...快樂閱讀~~...
...Happy Reading's~~...
...Selamat Membaca~~...
...........
..........
.........
Hari yang indah mengarungi isi pikiran seorang berbaju Hanfu kebesarannya, menjelajahi seluruh isi desa Ru yang kian kemari lebih makmur dari sebelumnya, ukiran senyuman mulai terpampang di wajah penduduk desa, hari yang begitu bahagia ini tak akan pernah surut, begitu juga dengan senyuman Wei Heng yang tak akan pupus. Keluarga yang teraniaya itu memberikan rasa hormat kepada seorang pemuda yang baru menyelamatkan dunia, lantas Wei Heng membalasnya dengan sopan juga. Tujuan perjalanannya adalah menapaki kaki ke gubuk tua yang telah menyelamatkannya, melihat apakah kebahagiaan ini ikut tersalurkan kepada pemilik gubuk ini.
DUARR, Gemuruh hati yang menyalak begitu hebat, ketiga manusia itu tak dapat berkata-kata, hanya kenangan yang masih tersisa di benak ketiga orang itu. Aroma amis dan bau besi itu mulai menyeruak meracuni penciuman manusia yang masih berdiri di pintu tua itu.
Hari yang begitu bahagia, tidak ikut tersalurkan di raut wajah pak tua, manusia yang tergeletak itu terlelap seakan tak ada hari esoknya lagi. Darah dari keenam alat indera pak tua meninggalkan bercak noda merah yang sudah lama mengering. Tulang punggungnya seakan tinggal tulang tengkorak rapuh yang tinggal langsung dipatahkan.
Guntur, Petir, Kilat menghantam ketiga manusia itu, Hanya desiran air mata yang menyelimuti wajah rusuh mereka.
Wei Heng yang begitu terpukul langsung terluluh di lantai ,“Kebahagiaan tak berpihak padamu”.
“Da Shu… Da Shu…Apa yang terjadi, kami baru mau berterima kasih padamu, Da Shuuu…” lontaran Jie Ru seakan-akan dapat diterima oleh mayat tergeletak itu
“Da Shu… Bangunlah, Beritahu kami siapa yang membunuhmu," teriak Chen Fei yang tak kalah sedih.
Suara tangisan yang begitu keras, membangunkan penduduk tertangga lainnya.
" Apa yang terjadi nakkk?" ucap salah seorang penduduk yang ikut mengintai.
“Bagaimana Da Shu bisa dibunuh? Apa yang kalian lakukan? Mengapa tak ada seorang pun dari kalian yang tahu siapa yang membunuh Da Shu," ujar Chen Fei dengan nada menyalahkan.
“Kami juga tidak tahu nona, Kalau gubuk ini masih ada penghuninya. Sudah sangat lama gubuk ini tidak didiami oleh manusia," ucap penduduk itu dengan nada takut.
Wei Heng yang terus mengamati tubuh kaku pak tua, Alhasil menemukan petunjuk dari sebuah koyakan kain kasar berwarna coklat keemasan dengan motif polos yang masih dikepal ditangan kiri pak tua yang ditinggal sebagai barang saksi kematian nya.
“Apa ini? Benda apa ini begitu kilau?" pikir Wei Heng sembari mencari tahu isi dibalik tangan kanan pak tua.
“Giok penyatu jiwa, Bagaimana bisa ada ditangan Dashu?" tanya Wei Heng dalam hati , dengan segera Wei Heng menggunakan qi nya menyegel batu giok kedalam tubuhnya.
Wei Heng memikul tubuh kaku pak tua, yang kini seluruh jubah depan nya juga ikut terselimuti noda sisa darah yang masih belum mengering, Menaiki bukit dibelakang desa Ru dengan menancapkan kayu papan nama berwarna coklat yang mengatasnamakan “Jiu Zhu Da Ren”.
Jiu Zhu Da Ren\= penyelamat
Tuangan dari kendi arak ke tanah sebagai tanda penghormatan terakhir.
"Da Shu… Saya Chen Fei akan membalaskan kematianmu," tangis Chen Fei menancapkan tiga Hio di tempat dupa.
Hio \= dupa
Jie Ru yang masih mengepalkan kuat tangannya berkata dalam hati” Da Shu Maafkan kesalahanku yang dulu, Jie Ru akan membantumu melunaskan kehidupan keji ini."
Mereka bertiga kembali ke istana seakan tidak terjadi apapun, tetapi masih bersisa kan garis merah dimata.
Atmosfer kesedihan tidak berdampak pada istana kaisar, bahkan dibalik peristiwa pembunuhan itu, biang keloknya masih sanggup berjalan ke istana.
“Hahaha pak tua itu pasti sudah mati," tawa kasim yang memompa perut besar nya hingga kembang-kempis.
“Hahaha Huanguang memang manusia cerdik, Semua penghalang dituntaskan dengan sempurna," jawab pria bertopeng itu.
“Berikutnya kematian Wang Zi dungu itu yang akan tertempel di papan pemberitahuan Hahaha," tawa kasim itu kembali.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Didalam bilik kamar hanya bersisakan Wei Heng dan Jie Ru, seluruh kepercayaan yang sudah ia berikan kepada Jie Ru, bahkan penemuan Giok Penyatu Jiwa juga ia tunjukkan kepada Jie Ru. Dengan membuka energi qi , Wei Heng meletakkan giok itu di telapak tangannya. Giok itu berputar 360 derajat di atas tangan nya dengan kilauan yang masih memancarkan disisi nya.
“Wei Di apa ini?" tanya Jie Ru penasaran.
“ ini Giok Penyatu Jiwa,Saya menemukannya di tangan Da Shu," ujar Wei Heng.
"Bagaimana bisa batu giok berharga ini bisa ada ditangan Da Shu?".
"Entahlah, mungkin ini sebagai petunjuk dari Da Shu," ujar Wei Heng seraya menatap batu giok yang masih mengeluarkan sinarnya.
“Apa gunanya giok ini?" Tanya Jie Ru yang mencoba menyentuh giok itu.
“ Ahhh panassss”.
Wei Heng yang terkejut dengan lantauan Jie Ru menjadi panik, Wei heng meniup tangan Jie Ru yang mulai berubah warna menjadi merah akibat panas dari giok itu.
“ Apa kamu tidak merasakan panas," ujar Jie Ru yang masih meniup tangannya.
“Tidak, Saya tidak merasakan apapun," ujar Wei Heng sembari meniup tangan Jie Ru yang masih memerah.
Tiba- tiba, mendadak tubuh Wei Heng mengalami tempaan besar, semua energi qi dari alam menyatu terserap ke dalam tubuhnya, sehingga sebagian atas tubuhnya mengeluarkan cahaya putih dari tubuh tegapnya. Sebuah ingatan aneh tiba-tiba muncul di pikiran nya, Wei Heng mencoba mengikuti alur pikirannya. Jalan pikirannya membawanya ke sebuah gubuk rusuh dari pak tua, sebagaimana potongan memori pak tua yang dibunuh , terpampang jelas di benak Wei Heng saat ini.
Disaat itu masih ada perlawanan yang dilakukan oleh pak tua, Setidaknya pak tua yang memiliki ilmu pedang juga tidak akan mati sia-sia tanpa perlawanan. Pedang saling beradu, saling menancapkan di rusuk dada. Pak tua yang hendak kabur melarikan diri membawa giok yang diyakini giok yang dipegang Wei Heng saat ini, tetapi pembunuh bertopeng itu ligat memenangkan rencananya. Dengan bantuan kekuatan qi , pembunuh bertopeng itu meloloskan tepat di jantung pak tua sekaligus meremukkan tulang-tulang terdalamnya, Bahkan energi qi nya mampu membuat darah segar keluar dari keenam indera mangsanya, Hanya seorang pembunuh bayaran tetapi sanggup melenyapkan seorang prajurit sejati, Sebelum pembunuh itu meninggalkan gubuk itu, Pak tua sempat merobek sisa potongan baju dari pembunuh itu.
"Sialan!!!" ujar yang dilontarkan pembunuh itu, dengan sisa kebengisan terakhir pembunuh itu menancapkan pedang nya ke rusuk pak tua.
Mata sipit dengan alis tebal serta hidung mancung yang besar dibawahnya, bagian bawahnya tak terpampang jelas sebab pembunuh itu memakai penutup kain.
Wei Heng begitu emosi setelah melihat ringkasan kejadian di balik kematian pak tua, Dengan mengepalkan kedua telapak tangannya mencoba menghilangkan rasa sakit yang luar biasa dari hati dan kepalanya, Semakin ia menahan semakin pulak sakit itu tak kunjung hilang. Pertahanan yang begitu menyakitkan, perlahan cahaya putih itu semakin besar hingga melahap seluruh tubuhnya. Setelah ia sudah Kembali mengingat kepingan-kepingan ingatan pembunuhan pak tua,
Wei Heng mencoba menenangkan hati dan pikirannya.
“Manusia kejam," hanya dua kata yang dilontarkan dari mulut Wei Heng, setelah menghapus jejak air matanya.
“Apa yang terjadi?" ujar Jie Ru seraya menghapus air mata dari kulit putih Wei Heng.
“Kematian Da Shu, ia menyimpan ingatannya dalam batu giok ini," ujar Wei Heng yang masih lemas, membangun kembali energi yang habis terkuras.
Wei Heng mencoba menceritakan kembali apa yang terlintas di pikiran nya. Tak menyangka hari itu , Adalah hari terakhir pertemuan yang manis diawal pahit diakhir.
“A Ru, Apakah kamu merasa kedinginan, Mengapa hawa kamar ini sangat dingin," ujar Wei Heng.
“Tidak, apa kamu terkena Fa Shao,” ujar Jie Ru memegang dahi Wei Heng dan seketika wajahnya berubah menjadi pucat pasi.
Fa Shao\= demam
“Tidak tahu, Tetapi tubuhku serasa menghisap begitu banyak energi yang sangat besar. Apa yang terjadi ini?" ujar Wei heng menstabilkan energi yang masuk.
“Akhhhh……" teriak Wei Heng kembali merasakan sakit yang luar biasa itu.
“APA YANG TERJADI, WEI DI… WEI DI…, Bangun sadarkan dirimu,Tidak... Saya harus memanggil Da Wang," ujar Jie Ru yang hendak melangkahkan kakinya sebelum tangannya dicegat oleh Wei heng.
“Tidak, Jangan panggil siapapun," ucap Wei Heng yang bergetar hebat.
Seluruh tubuhnya mengalami tempaan kedua yang begitu dahsyat, suhu panas dingin dari dalam tubuh yang dialaminya saat itu juga.
“TAPIII TAPIII," lontaran yang belum diselesaikan dari mulut Jie Ru.
BAMMMM, Suara merendam dari asal tubuh Wei Heng sehabis mengalami tempaan yang begitu dahsyat.
“Apa yang terjadi? Bagaimana dengan tubuhmu?" tanya Jie Ru panik.
“Sepertinya Energi qi ku meningkat pesat, Giok ini menyatu dengan tubuhku," ucap Wei Heng menguasai giok yang berdiri di telapak tangannya.
“Bagus Bagus Jika begitu, Kita bisa langsung mencari pembunuh Da Shu," ujar Jie Ru.
Dibalik kamar Wei Heng, Seorang wanitan yang ikut mengintai kejadian barusan terjadi, masih terngiang-ngiang pertanyaan yang ada di benaknya “SIAPA DIA"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
S_P astuti
smKin seru kk
Aku nyicil2 bacanya kk
2021-07-27
1
S_P astuti
👍👍
2021-07-27
1
Elisabeth Ratna Susanti
boomlike sampai sini dulu plus fav and rate 5 😍
2021-07-23
1