DSP 03
Jarum jam terus berputar tanpa kenal lelah. Sang mentari terbit dan tenggelam silih berganti dengan sang rembulan. 1 minggu berlalu sejak kemunculan Egon, sang pangeran hitam di dalam serial novel 'The Dark Prince,' di dalam kamar Mysha.
Saat Mysha melihat sang pangeran muncul dihdapannya, tentu saja ia merasa kaget dan tidak percaya. Ia pikir, dirinyalah yang berpindah dimensi ke dalam novel. tetapi, saat ia menyadari bahwa ia masih berada di dalam kamarnya, ia langsung dapat menebak, bahwa Egon-lah yang terbawa ke dunianya.
Mysha sendiri adalah seorang mahasiswi yang sedang menikmati liburan pergantian semester. Ia menghabiskan waktu liburnya dengan magang di sebuah perusahaan penerbit sebagai editor ********. Saat tidak ada pekerjaan, ia menggunakan waktunya untuk membaca novel, khususnya novel-novel yang bertemakan reinkarnasi, roman sejarah, dan sejenisnya. Maka dari itu, ketika Egon tiba-tiba muncul dihadapannya, ia dapat langsung menebak situasinya dan dengan cepat menerima kenyataan tersebut.
“Egon!” Mysha memanggil Egon yang baru saja keluar kamar mandi dengan kaos putih dan celana joger panjang berwarna abu muda yang sempat ia beli beberapa waktu lalu.
“Hmm?”
“Kau harus lihat ini...” Mysha menghampiri Egon dan berdiri di dekatnya. Egon yang jauh lebih tinggi dari Mysha pun, sedikit membungkukkan tubuhnya untuk melihat benda kecil yang diperlihatkan oleh Mysha.
“Apa ini?” Egon yang sedikit kebingungan dengan apa yang ia lihat, langsung bertanya pada Mysha tanpa mencoba untuk menerkanya terlebih dahulu.
“Kau ingat di pusat kota kemarin malam? Banyak yang mengambil fotomu kan? Orang-orang sepertinya mengagumimu. Mereka banyak menulis tentang kamu.” Mysha menjelaskan situasi Egon dengan antusias.
#pangeranegonitunyata
Begitulah hashtag yang sedang viral di media sosial. Berbagai tulisan dan foto paparazi Egon banyak terpampang bak artis papan atas. Namun, Egon tidak sedikit pun terlihat kaget.
Di dalam novel ‘The Dark Prince,’ Egon digambarkan sebagai tokoh berdarah dingin yang tampan juga pandai dalam seni berpedang. Sejak mendapat gelar kesatria kerajaan terbaik pun, hal-hal yang menjadi kelebihannya semakin terlihat mencolok di mata publik. Ia memiliki banyak penggemar yang banyak bercerita tentang dirinya. Itulah alasan mengapa ia tidak bergeming sedikit pun dengan tulisan yang ia baca di dalam benda kecil tersebut.
“Egon, bagaimana kalau kau mencoba jadi seleb stagram?” Tiba-tiba sebuah pertanyaan aneh terlontarkan dari mulut gadis di depannya.
“Seleb stagram?” Egon menarik badannya kembali untuk berdiri tegap dan mengeringkan rambutnya yang masih agak basah dengan handuk ditangannya.
“Ya, kamu bisa menjual—maksudku membagikan fotomu di sana untuk mencari popularitas. Kau pun bisa sambil membagikan sesuatu ke masyarakat, seperti hobi, pengetahuan, atau apapun. Jika popularitasmu tinggi, akan ada orang-orang yang menawarkan kontrak untuk membantu promosi produk mereka. Dari situ kau akan mendapat uang.”
“Hmm..”
“Setidaknya, itu cara paling cepat mendapat uang. Kau butuh itu untuk hidup kan?”
“Kau benar.” Begitu mendengar kata ‘uang’, tanpa berpikir panjang, Egon pun menyetujuinya.
“Lantas, apa yang harus kulakukan untuk memulai pekerjaan tersebut?” Egon telah sadar, betapa tidak berdayanya dia di dunia barunya tersebut. Teknologi yang terlalu canggih, bahkan manusia-manusia yang memiliki cara hidup yang berbeda dengan dunianya, membuat Egon membutuhkan waktu lebih banyak untuk beradaptasi di sana.
Tentu saja, sebagai satu-satunya yang tahu keberadaan Egon, Mysha mengerti betul apa yang dikhawatirkan oleh Egon. Ia pun berpikir bahwa memanfaatkan fisiknya yang hampir sempurna disaat terdesak seperti ini adalah jalan yang paling mudah untuk dilalui. Apalagi, Egon berhasil menarik ketertarikan publik karena kemunculannya beberapa hari lalu. Itu akan menjadi kesempatan emas untuk memulai karirnya.
Mysha lalu mengajak Egon berbincang di atas kasurnya. Ia membantu Egon untuk memulai pekerjaannya dengan membuatkannya akun stagram terlebih dahulu. Walaupun saat ini Egon tidak memiliki ponsel sendiri, setidaknya memulai akunnya dari sekarang akan mebantunya lebih cepat terkenal.
“Nah, sekarang kau harus berswafoto untuk unggahan pertamamu. Pertama kau harus membuka kamera dan bergaya. Lalu, tekan tombol ini. Kau bisa sedikit mengeditnya sebelum kau unggah. Akan kujelaskan cara mengeditnya nanti, setelah kau berswafoto.”
Mysha lalu memperlihatkan bagaimana cara berswafoto. Tanpa sadar, Egon tersenyum melihat bagaimana Mysha bergaya di depan kamera ponselnya.
Baginya, Mysha terlihat tidak se-elegan para wanita bangsawan di tempatnya, tetapi itulah daya tarik manusia modern yang ingin ia ketahui lebih jauh.
“Ini, kau harus coba,” Mysha memberikan ponselnya pada Egon.
“Aku tidak yakin aku bisa melakukannya..”
“Kau harus coba dulu”
“Oke..” dengan ragu Egon pun meraih ponsel Mysha dan..
Klik!
“Pfft...” Mysha menahan tawanya.
“Hmm?”
“B—bahahaha” tiba-tiba suara tawa Mysha meramaikan suasana pagi saat itu. Egon yang awalnya cukup percaya diri malah terlihat kebingungan melihat reaksi gadis dihadapannya.
"Apa aku aneh?”
“Tidak—haha, kau—kau tau, pff—hahaha” Mysha menutup wajahnya untuk menahan suara tawanya.
“...”
“Hahaha aku tidak bisa berhenti..”
“?” Egon menggelengkan kepala melihat Mysha yang tidak bisa menahan tawanya. Ini adalah salah satu hal yang tidak biasa ia lihat di dalam kesehariannya. Karena, menahan tawa dihadapan orang lain merupakan aturan tak tertulis yang harus dipatuhi para bangsawan maupun aristrokat di dunianya.
“Ahaha—maaf, kau memang punya wajah menawan, tapi sepertinya tidak berbakat jadi model” ucapnya sambil mencoba meredakan tawanya.
“Kau tau, para ibu-ibu di sini, kalau mengambil foto, gayanya persis seperti yang kau lakukan tadi, kau mengingatkanku pada ibuku,” lanjutnya.
“Oh ya ampun—hahaha—Aku tidak bisa melupakan mukamu tadi. Jangan lihat aku seperti itu\~” Tawa Mysha muncul kembali.
“Ibu-ibu?” Egon mencoba membayangkan sosok para wanita paruh baya di otaknya. Tapi ia tidak dapat menemukan hal menarik dari cara mereka berfoto. ‘Bukankan harusnya ibu-ibu yang paling bisa berfoto?’ Pikirnya.
Egon menatapnya dengan tatapan serius, mengharapkan penjelasan yang lebih dapat ia pahami.
“Tidaak—hahaha” melihat wajah Egon yang seperti itu, malah semakin membuat Mysha tertawa keras.
Egon akhirnya pasrah dan mulai menghela nafas panjang. Ia tidak mengerti dengan dunia tempat Mysha berada. Tidak pernah sekalipun ia bertemu dengan seorang gadis yang berani tertawa bodoh seperti itu padanya. Setidaknya saat mereka di depannya.
Walaupun begitu, melihat Mysha yang tertawa dengan lepas seperti itu, membuat Egon merasa tenang. Menurutnya, seorang seperti Mysha, lebih baik daripada orang yang ingin terlihat baik di depan, tetapi mencemooh di belakang.
“Maaf, seharusnya aku memperlihatkan contoh swafoto orang lain dulu. Kau tidak marah kan?” Melihat Egon yang mulai tidak mempedulikannya, Mysha menjadi merasa bersalah. Tawanya pun ikut memudar mengikuti suasana hatinya.
“Hmm.. kalau begitu, daripada berswafoto, biar aku yang akan mengambil fotomu. bisakah kau menaikkan salah satu kakimu dan lihat ke arah sana?” Mysha pun mengambil kembali ponselnya dan membuat Egon bergaya.
‘Gila! Ini sih bakat dan anugrah!’ Sosok Egon yang terlihat sangat indah membuat hati Mysha berdebar kencang. Otot tangan dan bahunya yang terbentuk baik membuat kaos putih yang terlihat biasa saja malah membuat lelaki tersebut seperti malaikat.
Setelah mengambil beberapa foto dengan ponselnya, Mysha pun mengajari Egon cara menggunakan aplikasi untuk mengedit foto. Ia bersyukur, zaman sekarang mengedit foto bisa dengan mudah dilakukan. Walaupun, sebenarnya, foto-foto Egon yang tidak diedit lebih terlihat menawan, tetap saja ia harus mengajarinya jika suatu hari membutuhkannya.
***
Seminggu telah berlalu sejak kemunculan Egon di dunia barunya. Egon yang datang tanpa membawa apapun selain tubuh dan pakaian, berhasil menggemparkan masyarakat karena sosoknya yang sangat mencolok.
Keputusan Mysha untuk menggunakan kesempatan tersebut untuk memulai karir Egon sebagai seleb stagram pun bisa dibilang berhasil. Hal itu bisa terlihat dari bagaimana Egon yang belum lama memulai karirnya, mendapat banyak sekali followers yang aktif memberikan like dan komentar pada setiap story dan postingannya.
Akun-akun bisnis kecil pun mulai banyak yang menghubunginya untuk memintanya men-endorse berbagai macam produk, mulai dari produk skincare, peninggi badan, bahkan produk seperti penyedot tungau sekalipun.
"Sepertinya kau harus mulai mencari manajer yang bisa mengatur keuangan dan jadwalmu,” melihat beban kerjanya yang semakin menumpuk, Mysha pun memberi saran pada Egon untuk memperkerjakan seseorang, yang dapat menggantikan pekerjaannya.
"Manager ya... Bagaimana kalau kau saja yang jadi managerku?" Egon yang jelas-jelas melihat keterampilan Mysha dalam mengatur keuangan dan jadwal Egon pun menawarinya pekerjaan tersebut padanya. Lagipula, sebagai seorang pendatang baru, ia masih belum banyak mengenal orang lain. Kehidupannya pun masih sangat bergantung pada Mysha. Ia belum bisa mempercayai orang lain selain dirinya.
"Tapi, aku ‘kan sudah ada pekerjaan," jawabnya.
"Kalau kau mau, kau bisa ambil keuntungan lebih banyak dari yang aku berikan padamu sekarang.”
Mysha yang mendengar hal tersebut langsung terlihat tidak nyaman. Ia bukanlah orang bermuka dua yang mengharapkan imbalan dari siapapun saat ia membantu seseorang, bahkan walaupun ia tahu penghasilan Egon yang cukup besar bagi seorang pendatang baru.
"Aku tidak mempermasalahkan seberapa banyak yang bisa aku dapatkan." Tapi lagi-lagi ia sadar, mungkin orang-orang di dunia Egon lebih banyak yang mementingkan uang daripada kenyamanan bekerja.
"Maaf,” Melihat respon Mysha yang terlihat tidak nyaman, membuat Egon merasa bersalah. “Sepertinya, tidak seharusnya aku berbicara seperti itu.” Jelasnya.
“Bagaimana perasaanmu saat membantuku selama ini? Apa kau merasa keberatan?” Tanya Egon.
"Kau adalah tokoh utama favoritku. Aku senang bisa banyak membantumu!” jawabnya dengan senyuman.
Entah mengapa, mendengar kata 'tokoh utama' yang dilontarkan Mysha, Egon tidak merasa senang. Memang betul, Ia telah menerima, bahwa dirinya merupakan tokoh fiksi yang ada di dalam novel. Tetapi, keberadaannya sekarang, bukan lagi fiksi. Ia sudah benar-benar menjadi manusia yang hidup di sana. Walaupun, dia sendiri tidak pasti apakah kemunculan dirinya bersifat sementara atau bukan.
“Tapi, aku juga menyukai pekerjaanku saat ini. Aku suka membaca. Aku ingin membantu orang-orang untuk menciptakan karya agar aku bisa membaca lebih banyak,” dengan wajah yang tampak bahagia Mysha menjelaskannya alasan dirinya tidak bisa menerima tawaran Egon.
Egon menanggapinya dengan senyuman. Lagi-lagi ia dibuat takjub dengan cara berpikir orang di dunia Mysha. Dedikasi mereka pada pekerjaan dan mimpi mereka sangat tinggi. “Baik, kalau begitu, bantulah aku sebentar lagi. Aku akan mencari orang yang bisa menggantikanmu.”
“Baiklah! Kalau begitu ayo kita bersiap ke cafe!” Mendengar keputusannya didukung, Mysha terlihat kegirangan. Dukungan dari orang terdekat adalah sebuah kebahagiaan bagi dirinya. Apalagi, Egon menerimanya tanpa mempertanyakan kesungguhannya terlebih dahulu.
***
Hari ini adalah jadwal Egon untuk mencicipi makanan untuk iklan cafe kecil yang baru saja buka di daerah tempat mereka tinggal. Karena Mysha masih tidak bisa meninggalkan Egon sendirian, ia sering pergi menemani Egon seperti saat ini. Tentu saja, karena Mysha pun memiliki pekerjaannya sendiri, mereka mengatur jadwalnya dengan baik agar tidak berselisih.
"Pangeran Egon?" seorang wanita berumur 30-an datang menghampirinya. Wanita tersebut berambut hitam sebahu. Pakaiannya rapi, layaknya seorang manager yang akan menemui tamu.
"Ah, Bu Anika ya?" Mysha langsung berdiri untuk memberi sambutan padanya. Egon pun mengikuti Mysha sambil tersenyum pada wanita bernama Anika tersebut. Ya, Egon dikenal di stagram dengan nama 'Pangeran Egon.' Itulah alasan wanita tersebut memanggilnya ‘Pangeran Egon.’
"Terima kasih sudah mau bekerja sama ya,” sambut wanita itu. “Cafe kami menjual makanan Italia. Untuk iklan kali ini, kami sudah menyiapkan beberapa hidangan termasuk dessert dan beverages. Untuk detail iklannya sendiri......."
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Resviandira
Apakah keberadaanku masih terasa fiksi di mata mysha,,ahayy... tanda tanda.
mysha tau aja sih kesempatan nyari duid 🤣
btw baru ngeh covernya kok berubahh
2021-06-07
1