Ayesha keluar dari kamarnya menuju meja makan untuk sarapan. Dia tersenyum dengan sangat manis dihadapan nenek Lia. Dia ingin menunjukkan kepada neneknya bahwa dia kuat, dan neneknya tidak perlu lagi menghawatirkannya.
Nenek Lia tau betul seperti apa cucunya. Tampak kuat dan bahagia diluar, tapi rapuh didalam. Nenek lia membalas senyuman Ayesha, dia menghargai usaha Ayesha untuk membuatnya tenang. Setidaknya cucunya masih bersamanya sekarang. Berharap dengan berjalannya waktu akan ada kebahagiaan untuk cucunya.
Selesai sarapan Ayesha pamit berangkat kekantor. Dia berjalan keluar rumah dan terus berjalan menuju pemberhentian bus. Selama perjalanan tak sedikit orang yang memperhatikannya dan berbisik-bisik tentangnya.
Ayesha tidak memperdulikan semua itu. Memang dari awal dia orang yang sangat tertutup. Dia hanya menyapa tetangga sekitarnya tapi tidak pernah benar-benar dekat dengan mereka. Dia hanya menjalankan hubungan bertetangga saja tetapi tidak begitu perduli dengan urusan pribadi tetangga-tetangganya.
Sesampainya di halte bus, Ayesha duduk menunggu bus yang berjalan kearah kantornya datang. Dia menyibukkan dirinya dengan ponselnya, tapi pikirannya tidak berada disana. Dia hanya menggeser-geser layar ponselnya tanpa tau apa yang ada dilayar ponselnya.
Tak menunggu lama bus yang ditunggunya pun datang. Ayesha menaiki bus tersebut dan duduk di bangku yang kosong. Saat bus berjalan ternyata ada seorang wanita menggendong anaknya yang masih kecil berdiri disampingnya. Wanita itu tidak kebagian tempat duduk. Ayesha bangun dari duduknya dan memepersilahkan wanita itu untuk duduk bersama anaknya.
"Terimakasih mbak..." ucap wanita itu pada Ayesha. Ayesha hanya tersenyum manis dan berdiri berpegang pada tiang didalam bus.
Selama perjalanan, Ayesha hanya diam sambil berdiri menopang badannya pada tiang yang ada didalam bus. Akhirnya bus pun sampai dipemberhentian dekat kantor. Ayesha turun dipemberhentian tersebut dan berjalan menuju kantor Adhitama group.
Sepanjang dia berjalan masuk ke kantor, banyak mata yang tertuju padanya dan banyak mulut yang membicarakannya. Ayesha tidak memperdulikan tatapan semua orang, dia tetap berjalan menuju ruangan tempat dia bekerja.
Sesampainya diruangan tempat dia biasa bekerja, Ayesha pun duduk di bangku kerjanya. Saat sedang duduk tiba-tiba datang wanita paruh baya menghampiri Ayesha.
"Dasar wanita tak tau diri! Berani-beraninya kamu menginjakkan kakimu lagi kesini!" Teriak wanita paruh baya itu. Ayesha memandang kearah suara tersebut.
"Mama..." ucap Ayesha. Ternyata wanita paruh baya tersebut adalah mamanya Raka, Nyonya besar dari Adhitama group
"Kamu sebut aku apa?! Mama?! Siapa yang sudi punya menantu seperti kamu?! Kamu hanya wanita pembawa sial! Gara-gara kamu Raka meninggal!" Ucap mamanya Raka terus menyalahkan Ayesha
'Benar... Aku hanya wanita pembawa sial. Semua yang bersamaku pasti meninggal. Ayah, ibu, adik, dan sekarang Raka juga...' batin Ayesha yang merasa apa yang dikatakan oleh mamanya Raka itu benar.
"Sudah berkali-kali aku memperingatkanmu untuk menjauhi Raka! Tapi apa yang terjadi sekarang?! Kamu menyebabkannya meninggal! Kamu pembunuh...! Harusnya kamu juga mati!" Ucap mamanya Raka lagi
'Aku pembunuh. Aku yang membunuh Raka. Semuanya karena aku... Harusnya kita tidak bersama Raka... pasti sekarang aku masih bisa terus melihatmu. Memang aku pantas mati' batin Ayesha menyalahkan dirinya sendiri.
Ayesha hanya terdiam dan tanpa sadar air mata mengalir dikedua pipinya. Semua karyawan yang ada disana hanya menjadi penonton. Tiba-tiba ada yang menghampiri mereka.
"Mama... sudahlah ma... jangan seperti ini..." ucap orang tersebut yang ternyata adalah Dion kakak Raka.
"Kenapa kamu menghentikan mama? Apa yang dikatakan mama itu semua benar. Dia yang menyebabkan Raka meninggal" ucap Erika istri Dion
"Cukup Erika...!" bentak Dion membuat Erika seketika terdiam
"Sudahlah ma... malu dilihat para karyawan" ucap Dion lagi menenangkan mamanya.
"Aku tidak mau melihat dia lagi disini! Kita tidak memiliki hubungan apa-apa lagi! Beruntung aku tidak melaporkannya ke kantor polisi!" ucap mamanya Raka
"Pergi kamu dari sini!" perintah mamanya Raka pada Ayesha
Ayesha yang merasa sangat terpukul dan bersalah atas kematian Raka pun berlari pergi keluar dari gedung kantor Adhitama group. Dengan wajah penuh air mata yang tak henti mengalir dia terus berlari, tak menghiraukan orang di sekitarnya. Semua kata-kata dari mamanya Raka terus berputar dipikiran Ayesha.
"Aku wanita pembawa sial... Aku pembunuh... Aku pantas mati..." gumam Ayesha berulang-ulang sambil terus berlari tanpa arah tujuan.
Ayesha masih terus berlari. Tanpa dia sadari, dia berlari dipersimpangan jalan hingga sebuah mobil hampir menabraknya. Kaki Ayesha seketika terasa lemas dan dia jatuh terduduk didepan mobil yang hampir menabraknya.
"Hei...! Kamu punya mata gak?! Lihat-lihat kalau mau menyebrang!" Teriak pengemudi mobil itu pada Ayesha
"Kenapa kamu tidak menabrakku sampai mati saja! hiks... hiks..." Ucap Ayesha yang sudah sangat putus asa.
"Dasar wanita gila...!" umpat pengemudi mobil tersebut
"Maaf tuan... teman saya tidak hati-hati menyebrang..." ucap seseorang membantu menenangkan pengemudi mobil tersebut
"Lain kali jaga temanmu baik-baik... untung aku masih bisa mengendalikan mobilku..." ucap pengemudi mobil tersebut
"Sekali lagi saya mewakili teman saya untuk minta maaf..." ucap orang itu sambil menyelipkan sebuah cek.
"Ya sudah... kali ini aku maafkan..." ucap pengemudi mobil tersebut dan berlalu sambil melihat nominal didalam cek tersebut.
Orang itu melangkah menghampiri Ayesha yang masih duduk terpuruk sambil menangis. Dia membantu Ayesha untuk berdiri dan memapahnya. Ayesha melihat sosok orang yang menolongnya.
"Tuan Dev..." ucap Ayesha melihat sosok orang yang membantunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Maaaaaak"utun"..nie🍉
semangat kk
2021-05-27
0