Genk Sosialita
Aku dan Mas Bima saling berpandangan di tepi ranjang. Ini adalah malam pertamaku, harusnya jadi malam yang indah bagi pengantin baru sepertiku. Namun, nyatanya suasana sangat canggung. Bagaimana nggak canggung, dari bayi aku mengenal pria di sampingku ini sebagai kakak sepupu. Nyatanya takdir justru menyatukan kami sebagai suami istri.
Takdir memang selucu itu.
"Kok diem aja sih? Ngomong apa kek gitu. Pillow talk kayak artis-artis gitu." Mas Bima membuka obrolan.
"Gue bingung mau obrolin apa. Masih nggak percaya aja sekarang kita suami istri."
"Iya ya. Takdir selucu itu. Aku sendiri aja nggak nyangka bisa jatuh cinta sama kamu. Eh, kamu kenapa mau nerima lamaranku?"
Aku berpikir keras. "Apa ya? Mungkin rasa nyaman kali ya. Dari bayi kita sudah bersama. Mas Bima baiknya masyaallah. Belum tentu aku bisa nemuin pria sebaik Mas Bima di cowok lain. Kata Ustaz, nggak boleh ada alasan menolak lelaki saleh dan baik akhlaknya."
Mas Bima tersipu malu. "Masa sih aku kayak gitu?"
"Mas Bima sendiri kenapa malah melamarku?"
"Nggak tau. Khilaf. Mungkin cewek lain nggak ada yang selangka kamu."
Aku memanyunkan bibir seraya melempar bantal ke arahnya. "Ih, dasar nyebelin."
Mas Bima dengan sigap menangkap bantal dariku. "Eits, nggak kena. Weee. Udah ah. Yuk, kita sunah Rasul."
Pipiku memerah. "Kita ngapain?" tanyaku polos.
Mas Bima mendekatkan wajahnya hendak mencium bibirku. Tiba-tiba ...
Kringggg!
Nada dering telepon di Whatsapp bergema.
"Aduh, siapa sih yang nelepon? Ganggu malam pertama aja," gerutuku.
"Makanya kalau malam tuh HP dimatikan aja. Tapi coba angkat dulu, siapa tau penting," usul Mas Bima.
Dengan agak malas aku coba meraih ponselku. Ternyata dari Keyzia. Salah satu sahabatku di Genk Sosialita. Genk ini terbentuk sejak kuliah semester akhir. Personelnya ada: Felisia, Keyzia, Nindya Maharani, dan aku sendiri. Keyzia dan Nindy itu teman sekolahnya Felisia, aku dikenalkan olehnya. Ternyata asyik juga sahabatan sama mereka.
Jadi dinamakan Genk Sosialita, karena dulu kami berharap suatu hari kami akan jadi wanita-wanita sosialita. Alhamdulillah, sekarang sudah terwujud.
Keyzia, jadi sutradara ternama. Gayanya beuh heboh dan selalu mengenakan produk branded. Syahrini lewat.
Nindya, berkarier di luar negeri. Jadi pembicara seminar-seminar motivator.
Felisia, sekarang penulis novel. Otw terbit novelnya. Dia juga meneruskan bisnis kafe kopi milik bokapnya sekalian partneran dengan Mas Bima. Aku mengenalnya sudah sejak kecil. Sayang, nggak pernah satu sekolah. Dia di sekolah Kristen, sedangkan aku di sekolah Islam. Kami dekat lagi sejak Felis berpartner sama Mas Bima.
"Kenapa Key nelepon malam-malam? Lu nggak ngelonin laki gitu?" candaku.
Kezia juga baru aja nikah. Sekitar seminggu lalu.
"Ris, lu dah tau belum kalau Felis meninggal dunia?"
"Hah? Masa sih? Tadi di nikahan gue Felis bahagia dan nampak nggak ada masalah kok. Tau darimana lu? Gue sahabat terdekatnya kok nggak tau?"
"Tadi dia live IG. Terus dia bunuh diri online."
"Serius lu? Gue matiin dulu ya. Gue mau liat IG."
Sambungan telepon dengan Keyzia sengaja aku putus. Aku beralih buka IG. Ternyata sudah heboh di akun berita-berita. Tagline 'Gempar! Perempuan Inisial FC Bunuh Diri Online, Penyebabnya karena Patah Hati!'
Nggak lupa akun tersebut foto atau video Felis yang bunuh diri. Namun, diblur.
Aku menutup mulut tak percaya apa yang aku lihat. Aku menggeleng serta menyakinkan diri bahwa foto terpampang di akun berita ini, pasti bukan Felis sahabatku. Setahuku Felis nggak pernah patah jatuh cinta dengan siapa pun.
Aku beralih ke Whatsapp ternyata banyak chat. Mereka semua mengabari berita duka tentang Felis. Chat teratas dari Nadila. Dia mengirim record siaran langsung Felis yang bunuh diri.
Nindy juga mengirimkan chat.
Ris, lu kan sahabat yang paling deket sama Felis, Felis kok bisa bunuh diri? Dia ada masalah apa?
Nindya, juga mengirimkan link berita tentang Felis.
Ini serius Felis sahabat kita, kan?
Air mataku keluar deras dengan sendirinya. Hatiku sungguh terpukul. Mereka lebih dulu tahu dibanding aku sahabat terdekatnya Felis.
Mas Bima bingung. Dia langsung memelukku erat. "Loh, kamu kenapa? Kok tiba-tiba nangis?"
"OMG, bener kata Keyzia. Mas, kita harus ke rumah Felis sekarang."
Mas Bima menaikkan satu alisnya. "Emang kenapa sih? Panik banget."
"Felis meninggal dunia."
"Innalillahiwainnailaihi rojiun. Why?"
"Aku juga nggak tau penyebab pastinya. Makanya ayo ke rumah Felis sekarang!"
"Oke, aku ganti baju dulu."
Tok … Tok … Tok
Aku juga mau ganti baju. Baru saja aku memakai blezeer dan setelan serba hitam, terdengar ketukan pintu.
"Bentar."
Aku membuka pintu kamar. Ternyata Mama.
"Sayang, kamu sudah tau tentang Felis?"
"Sudah, Ma. Ini aku mau siap-siap ke rumah Felis."
"Ya udah kita bareng aja."
***
Sesampai di rumah Felis, ternyata Felis sudah dimakamkan di sebelah rumahnya. Aku langsung ke sana. Sudah ada Genk Sosialita berdiri dekat makam Felis.
Felisia Cyntami
Binti
Atmawijaya
Lahir : 17 Agustus 1993
Wafat : 1 Januari 2022
Aku menangis sejati-jadinya usai memandangi batu nisan di depanku ini. Bertahun-tahun sahabatan, endingnya malah melihat kuburannya.
"Fel, lu kok ninggalin gue secepat ini? Lu ada masalah apa sih? Kok nggak pernah cerita sama gue? Hiks .. Hiks… Hiks," ujarku tersedu.
Keyzia menyentuh pundakku. "Sabar ya, Ris. Mungkin emang sudah takdirnya."
"Iya, takdir emang susah ditebak," sahut Nindya.
"Andai gue tau Felis mau pergi, gue nggak bakal nolak kemarin diajakin ke mal sama dia." Keyzia menimpali.
"Di antara kalian ada yang pernah dicurhatin Felis nggak?"
Semua personel Genk Sosialita, menggeleng cepat. "Gue pikir lo yang selama ini jadi tempat curhat Felis. Secara lo yang lebih lama sahabatan sama Felis, sejak SD," sahut Nindya.
Aku emang sahabatan dari SD, tapi dari SD-SMA nggak pernah satu sekolah. Felis disekolahkan orang tuanya di sekolah Kristen. Sedangkan aku, sekolah Islam.
"Gue malah baru tau setelah dikabari Keyzia. Sama sekali nggak liat live IG-nya. Kan kalian tau gue abis nikahan."
Tiba-tiba di antara kami muncul tiga orang pria berjaket kulit.
"Permisi, selamat siang. Kami dari Detektif Tiga Serangkai yang menangani kasus Saudari Felis. Kalian siapanya Saudari Felis?"
"Iya, Pak. Kami sahabat Felis. Ada apa ya? Penyebab Felis bunuh diri apa?"
"Kami sendiri belum tau penyebab pasti Saudari Felis bunuh diri. Maka dari itu, kami ingin berbicara empat mata dengan kalian satu per satu. Bisa?"
Detik ini juga firasatku langsung nggak enak.
***
Detektif Tiga Serangkai memutuskan introgasi aku duluan. Karena aku yang paling dekat dengan Felis.
"Saudari Risma, boleh diceritakan perjalanan kisah Anda sampai proses pertemanan dengan Saudari Felis?"
Aku mengernyit heran. "Emang penting banget ya gue mesti cerita perjalanan hidup ke kalian?"
Aku berani memaka katai 'gue' ke detektif depanku ini karena aku pikir kami seumuran.
"Tentu. Sekecil apa pun keterangan Anda, membantu penyelidikan."
Aku menghela napas berat. "Oke, gue cerita. Tapi, dari pas nikahan Keyzia aja ya. Soalnya kalau dari SMA introgasi nggak kelar-kelar."
"Terserah dari mana aja."
"Jadi gini ceritanya …"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments