“Lihat. Dia ganteng banget ga sih?”
“Eh! Kamu tau Prince Egon di The Dark Prince? Kalau nyata, dia mirip orang itu ga sih?”
Sosok Egon yang mencolok bak artis terkenal berhasil membuat kegaduhan di sisi kota.
Bagaimana tidak, tubuhnya yang tinggi terlihat sangat mencolok dibandingkan dengan kebanyakan orang di sekelilingnya. Kulitnya yang pucat kontras dengan warna langit gelap di atasnya. Bibirnya merah seperti apel. Rambutnya hitam sehitam bulu burung gagak dan warna matanya yang bersinar seperti batu jade. Sosok sempurna yang mungkin sulit untuk dijumpai bahkan di dalam dunia hiburan sekalipun.
Sejak mereka keluar dari apartemen Mysha, tidak hanya satu atau dua orang yang mencoba curi-curi pandang pada Egon. Beberapa orang pun terlihat mengambil foto Egon secara diam-diam.
Egon yang menyadari itu, awalnya berusaha untuk tidak peduli. Tetapi, semakin mereka masuk ke dalam area perbelanjaan, tatapan-tatapan tersebut semakin terlihat agresif. Bahkan bisikan-bisikan yang seharusnya tidak bisa ia dengar pun, malah semakin jelas menusuk telinga.
“Tidak bisakah kita memilih baju apapun yang cukup untukku?” Ucapnya pada Mysha yang sedari tadi terlihat galau memilih baju.
Ya, Egon masih dengan baju seragam kerajaannya. Mysha tidak dapat memberi pinjam bajunya, karena badan Egon yang cukup besar. Bahkan, baju Mysha yang paling longgar pun tidak muat padanya. Maka dari itu, tak lama setelah Egon menyelesaikan novel ‘The Dark Prince,’ Mysha pun mengajak Egon ke pusat perbelanjaan saat itu juga, untuk membeli beberapa helai baju baru.
“Baik yang mulia,” Mysha menjawab dengan nada sedikit menggodanya. Ia cukup mengerti, selain karena Egon risih dengan tatapan dan ucapan yang orang lain lontarkan padanya, Egon juga pasti merasa malu karena mengenakan baju yang tidak biasa di tempat itu.
“Kalau tidak salah, aku sudah memperingatkanmu tentang panggilan ‘yang mulia’ padaku,” Egon menggerutu pelan.
“Hehe!” Mysha hanya terkekeh. “Kau tau Egon, selain karena bajumu yang mencolok, kau memang terlihat sangat tampan. Makanya mereka memperhatikanmu terus,” jelasnya.
“Lagi pula, novel ‘The Dark Prince’ memang sedang naik daun. Dan figurmu terlihat sangat…… ‘Egon,’ jadi wajar kan kalau mereka tertarik padamu?” lanjutnya lagi.
Egon menghela nafas, mencoba menerima nasib malangnya itu. Tidak terpikirkan olehnya bahwa di dunia asing pun, ia berhasil menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitarnya.
***
Setelah beberapa toko mereka kunjungi, akhirnya Mysha pun berhasil menetapkan baju-baju yang akan ia beli. Ia pun tidak lupa untuk membeli beberapa pakaian dalam untuk Egon, walaupun itu membuatnya agak malu karena ia harus menentukan ukurannya. Untung saja staff di sana mau membantunya untuk memilih.
Melihat banyaknya baju yang dibelikan oleh Mysha, Egon pun merasa tidak enak padanya. Ditambah lagi, ia tidak membawa uang sepeser pun. Jangankan itu, bros lambang kerajaan yang biasa melekat di pakaiannya itu saja tidak ada. Padahal ia pikir, ia bisa menjualnya karena terbuat dari emas murni.
“Kamu tidak perlu merasa terbebani seperti itu.. Kalau memang kau merasa tidak enak dengan apa yang kuberikan, kau bisa membayarku kapan pun kau mau!” ucap Mysha dengan senyuman tulus yang menghiasi wajahnya.
Egon pun hanya membalasnya dengan anggukan pelan. Sesungguhnya, daripada memikirkan cara untuk membayar Mysha, pikirannya sekarang, lebih terpenuhi dengan pertanyaan, ‘bagaimana sebuah barang modern berupa kartu, bisa menjadi alat untuk bertransaksi?’
Egon yang sedari tadi terus mencoba mempelajari kehidupan di dunia Mysha pun, tanpa sadar sudah kembali ke ruangan yang berada di tingkat atas, apartemen tempat Mysha tinggal.
***
“Mau mandi terlebih dahulu?” Tanya Mysha sambil membuka jaket denim yang ia kenakan.
“Oh ya! Tidak ada bathtub! Hanya ada shower. Biar kujelaskan caranya,” Mysha berjalan ke arah kamar mandi, memandu Sang Pangeran yang mengikuti di belakangnya. Ia pun membuka pintunya dan menyuruh Egon untuk ikut masuk ke dalam.
“Ini shower untuk mengeluarkan air. Kau bisa melepas gagangnya seperti ini atau—Egon!”
Saat Mysha melepaskan gagang shower dari penyangganya, Egon yang penasaran dengan knob kerannya, tidak sengaja menaikkannya. Mysha pun tersentak kaget begitu air dingin dari shower yang ia pegang membasahi baju dan kulitnya. Ia sedikit menyesal tidak menyalakan mesin pemanas airnya terlebih dahulu.
“Maaf, aku penasaran. Kau tidak apa-apa?” Tanya Egon dengan nada khawatir.
Ia memperhatikan gadis di depannya. Kaos crop tee berwarna putih yang menempel dibajunya menjadi terlihat sedikit transparan karena air yang mengguyurnya. Ia pun dapat melihat sehelai pakaian lebih minim berwarna hitam yang ada di balik kaos tersebut. Meskipun ia tidak mengenali barang tersebut, ia langsung dapat menebak fungsinya.
“Yang benar saja, untung sekarang bukan musim dingin” keluh Mysha sambil mencebik.
Muka Mysha sedikit memerah menyadari kemana arah pandang Egon tertuju. Mysha tahu, bahwa Egon bukanlah pria hidung belang yang akan menggunakan kesempatan seperti ini untuk melecehkan seseorang. Bahkan, di dalam novel pun ada bagian yang menyebutkan bahwa Egon tidak tertarik dengan wanita, sampai-sampai ia selalu menolak wanita-wanita yang mencoba menggodanya.
“Ehem,” Mysha berdehem keras, membuat pria di hadapannya langsung memalingkan pandangannya ke atas.
“Aku tahu kau penasaran sama penutup dada ini kan,” Mysha menggodanya, sementara lengannya mencoba menutupi bagian branya yang samar terekspos.
Dan benar saja, Egon pun langsung tersadar dengan apa yang sedang ia lakukan. Ia pun langsung menutup sebagian wajahnya yang memerah dengan tangannya sambil pandangannya ia alihkan ke arah pintu kamar mandi yang terbuka.
“Maaf, aku tidak bermaksud yang lain..” jelasnya dengan penuh penyesalan.
“Aku tahu..” tanggap Mysha sambil tersenyum-senyum kecil.
“...”
“... Jadi, bisakah kau keluar? Aku mau mandi.” Egon pun langsung menurunkan tangannya, dan beranjak dari tempat tadi ia berdiri.
“Ah, iya. Mau kubantu membuka bajunya?” Tanya Egon dengan polosnya.
Padahal matahari sudah tidak terlihat sinarnya di luar sana. Tetapi, ruangan sempit tersebut terasa panas hanya karena sebuah tawaran bodoh.
Mysha ingat, di dunia tempat Egon tinggal, membukakan pakaian wanita adalah hal yang sangat sakral. Jika seorang pria menawarkan hal itu pada seorang wanita, sama saja dengan bertanya apakah wanita itu berkenan jika ia ditandai sebagai miliknya.
“Ah, aku tidak punya maksud lain. Kau sendiri yang bilang kalau kau tidak punya pesuruh yang membantumu kan. Aku pikir, karena aku di sini, aku bisa membantumu untuk membuka korset yang kau kenakan, atau semacam...”
“Egon..” Tanpa terlihat peduli dengan alasan yang Egon buat, Mysha dengan lugas memanggil nama pria tersebut.
“Ya?”
“Keluar.”
Wajah Mysha memerah. Ia tidak habis pikir akan pikirannya yang bekerja terlalu keras memikirkan tawaran Egon.
*****
Satu jam telah berlalu sejak Egon diusir Mysha dari kamar mandi. Ia duduk menunggu Mysha di kamarnya, sambil membuka ulang novel ‘The Dark Prince’ yang sedari tadi tergeletak di atas meja belajar Mysha.
Egon terlihat masih tidak percaya dengan hal ini, bahkan sampai saat ini pun ia masih mencurigai Mysha, gadis mungil berkulit cerah seperti mentari, dengan mata coklat dan bulat seperti hazelnut. Rambutnya yang coklat seperti warna matanya, panjang terurai dan bergelombang, persis seperti rupa seorang penyihir.
Tetapi, mengingat mata Mysha yang berbinar ketika mendandaninya dengan baju-baju aneh, dan bagaimana Ia membuat lelucon tentang dirinya, membuat keraguan Egon lengah. Ditambah lagi, ekspresinya yang begitu jujur ketika ia menawarkan diri untuk membantunya membuka bajunya tadi, membuat ia tidak yakin, jika seorang penyihir akan sebaik itu dalam berperan.
‘Sial!’ Umpatnya dalam hati.
“Egon?” Suara Mysha membangunkan Egon dari pikirannya. Ia pun langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut.
“Bisakah kau lihat ke arah jendela dulu? Aku tadi tidak membawa apapun..” Mysha hanya memunculkan kepalanya dari balik pintu kamar mandi. Panasnya air dan udara di dalam kamar mandi membuat pipinya merona merah. Rambutnya yang tergulung ke atas, menampakkan leher dan bahunya yang masih sedikit lembab.
Egon yang terpesona dengan apa yang dilihatnya, langsung memalingkan wajahnya kembali ke arah berlawanan. Ia pun segera bangkit dan pergi berpindah tempat tanpa menjawab apapun.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Resviandira
wkwkwk ngakak sendiri liat adegan kamar mandi. yg kuat ya Mysha... 🤣🤣🤣
2021-06-05
1