Bab 17 - Penemuan Monster

...快樂閱讀~~...

...Happy Reading's~~...

...Selamat Membaca~~...

...........

..........

.........

“Afei ada apa denganmu, sikap berubah ketika kamu bertemu dengan Ru Wang," ujar Jie Ru dengan mengukung berlari kecil mengelilingi Chen Fei.

“Saya tak apa, hanya saja… Akhh sudahlah tak usah terlalu dipikirkan, Perhatikan jalan depan, Jangan terlalu banyak bertanya," tutur Chen Fei berjalan mendahului mereka berdua.

“Ada apa dengan dia?" tanya Jie Ru kepada Wei Heng.

“Sudahlah, Jika Ia merasa waktunya akan bercerita, Maka Ia akan memberitahunya sendiri," balas Wei Heng dengan menepuk pelan lengan Jie Ru.

Perjalanan yang tak tahu arah tujuannya, berjalan dari kota ke desa mencari pangkuan hidup, sekaligus mengintai tanda bahaya kemunculan dari Si Xiong.

 Tak jauh dari perjalanan, Mereka menaiki tapak hutan, terlihat sebuah Goa yang begitu dalam dengan mulut goa yang sangat besar, Mereka berteduh dibawah atap goa yang dilapisi dengan batu yang sangat tebal kukuh dengan semak-belukar yang tumbuh disamping goa.

"Haisss tangganya begitu tinggi, Wei Di gendong aku, saya sudah tak kuat," ngeluh Jie Ru dengan nafas terengah-engah, menjulurkan tangannya.

"Sha gua," gerutu Wei Heng yang menggendong Jie Ru di bahunya.

Sha gua\= bodoh, dungu, idiot

"Hei Feng zi!!! Tak sanggupkah kau berjalan, Sampai Wei Heng harus menggendongmu Hahaha. Dimana kau taruh letak kemaluanmu," ledek Chen Fei yang mendahului mereka berdua .

Feng zi\= orang gila

" Eiii Sialan, Apa perlu kutunjukkan juga letak kemaluanku untuk kau lihat".

"Wei Di, Kenapa kalian terus memaki ku," omel Jie Ru.

"Eiii.. Hahaha, baru sekarang Kau bisa ketawa, dari tadi wajahmu bagai monyet yang kurang jatah makan," ledek Jie Ru yang melihat Chen Fei mulai ketawa.

Goa tersebut sangat dalam bagaikan bumi yang tak berbatas, begitu dalam hingga mereka tergelincir kedalam Goa jatuh kedalam sungai bawah tanah.

“Sialan, kenapa begitu licin," umpatan yang keluar dari mulut Jie Ru dengan mengibas-ngibas bajunya yang basah.

“Diamlah, tak ada yang tahu dengan bahaya yang ada didepan kita," ujar Wei Heng yang sedang meneliti seisi dalaman Goa.

Selang beberapa waktu kemudian, Terdengar suara Chen Fei yang berteriak kencang “Wei Heng, Jie Ru lihatlah batu kristal itu mengeluarkan cahaya."

“Indah ,Apa itu Wei Di? Mengapa begitu kilau?" ujar Jie Ru yang hendak berjalan mendekat kearah batu.

“ A Ru berhenti, Bahaya, Jangan terlalu jauh dari posisimu berdiri," papar Wei Heng menegaskan.

Wei Heng yang memantau ada sudut yang mencurigakan, sekaligus batu kristal yang mendadak mengeluarkan cahaya, Seperti ada bahaya yang mencoba untuk mendekati, ia mengambil sebuah batu goa dari tanah dan melemparkan ke arah batu Kristal.

BAMMM, suara pecahan air sungai yang begitu kencang seakan ledakan bom yang waktunya telah habis.

“Jangan mendekat dengan batu itu, menjauh dari batu itu Jie Ru," ujar Chen Fei memberitahu.

BAMMM, suara ledakan kedua kalinya dari batu kristal yang menjalar ke air sungai, dengan menghantam punggung belakang Jie Ru yang amat kuat, hingga ia tersungkur melayang kedepan mengikuti aliran pecahan air itu berada.

Dengan tangkapan Wei Heng yang sudah siap sedia dari awal, tahu bahwa akan ada ledakan air untuk yang kesekian kalinya.

Tangkapan sigap dari tubuh Wei Heng yang berpaling haluan, menerjang tubuh jangkung Jie Ru hingga kedua manusia itu jatuh kedalam sebuah batu besar yang dibaliknya ada sebuah lorong yang curam dan dingin.

“Wei Heng!!!  Jie Ru!!!” teriak Chen Fei yang disertai dengan suara gema dari goa yang tak mungkin dapat disahuti oleh kedua manusia itu.

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

“Auuu, apa lagi ini," ringis kesakitan dari mulut Jie Ru yang memegang seluruh badannya yang teramat sakit.

Sedangkan pemuda berambut putih kilauan, hanya meneliti dalam diam menelusuri sebuah goa dalam goa

“Wowww, Mengagumkan, goa dalam goa," ujar Jie Ru mengikuti jejak kaki Wei heng yang ada di depannya.

Dari jarak yang tak begitu jauh, Terdengar suara auman keras bergema dari seekor hewan buas yang tak. menampakkan dirinya.

Hanya bayang-bayang hitam yang nampak jelas besar di balik batu besar menjulang tinggi.

Bertanduk, bersayap, bertubuh besar kuat dan tangguh sulit dilawan, dengan kaki-kaki yang keras, hanya gambaran seperti itu yang terpampang jelas dari balik batu.

“Diamlah, Lihat hewan apa itu?” ujar Wei Heng memberi isyarat mulut kepada Jie Ru.

Kedua pemuda itu menguji nyalinya dengan melangkahkan kaki yang begitu pelan, hingga tak mengeluarkan suara sedikitpun, mengintai mahluk besar yang sedang mengaum tanpa sebab.

Ternyata, makhluk besar itu sedang memangsa seorang manusia yang dilahapnya dengan pelan-pelan, mulai dari kepala hingga seluruh tubuhnya dinikmatinya dengan ganas.

KREKK TAKKKTAKKK, suara gesekan batu yang mengacaukan konsentrasi dari binatang buas itu, hingga ia berjalan dibalik batu hendak melihat siapa yang menggangu santapannya.

Tak ada makhluk lain yang dapat menggambarkan makhluk besar ini. Begitu mengerikan, hingga kedinginan dalam goa menambah suasana mencekam ketika melihat makhluk besar ini.

Harimau bersayap dengan tanduk banteng dan gigi taring yang siap melahap mangsanya, ukuran tubuhnya bahkan berkali-kali lipat melebihi tubuh manusia, berotak pintar dan licik hanya kata itu yang mampu menggambarkan makhluk itu.

Kedua pemuda yang masih bersembunyi di balik batu besar yang menahan nafasnya hingga paru-paru mereka merasa sesak kehabisan oksigen, makhluk besar itu begitu intens, hingga suara nafasnya juga bisa terdengar.

Begitu makhluk itu tak menemukan penyusup yang ada di sangkarnya, ia mulai kembali ke dalam sarangnya, melanjutkan kegiatan melahap santapannya.

“Qiong qi, Wei Di itu Qiong qi kan," ujar Jie Ru dengan suara pelan membisik.

“iya dari gambaran yang diceritakan Mu shifu, makhluk itu adalah Qiong qi" papar Wei Heng Dengan suara yang tak kalah kecil dari Jie Ru.

Giok penyatu jiwa mendadak keluar dengan sendirinya, menampakkan diri  di telapak tangannya Wei Heng, yang artinya jiwa-jiwa dari giok mampu mendeteksi keberadaan dari makhluk Si Xiong.

“Iya, tak salah lagi, itu adalah Qiong Qi makhluk ketiga dari Si Xiong," tutur Wei Heng yang percaya dengan munculnya giok di tangannya.

“jadi apa yang harus Kita lakukan, Kamu berani menangkapnya?” ujar Jie Ru yang sedikit ketakutan, Ketika menatap Qiong qi melahap dengan nikmat mangsa yang sudah tak berbentuk itu.

“iya, kita harus menangkapnya, A Ru kamu cukup mengalihkan perhatiannya dan Saya yang akan menyerangnya dari belakang, Bagaimana?” ujar Wei Heng menawarkan kerja sama.

“Ha? Saya yang mengalihkan perhatiannya? Bagaimana caranya?”ujar Jie Ru yang sedikit gemetaran.

“Iya kalau tidak, Saya yang akan mengalihkan perhatiannya dan kamu yang menyerangnya, Bagaimana?” pertanyaan balik yang diucap dari Wei Heng.

“Ha? Tidak tidak, Saya diibaratkan seperti Menggantang anak ayam," ucap Jie Ru.

Menggantang anak ayam\= peribahasa dari melakukan pekerjaan yang tidak mungkin atau sia-sia untuk dikerjakan.

“Jadi tunggu apa lagi, tunggu Qiong qi menghilang dan mencari mangsa lain?” ucap Wei Heng yang masih menatap Qiong qi.

“Gunakan energi qi angin mu untuk menarik perhatian nya ke arah utara dekat batu gantung runcing itu, dan Saya akan menyerang dari atas, menghancurkan batu itu menusuk dalam tubuhnya, Cepat!!!” Perintah Wei Heng yang melihat Qiong qi sudah tuntas memakan mangsanya.

Jie Ru yang menciptakan alunan putaran anginnya yang merembas ke batu pojokan yang berada di posisi kanan Qiong qi.

Qiong qi terkejut dan mulai mencari arah dari tersangka yang menghancurkan batu di wilayahnya nya itu, Semakin geram ketika Qiong qi melihat seorang pemuda yang tampak sedang menjahilinya.

Auman Qiong qi begitu memecahkan gendang telinga, Ketika ia mulai marah dengan sosok pemuda yang ada didepannya. ia mengejarnya hingga Qiong qi bertarung diatas batu besar dengan air sungai yang masih mengalir dibawahnya.

Jie Ru menghindari serangan gigi taring dari Qiong qi yang hendak menerkamnya, menciptakan gumpalan angin yang membentuk ombak lautan dan berdiri diatasnya.

Wei Heng yang dari bawah tampak sedang menggabungkan sebuah energi giok dengan kemampuannya untuk menghancurkan batu yang ada diatas Qiong qi.

Dan menghembuskan energi itu hingga memecahkan batu runcing kristal yang ada di atas tubuh Qiong qi. Batu itu pun pecah dari akar hingga jatuh ke tubuh Qiong qi, Tapi caranya tidak berhasil untuk membunuh Qiong qi, Melainkan Ia semakin geram dengan dua pemuda yang mempermainkan dirinya.

Auman Qiong qi semakin keras, Hingga menguncangkan seisi Goa yang masih berisi batu runcing lainny. Sebagian batu besar itu menghantam tubuhnya tapi tak ada satupun yang berhasil merobohkan tubuh tangguhnya.

Tubuh Qiong qi layaknya baja yang sudah diasah menjadi keras dan kuat, tak ada satupun yang sanggup memecahkan tubuhnya, hingga Wei Heng dan Jie Ru yang tak punya pilihan lain, hanya sanggup bertarung bersamaan dengan Qiong qi.

“Wei Di kamu disisi kiri dan saya disisi kanan," ujar Jie Ru memberi petunjuk.

Kedua manusia itu saling mengadu energi qi dalam membantai monster iblis itu, belum ada cerah berhasil dibalik penyerangan yang begitu gempar, Qiong qi yang begitu licik seolah-olah tahu dengan gerak gerik kedua manusia ini.

Wanita yang terjebak diatas goa, masih duduk setia menunggu kabar dari kakak seperguruannya yang mendadak  ditelan goa lainnya , tanpa mengetahui bahaya yang sedang dihadapi. dengan begitu keterpaksaan, ia juga masuk kedalam goa yang membawa Wei Heng dan Jie Ru, yang mengikuti arus sungai bawah tanah yang didalam goa

Hingga ia sampai, di akhir lorong goa yang arahnya begitu rumit. Terdengar suara pedang dengan gabungan hawa kencang dari qi Jie Ru.

“Wei Heng, Jie Ru, Saya akan membantu kalian," Papar Chen Fei yang berlari kearah dua sosok yang sedang menyerang Qiong qi.

“Jangan!!! Kamu diam disana, jangan melangkah kemari, makhluk ini cukup ganas sulit ditaklukan," teriak Wei Heng yang sedang menyerang Qiong qi dari bawah.

“Tidak!!! Saya akan menolong kalian," teriak Chen Fei dari kejauhan.

Ia mendudukkan kedua kakinya di atas batu besar dan memusatkan pikirannya untuk mengendalikan pikiran Qiong qi, seperti yang dilakukannya pada Tao tie saat pemberantasan di Desa tanpa penghuni.

Tetapi cara pengendali pikirannya tidak berlaku untuk makhluk besar Qiong qi sehingga energi pengendali pikirannya bertabrakan dengan energi pikiran iblis Qiong qi, yang tak lain bukan hendak pengendali pikiran yang ia dapatkan melainkan hawa jahat Qiong qi yang ia serap.

Mata Qiong qi yang mulai menghitam penuh dengan hawa kegelapan mengalir ke arah wanita yang sedang duduk bertapa, Seketika Qiong qi berhenti bertindak atas pertarungan dengan kedua pemuda itu, Sembari melakukan penyaluran energi jahat di pemusatan pikiran Chen Fei.

“FEI!!!” teriak Jie Ru yang berlari kearah wanita yang duduk termenung menatap arah mata Qiong qi

Pemuda berambut putih kiluan itu kembali menyerang Qiong qi untuk mengalihkan perhatiannya dari mata Chen Fei, tapi cara itu tak berhasil dilakukannya, makhluk itu tetap menyalurkan hawa jahatnya.

Hingga sampailah, Seorang pemuda yang mereka kenal sejak awal yang menghancurkan penyaluran pikiran itu.

Dengan api besar berkobar yang ia luncurkan di sekujur tubuh Qiong qi hingga menciptakan luka hitam di tubuhnya.

Qiong qi yang terluka akibat api yang menyerangnya, berlari keluar dari sarang goa bawah tanahnya menuju ke atas goa lainnya.

Wei Heng yang melihat kesempatan Qiong qi untuk lari, ia segera hendak mengejarnya kembali.

“Wei Di, jangan dikejar, lihatlah tanda yang ada ditangan Fei," ujar Jie Ru memapah Chen Fei yang pingsan dengan menunjukkan lengan nadinya yang mengeluarkan asap hitam seperti sebuah roh jahat yang merasukinya.

“Ia kerasukan hawa iblis dari Qiong qi, dengan kemampuannya yang hendak mengendalikan Qiong qi berbalik fatal ke dirinya, sebab Qiong qi adalah makhluk yang mengendalikan pikiran jahat manusia, sehingga energi Afei juga akan bertabrakan dengan hawa iblis dari Qiong qi," ucap Wei Heng yang sudah mengetahuinya dari awal, tetapi Chen Fei yang bersikeras untuk menolong mereka.

“Lantas apa tujuan mu kesini dan bagaimana bisa Kamu mengikuti kami?” tutur Wei Heng mendonggakkan kepalanya bertanya kepada pemuda yang menolongnya.

 

 

Terpopuler

Comments

Restviani

Restviani

tangan nya...😱😱

lanjut...!

2021-08-13

0

Rozh

Rozh

jangan lupa sarapan

2021-07-07

2

👑Meylani Putri Putti

👑Meylani Putri Putti

monster?

2021-07-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1- Awal Pertemuan
2 Bab 2- Babak Kedua Pertarungan
3 Bab 3- Telah terjadi sesuatu
4 Bab 4 - Perjalanan ke Desa Ru
5 Bab 5 - Tak Berperasaan
6 Bab 6 - Saya Telah Kembali
7 Bab 7 - Siapa Dia
8 Bab 8 - Suatu kepercayaan dari teman baru
9 Bab 9 - Sejarah Istana Ru
10 Bab 10 - Istana Yang Penuh Kepalsuan
11 Bab 11 - Festival Musim Semi
12 Bab 12 - Terima Kasih Telah Menemaniku
13 Bab 13 - Kakek Dewa yang menyamar menjadi Penatua
14 Bab 14 - Terungkap segalanya
15 Bab 15 - Kuserahkan Padamu
16 Bab 16 - Perpisahan
17 Bab 17 - Penemuan Monster
18 Bab 18 - Kejujuran atau Kebohongan
19 Bab 19 - Kebohongan Yang Tak Mampu Menipuku
20 Bab 20 - Teman yang Sakit Hati
21 Bab 21 - Ternyata Selama ini Dia berbohong
22 Bab 22 - Penampilan yang Tak Senonoh
23 Bab 23 - Jajanan Pencuci Mata
24 Bab 24 - Desa Yang Terlantar
25 Bab 25 - Jembatan Zang Jiao adalah Desa Jianchi
26 Bab 26 - Perasaan Terdalam
27 Bab 27 - Pertemuan Kerabat Seperguruan
28 Bab 28 - Memuliakan Kembali Kenangan Lama
29 Bab 29 - Pesta besar
30 Bab 30 - Huakui Telah Kembali
31 Bab 31 - Perencanaan Yang Gagal
32 Bab 32 - Sebuah Pengorbanan #1
33 Bab 33 - Sebuah Pengorbanan #2
34 Bab 34 - Sebuah Pengorbanan #3
35 Bab 35 - Sepucuk Surat
36 Bab 36 - Jie Ru Versi Wanita
37 Bab 37 - Jie Ru Yang Lebih Bijaksana
38 Bab 38 - Kakak Seniorku Jatuh Cinta
39 Bab 39 - Cukup ada Kalian Disisiku
40 Bab 40 - Ling Xiao Bao Dian
41 Bab 41 - Perdebatan Tak Masuk Akal #1
42 Bab 42 - Perdebatan Tak Masuk Akal #2
43 Bab Pengumuman
44 Bab 43 - Pertarungan Demi Sebuah Kristal Semesta
45 Bab 44 - Pertarungan Sengit
46 Bab 45 - Kejadian Yang Sebenarnya Terjadi
47 Bab 46 - Saya Dikerjai!!!
48 Bab 47 - Lebih Baik Hujan Daripada Panas
49 Bab 48 - Pertikaian Dengan Senior
50 Bab 49 - Makhluk Tak Kasat Mata
51 Bab 50 - Dimensi ke Alam Lain
52 Bab 51 - Seorang Dewa juga Pandai Berbohong
53 Bab 52 - Keberhasilan Tak Sia-sia
54 Bab 53 - Nostalgia
55 Bab 54 - Gelagat Palsu
56 Bab 55 - Xiao Jing!!!
57 Bab 56 - Wei Heng VS Shizi Mo
58 Bab 57 - Kematian Yang Berharga
59 Bab 58 - Keputusan Bijak
60 Bab 59 - Hanya Menjadi Sebuah Kenangan
61 Bab 60 - Diyu Jie
62 Bab 61 - Peran Beda Sosok
63 Bab 62 - Iblis Baru
64 Bab 63 - Perbedaan Derajat
65 Bab 64 - Kembali ke Negeriku
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1- Awal Pertemuan
2
Bab 2- Babak Kedua Pertarungan
3
Bab 3- Telah terjadi sesuatu
4
Bab 4 - Perjalanan ke Desa Ru
5
Bab 5 - Tak Berperasaan
6
Bab 6 - Saya Telah Kembali
7
Bab 7 - Siapa Dia
8
Bab 8 - Suatu kepercayaan dari teman baru
9
Bab 9 - Sejarah Istana Ru
10
Bab 10 - Istana Yang Penuh Kepalsuan
11
Bab 11 - Festival Musim Semi
12
Bab 12 - Terima Kasih Telah Menemaniku
13
Bab 13 - Kakek Dewa yang menyamar menjadi Penatua
14
Bab 14 - Terungkap segalanya
15
Bab 15 - Kuserahkan Padamu
16
Bab 16 - Perpisahan
17
Bab 17 - Penemuan Monster
18
Bab 18 - Kejujuran atau Kebohongan
19
Bab 19 - Kebohongan Yang Tak Mampu Menipuku
20
Bab 20 - Teman yang Sakit Hati
21
Bab 21 - Ternyata Selama ini Dia berbohong
22
Bab 22 - Penampilan yang Tak Senonoh
23
Bab 23 - Jajanan Pencuci Mata
24
Bab 24 - Desa Yang Terlantar
25
Bab 25 - Jembatan Zang Jiao adalah Desa Jianchi
26
Bab 26 - Perasaan Terdalam
27
Bab 27 - Pertemuan Kerabat Seperguruan
28
Bab 28 - Memuliakan Kembali Kenangan Lama
29
Bab 29 - Pesta besar
30
Bab 30 - Huakui Telah Kembali
31
Bab 31 - Perencanaan Yang Gagal
32
Bab 32 - Sebuah Pengorbanan #1
33
Bab 33 - Sebuah Pengorbanan #2
34
Bab 34 - Sebuah Pengorbanan #3
35
Bab 35 - Sepucuk Surat
36
Bab 36 - Jie Ru Versi Wanita
37
Bab 37 - Jie Ru Yang Lebih Bijaksana
38
Bab 38 - Kakak Seniorku Jatuh Cinta
39
Bab 39 - Cukup ada Kalian Disisiku
40
Bab 40 - Ling Xiao Bao Dian
41
Bab 41 - Perdebatan Tak Masuk Akal #1
42
Bab 42 - Perdebatan Tak Masuk Akal #2
43
Bab Pengumuman
44
Bab 43 - Pertarungan Demi Sebuah Kristal Semesta
45
Bab 44 - Pertarungan Sengit
46
Bab 45 - Kejadian Yang Sebenarnya Terjadi
47
Bab 46 - Saya Dikerjai!!!
48
Bab 47 - Lebih Baik Hujan Daripada Panas
49
Bab 48 - Pertikaian Dengan Senior
50
Bab 49 - Makhluk Tak Kasat Mata
51
Bab 50 - Dimensi ke Alam Lain
52
Bab 51 - Seorang Dewa juga Pandai Berbohong
53
Bab 52 - Keberhasilan Tak Sia-sia
54
Bab 53 - Nostalgia
55
Bab 54 - Gelagat Palsu
56
Bab 55 - Xiao Jing!!!
57
Bab 56 - Wei Heng VS Shizi Mo
58
Bab 57 - Kematian Yang Berharga
59
Bab 58 - Keputusan Bijak
60
Bab 59 - Hanya Menjadi Sebuah Kenangan
61
Bab 60 - Diyu Jie
62
Bab 61 - Peran Beda Sosok
63
Bab 62 - Iblis Baru
64
Bab 63 - Perbedaan Derajat
65
Bab 64 - Kembali ke Negeriku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!