Di lorong hotel tama sedang berjalan dengan sekuat tenaga mencapai ke arah lift. Ketika Lift terbuka, ia seolah tak bertenaga karena menahan reaksi obat itu, untung ada Dira yang baru keluar dari lift tersebut, hingga mereka membawa ke kamar Dira karena dira tidak tahu kamar tama no berapa.
“Kak Tama…? Kak tama kenapa?” ucap Dira yang kaget karena tama memeluknya dengan erat.
Dalam Setengah sadar tama melihat Dira. Ia meminta tolong untuk membawanya ke kamar mandi, supaya dia bisa mendinginkan gairah yang sedang dirasakannya.
“Dir, tolong bawa aku ke kamar mandi…. Ada orang yang ingin menjebakku dengan memberikan obat perangsang padaku,” ucap tama.
“apa…?” dira pun kaget.
Setelah itu dira membawa nya ke kamar mandi, dira membiarkan tama mengguyur dirinya dengan air dingin. Sudah hampir 1 jam tama di kamar mandi tak membuat hasrat tama berkurang, malah tama tampak kedinginan karena begitu lama nya ia di kamar mandi. Hingga dira memberanikan diri masuk ke kamar mandi untuk melihat tama.
“Kak tama,,, kak tama,,,,” ucap dira sambil membuka pintu kamar mandinya. Dan kagetnya dira ketika melihat tama yang sudah pucat dan menggigil karena kedinginan, hingga dira menariknya dan memberikan handuk kepada tama, dira membawa tama masuk kembali, Dira Terus memeluk dan menggosok-gosok punggung tama, dengan niat mengurangi rasa dinginnya, namun karena Tama yang masih bergairah dan karena usapan dira di punggung nya hingga justru membuat tama lebih bergairah, Tama menciumi leher jenjang dira.
“Kak,,, jangan kak,,,, dira mohon kak,,,” ucap dira yang memohon kepada tama.
“seolah tak mendengar permohonan dira dengan mata yang memang sudah tidak bisa menahan lagi, Tama terus menciumi leher dira, ciuman nya beralih ke bibir dira yang mungil, ia ******* dengan penuh bergairah hingga dira pun terbawa suasana, ia begitu menikmati ciuman tama yang sangat lembut. Ciuman itu beralih lagi ke arah leher jenjang nya, dan tangan Tama pun tidak diam dia berselancar ke gunung kembar dira, hingga membuat dira mendesah, desahan dira membuat tama tidak bisa menguasai diri nya lagi, hingga mereka tidak sadar kalau mereka berdua sudah dalam keadaan polos. Tama melahap habis bibir mungil dira, dan menjelajahi setiap lekuk tubuh dira hingga meninggalkan jejak ditubuh gadis cantik pujaan hatinya. Hingga akhirnya pertahanan Dira jebol oleh sentuhan-sentuhan mesra Tama hingga Dira memberikan mahkota yang ia miliki.
“Maafkan aku dira, aku mencintaimu,,,,” ucap tama ditengah gairahnya,,, entah sadar atau tidak tama mengatakan perasaan nya kepada dira.
“Akhhh… sakit kak,,,,hiks,,, hiks,,,,” ucap dira dengan air mata yang menetes di sudut matanya karena merasakan sesuatu memasuki dirinya. Tama mecium kening dan juga kelopak mata dira untuk sedikit menenangkannya, hingga akhirnya tama berhasil mengambil mahkota dira.
“Aaaakkhhh,,,,,,” tama mencapai kenikmatan surga dunianya, tama masih berada dalam gairah yang begitu menggebu hingga dia terus-terusan menikmati malam itu, seolah pasrah dira melayani setiap keinginan tama, pergulatan nikmatpun telah sampai di puncak nya untuk beberapa kali nya, karena tama dan dira melakukannya berkali-kali karena memang pengaruh dosis obat tersebut tidak bisa diredakan dalam satu ronde, mereka melakukannya berkali-kali hingga mereka kelelahan. Dira dan tama tertidur hingga pagi menjelang.
Keesokan hari nya. tama bangun dan mengingat kejadian semalam, ia tidak melihat dira di sisi nya, ketika tama berdiri dari tempat tidur, ia melihat bercak darah yang ada di kasur, hingga dia memejamkan matanya, ia sadar telah merusak masa depan seorang gadis, ia mendengar suara orang menangis di kamar mandi walaupun gemercik air pun bersautan, itu tanda nya dira sedang menangis sekalian membersihkan diri nya. Tama pun masuk ke kamar mandi tanpa mengetuknya, dan membuat dira kaget. Ia melihat dira sedang berendam di bathup dengan menangis.
“Dira,,,, maafkan kakak,,, kakak akan bertanggung jawab untuk semua ini. Kakak mohon kakak minta maaf karena sudah menghancurkan mu. Kita akan segera menikah. Ijin kan aku bertemu orang tua mu.” Ucap tama.
Dira hanya menangis terus, tanpa menjawab ucapan tama.
“Aku mencintaimu dira,,, selama ini aku selalu mencintaimu dan selalu merindukanmu. Kau tahu orang yang dulu aku ceritakan di pantai,,, orang itu adalah kamu dira.” Ucap tama yang membuat dira meneghentikan tangisannya sejenak sekaligus menatap tama, ia tidak melihat kebohongan di sana.
“Apa kakak ingin menikahiku karena kakak benar-benar mencintaiku? Bukan terpaksa karena telah merusakku?” Tanya Dira.
“Iya Dira, kakak mencintaimu sejak dulu, waktu itu kakak bingung karena orang tua kakak menjodohkan kakak dan kakak tidak bisa mengutarakannya sama kamu.” Ucap tama.
“Kakak bisa mengutarakan nya ketika hari lamaran Huda dan nindy, tapi kakak tidak melakukannya.” Ucap Dira.
“Itu karena pertama kamu langsung menolak lamaran mamaku waktu itu, walaupun mungkin bercanda, dan yang kedua karena nindy bilang bahwa kamu mencintai seseorang yaitu cinta pertama kamu. dan aku beranggapan kalau kamu menolak lamaran mamaku karena kamu mengharapkan cinta pertama mu, Maka dari itu kakak mengurungkan niatku untuk mengutarakan isi hati kakak sama kamu.” Ucap tama.
“Aku menolak lamaran mama kakak, karena aku ingat kalau kakak mencintai seseorang ketika kakak curhat di pantai waktu itu, dan yang kedua sebetulnya orang yang aku cintai sekaligus cinta pertamaku itu adalah kakak, semenjak pertemuan kita di restoran waktu itu, ketika kakak menabrakku di toilet aku merasakan debaran yang kuat dalam hatiku, setelah aku tahu kakak adalah kakak sahabat ku aku tambah berharap mendapatkan cinta kakak, walaupun aku bukan wanita yang agresif, tapi aku tetap berharap, namun semua itu sirna ketika kakak akan dijodohkan waktu itu. walau pun lega ketika kakak membatalkan perjodohan itu, tapi aku merasa bukan karena huda saja tapi kakak ingin mengutarakan perasaan kakak kepada orang yang kakak sukai” Jawab dira.
“Kita saling mencintai dalam diam,,, aku senang mendengarnya dira, aku pun mencintai kamu. Ayo kita temui papi kamu dan membicarakan masa depan kita.” Ucap tama.
“Aku tidak bisa kak, maafkan aku…?” ucap dira.
“Kenapa…?” tama kaget mendengar jawaban dira.
“Karena papi ku telah menjodohkanku dengan seseorang dan bulan depan kami akan menikah,,,,” jawab dira.
“Apa…?? Tidak,,, Aku akan menemui papi mu. Dan apa kamu yakin orang itu akan menerimamu setelah apa yang aku lakukan padamu?” Tanya tama.
“Dia bukan orang yang kolot, yang mengharuskan istrinya masih menjaga kesuciannya. Dia orang yang sangat open minded,,,” ucap dira bohong, karena dira juga tidak tahu kalau orang yang dijodohkan kepada nya itu seperti apa, meskipun dia adalah seorang asisten yang dipercayai papinya. Yang dira tahu dia orang yang begitu baik dan
selalu membantu diperusahaan papi selama dira tidak didekat papinya.
“Pokoknya ijinkan aku untuk menemui papimu, biar aku yang akan berbicara dengan papimu, tolong dira, aku tidak mau menjadi seseorang yang tidak bertanggung jawab dengan apa yang sudah aku lakukan kepadamu. Aku mohon dir.”
Mereka diam dalam keheningan,, dan akhirnya dira menyetujui nya. setelah mereka membersihkan diri nya dira dan tama pergi ke rumahnya untuk meminta ijin papi nya dira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments