...快樂閱讀~~...
...Happy Reading's~~...
...Selamat Membaca~~...
...........
..........
.........
“Saya melarikan diri dari sekolah Qi Jing," ujar Wu Hui, menundukkan kepala.
“lantas apa yang sedang terjadi?” tanya Wei Heng dengan mendongakkan kepalanya.
“Sekolah terbakar setelah kepergian Kalian berdua, Mu Shifu mengutus Saya untuk mencari Kalian bertiga, takutnya Iblis gagak akan membahayakan kalian”.
“Ha? Sekolah terbakar? Bagaimana bisa terjadi?” ujar Jie Ru dengan raut muka terkejut yang masih duduk memapah Chen Fei.
“iya, ini semua ulah iblis gagak yang mengancam dengan membakar sekolah dan menyiasati para guru untuk takluk padanya”.
"Jadi bagaimana keadaan sekolah saat ini, Mu shifu bagaimana dengan dia?” ujar Wei Heng.
“Sekarang Kau aman disini, Kau bisa menceritakan semuanya, bagaimana sekolah sampai bisa terbakar dan bagaimana bisa kau sampai disini?” papar Jie Ru dengan raut wajah yang lebih mendalam.
*Flashback On
Di hari kepergian ketiga murid itu, tak ada yang seorang pun yang mengetahui perihal apa yang sedang terjadi, hingga di petang hari keadaan sekolah tiba-tiba memburuk, semua murid mendadak mengidap suatu penyakit aneh yang tiba-tiba muncul wabah dengan ruam merah yang menyebar.
Semakin besar, semakin panas, begitu cepat menyebar hingga menjalar keseluruh tubuh murid yang masih ada di sekolah, seperti bau bangkai pada mayat. Hingga kemarin malam murid Qi jing semakin ngeluh dengan wabah penyakitnya.
Begitu di malam hari, keramaian semakin menduga-duga, begitu banyak burung gagak yang menghinggap di penempatan sekolah dengan memberi pertanda pada shifu, hingga seorang wanita yang sangat cantik dengan garis muka yang sangat tegas, memasuki aula dengan membawa gagak yang bertengger di jemarinya.
Tak lain wanita itu adalah Iblis gagak yang sudah berumur seabad, yang datang bertamu dengan membawa ribuan gagak.
Iblis gagak mengancam para shifu untuk menyerahkan Tao tie kepadanya, Mu shifu dengan ketidak bersedianya hingga menyerang iblis gagak yang sulit ditaklukan.
Pertarungan terjadi pada malam itu, perperangan yang terjadi antara manusia dan iblis gagak dari malam hingga esok paginya yang meninggalkan mayat dari para murid yang masih berada di sekolah.
Shifu yang sudah lemah, terbaring dengan luka yang bentuknya sudah tak menentu. Saat itu Wu Hui yang bersembunyi di ruang bawah tanah tanpa ikut campur tangan dalam perperangan yang terjadi.
Pad saat itu, iblis gagak masuk kedalam ruang bawah tanah dan membawa Tao tie ikut bersamanya dan disaat itu juga, Wu Hui melihat penampakan iblis gagak menyerap semua energi Tao tie yang masih bersisa hingga Tao tie menghilang diserap dalam tubuh iblis gagak.
Mu shifu yang sudah tergeletak tinggal menyusul ajalnya, memberi perintah kepada Wu Hui yang tak mengalami cedera sedikitpun dengan memberi petunjuk untuk menemukan Wei Heng, dan menyuruh Wu Hui berjalan kearah desa Ru untuk menemukan ketiga sosok yang sedang mencari makhluk Si Xiong.
*Flashback Off
“Maksudmu, Mu shifu…” kata terpotong yang tak sanggup keluar dari mulut Wei Heng.
“Iya, Dia sudah tewas bersama dengan yang lainnya," ujar Wu Hui menganggukkan kepala.
Tatapan sedih dari kedua sosok yang masih terduduk lemah atas pertarungan dengan Qiong qi, sedangkan wanita yang masih terbaring tak sadarkan diri itu mulai beraksi, lengan tangannya yang menggempur hawa jahat itu mendadak kaku. Chen Fei yang membelalakkan matanya tetapi masih tidak menyadarkan diri, hawa jahat yang masih merasuki dirinya dengan mata iblis yang meninggalkan jejak dipikirannya.
Chen Fei tiba-tiba berdiri dan menyerang mereka bertiga yang masih ada di goa, bukan sifat asli Chen Fei yang mendadak ganas mengeluarkan asap hitam yang keluar dari tangannya.
Sangat lincah lompatan demi lompatan ke batu untuk menyerang ketiga pemuda itu, seolah-olah kemampuan energi qi nya meningkat pesat hingga ketiga manusia itu tak mampu untuk menandinginya.
Wu Hui yang mengeluarkan cambuk apinya, mengikat dan mengunci tubuh Chen Fei dalam kurungannya, hingga Chen Fei kembali jatuh tak sadarkan diri.
“Bagaimana ini? Apa yang harus Kita lakukan jika ia terbangun kembali?” ujar Jie Ru yang masih panik dengan serangan dadakan Chen Fei.
“Saya akan mengunci jiwanya hingga ia tetap tak sadarkan diri, sampai kita mendapatkan penangkal untuk mengobatinya," tutur Wei Heng yang mengunci jiwa Chen Fei dalam tubuhnya.
“Wei Di, kenapa Kau tidak memakai batu giok mu untuk mempersatukan kembali jiwa dan raganya," ujar Jie Ru yang hanya dibalas dengan gelengan kepala Wei Heng.
“Tidak, jiwa Chen Fei tidak menghilang hanya saja, ada hawa iblis yang menjadi benalu topangan dalam raga Chen Fei, jika saya memakai batu giok untuk menyatukannya, maka hawa iblis juga akan ikut terserap menyatukan dengan jiwa aslinya”.
“Hawa iblis Qiong qi harus dikeluarkan dari tubuhnya Chen Fei, hanya itu cara terbaik, untuk sementara ini jiwa dan raga Chen Fei saya segel menjadi satu. hingga, ia tak akan pernah sadarkan diri sampai penangkal itu ditemukan," ujar Wei Heng dengan teliti.
“Lantas obat penangkal apa yang harus kita temukan?" sambung Wu Hui yang paham dengan maksud Wei Heng.
Wei Heng hanya bisa menggelengkan kepalanya, tanda ia masih belum menemukan penangkal yang tepat untuk menyembuhkan Chen Fei.
"Tak jauh dari hutan ini sudah memasuki kota Pai tian, jalan keluar goa ada disebelah barat, sebaiknya Kita membawanya kesana dan menanyakan kepada penduduk sekitar," ujar Wu Hui yang diiyakan oleh mereka berdua.
Pai tian\= mengalahkan langit, penduduk kota tak percaya dengan adanya kebesaran langit yang menyertai kehidupan kota ini, hingga nama kota ini disebut Pai tian yang artinya dapat mengalahkan langit.
Dengan kekuatan yang masih bersisa Jie Ru memangku Chen Fei ke bahunya menuruni hutan belantara.
Sampailah ketiga pemuda itu dengan seorang wanita anggun yang masih dibopong oleh Jie Ru, hingga tatapan sinis dari penduduk kota Pai tian yang mengintimidasi sepanjang jalan untuk menemukan penginapan, hingga sampailah ke penginapan Bianhua.
“Da shu, Satu kamar besar," ujar Wu Hui menunjukkan jarinya telunjuknya.
Tatapan pemilik penginapan yang tidak bersahabat, seolah-olah begitu banyak pemikiran jahat yang ada di benaknya, ditambah dengan tangan Chen Fei yang dibungkus dengan kain bekas koyakan baju seakan telah terjadi sesuatu yang tidak pantas
“Maaf, disini tak ada kamar yang tersisa," ujar cuek pemilik itu sembari mengibas-ngibaskan tangannya layaknya mengusir nyamuk.
“Da Shu, Kami bukan orang jahat, Kami dari negeri seberang hendak mencari tempat teduh, Tak baik seorang wanita yang berjalan kelelahan jika harus berjalan kembali," ujar Wei Heng yang pura-pura menatap sedih Chen Fei.
“Jangan takut Da Shu, Dia adik Kami," papar Jie Ru dengan nada menyakinkan, seraya melemparkan koin perak dari tangannya.
“Ohhh Ya ya, Mari masuk, di kamar atas masih ada yang kosong”, ucap ramah pemilik penginapan yang mempersilahkan masuk.
“Beginilah bisnis yang baik, Gampang bukan?” ujar Jie Ru dengan mengedipkan sebelah mata nya.
“Wow Penginapan yang cukup luas, tetapi tak lebih luas dari kamar sekolah Qi jing," tutur Jie Ru yang melepaskan tubuh Chen Fei dari pundaknya.
“Akhhh seluruh badanku sakit semua," gumam jie Ru yang melenggangkan bahunya.
“Wei Di apa yang kau lakukan? ngapain kau mengendap seperti penyusup dikamar mu sendiri," ujar Jie Ru yang menatap Wei Heng seakan sedang mengintai sesuatu.
“Tidak, Saya hanya berjaga, takutnya dibalik tembok ada seseorang yang sedang mengintai," ucap Wei Heng.
“Hahaha Kau bodoh ya," tawa gelak Wu Hui.
Wei Heng yang melemparkan mata sinisnya begitu kata bodoh yang dilontarkan dari mulut Wu Hui.
”Sejak kapan kita menjadi akrab, Kau itu musuhku waktu Kita masih di sekolah," ujar Wei Heng dengan sinis.
“Aaaa lupakan kejadian dulu, Mari kita berteman," senyum ceria Wu hui
“Tak akan pernah”.
“kalau begitu ya sudah, tapi Kamu akan kehilangan informasi penangkal untuk Chen Fei," ujar Wu Hui dengan sikap cueknya.
"Tak usah mengamcamku".
“Apa!! Cepat katakan? Apa penangkalnya?” ucap Jie Ru dengan tergesa.
“Tidak, saya tidak akan memberitahunya jika manusia itu masih tidak mengganggap ku," ujar Wu Hui masih dengan setia ketetapannya.
“Sudahlah iya iya, cepat katakan apa penangkalnya," ucap Wei Heng dengan nada ketus.
“Saya bertemu dengan seorang Lao Ayi tepat perjalanan kearah penginapan, Dia menarik ku dan menyampaikan pesan, gunung Moguicheng ada obat penangkal untuk Chen Fei, carilah daun dari pohon Bidalaye yang berkelopak tujuh ganda," papar Wu Hui, menjelaskan dengan teliti.
Lao Ayi\= bibi tua, untuk panggilan wanita dewasa yang belum dikenal
Moguicheng\= gunung yang penuh dengan suara seram, yang dipenuhi dengan iblis/roh jahat
Bidalaye\=Daun Bidara/Widara
“Bukankah gunung Moguicheng penuh iblis jahat?” ujar Jie Ru.
“Iya gunung itu tepat ada diatas di kota ini," ucap Wu Hui menunjuk dengan jari.
“Semua penduduk kota ini begitu tekun menyembah gunung Moguicheng sebagai kemakmuran kota”.
“Besok pagi Saya akan pergi ke gunung itu," ucap Jie Ru dengan ketetapan hati.
“iya, Saya akan mengikuti mu," lontar Wu Hui.
“ngapain Kau ikut?” ujar Jie Ru.
“kan hanya Saya yang tau bentuk daun itu," ujar Wu Hui.
“jadi Saya?” Wei Heng menunjuk dirinya.
“Kamu menjaga Chen Fei, karena hanya Kamu yang bisa menahan Chen Fei ketika ia mengganas," ucap bersamaan dari Wu Hui dan Jie Ru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Duajie
wuhui ternyata.......siluman gagak???
2022-01-28
0
Restviani
lanjut...lanjut...lanjut...thor...!
2021-08-13
0
Rozh
jaga kesehatan 💓🌹
2021-07-07
2