Bab 7 - Siapa Dia

...快樂閱讀~~...

...Happy Reading's~~...

...Selamat Membaca~~...

...........

..........

.........

Hari yang indah mengarungi isi pikiran seorang berbaju Hanfu kebesarannya, menjelajahi seluruh isi desa Ru yang kian kemari lebih makmur dari sebelumnya, ukiran senyuman mulai terpampang di wajah penduduk desa, hari yang begitu bahagia ini tak akan pernah surut, begitu juga dengan senyuman Wei Heng yang tak akan pupus. Keluarga yang teraniaya itu memberikan rasa hormat kepada seorang pemuda yang baru menyelamatkan dunia, lantas Wei Heng membalasnya dengan sopan juga. Tujuan perjalanannya adalah menapaki kaki ke gubuk tua yang telah menyelamatkannya, melihat apakah kebahagiaan ini ikut tersalurkan kepada pemilik gubuk ini.

DUARR, Gemuruh hati yang menyalak begitu hebat, ketiga manusia itu tak dapat berkata-kata, hanya kenangan yang masih tersisa di benak ketiga orang itu. Aroma amis dan bau besi itu mulai menyeruak meracuni penciuman manusia yang masih berdiri di pintu tua itu.

Hari yang begitu bahagia, tidak ikut tersalurkan di raut wajah pak tua, manusia yang tergeletak itu terlelap seakan tak ada hari esoknya lagi. Darah dari keenam alat indera pak tua meninggalkan bercak noda merah yang sudah lama mengering. Tulang punggungnya seakan tinggal tulang tengkorak rapuh yang tinggal langsung dipatahkan.

Guntur, Petir, Kilat menghantam ketiga manusia itu, Hanya desiran air mata yang menyelimuti wajah rusuh mereka.

Wei Heng yang begitu terpukul langsung terluluh di lantai ,“Kebahagiaan tak berpihak padamu”.

“Da Shu… Da Shu…Apa yang terjadi, kami baru mau berterima kasih padamu, Da Shuuu…” lontaran Jie Ru seakan-akan dapat diterima oleh mayat tergeletak itu

“Da Shu… Bangunlah, Beritahu kami siapa yang membunuhmu," teriak Chen Fei yang tak kalah sedih.

Suara tangisan yang begitu keras, membangunkan penduduk tertangga lainnya.

" Apa yang terjadi nakkk?" ucap salah seorang penduduk yang ikut mengintai.

“Bagaimana Da Shu bisa dibunuh? Apa yang kalian lakukan? Mengapa tak ada seorang pun dari kalian yang tahu siapa yang membunuh Da Shu," ujar Chen Fei dengan nada menyalahkan.

“Kami juga tidak tahu nona, Kalau gubuk ini masih ada penghuninya. Sudah sangat lama gubuk ini tidak didiami oleh manusia," ucap penduduk itu dengan nada takut.

Wei Heng yang terus mengamati tubuh kaku pak tua, Alhasil menemukan petunjuk dari sebuah koyakan kain kasar berwarna coklat keemasan dengan motif polos yang masih dikepal ditangan kiri pak tua yang ditinggal sebagai barang saksi kematian nya.

“Apa ini? Benda apa ini begitu kilau?" pikir Wei Heng sembari mencari tahu isi dibalik tangan kanan pak tua.

“Giok penyatu jiwa, Bagaimana bisa ada ditangan Dashu?" tanya Wei Heng dalam hati , dengan segera Wei Heng menggunakan qi nya menyegel batu giok kedalam tubuhnya.

Wei Heng memikul tubuh kaku pak tua, yang kini seluruh jubah depan nya juga ikut terselimuti noda sisa darah yang masih belum mengering, Menaiki bukit dibelakang desa Ru dengan menancapkan kayu papan nama berwarna coklat yang mengatasnamakan “Jiu Zhu Da Ren”.

Jiu Zhu Da Ren\= penyelamat

Tuangan dari kendi arak ke tanah sebagai tanda penghormatan terakhir.

"Da Shu… Saya Chen Fei akan membalaskan kematianmu," tangis Chen Fei menancapkan tiga Hio di tempat dupa.

Hio \= dupa

Jie Ru yang masih mengepalkan kuat tangannya berkata dalam hati” Da Shu Maafkan kesalahanku yang dulu, Jie Ru akan membantumu melunaskan kehidupan keji ini."

Mereka bertiga kembali ke istana seakan tidak terjadi apapun, tetapi masih bersisa kan garis merah dimata.

Atmosfer kesedihan tidak berdampak pada istana kaisar, bahkan dibalik peristiwa pembunuhan itu, biang keloknya masih sanggup berjalan ke istana.

“Hahaha pak tua itu pasti sudah mati," tawa kasim yang memompa perut besar nya hingga kembang-kempis.

“Hahaha Huanguang memang manusia cerdik, Semua penghalang dituntaskan dengan sempurna," jawab pria bertopeng itu.

“Berikutnya kematian Wang Zi dungu itu yang akan tertempel di papan pemberitahuan Hahaha," tawa kasim itu kembali.

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

Didalam bilik kamar hanya bersisakan Wei Heng dan Jie Ru, seluruh kepercayaan yang sudah ia berikan kepada Jie Ru, bahkan penemuan Giok Penyatu Jiwa juga ia tunjukkan kepada Jie  Ru. Dengan membuka energi qi , Wei Heng meletakkan giok itu di telapak tangannya. Giok itu berputar 360 derajat di atas tangan nya dengan kilauan yang masih memancarkan disisi nya.

“Wei Di apa ini?" tanya Jie Ru penasaran.

“ ini Giok Penyatu Jiwa,Saya menemukannya di tangan Da Shu," ujar Wei Heng.

"Bagaimana bisa batu giok berharga ini bisa ada ditangan Da Shu?".

"Entahlah, mungkin ini sebagai petunjuk dari Da Shu," ujar Wei Heng seraya menatap batu giok yang masih mengeluarkan sinarnya.

“Apa gunanya giok ini?" Tanya Jie Ru yang mencoba menyentuh giok itu.

“ Ahhh panassss”.

Wei Heng yang terkejut dengan lantauan Jie Ru menjadi panik, Wei heng meniup tangan Jie Ru yang mulai berubah warna menjadi merah akibat panas dari giok itu.

“ Apa kamu tidak merasakan panas," ujar Jie Ru yang masih meniup tangannya.

“Tidak, Saya tidak merasakan apapun," ujar Wei Heng sembari meniup tangan Jie Ru yang masih memerah.

Tiba- tiba, mendadak tubuh Wei Heng mengalami tempaan besar, semua energi qi  dari alam menyatu terserap ke dalam tubuhnya, sehingga sebagian atas tubuhnya mengeluarkan cahaya putih dari tubuh tegapnya. Sebuah ingatan aneh tiba-tiba muncul di pikiran nya, Wei Heng mencoba mengikuti alur pikirannya. Jalan pikirannya membawanya ke sebuah gubuk rusuh dari pak tua, sebagaimana potongan memori pak tua yang dibunuh , terpampang jelas di benak Wei Heng saat ini.

 Disaat itu masih ada perlawanan yang dilakukan oleh pak tua, Setidaknya pak tua yang memiliki ilmu pedang juga tidak akan mati sia-sia tanpa perlawanan. Pedang saling beradu, saling menancapkan di rusuk dada. Pak tua yang hendak kabur melarikan diri membawa giok yang diyakini giok yang dipegang Wei Heng saat ini, tetapi pembunuh bertopeng itu ligat memenangkan rencananya. Dengan bantuan kekuatan qi , pembunuh bertopeng itu meloloskan tepat di jantung pak tua sekaligus meremukkan tulang-tulang terdalamnya, Bahkan energi qi nya mampu membuat darah segar keluar dari keenam indera mangsanya, Hanya seorang pembunuh bayaran tetapi sanggup melenyapkan seorang prajurit sejati, Sebelum pembunuh itu meninggalkan gubuk itu, Pak tua sempat merobek sisa potongan baju dari pembunuh itu.

"Sialan!!!" ujar yang dilontarkan pembunuh itu, dengan sisa kebengisan terakhir pembunuh itu menancapkan pedang nya ke rusuk pak tua.

Mata sipit dengan alis tebal serta hidung mancung yang besar dibawahnya, bagian bawahnya tak terpampang jelas sebab pembunuh itu memakai  penutup kain.

Wei Heng begitu emosi setelah melihat ringkasan kejadian di balik kematian pak tua, Dengan mengepalkan kedua telapak tangannya mencoba menghilangkan rasa sakit yang luar biasa dari hati dan kepalanya, Semakin ia menahan semakin pulak sakit itu tak kunjung hilang. Pertahanan yang begitu menyakitkan, perlahan cahaya putih itu semakin besar hingga melahap seluruh tubuhnya. Setelah ia sudah Kembali mengingat kepingan-kepingan ingatan pembunuhan pak tua,

Wei Heng mencoba menenangkan hati dan pikirannya.

“Manusia kejam," hanya dua kata yang dilontarkan dari mulut Wei Heng, setelah menghapus jejak air matanya.

“Apa yang terjadi?" ujar Jie Ru seraya menghapus air mata dari kulit putih Wei Heng.

“Kematian Da Shu, ia menyimpan ingatannya dalam batu giok ini," ujar Wei Heng yang masih lemas, membangun kembali energi yang habis terkuras.

Wei Heng mencoba menceritakan kembali apa yang terlintas di pikiran nya. Tak menyangka hari itu , Adalah hari terakhir pertemuan yang manis diawal pahit diakhir.

“A Ru, Apakah kamu merasa kedinginan, Mengapa hawa kamar ini sangat dingin," ujar Wei Heng.

“Tidak, apa kamu terkena Fa Shao,” ujar Jie Ru memegang dahi Wei Heng dan seketika wajahnya berubah menjadi pucat pasi.

Fa Shao\= demam

“Tidak tahu, Tetapi tubuhku serasa menghisap begitu banyak energi yang sangat besar. Apa yang terjadi ini?" ujar  Wei heng menstabilkan energi yang masuk.

“Akhhhh……" teriak Wei Heng kembali merasakan sakit yang luar biasa itu.

“APA YANG TERJADI, WEI DI… WEI DI…, Bangun sadarkan dirimu,Tidak... Saya harus memanggil Da Wang," ujar Jie Ru yang hendak melangkahkan kakinya sebelum tangannya dicegat oleh Wei heng.

“Tidak, Jangan panggil siapapun," ucap Wei Heng yang bergetar hebat.

Seluruh tubuhnya mengalami tempaan kedua yang begitu dahsyat, suhu panas dingin dari dalam tubuh yang dialaminya saat itu juga.

“TAPIII TAPIII," lontaran yang belum diselesaikan dari mulut Jie Ru.

BAMMMM, Suara merendam dari asal tubuh Wei Heng sehabis mengalami tempaan yang begitu dahsyat.

“Apa yang terjadi? Bagaimana dengan tubuhmu?" tanya Jie Ru panik.

“Sepertinya Energi qi ku meningkat pesat, Giok ini menyatu dengan tubuhku," ucap Wei Heng menguasai giok yang berdiri di telapak tangannya.

“Bagus Bagus Jika begitu, Kita bisa langsung mencari pembunuh Da Shu," ujar Jie Ru.

Dibalik kamar Wei Heng, Seorang wanitan yang ikut mengintai kejadian barusan terjadi, masih terngiang-ngiang pertanyaan yang ada di benaknya “SIAPA DIA"

 

 

Terpopuler

Comments

S_P astuti

S_P astuti

smKin seru kk

Aku nyicil2 bacanya kk

2021-07-27

1

S_P astuti

S_P astuti

👍👍

2021-07-27

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

boomlike sampai sini dulu plus fav and rate 5 😍

2021-07-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1- Awal Pertemuan
2 Bab 2- Babak Kedua Pertarungan
3 Bab 3- Telah terjadi sesuatu
4 Bab 4 - Perjalanan ke Desa Ru
5 Bab 5 - Tak Berperasaan
6 Bab 6 - Saya Telah Kembali
7 Bab 7 - Siapa Dia
8 Bab 8 - Suatu kepercayaan dari teman baru
9 Bab 9 - Sejarah Istana Ru
10 Bab 10 - Istana Yang Penuh Kepalsuan
11 Bab 11 - Festival Musim Semi
12 Bab 12 - Terima Kasih Telah Menemaniku
13 Bab 13 - Kakek Dewa yang menyamar menjadi Penatua
14 Bab 14 - Terungkap segalanya
15 Bab 15 - Kuserahkan Padamu
16 Bab 16 - Perpisahan
17 Bab 17 - Penemuan Monster
18 Bab 18 - Kejujuran atau Kebohongan
19 Bab 19 - Kebohongan Yang Tak Mampu Menipuku
20 Bab 20 - Teman yang Sakit Hati
21 Bab 21 - Ternyata Selama ini Dia berbohong
22 Bab 22 - Penampilan yang Tak Senonoh
23 Bab 23 - Jajanan Pencuci Mata
24 Bab 24 - Desa Yang Terlantar
25 Bab 25 - Jembatan Zang Jiao adalah Desa Jianchi
26 Bab 26 - Perasaan Terdalam
27 Bab 27 - Pertemuan Kerabat Seperguruan
28 Bab 28 - Memuliakan Kembali Kenangan Lama
29 Bab 29 - Pesta besar
30 Bab 30 - Huakui Telah Kembali
31 Bab 31 - Perencanaan Yang Gagal
32 Bab 32 - Sebuah Pengorbanan #1
33 Bab 33 - Sebuah Pengorbanan #2
34 Bab 34 - Sebuah Pengorbanan #3
35 Bab 35 - Sepucuk Surat
36 Bab 36 - Jie Ru Versi Wanita
37 Bab 37 - Jie Ru Yang Lebih Bijaksana
38 Bab 38 - Kakak Seniorku Jatuh Cinta
39 Bab 39 - Cukup ada Kalian Disisiku
40 Bab 40 - Ling Xiao Bao Dian
41 Bab 41 - Perdebatan Tak Masuk Akal #1
42 Bab 42 - Perdebatan Tak Masuk Akal #2
43 Bab Pengumuman
44 Bab 43 - Pertarungan Demi Sebuah Kristal Semesta
45 Bab 44 - Pertarungan Sengit
46 Bab 45 - Kejadian Yang Sebenarnya Terjadi
47 Bab 46 - Saya Dikerjai!!!
48 Bab 47 - Lebih Baik Hujan Daripada Panas
49 Bab 48 - Pertikaian Dengan Senior
50 Bab 49 - Makhluk Tak Kasat Mata
51 Bab 50 - Dimensi ke Alam Lain
52 Bab 51 - Seorang Dewa juga Pandai Berbohong
53 Bab 52 - Keberhasilan Tak Sia-sia
54 Bab 53 - Nostalgia
55 Bab 54 - Gelagat Palsu
56 Bab 55 - Xiao Jing!!!
57 Bab 56 - Wei Heng VS Shizi Mo
58 Bab 57 - Kematian Yang Berharga
59 Bab 58 - Keputusan Bijak
60 Bab 59 - Hanya Menjadi Sebuah Kenangan
61 Bab 60 - Diyu Jie
62 Bab 61 - Peran Beda Sosok
63 Bab 62 - Iblis Baru
64 Bab 63 - Perbedaan Derajat
65 Bab 64 - Kembali ke Negeriku
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1- Awal Pertemuan
2
Bab 2- Babak Kedua Pertarungan
3
Bab 3- Telah terjadi sesuatu
4
Bab 4 - Perjalanan ke Desa Ru
5
Bab 5 - Tak Berperasaan
6
Bab 6 - Saya Telah Kembali
7
Bab 7 - Siapa Dia
8
Bab 8 - Suatu kepercayaan dari teman baru
9
Bab 9 - Sejarah Istana Ru
10
Bab 10 - Istana Yang Penuh Kepalsuan
11
Bab 11 - Festival Musim Semi
12
Bab 12 - Terima Kasih Telah Menemaniku
13
Bab 13 - Kakek Dewa yang menyamar menjadi Penatua
14
Bab 14 - Terungkap segalanya
15
Bab 15 - Kuserahkan Padamu
16
Bab 16 - Perpisahan
17
Bab 17 - Penemuan Monster
18
Bab 18 - Kejujuran atau Kebohongan
19
Bab 19 - Kebohongan Yang Tak Mampu Menipuku
20
Bab 20 - Teman yang Sakit Hati
21
Bab 21 - Ternyata Selama ini Dia berbohong
22
Bab 22 - Penampilan yang Tak Senonoh
23
Bab 23 - Jajanan Pencuci Mata
24
Bab 24 - Desa Yang Terlantar
25
Bab 25 - Jembatan Zang Jiao adalah Desa Jianchi
26
Bab 26 - Perasaan Terdalam
27
Bab 27 - Pertemuan Kerabat Seperguruan
28
Bab 28 - Memuliakan Kembali Kenangan Lama
29
Bab 29 - Pesta besar
30
Bab 30 - Huakui Telah Kembali
31
Bab 31 - Perencanaan Yang Gagal
32
Bab 32 - Sebuah Pengorbanan #1
33
Bab 33 - Sebuah Pengorbanan #2
34
Bab 34 - Sebuah Pengorbanan #3
35
Bab 35 - Sepucuk Surat
36
Bab 36 - Jie Ru Versi Wanita
37
Bab 37 - Jie Ru Yang Lebih Bijaksana
38
Bab 38 - Kakak Seniorku Jatuh Cinta
39
Bab 39 - Cukup ada Kalian Disisiku
40
Bab 40 - Ling Xiao Bao Dian
41
Bab 41 - Perdebatan Tak Masuk Akal #1
42
Bab 42 - Perdebatan Tak Masuk Akal #2
43
Bab Pengumuman
44
Bab 43 - Pertarungan Demi Sebuah Kristal Semesta
45
Bab 44 - Pertarungan Sengit
46
Bab 45 - Kejadian Yang Sebenarnya Terjadi
47
Bab 46 - Saya Dikerjai!!!
48
Bab 47 - Lebih Baik Hujan Daripada Panas
49
Bab 48 - Pertikaian Dengan Senior
50
Bab 49 - Makhluk Tak Kasat Mata
51
Bab 50 - Dimensi ke Alam Lain
52
Bab 51 - Seorang Dewa juga Pandai Berbohong
53
Bab 52 - Keberhasilan Tak Sia-sia
54
Bab 53 - Nostalgia
55
Bab 54 - Gelagat Palsu
56
Bab 55 - Xiao Jing!!!
57
Bab 56 - Wei Heng VS Shizi Mo
58
Bab 57 - Kematian Yang Berharga
59
Bab 58 - Keputusan Bijak
60
Bab 59 - Hanya Menjadi Sebuah Kenangan
61
Bab 60 - Diyu Jie
62
Bab 61 - Peran Beda Sosok
63
Bab 62 - Iblis Baru
64
Bab 63 - Perbedaan Derajat
65
Bab 64 - Kembali ke Negeriku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!