Bab 6 - Saya Telah Kembali

...快樂閱讀~~...

...Happy Reading's~~...

...Selamat Membaca~~...

...........

..........

.........

“Haa? Apa kau bilang, Tak mungkin, Tak mungkin kau itu pangeran pertama dari Istana Ru," Gerutu Jie Ru dengan nada tak percaya.

"Bagian mana yang membuat mu meragukan ku," tanya Wei Heng.

“Tidak, hanya saja, bagaimana mungkin kaisar keji itu adalah adikmu," papar Jie Ru yang masih tak percaya.

“Kau juga akan tahu besok apakah saya berbohong atau tidak, Tidurlah… besok kita harus sigap menggali informasi di istana," ujar Wei Heng hendak memulai perjalanan mimpinya.

Perkara kemarin masih tak bisa diabaikan begitu saja oleh pemuda berkuda itu, Ia masih mengamati makhluk tunggangan yang membawanya hingga laju cepat.

“Ketua, ada orang di depan hendak masuk ke istana," ujar seorang prajurit penjaga gerbang utama.

“Siapa dia, Laporkan pada kasim, Jangan memberi tahu ku hal tak penting," papar pemuda berkuda itu yang diketahui adalah kepala prajurit.

“Baik Ketua ,"ucap prajurit itu menundukkan kepala.

“Hormat Da Wang, Hormat Huanguan," ucap prajurit itu.

Da Wang\= Raja/ kaisar

Huanguan\= Kasim

“Apa yang terjadi?" tanya kasim

“Huanguan, Didepan ada orang yang hendak masuk ke istana," jawab prajurit.

Perintah kasim yang sok berkuasa, sebelum Da Wang sendiri yang buka mulut untuk memerintahkan, Bahkan ia dengan berani dengan sendirinya yang mengatur "Siapa dia, Berani sekali dia masuk ke istana, ada masalah apa rupanya".

“Orang itu tidak mengatakan apapun, Hanya berkata ingin bertemu dengan Da Wang ," papar prajurit itu lagi.

"Bawa dia masuk," tutur Ru Di Lang.

Seorang kaisar yang baru menaiki takhtanya, Aura kuat terpancarkan dalam wajah kejinya, Bahkan namanya akan tercatat dalam buku sejarah sebagai kaisar terkeji di masa pemerintahan Ru.

Seketika istana terguncang petir badai, Meluluh lantakkan seisi penghuni istana kekaisaran ini, Garis wajah tercetak jelas tidak adanya kebahagiaan yang abadi hanya kepalsuan yang mewakili raut wajah penghuni dan seisinya.

“Da Ge… Da Ge… kaa muu ma sihh hi dupp," ucap Di lang dengan panik, yang langsung sigap berdiri melangkahkan kaki kearah Wei Heng.

Da Ge\= kakak pertama/ kakak sulung (laki-laki)

“Wang zi, bagaimana anda masih bisa hidup?" tanya kasim dengan buru-buru.

Wang Zi\=pangeran

“Eiiii… Pertanyaan mu terlalu munafik, Seharusnya lontaran yang harus keluar dari mulutmu adalah harus bagaimana supaya saya bisa mati, itu pertanyaan yang lebih tepat," jawab Wei Heng dengan tatapan yang penuh curiga.

Ru Di Lang yang takut akan rahasianya terbongkar akibat mulut dari seorang ceroboh, Segera menyuruh  kasim itu mengundurkan diri dari tempat ia berdiri.

“Da Ge siapa kedua orang ini," tanya Di Lang dengan menunjuk kearah Jie Ru dan Chen Fei.

“Mereka temanku," jawab Wei Heng dengan singkat.

Ru Di Lang yang terpesona dengan kecantikan Chen Fei yang baru memasuki ruang aula, Bagaikan dewi yang turun dari khayangan yang memang dipertemukan untuknya.

Dengan raut malu Di Lang menyuruh pelayan istana untuk membawa kedua manusia itu menghuni di kediamannya “Pelayan, Bawa kedua tamu ini keruang peristirahatan nya".

“Baik Da Wang, Tuan Nona silahkan," ucap pelayan menghantarkan tamunya.

Di Lang memapahkan Wei Heng ke kursi kebesarannya, Begitu megah hanya untuk sebuah kursi, ukiran dan gambaran kursi begitu elok dipandang, goresan cina kuno terpajang jelas, siapapun yang menempati kursi ini pasti akan lupa diri, begitu juga dengan kaisar yang sekarang.

Wei Heng yang masih tak habis pikir, Bagaimana bisa seorang kaisar menempati kursi yang begitu megah sedangkan ia mencuri uang penduduk yang begitu tinggi sebagai hasil dari keringatnya.

“Da Ge, selama ini kamu ada dimana?” tanya Di Lang begitu antusias.

“Saya ada di Sekolah Qi Jing, kebetulan bertemu dengan Jie Ru dan Chen Fei," ucap Wei Heng.

“Chen Fei? Wanita yang tadi?" tanya Di Lang penasaran.

“iya, ada apa?" tanya Wei Heng menimpali.

“Ahh… Tidak tidak," jawab Di Lang gugup.

Di Lang masih penasaran dengan ingataan Wei Heng, Apakah ia masih ingat tragedi pembunuhan beberapa bulan yang lalu "Da Ge, apakah kamu pernah melihat sisi wajah orang yang ingin membunuhmu?”.

”Apa maksudmu? Siapa yang ingin membunuhku? Saya tidak mengetahui ada hal itu,” raut wajah Wei Heng yang pura-pura bingung.

" Haa untunglah," gumam kecil Di Lang dalam hati.

Dari jauh, Terdengar suara teriakan seorang wanita yang begitu anggun dan polos, rambut hitam terurai seakan terbang menyatu dengan angin, garis wajah oval dengan bibir tipis merona.

“Da Ge, Da Ge apakah ini mimpi, saya sedang bermimpi, Da Ge kamu sudah kembali, Da Ge Ayah ayah," ucap Ru San Xiang yang dipotong Di Lang.

“Ru Xiang kembali ke kamar, Da Ge perlu istirahat," perintah Di Lang tegas.

“Baiklah," jawab Ru Xiang menundukkan kepalanya.

“Da Ge, Kamu perlu istirahat, Mari saya bawa ke kamarmu," Di Lang menunjuk jalan.

“Terima Kasih dan sekalian tunjukkan jalan ke kamar Jie Ru," perintah Wei Heng.

Tampak bayangan Jie Ru yang berdiri menunggu dari dalam kamarnya “Wei Di apa yang mereka lakukan padamu, Kamu tak terjadi apa-apa kan?"

“Apa kamu tidak curiga dengan tingkah laku mereka. Maaf bukan bermaksud untuk…" tanya Chen Fei terpotong.

“Iya tak apa… Saya dari awal sudah curiga dengan Di Lang dan Huanguan, aneh jika mereka menanyakan kematianku," ujar Wei Heng menompang dagu dengan telapak tangannya.

“Apa kamu masih belum mengingat siapa yang hendak membunuhmu?” tanya Jie Ru yang menatapnya khawatir.

“Tidak… Saya tidak mengingatnya, jalan satu-satunya adalah mengutusnya untuk membuktikan kepada semua penduduk desa bahwa saya masih hidup."

*

“Sial…. Kenapa dia masih hidup, Apa yang harus kita lakukan, Dia sudah memberi titah pertamanya. Ha? Menyuruhku untuk memberitahu semua penduduk bahwa dia masih hidup, Dia mau mengambil alih singasanaku dan mengapa sikap nya berubah," panik Di Lang yang berjalan mondar-mandir melanturkan berbagai pertanyaan yang merusak konsentrasinya.

“Tenang… Da Wang, kita akan singkirkan dia," senyum licik kasim yang menyeringai.

Istana raja yang begitu ramai, Dengan penduduk desa yang ikut mendiami. Menunggu informasi apakah suatu pertanda baik atau pertanda buruk. Gong dibunyikan dengan keras seakan menguncang seisi dunia beserta makhluknya.

Seorang pria berbadan pendek dan gendut dengan topi hitam menjulang tinggi keatas, Memegang kendali atas berita besar yang terjadi hari ini. Kekuasaanya mutlak membentang nyaris di Istana Ru, dia mengangkat dirinya sebagai perwakilan langit di bumi yang artinya kata-katanya adalah hukum yang harus dipatuhi.

“Perhatian Perhatian, hari ini saya Huanguan memberitahukan kepada semuanya, bahwa Wang Zi telah kembali," teriak kasim dengan suara lantangnya.

“Ha…. Apa yang terjadi? bukankah Wang Zi telah mati, bagaimana bisa dia kembali, pertanda apa ini," pembahasan penduduk yang berkomat-kamit di bawah istana kekaisaran.

Tak lama kemudian, Seorang pemuda keluar dari pintu utama, Rambut putih adalah ciri khas dari pangeran pertama, hiasan kepala antik yang ditancapkan ke ikatan rambutnya yang begitu anggun, Lentik mata yang begitu rupawan penuh kasih sayang.

“Ha.. itu Wang Zi, Kenapa bisa? Apa yang terjadi? Siapa dia?” rancauan penduduk desa yang tidak ada habisnya.

“Ya saya Ru Xin Lang, Saya telah kembali dari maut petaka dan hari ini saya akan ikut andil dalam takhta kerajaan," ucap dengan rantang dan tegas.

“Sikapnya begitu angkuh, Saya dapat memastikan desa kita akan semakin hancur di tangan nya," gosip seorang wanita paruh baya yang mengumbar kata tak layak itu.

Dibalik tingginya tembok istana, Kaisar dan kasim yang sedang memantau dan menyeringai atas pernyataan wanita paruh baya itu.

Kemunculan seorang pak tua yang pernah menolong nya dan berkata “Tidak, anak muda ini tidak jahat. Dia akan membantu desa kita menjadi lebih baik."

Dengan kumis palsunya dan tahi lalat yang menempel di kening atasnya, Pak Tua menyamar dengan sempurna, penampilan yang tidak mencolok membantu pak tua untuk terhindar dari mata-mata atas kejadian penangkapan prajurit setia itu.

“Da Shu Terima Kasih, Terima Kasih atas pertolongan keduamu," gumam Wei Heng dalam hati.

“Apakah omongan mu dapat dipercaya Pak Tua," ucap wanita paruh baya itu.

Dengan penuh keyakinan, Pak tua itu berkata "Ya, saya akan menjamin itu".

“Nakkk takdir desa ada ditanganmu," gumam Pak Tua dalam hati dengan penuh harapan.

“ Yehhh  Yehhhh…. Terima Kasih Wang Zi terima kasih, Bantulah desa kami," ucap seluruh penduduk menimpali hal baik ini.

dibalik itu, musuh penjilat itu sedang melanturkan kata kasar, sebab rencana nya yang sudah gagal total akibat Pak tua itu.

“Keparat… Kenapa jadi begini, Siapa pak tua itu , kenapa dia ikut mengimbali, seberapa dekat dia dengan si dungu itu," pertanyaan bertubi-tubi yang ia lontarkan kepada kasim.

“Maaf Da Wang, Maaf atas kelalaian hamba. Saya akan segera mencari tahu," ujar kasim dengan nurut

“Bunuh Pak Tua itu," ucap kasim sembari mengintruksikan kepala prajurit untuk menjalankan perintahnya.

Terpopuler

Comments

S_P astuti

S_P astuti

👍

2021-07-27

0

Sukhet 'Alaz

Sukhet 'Alaz

seru kak, ajari aku donk... bikin crot fntasi..

2021-07-23

1

Restviani

Restviani

mantap Thor

lanjut ..

2021-07-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1- Awal Pertemuan
2 Bab 2- Babak Kedua Pertarungan
3 Bab 3- Telah terjadi sesuatu
4 Bab 4 - Perjalanan ke Desa Ru
5 Bab 5 - Tak Berperasaan
6 Bab 6 - Saya Telah Kembali
7 Bab 7 - Siapa Dia
8 Bab 8 - Suatu kepercayaan dari teman baru
9 Bab 9 - Sejarah Istana Ru
10 Bab 10 - Istana Yang Penuh Kepalsuan
11 Bab 11 - Festival Musim Semi
12 Bab 12 - Terima Kasih Telah Menemaniku
13 Bab 13 - Kakek Dewa yang menyamar menjadi Penatua
14 Bab 14 - Terungkap segalanya
15 Bab 15 - Kuserahkan Padamu
16 Bab 16 - Perpisahan
17 Bab 17 - Penemuan Monster
18 Bab 18 - Kejujuran atau Kebohongan
19 Bab 19 - Kebohongan Yang Tak Mampu Menipuku
20 Bab 20 - Teman yang Sakit Hati
21 Bab 21 - Ternyata Selama ini Dia berbohong
22 Bab 22 - Penampilan yang Tak Senonoh
23 Bab 23 - Jajanan Pencuci Mata
24 Bab 24 - Desa Yang Terlantar
25 Bab 25 - Jembatan Zang Jiao adalah Desa Jianchi
26 Bab 26 - Perasaan Terdalam
27 Bab 27 - Pertemuan Kerabat Seperguruan
28 Bab 28 - Memuliakan Kembali Kenangan Lama
29 Bab 29 - Pesta besar
30 Bab 30 - Huakui Telah Kembali
31 Bab 31 - Perencanaan Yang Gagal
32 Bab 32 - Sebuah Pengorbanan #1
33 Bab 33 - Sebuah Pengorbanan #2
34 Bab 34 - Sebuah Pengorbanan #3
35 Bab 35 - Sepucuk Surat
36 Bab 36 - Jie Ru Versi Wanita
37 Bab 37 - Jie Ru Yang Lebih Bijaksana
38 Bab 38 - Kakak Seniorku Jatuh Cinta
39 Bab 39 - Cukup ada Kalian Disisiku
40 Bab 40 - Ling Xiao Bao Dian
41 Bab 41 - Perdebatan Tak Masuk Akal #1
42 Bab 42 - Perdebatan Tak Masuk Akal #2
43 Bab Pengumuman
44 Bab 43 - Pertarungan Demi Sebuah Kristal Semesta
45 Bab 44 - Pertarungan Sengit
46 Bab 45 - Kejadian Yang Sebenarnya Terjadi
47 Bab 46 - Saya Dikerjai!!!
48 Bab 47 - Lebih Baik Hujan Daripada Panas
49 Bab 48 - Pertikaian Dengan Senior
50 Bab 49 - Makhluk Tak Kasat Mata
51 Bab 50 - Dimensi ke Alam Lain
52 Bab 51 - Seorang Dewa juga Pandai Berbohong
53 Bab 52 - Keberhasilan Tak Sia-sia
54 Bab 53 - Nostalgia
55 Bab 54 - Gelagat Palsu
56 Bab 55 - Xiao Jing!!!
57 Bab 56 - Wei Heng VS Shizi Mo
58 Bab 57 - Kematian Yang Berharga
59 Bab 58 - Keputusan Bijak
60 Bab 59 - Hanya Menjadi Sebuah Kenangan
61 Bab 60 - Diyu Jie
62 Bab 61 - Peran Beda Sosok
63 Bab 62 - Iblis Baru
64 Bab 63 - Perbedaan Derajat
65 Bab 64 - Kembali ke Negeriku
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1- Awal Pertemuan
2
Bab 2- Babak Kedua Pertarungan
3
Bab 3- Telah terjadi sesuatu
4
Bab 4 - Perjalanan ke Desa Ru
5
Bab 5 - Tak Berperasaan
6
Bab 6 - Saya Telah Kembali
7
Bab 7 - Siapa Dia
8
Bab 8 - Suatu kepercayaan dari teman baru
9
Bab 9 - Sejarah Istana Ru
10
Bab 10 - Istana Yang Penuh Kepalsuan
11
Bab 11 - Festival Musim Semi
12
Bab 12 - Terima Kasih Telah Menemaniku
13
Bab 13 - Kakek Dewa yang menyamar menjadi Penatua
14
Bab 14 - Terungkap segalanya
15
Bab 15 - Kuserahkan Padamu
16
Bab 16 - Perpisahan
17
Bab 17 - Penemuan Monster
18
Bab 18 - Kejujuran atau Kebohongan
19
Bab 19 - Kebohongan Yang Tak Mampu Menipuku
20
Bab 20 - Teman yang Sakit Hati
21
Bab 21 - Ternyata Selama ini Dia berbohong
22
Bab 22 - Penampilan yang Tak Senonoh
23
Bab 23 - Jajanan Pencuci Mata
24
Bab 24 - Desa Yang Terlantar
25
Bab 25 - Jembatan Zang Jiao adalah Desa Jianchi
26
Bab 26 - Perasaan Terdalam
27
Bab 27 - Pertemuan Kerabat Seperguruan
28
Bab 28 - Memuliakan Kembali Kenangan Lama
29
Bab 29 - Pesta besar
30
Bab 30 - Huakui Telah Kembali
31
Bab 31 - Perencanaan Yang Gagal
32
Bab 32 - Sebuah Pengorbanan #1
33
Bab 33 - Sebuah Pengorbanan #2
34
Bab 34 - Sebuah Pengorbanan #3
35
Bab 35 - Sepucuk Surat
36
Bab 36 - Jie Ru Versi Wanita
37
Bab 37 - Jie Ru Yang Lebih Bijaksana
38
Bab 38 - Kakak Seniorku Jatuh Cinta
39
Bab 39 - Cukup ada Kalian Disisiku
40
Bab 40 - Ling Xiao Bao Dian
41
Bab 41 - Perdebatan Tak Masuk Akal #1
42
Bab 42 - Perdebatan Tak Masuk Akal #2
43
Bab Pengumuman
44
Bab 43 - Pertarungan Demi Sebuah Kristal Semesta
45
Bab 44 - Pertarungan Sengit
46
Bab 45 - Kejadian Yang Sebenarnya Terjadi
47
Bab 46 - Saya Dikerjai!!!
48
Bab 47 - Lebih Baik Hujan Daripada Panas
49
Bab 48 - Pertikaian Dengan Senior
50
Bab 49 - Makhluk Tak Kasat Mata
51
Bab 50 - Dimensi ke Alam Lain
52
Bab 51 - Seorang Dewa juga Pandai Berbohong
53
Bab 52 - Keberhasilan Tak Sia-sia
54
Bab 53 - Nostalgia
55
Bab 54 - Gelagat Palsu
56
Bab 55 - Xiao Jing!!!
57
Bab 56 - Wei Heng VS Shizi Mo
58
Bab 57 - Kematian Yang Berharga
59
Bab 58 - Keputusan Bijak
60
Bab 59 - Hanya Menjadi Sebuah Kenangan
61
Bab 60 - Diyu Jie
62
Bab 61 - Peran Beda Sosok
63
Bab 62 - Iblis Baru
64
Bab 63 - Perbedaan Derajat
65
Bab 64 - Kembali ke Negeriku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!