...快樂閱讀~~...
...Happy Reading's~~...
...Selamat Membaca~~...
...........
..........
.........
Aroma yang sangat menyeruak penciuman dari teko seduhan dengan khas bebauan dari obat herbal yang sangat tajam. Berbagai jenis obat dari akar ginseng kering, bunga astralagus yang dikeringkan hingga campuran jenis tumbuhan seperti Bu gu zhi, Bai xian pi, Cang er zi dan lainnya juga tertata rapi dalam sebuah laci besar yang berisikan jenis obatan yang berbeda.
Kakek dewa yang pernah ia temui saat perjalanan ke bukit imajinasi, Yang telah menyelamatkan mereka dari peristiwa yang semalam terjadi.
“Haizi. obat ini diminum selagi masih panas," ujar kakek dewa sembari menuangkan obat herbal ke dalam poci nya.
“Xie… Zhanlao telah menolong kami”, ucap Jie Ru yang menerima poci dari tangan kakek ,”Emmm… ramuan apa ini begitu pahit," ujar Jie Ru dengan menjulurkan lidahnya.
Xie\= ucapan terima kasih yang dipersingkat dari kata Xie Xie.
“ini ramuan dari Dongfang shenyao, Jika sudah diminum tolong kamu seduhkan kembali untuk temanmu," ujar kakek dewa sembari mengadukkan ramuan obat lainnya.
Dongfang shenyao \= obat ramuan dewa dari arah timur
Jie Ru yang menuruti perintah dari kakek dewa yang menyamar menjadi penatua, dan berjalan ke halaman belakang gubuk yang berada di puncak gunung, Dengan dihiasi berbagai jenis tanaman obat maupun tanaman hias yang menyejukkan penglihatan.
“Zhanlao.. Wei Heng, kapan akan siuman?” ujar Jie Ru dengan suara yang lebih keras, memancarkan suara gema yang beruntun.
“Mungkin xiawu yitian," ucap penatua yang menjemur obat yang sudah dipilah.
xiawu yitian\= jam 1 petang
*
“Emmm….” gumam Wei Heng yang mengucek matanya.
“Zhan Lao… Wei Di sudah bangun," teriak Jie Ru yang masih menyandang Tampah obat.
“Kamu sudah bangun, Apa lukamu masih sakit? Bagaimana keadaanmu…” tanya Jie Ru dengan pertanyaan beruntun yang masih menyandang Tampah obatnya.
“Dada…dadaku sakit," ucap lemah Wei Heng dengan memegang tulang rusuk sebelah kiri.
“Mana? Mana yang sakit," panik Jie Ru sembari memegang dada Wei Heng.
“Auuu… pundak ku sakit”.
“Mana? Pundak mana yang sakit," ujar Jie Ru.
“Auuu… perutku sakit”, ujar Wei Heng menahan tawanya.
Seketika Jie Ru terdiam merenungi maksud dari kesakitan yang dialami Wei Heng, mendadak suasana menjadi krik… krik… layaknya suara jangkrik di tengah kerumunan semak.
“Kau mengerjai ku… sialan," Kesal Jie Ru dengan melipatkan kedua tangannya membalikkan muka.
“Hahaha kau yang bodoh sampai-sampai bisa tertipu," tawa Wei Heng menahan perut yang masih diperban kain putih.
“Akhhh….ini betulan sakit," gelaknya.
Tak jauh dari sana, penatua itu melirik tingkah laku mereka dari jendela tua nya sembari mengibas-ngibas tangannya yang terendam air siraman tumbuhan obat.
Kamu tidak pernah tertawa begitu lepas bahagia ketika bertemu dengan seorang teman, Bahkan Ketika kau masih di istana langit kamu tidak pernah berbicara melebihi 5 kata.
“Kamu sudah bangun?" tanya singkat penatua sembari menuangkan obat herbal yang sedari sudah diseduh, “ini diminum”.
“Begitu pahit tak enak diminum, Arak dari Lanxi Jiu lebih memuaskan," ujar Wei Heng kembali mengingat masa dimana ia mencuri arak dari tuan kedai.
“Bodoh, ini tanaman obat tentu beda rasanya dengan arak," Gelak Jie Ru.
“Xie… zhanlao Saya dan Jie Ru mungkin sudah mati di dasar jurang jika bukan berkat bantuan mu," ujar Wei Heng dengan membungkukkan badan.
“Lantas apa yang terjadi? Mengapa komplotan penjahat itu bertindak demikian," tanya penatua berjenggot putih panjang.
“Semua ini ulah dari Huanguang. pembunuh itu, juga ia yang merencanakannya”.
“BEDEBAHH, Ternyata semua sudah ia rencanain sedemikian rupa, Dia bergerak disaat kita terengah," palak Jie Ru dengan kesal.
“Zhanlao apa kamu tahu Jamur Ling zhi?" tanya Wei Heng.
“Ya. Ada apa dengan jamur itu?" ujar penatua.
Wei Heng mulai menampakkan kembali giok penyatu jiwa, gemerlap cahaya dari giok tersebut mulai melemah, energi nya begitu habis terhisap. Energi giok akan bergantungan dengan kondisi pemiliknya, jika pemiliknya lemah maka giok tersebut juga akan melemah.
“Giok penyatu jiwa, darimana kamu mendapatkan benda pusaka itu?”
“Dari seorang Dashu yang juga dibunuh oleh Huanguang," ujar Wei Heng.
" Batu Giok ini asalnya dari istana langit tingkat ketiga yang asal usulnya batu itu telah dicuri, Tapi batu giok ini tidak sampai jatuh di tangan pencuri dan batu ini jatuh ke bumi tanpa ada yang tahu dimana letak batu giok ini, Sampai hari ini batu giok ini sudah jatuh di tanganmu, Maka kau harus menjaganya dengan baik."
“Dan untuk Jamur Ling zhi ada diposisi puncak gunung paling atas, semua tanaman langka hanya ada di puncak gunung itu, perjalanan ke gunung butuh waktu san xiaoshi untuk sampai di puncaknya."
san xiaoshi\= 3 jam lamanya
“Tak apa, lukaku sudah cukup sembuh. Saya sanggup menaiki gunung itu sekarang juga,” ujar Wei Heng begerak dari ranjangnya.
“Apa kamu yakin?, Tekadmu sungguh begitu kuat."
“Tapi kau tak perlu terlalu risau, Saya sudah memetiknya sejak pagi," timbal penatua.
“Bolehkah saya memintanya?”
“Ini bukan?” ujar Jie Ru memamerkan deretan giginya sembari menggoyangkan jamur Ling Zhi.
“Kapan kamu mengambilnya?” tanya penatua itu.
“Sejak tadi, Ketika kalian masih berargumen," elak Jie Ru.
Pertapaan silang kaki mulai dipraktekkan antar penatua dengan anak muda yang masih lemah, energi Penatua mulai tersalurkan dengan baik ke tubuh tegap Wei Heng dengan jamur Ling zhi yang melambung di tengah-tengah layaknya penyaluran bantuan energi dari penatua menyambung ke jamur Ling zhi dan dituaikan ke tubuh Wei Heng.
Perlahan kekuatan jamur Ling Zhi mulai terserap dengan baik oleh tubuh Wei Heng. yi xiaoshi telah berlalu, tetapi mereka masih belum bergerak dari pertapaan penyaluran energi.
Yi xiaoshi\= satu jam
Pertapaan berakhir dengan sempurna, Kekuatan jamur telah memperbarui tubuh Wei Heng yang sudah mengalami tempaan besar.
Wei Heng masih menstabilkan energi giok nya, Cahaya giok perlahan semakin besar, semakin terang, semakin kuat.
BAMMM, Suara ledakan dari tubuh Wei Heng yang mengalami tempaan besar untuk ketiga kalinya.
“Menakjubkan," ujar Jie Ru terpaku dengan kekuatan baru Wei Heng, ternyata ia tak sia-sia sudah belajar buku pengobatan dari Ru Xiang, ternyata memiliki khasiat yang begitu besar.
“Wei Di coba kamu tunjukkan kekuatan dari giok."
Pertunjukkan yang luar biasa, cahaya giok berubah menjadi putih keunguan yang bertambah dalam energi didalamnya.
“Sepertinya ada kemampuan khusus dari giok ini," ujar Wei Heng menyadari ada kekuatan lain dari giok.
“Ha? Apa ini? Pembelah jiwa raga?” gumam Wei Heng yang baru menyadari.
Jiwa Wei Heng terpisah dari raganya seakan ada dua tubuh yang menyerupai, ternyata kemampuan tersembunyi dari ini adalah pembelah jiwa dan raga.
Jie Ru masih tidak menyadari, jikalau Wei Heng sedang mempraktekkan ilmu pembelah jiwa raga, ia menggangu nya ketika ia mulai bermeditasi. Alhasil, tubuh Wei Heng jatuh terkapar ke tanah. Jie Ru begitu panik akan hal itu, ia mulai berteriak menjerit penatua untuk segera menolongnya. Sebelum hal itu terjadi, Wei Heng sudah mempersatukan kembali jiwa nya ke raga.
“Jangan panik saya masih hidup," Keheningan terjadi seketika Wei Heng kembali bersuara.
“Bagaimana bisa, bagaimana kau melakukannya?" ujar Jie Ru yang masih polos.
“Kekuatan tersembunyi dari giok ini adalah pembelah jiwa dan raga, begitu saya mencoba mencari tahu ternyata giok ini memecahkan jiwa dari ragaku," begitu cerita Wei Heng yang menjelaskan kepada Jie Ru.
"Lalu bagaimana kamu bisa kembali".
"Saya hanya melangkah masuk kedalam ragaku," ujar Wei Heng.
penatua yang hendak masuk ke dalam, Begitu mendengar ucapan mereka "qi Wei Heng baru mengalami tekanan besar dan dengan giok penyatu jiwa, Tubuhmu baru diperbarui menjadi lebih baik, Giok itu masih harus diasah supaya kekuatannya agar semakin tinggi."
“Lalu… bagaimana dengan langkah selanjutnya, apa yang akan kita lakukan? Perang akan terjadi dua hari lagi, Apa mungkin kita kembali saat ini juga?” ujar Jie Ru.
“Tidak… kita akan kembali tepat di hari peperangan itu terjadi," ucap Wei Heng seakan sudah mengetahui rencana selanjutnya.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Diruang aula dengan suasana yang begitu membahagiakan, kasim begitu tergirang-girang dengan kematian kedua pemuda yang selalu membuat rusuh. Apalagi ia begitu bahagia ketika melihat dua sosok manusia tak bernafas yang tergeletak di tanah dengan pakaian dan fisik yang menyerupai Wei Heng dan Jie Ru.
“Bagus bagus, kerja bagus," tawa besar dari mulut kasim sambil menepuk-nepuk bahu Xue Yang.
“Angkat dan bakar mayat nya”.
Kebahagian kasim begitu meluap-luap tanpa ia tahu, kejadian yang sebenarnya terjadi pada malam pembunuhan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Restviani
pertanyaan nya, mayat siapakah itu ??
lanjut...!
2021-07-31
1
triana 13
like
2021-07-21
0
IG: @rossy_dildara
13 like mendarat, sukses terus semangat terus ❤️❤️
2021-06-26
1