Zein, segera kamu mutasi mereka ketempat yang jauh, biar mereka bisa bekerja lebih baik lagi." perintah Arya.
"Jangan Tuan, tolong maafkan kesalahan kami, kami berjanji akan bekerja lebih teliti lagi dan memantau para bawahan kami Tuan." memohon pada Arya yang tidak bergeming sama sekali.
"Maafkan kami Tuan, bagaimana dengan anak-anak kami yang masih sekolah. dan harus dipindahkan lagi." ucap leader
"Kami belum siap untuk berpisah dengan keluarga kami Tuan,"
"Zein, cepat kerjakan tugasmu." Arya kembali memberi perintah pada asistennya yang juga terlihat dingin dan angkuh.
"Baik Tuan."
Zein melangkah meninggalkan ruangan yang diikuti tiga orang Line leader dan satu supervisor, sekarang tinggal lah Sanum dan teman-temannya yang berjumlah sepuluh orang dibagian itu.
Tidak satupun yang berani menatap kearah Arya, yang sedang duduk sambil menyilakan kaki. dan menautkan kedua jemarinya, Sanum perlahan mengangkat wajahnya mencoba mencuri pandang, dia penasaran dengan sosok Presdir yang sering di agung- agungkan teman-temannya, mereka memuja Arya yang tampan. meskipun galak dan angkuh. tapi semua itu tidak menyurutkan pesona seorang Arya orang yang mempunyai kuasa dan pengaruh yang kuat. bahkan banyak wanita yang menawarkan dirinya untuk sekedar bisa disentuh Arya dengan sukarela.
"Aaapa aku tidak slah lihat? ya Tuhan..., seorang Arya yang mempunyai kuasa dan pengaruh itu adalah laki-laki bayaran yang pernah meniduri ku dulu. tidak...tidak mungkin. kenapa dia bisa menjadi sekaya seperti ini. apa dia berhasil menikahi janda kaya atau meniduri seorang istri bangsawan sehingga dia bisa menjadi seperti ini. tidak aku tidak ingin dia menghidupi anak-anakku dengan uang haram. aku akan terus merahasiakan keberadaan mereka." berbagai pertanyaan berkecamuk dipikiran Sanum.
Saat sudut mata elang Arya melirik kearah nya, Sanum langsung kembali menunduk. dia sangat ketakutan.
"Ya Tuhan selamat kan aku, semoga saja dia tidak mengingat kejadian malam itu." Sanum meremas-remas jemarinya, sedangkan kedua kakinya seakan tidak mampu lagi menopang tubuhnya.
"Tuan Arya, kita harus segera memimpin rapat, semua investor sudah menunggu kedatangan anda." terdengar suara Zein yang kembali masuk keruangan kerja Sanum dan teman-temannya.
Langkah kaki terdengar meninggalkan ruangan, setelah memastikan jika Arya dan asisten nya sudah menjauh. Sanum baru berani mengangkat wajahnya dan menarik nafas lega, padahal sebelumnya Sanum mersa sesak seakan kehabisan oksigen.
"Alhamdulillah," ucap mereka serempak.
"Sanum, diantara kita. cuma wajah kamu yang terlihat paling pucat dan masih ketakutan." ucap kita Sahabat dekatnya diruangan itu.
"Iya, karena ini pertama aku bertemu dengan Presdir yang ternyata sangat galak dan menakutkan." bisik Sanum memulai pekerjaan mereka.
"Seperti nya Arya tidak mengenaliku lagi, syukurlah paling tidak aku masih bisa bekerja diperusahaan besar ini. tapi aku harus memikirkan kemungkinan buruk. bagaimana jika dia hanya pura-pura dan menyelidiki ku. tidak aku tidak ingin kehilangan ketiga buah hatiku. jika dia mengandalkan kekuatan dan kekuasaan nya merebut ketiga anak-anaknya... Aaaagghhh aku pusing mengingat kemungkinan buruk itu."
"Sanum, jangan kebanyakan melamun. ruangan kita banyak cctv nya apalagi sekarang masih audit. hati-hati sapa tahu area kita masih dalam pemantauan Tuan Arya, mengingat kesalahan terbesar terjadi oleh senior kita Barusan." bisik Nita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Erlinda
aq pikir shanum wanita pintar dan tangguh..ternyata dugaan ku salah
2024-03-17
0
Angell yoland
Arya kayaknya mulai curiga
2024-03-17
0
Nur Lizza
aku pn yg baca deg degkn
2024-01-14
2