Risma Samaya.
Jika kebanyakan gadis itu bangunnya pagi hari, nah aku justru bangun siang sekitar jam 12. Ini berlaku jika shift kerjaku masuk siang atau sore. Saat aku membuka mata hal pertama yang aku lakukan bukannya langsung mandi atau membersihkan tempat tidur melainkan menyalakan smartphone.
Teng…tong
Baru saja smartphone-ku menyala sudah berbunyi. Kulirik layarnya ternyata ada 1 pesan whatsapp dari Mas Bima.
Hah? Tumben banget mas Bima kirim pesan whatsapp? Biasanya kalau dia kangen sama aku, dia langsung dataang ke rumah. Jangan-jangan dia sakit? Karena rasa penasaran yang menggebu-gebu, aku sentuh icon whatsapp di layar smartphone untuk membaca pesan dari mas Bima.
*Bad news girl, ur prince charming mau nikah bulan depan*.
Mata yang tadinya setengah terpejam langsung melek ketika membaca pesan whatsapp dari Mas Bima. Aku mengerjap-ngerjap mata, berharap salah lihat namun penglihatanku tetap sama.
Prince Charming yang dimaksud mas Bima pasti Bastian Yoel Permana, orang yang paling aku cintai selama delapan tahun ini.
Aku setengah tak percaya dengan apa yang dikatakan mas Bima di pesan whatsapp-nya itu. Pasalnya kalau dia sudah punya calon istri dan hamper menikah kenapa kemarin saat kencan denganku ke pantai Parangtritis dia tak bilang sama aku? Jari-jariku mengetik balasan untuk Mas Bima.
Hah? Serius lo? Jangan bohong deh!
Langsung ada tanda centang dua berwarna biru, artinya pesan whatsapp yang kukirim telah dibaca oleh mas Bima. Sesaat kemudian muncul lagi balasan dari dia.
Dua rius malah. Ngapain gue bohong sama lo? Kayaknya prince charming lo itu nikah karena dijodohin orang tuanya.
Aku tak membalas pesan whatsapp dari mas Bima. Tanpa terasa air mataku mengalir deras di pipi. Hatiku perih banget mendengar kabar bahwa orang yang paling kucintai dalam hidup akan menikah dengan cewek lain.
Ya, Tuhan baru saja aku merasa bahagia lagi karena dipertemukan lagi dengan Bastian setelah enam tahun terpisah, kenapa sekarang dia menikah dengan cewek lain? Apakah aku tak pantas bahagia dan mendapatkan cinta sesuai keinginanku?
“Udah lo tanyain langsung sama orangnya belum? Lo sebagai kekasihnya Bastian, harus percaya sepenuhnya pada Bastian bukan sama orang lain.”
Kata-kata Felis yang diucapkannya tujuh tahun silam kembali terngiang di telingaku. Kata-kata itu pencerahan untuk hatiku. Ya, benar dengan apa yang dikatakan Felis. Aku sebagai kekasihnya Bastian, harus percaya sepenuhnya pada Bastian bukan sama orang lain. Walaupun mas Bima itu kakak sepupuku, tapi tetap saja dia orang lain bagi hubunganku dengan Bastian.
Dengan cepat tangan kananku menyambar smartphone yang tergeletak di samping bantal. Aku ingin menghubungi Bastian, ingin menanyakan langsung pernikahannya itu benar atau tidak.
Baru saja aku menekan nomor Bastian, smartphoneku sudah berbunyi. Di atas layar smartphone ada logo amplop yang menandakan ada sms masuk. Langsung kusentuh logo amplop untuk membaca pesan tersebut.
From : Bastian Yoel Permana
*Haalo, Risma. Kamu pasti sudah dapet undangan pernikahan dari aku kan? Aku tahu undangan itu pasti menyakiti hatimu. Tapi itulah kenyataan yang harus kamu terima. Maafkan aku karena kemarin aku nggak bilang apa-apa sama kamu tentang pernikahan ini*.
*Sebenarnya aku dijodohkan oleh orang tuaku, aku kembali lagi ke Indonesia karena ingin memberikan kenangan terindah dulu ke kamu sebelum aku pergi untuk selamanya*.
*Sekali lagi maafkan aku. Tapi satu hal yang harus kamu tahu, Saat hatimu terluka, percayalah akan ada malaikat yang siap mengobati luka hatimu*.
**Salam sayang**
**Bastian Yoel Permana**
Terjawab sudah arti kediaman Bastian kemarin di pernikahan Keyzia. Benar dugaanku diamnya itu menyimpan sejuta misteri, seolah-olah ada yang disembunyikannya dari aku. Ternyata yang disembunyikannya itu adalah tentang perjodohannya dengan cewek lain. Lagi-lagi air mataku mengalir deras di pipiku.
Untuk mengusir kegalauanku saat ini, aku mencoba online facebook aja. Kusentuh icon facebook di layar smartphone. Untung jaringannya lagi bagus sehingga dalam waktu beberapa detik sudah beranda facebook. Tanpa sengaja aku membaca status Darwis Tere Liye, penulis novel Moga Bunda disayang Allah.
Hakikat cinta adalah rela melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati kau tidak peduli aral melintang ia akan kembli sendiri padamu.
Sanggupkah aku rela melepaskannya? Rela satu kata sederhana begitu mudah diucapkan lisan namun begitu sulit dilakukan oleh hati. Ya, lisanku bisa mengatakan rela melepaskannya tapi di lubuk hatiku terdalam tetap tak rela bahkan aku mendoakan biar pernikahan Bastian batal.
***
Kuhembuskan napas dalam hidup
Indah kesunyian dalam mimpi
Diamku seribu bahasa
Diamku menyimpan perih
Mulutku bisa berkata, aku bisa hidup tanpamu
Tapi dalam hati aku teriak
Teriak tiada henti
Aku menangis dalam kepedihan
Kesunyian yang selalu menemaniku
Aku lelah hidup dalam kesunyian
Inginku melepaskannya
Namun aku tak sanggup
Kini aku hanya bisa pasrah menerima semua ini
Kuyakin hari esok kan ada cahaya yang menerangi hidupku
Kata demi kata telah kurangkai menjadi sebuah puisi. Nggak tahu kenapa sejak ditinggal sama Bastian, aku jadi suka banget menulis puisi di laptop kesayangan. Abis mau gimana lagi bawaan hati yang lagi galau ingin menangis terus. Hidupku hampa tanpa Bastian. Selama ini dia lah semangat hidupku. Padahal sudah 3 hari pasca putusannya tapi tetap saja semangatku belum muncul
Untung bos besar tempatku bekerja baik hati dan pengertian sama karyawannya jadi aku diijinkan cuti. Percuma juga kerja kalau pikiran nggak konsen. Pikiranku hanya tertuju di Bastian. Ah, kenapa sih harus Bastian orang yang aku cintai? Baru aja saja aku merasa bahagia dengannya eh sudah harus terpisah lagi.
Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia
Hapuslah memoriku tentangnya.
Hilangkanlah ingatanku jika tentang dia
Kuingin lupakannya.
Aku teringat lirik lagu Geisha berjudul Lumpuhkanlah Ingatanku. Liriknya dalam dan sesuai dengan apa yang aku rasakan. Andai Tuhan bisa mengabulkan permintaan dengan cepat maka aku akan minta 2 permohonan. Permohonan pertama aku ingin agar Tuhan menghapus semua tentang Bastian dari otakku dan yang kedua aku ingin cinta di hati dipindahkan ke orang yang mencintaiku.
“Hay, Risma. Gue dating nih. Lo pasti kangen sama gue kan? Sorry, gue baru bisa dating soalnya gue banyak kerjaan dari bos.” Terdengar suara cempreng seorang cewek. Dari suaranya aku tahu banget pemiliknya adalah Si Felis.
“Ris, gue dating kok lo nggak nyambut sih? Bete tau! Rasanya itu seperti sahabat yang tak dianggap.”
“Abis siapa suruh datang ke sini? Datang di saat yang nggak tepat pula. Aku kan lagi pengen sendiri,” gerutu dalam hati. Kalimat itu urung kuucapkan. Takut Felis marah. Biar bagaimanapun Felis sahabatku. Dia yang selama ini selalu ada buat aku di saat suka maupun duka.
“Sorry, Fel. Gue lagi sibuk mengetik puisi di laptop,” jawabku seadanya. Itupun aku paksakan ngomongnya.
“Sejak kapan lo suka nulis puisi? Sini biar gue lihat puisinya!” Felis merebut laptop kesayanganku. Ya, sudah aku biarkan aja dia membaca puisi yang kuketik di laptop. Aku tak mau rebut balik. Kalau rebutan, bisa-bisa laptopku pecah.
Mata Felis melotot ketika dia melihat layar laptopku. “Segitunya ngeliatin puisi gue? Puisi gue keren kan?” tanyaku.
“Bukan itu, dodol. Gue itu melotot karena bingung aja hari gini masih menulis puisi galau? Capek deh!” ujar Felis. Ia menepuk jidatnya sendiri. “Kalau lo bikin puisi galau kayak gini yang ada lo makin mewek. Mending lo sekarang lo ikut gue!”
Aku mengernyitkan dahi. “Ke mana?”
“Ada deh. Pokoknya gue bakal bawa lo ke suatu tempat yang bisa bikin hati lo nggak galau lagi.”
“Ogah ah. Gue lagi nggak mood jalan-jalan.”
“Ayolah please…” Felis mengeluarkan jurus andalannya, memasang muka memelas. Melihat wajahnya yang melas seperti pengemis aku jadi tak tega menolak ajakannya.
“Ya udah deh gue mau ikut sama lo. Tapi gue ganti baju dulu ya?”
Wajah Felis berubah jadi ceria lagi. “Oke, gue tunggu lo di luar ya? Mas Bima juga dah nunggu lo di luar.”
“Kita pergi sama Mas Bima juga?”
“Ya iyalah, kalau nggak ada dia nggak seru.”
Felis keluar dari kamarku. Aku pun siap-siap ganti baju. Mungkin benar dengan pergi bersama Felis dan mas Bima kegalauanku bisa berangsur hilang. Ya, semoga saja seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments