Yrene mencuci tangannya di toilet cafe dan melepas jas dokter nya.
Ia sedikit terkejut dan terbesit perasaan malu saat akhirnya dia sadar bahwa sedari tadi dia masih mengenakan jas putihnya. Maklum saja, sebenarnya ia sangat terburu-buru dan sudah sangat telat dari jam janjian mulai acara. Untung saja ada Maya yang lebih telat, jadi Yrene tidak perlu jadi sasaran keluhan acara yang telat.
Yrene menghela nafasnya saat berjalan menuju parkiran mobil sambil melipat jas ditangannya.
Spesial hari ini, bahunya terasa sangat ringan saat melepas jas putihnya.
Yrene resmi mengundurkan diri dari klinik hewan tempat ia bekerja. Dan bersiap untuk komitmen dikehidupan barunya menjadi seorang istri.
Ia bergumam seraya bersandar di dinding toilet. Hm, seorang istri ya?
Ia ingat dulu jaman masa kecil saat tergila-gila dengan permainan boneka Barbie and Ken. Sejak kecil Yrene sangat berharap suatu saat dia bertemu lelaki seperti Ken dalam cerita Barbie. Tapi lambat laun ia memasuki usia sekolah, sosok Ken dalam pikirannya hilang bagai menguap entah kemana. Sosok anak lelaki justru membuatnya takut. Anak lelaki terkesan kasar, suka mengejek, berantem, memukul dan menganiaya anak perempuan.
Yrene kecil menjadi pribadi yang pemalu dan sangat canggung berhadapan dengan anak lelaki. Terutama juga karena ia hanya memiliki saudara kandung perempuan yakni adik kecilnya. Sosok laki-laki di rumah hanya Ayahnya, Dokter Handoko. Karena sang Ayah begitu sibuk dan jarang bermain dengan Yrene dan adiknya, Yrene kurang mengenal sikap dan tingkah laku yang baik dari seorang lelaki.
Sampailah suatu saat ia bertemu dengan anak lelaki saat MOS SMP. Pertemuan itu diawali Yrene yang menangis di tengah lapangan upacara sebab ia ditembak oleh salah seorang kakak panitia. Yrene begitu takut untuk menolak tapi tidak mau menerima rasa suka sang kakak kelas. Sebab penolakannya, ia di cibir sok cantik, jual mahal, adik kelas sombong dan lainnya. Tidak ada satupun, atau mungkin tidak ada yang berani membelanya. Benar-benar menjadi tontonan satu sekolah.
Sampai tangan seorang anak laki-laki menggandengnya dan membawanya ke UKS. Memanggil petugas kesehatan sekolah dan meminta air putih untuk membantu Yrene menjadi tenang. Menanyai guru akan nomor telepon orang tua Yrene dan mengadukan agar Yrene yang sedang sedih dibawa pulang saja. Juga menghadapi orang tua Yrene dan melaporkan bullying yang Yrene terima. Dan terakhir, ikut menjadi korban bully kakak kelas sebab terkesan merebut Yrene dari sang panitia MOS.
Lelaki itu adalah lelaki yang sama setiap kali melindungi Yrene, lelaki yang selalu ada dan menolong Yrene kapanpun. Lelaki yang tak pernah sekalipun memberi pandangan tidak sopan. Lelaki yang sejak awal sangat menghormatinya sebagai perempuan. Yrene bahagia punya teman, sahabat seperti dia. Sampai suatu saat, setelah bertahun-tahun berteman, anak lelaki itu menyatakan cinta di akhir masa SMA.
Lamunan Yrene terhenti saat tiba-tiba ponselnya bergetar. Ada sebuah panggilan masuk yang tidak terjawab. Lalu sebuah pesan chat masuk dan berisikan bahwa ia sudah di tunggu di parkiran.
Yrene sedikit merapikan poninya dan tersenyum sendiri pada pantulan bayangannya di cermin. Ia lalu bergegas berjalan keluar cafe.
Di parkiran, Ikhsan-kekasihnya sedang menunggu.
"Hi Yang!" Sapa Yrene saat pintu mobil terbuka.
Ikhsan tersenyum dan mematikan music player mobil.
"Ada bawa bungkusan makanan gak? Laper nih, aku belum makan."
"Loh, udah jam segini loh?!" Yrene kaget tapi tak sepenuhnya.
Ikhsan adalah salah satu orang yang suka telat, bukan hanya telat makan tapi saat inipun Ikhsan sebenarnya sudah ngaret setengah jam dari janjinya menjemput Yrene dari acara hari ini.
"Yaudah kita mampir drive-thru aja sekalian jalan pulang, nanti gantian aku nyetir kamunya makan dimobil."
"Yah, gak bisa berhenti dulu makan gitu temenin aku?"
"Yah, yang. Aku ada janji ketemu sama vendor WO dirumah buat final touch semuanya. Atau mau makan di rumahku aja?"
"Gak deh, makasih. Ntar diomelin papa kamu lagi kalau ketahuan makan junk food."
Yrene tersenyum. "Ya kalau makan di rumah, aku yang masakin sayang."
Ikhsan tak merespon, ia membelokkan mobil dan masuk ke jalan raya.
"Hehe, gak ah. Lagi pengen junk food," tukasnya tertawa jahil.
Yrene tersenyum kecut, tapi ia langsung sibuk membuka group chat "My bitches".
Setelah selesai makan siang, dibubarkan pula group "Lunch invitation bithes!" itu atas protes Maya mengenai group chat yang beranak-pinak.
Mau tidak mau, Nina yang jadi admin akhirnya manut saja. Sekarang, hasil foto acara tadi sudah bermunculan di group chat induk.
Yrene ingin berkomentar di group tapi terhenti saat chat si vendor muncul.
"Mbak dokter. Hihi maaf, kita bisa ketemuan aja gak di cafe Delauja. Aku habis ketemu klien disini.
Terus habis janjian dari Mbak Yrene, malah ada janji lagi di cafe ini.
Kalau mbak gak keberatan sih. Soalnya dari pada saling telat."
Yrene menoleh ke Ikhsan yang sedang sibuk ngobrol dengan speaker drive-thru.
Saat Ikhsan selesai mengorder, Yrene baru saja mau membuka pertanyaan apakah Ikhsan mau mengantar sekaligus mau menemani bertemu vendor.
Tapi Ikhsan menerima telfon.
"Oke, gapapa bro. Sampai ketemu bro!"
"Siapa?"
"Bonang, kawan yang bakal ngisi akustikan."
Akustik untuk acara wedding kan? batin Yrene. "Untuk wedding kita?"
"Hah? bukan. Buat acara kantor," tukas Ikhsan singkat. Ia sibuk mengambil orderan dari jendela drive thru.
"Ya iyalah, neng!" Sambungnya terkekeh lalu membayar dan berterimakasih ke operator drive-thru.
"Abis nganter kamu, aku mau ke dia ngurus lagu-lagu apa aja gitu yang kita request,"
Ikhsan memarkir mobil dihalaman resto junk food, ia membuka seatbelt dan kunci pintu mobil.
"Ayo yang, tukeran tempat duduk. Laper. Kamu nyetir kan?"
Yrene mengangguk bersiap beranjak tukar tempat duduk.
"Aku gajadi ke rumah, vendornya pindah haluan mau ketemua di Delauja." Ucap Yrene seraya memasang seat belt.
"Lah," komentar Ikhsan singkat sambil melahap burgernya.
Yrene memacu mobilnya menuju cafe Delauja, tidak jauh dari cafe sebelumnya.
Yrene sebenarnya ingin berkomentar lebih banyak agar Ikhsan terlibat tapi ia mengurungkan niatnya.
Ia dan Ikhsan sudah sepakat untuk punya tanggungjawab masing-masing dalam mengurus pernikahan.
Selama masih bisa ditangani, maka tidak perlu merepotkan.
Keduanya sepakat satu selera, apapun yang kamu pilih asal kamu senang aku senang saja.
Keduanya percaya, pernikahan ini penting bagi mereka.
Dan untuk itu, tidak mungkin pilihan yang ditentukan ditujukan untuk menyakiti salah satu pihak.
Mereka, sudah bersama selama 13 tahun.
Sahabat sejak SMP dan berpacaran sejak tamat SMA. Selalu bersama dan tidak pernah berjauhan dalam kurun waktu yang lama.
Kurang apa mereka saling kenal.
Kini, pernikahan yang sudah lama mereka inginkan didepan mata.
Tidak pernah mudah untuk akhirnya sampai dikesempatan ini. Kesempatan seumur hidup.
Di pernikahan mereka nanti, keduanya mempersiapkan tiap bagian yang menjadi tanggungjawab mereka sebaik mungkin.
Tak lupa menyelipkan kejutan, cinta dan rahasia disetiap sentuhannya.
Yrene tersenyum mengingat detail-detail di tiap dekorasi yang ia pilih.
Ada makna dan pesan rahasia yang ia harap Ikhsan dan hanya Ikhsan yang paham.
Begitu pula Ikhsan.
Atau pasti begitukan, sayang? batin Yrene.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Mrs.Kristinasena
Trus calonnya Yenre itu yg disukai Maya.. Gtu kah? Masih mencoba nyambungin.. Eehh
2022-04-19
0
🏕𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄𝖍𝖘❄
keren sih.....
gaya bahasa, penulisan gak ngebosenin 👍
2022-04-19
0
🍭aiNa_SAN🦭
masiiih menyimak
2022-03-05
0