Bab 5 - Tak Berperasaan

...快樂閱讀~~...

...Happy Reading's~~...

...Selamat Membaca~~...

...........

..........

.........

Gubuk tua rusuh, yang terletak di antara rumah yang lebih elit lainnya, Pohon besar tua dengan daun layu yang hampir menyelimuti seluruh rantingnya, menempati tepat disisi samping kiri gubuk tua itu.

“HEIII PAK TUA KENAPA KAU MENARIK KAMI!" tanya Jie Ru dengan nada kesal, sembari mengibas-ngibas rambut hitam panjangnya.

“KAMU ITU BUTA ATAU BODOH… Apa kamu tidak melihat siapa yang ada diluar sana," ujar Pak Tua dengan nada tak kalah besar, sembari mengintip dari bilik pintu.

“Maaf… Da Shu kami adalah pendatang baru , belum mengenal orang yang ada disini dan sebenarnya ada masalah apa dengan desa ini, mengapa semua penduduk begitu takut dengan pemuda yang menunggangi kuda itu," papar Wei Heng dengan suara ramahnya.

Da Shu \= paman

“Apa benar kalian ini pendatang baru?," tanya Pak Tua itu, melirik Wei Heng dengan tatapan mengintimidasi.

“Ya Da Shu, kami ini pendatang baru," timpal Wei Heng.

“semua orang itu, Tak lain adalah suruhan dari Kaisar Ru yang baru naik takhta, mereka datang untuk menagih uang pajak yang kian bulan makin meninggi, bahkan mereka tak segan membawa anak gadis dari penduduk ini untuk dijadikan budak nafsu," ujar Pak Tua itu.

“Mengapa begitu tega, bagaimana dengan kaisar yang sebelumnya," tanya Wei Heng hendak mencari informasi.

“Kaisar sebelumnya sudah meninggal, Kematian nya begitu tragis, tidak ada satupun yang tahu kejadian yang sesungguhnya," jawab Pak Tua.

SLINGGGGG….. Suara pedang yang begitu menyayat gendang telinga, Kawanan pemuda berbaju besi yang mengeluarkan hunus pedang yang amat runcing dan tajam dari sarung gagah nya, mengeluarkan titah kaisar sebagai acuan nya.

“Perintah dari Kaisar, Kalian berani membantahnya?, kenapa kalian tidak keluar menyetor kewajiban bulanan kalian," teriak Pemuda Berkuda yang berpijak di posisi terdepan, yang diketahui adalah orang kepercayaan dari kaisar.

Keberanian penduduk seketika roboh, seakan tertimpah ratusan besi baja, Rasa takut terdalam yang saat ini dirasakan penduduk yang terintimidasi itu. tapi apa yang boleh diperbuat, itulah titah dari kaisar, tak ada seorang pun yang berani menyongsong nya.

“Letakkan koin perak kalian ketanah, pungut semuanya HAHAHA…," ucap pemuda berkuda itu, seraya berjalan lurus memerintahkan bawahannya untuk mengutip koin perak.

“Mana koin perakmu, kenapa hanya segini," ujar pemuda itu , melempar-lempar koin peraknya diatas angin, seakan tak ada harganya.

“Maaf Tuan, hanya sisa koin ini yang kami miliki," ucap Bapak berbadan gembur, yang sedang berjongkok, memohon ampun dengan merapatkan kedua tangannya.

“HAHAHA… Tak apa jika kau tak punya cukup koin perak, asalkan anak gadismu kami bawa HAHAHA…" tawa pemuda berkuda dengan suara yang menggegerkan seisi desa ini.

“Bawa gadis itu pergi, alangkah bagusnya dijadikan sebagai budak untuk kaisar HAHAHA," ujar pemuda itu kembali.

Keluarga yang sungguh kasihan, tangis pilu tak ada yang hiraukan. Bahkan , langit pun tak gentar melihat pilu yang dirasakan. Kekejaman yang semakin menjadi-jadi. Dengan begitu antusias, prajurit itu membawa paksa gadis dari bapak yang berbadan gembur. Suami istri yang menangis histeris memohon pengampunan yang tak dihiraukan oleh prajurit berpakaian besi itu.

Sudah puluhan kali Wei Heng menghitung dengan jari kirinya, sudah puluhan kali juga pukulan itu dirasakan oleh pasangan suami istri itu.

“TIDAK, SAYA TIDAK BISA MENUNGGU LAGI, INI SUDAH KETERLALUAN!!!” gumam kecil Wei Heng yang sudah sangat emosi.

Wei Heng yang mulai melemaskan jari-jari tangan nya, hendak mengeluarkan qi paling dalam yang selama ini masih ia sembunyikan. Dia mulai menjentikkan jari nya antara jari tengah dan jari jempolnya, hingga membentuk sebuah Bola Es Kristal yang tak dapat dilihat dalam kejab mata, hanya bisa dirasakan oleh mangsanya. Bola Es Kristal yang begitu mengkilaukan mata, berwarna ungu dengan ekor sabitnya.

Yang diarahkan tepat di tengkuk kaki kuda yang ditunggangi pemuda itu. Kuda tunggangan itu menjadi sangat ambisius, lari tergopoh-gopoh membawa lari pemuda yang masih duduk di punggungnya.

“Ketua… Ketua…, Cepat Cepat kejar kuda itu," ujar bawahan berkuda lainnya, dengan menginstruksikan bawahan yang lain juga.

“Ada apa… ada apa…ada apa dengan kudanya," perbicangan yang ramai antara tertangga penduduk desa.

“Terima Kasih Lao Tian Ye Terima kasih," sembah sujud pak gembur tadi, sembari menyembah kelangit.

Lao Tian Ye\= Kebesaran Tuhan

“Bukan Lao Tian Ye yang harus kau sembah sujud dan menerima ucapan terima kasihmu, Tapi sayalah yang pantas menerimanya," pikir Wei Heng dalam hati sambil tersenyum menggelengkan kepalanya.

Wei Heng yang membalikkan badan menjauh dari penglihatannya dari bilik pintu, mendadak dicegat oleh Jie ru “Hebat Wei Di Hebat, Sungguh luar biasa, Saya bahkan tidak terpikirkan kamu akan menggunakan qi. Hebat, kamu penyelamat gadis itu," bisik Jie Ru ketelinga Wei Heng.

“HAAA? Kamu bisa melihatnya?" tanya Wei Heng bingung, padahal ia menyembunyikan qi itu dalam balik bajunya.

“Hahaha, Saya memantau mu dari tadi," tawa Jie Ru.

“Sialan Hahaha”, timpal Wei Heng.

“Hari ini, kalian menginaplah  disini, gubuk tua ini masih sanggup menampung kalian bertiga," ujar Pak tua.

“ HAA? APA? Wei Heng sebaiknya kita cari penginapan di dekat sini," ucap Jie Ru, menarik pergi tangan halus Wei Heng.

“Hahaha… Saya rasa, kamu itu memang bodoh. Apa kau pikir setelah kejadian tadi masih ada penginapan yang berani membuka bisnisnya," timpal Pak Tua dengan nada kesal.

“Da Shu… Dimana kamarku, bolehkan mengantarkan ku duluan, saya sudah Lelah," ujar Chen Fei dengan manja, sambil mengayunkan tangan kiri pak tua.

“Hahaha anak baik, sudah lama saya tidak merasakan kehangatan seorang putri, ayokkkk Da Shu bawa kekamarmu,” ucap pak tua penuh kehangatan.

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

Wei Heng yang berpapasan dengan Pak Tua, yang sedang merenungi sesuatu yang tampaknya kurang membahagiakan, hanya ditemani dengan Lampu Teplok yang sudah begitu usang. Wei Heng mencoba untuk mendekati Pak Tua untuk mendapat informasi yang lebih lanjut.

“Da Shu, apa kejadian tadi benar ulah dari kaisar," ujar Wei Heng membangunkan Pak Tua dari lamunan nya.

“Iya, ini semua ulah dari kaisar yang sekarang, mendiang kaisar begitu bijaksana, tidak pernah memaksa penduduknya untuk melakukan kewajiban yang masih belum bisa disanggupi, kaisar yang baru ini begitu suka bermain dengan wanita dan kekuasaan. tiap Yi Ge Yue, pengawalnya akan mengutip koin perak dari desa kami," papar pak tua dengan rinci.

Yi Ge Yue\= 1 bulan sekali

“Darimana Da Shu bisa menyangkal jika mendiang kaisar begitu bijaksana," tanya Wei Heng.

“Saya prajurit perang yang paling setia, yang paling mengenal semua perihal tentang mendiang kaisar. Semua prajurit yang setia tak sudi mengikuti jejak dari kaisar baru yang begitu tidak senonoh,hanya saya yang berhasil kabur dari istana. Bukan maksud untuk melanggar janji kesetiaan tapi, memberontak lebih mulia daripada dihukum mati dan saya masih ada seorang putri dirumah yang menjadi taruhannya," ucap Pak Tua panjang lebar.

”Dimana Putri Da Shu," ujar Wei Heng.

“Putri saya sudah meninggal, Ia dibunuh Ketika saya berhasil kabur dari istana kekaisaran," ujar Pak Tua menangisi kepedihan di hatinya.

“Akan saya bantu balaskan dendam mu Da Shu”, papar Wei Heng.

“Tak guna nakk, penduduk desa juga sudah mencoba memberontak, alhasil mereka juga dibunuh," tegur Pak Tua.

“TIDAKK, SAYA AKAN MELAKUKAN NYA!!!” timpal Wei Heng penuh tekad.

Pak Tua juga tidak bisa menolak kehendak dari anak muda dihadapannya itu, hanya sebotol ramuan ini yang dapat menjadi harapan keberhasilannya, pak tua menyerahkan botal ramuannya kepada anak muda itu.

“Saya dapat membaca pikiran mu nakk dan saya tau tujuan mulia mu. Terima kasih," ucap pak tua dengan tulus.

Perjalanan kembali ke ruang kamarnya, bahkan sebelum sampai di dalam kamar yang di derangi lampu meja kecil, Jie Ru sudah menjerit seperti orang tidak waras.

“WEIIII DIIIIII….. Kenapa kau lama sekali," teriak Jie Ru di balik kamar.

“Tingkah lakumu seperti hewan yang kehilangan induk nya, dimana letak ******** mu itu," tanya Wei Heng sembari menutup pintu kamar.

“Hehehe…. Nihhh gelang yang kubuatkan untukmu, gelang ini ada sepasang, kamu satu dan aku satu," ujar Jie Ru menggaruk kepalanya yang tidak gatal

“kapan kamu membuatnya," ucap Wei Heng.

“sewaktu kamu mencarikan tanaman obat untukku," jawab Jie Ru.

“Sini tanganmu, biar kupasangkan”, ujar Jie Ru.

“Nahhh… pasangkan lah," balas Wei Heng, menyodorkan tangannya, senyum bahagia terpampang jelas di garis bibirnya.

“Wei Di, aku masih penasaran dengan identitas mu," pertanyaan Jie Ru yang membuat Wei Heng tersadar.

“Apa yang masih kau ragukan dariku," ujar Wei Heng.

“Dari awal pertemuan, Saya sudah penasaran dengan tingkatan qi mu dan darimana asal kamu. Saya terus merenungkannya, sampai tadi saya melihat kamu mengeluarkan qi  kristal es. Saya begitu kaget melihatnya, sebab tingkatan qi kristal es hanya bisa digunakan manusia yang sudah tingkat tinggi," lontar Jie Ru mengeluarkan semua benak dalam pikirannya.

“Sungguh kau ingin tahu, Siapa aku sebenarnya sungguhkah?" pancing Wei Heng dengan pertanyaan Jie Ru.

“iya tentu aku ingin tahu, kau ini saudaraku, tentu saja saya harus memahami mu," ucap Jie Ru.

“Hahaha tidurlah besok kita akan ke Istana Ru," Ucap Wei Heng mencoba mengalihkan pembicaraan.

Wei Heng yang mulai beranjak ke ranjang terpisah dari Jie Ru, begitu tersentak kaget Ketika mendengar jeritan Jie Ru.

“WEI… DI…. JAWAB DULU PERTANYAAN KU!!!" Teriak Jie Ru, melangkahkan kaki ke ranjang pemuda yang hendak lelap ini.

“Sebenarnya aku ini ….” Ucap Wei Heng terpotong.

hayooo tebakkk siapa sebenarnya Wei Heng, tulis di kolom komentar yok?? nantikan jawaban nya di chapter berikutnya y😁😁😁

 

Terpopuler

Comments

Duajie

Duajie

banyak kata² kurang tepat shg seperti terjemahan langsung tanpa melalui editing, saya kira klo diperbaiki akan lebih bagus karena alur sudah sangat bagus....🙏
(maafkan saya klo tdk berkenaan, krn bukan penulis tapi cuma mantan guru🙏)

2022-01-15

0

Diah Fiana

Diah Fiana

semangat kak, 5 like ku mampir

2021-07-23

0

Restviani

Restviani

dewa kok di lawan....🤭🤭


Mohon maaf Perjuangan CEO Muda baru bisa mampir lagi...

lanjut...!

2021-07-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1- Awal Pertemuan
2 Bab 2- Babak Kedua Pertarungan
3 Bab 3- Telah terjadi sesuatu
4 Bab 4 - Perjalanan ke Desa Ru
5 Bab 5 - Tak Berperasaan
6 Bab 6 - Saya Telah Kembali
7 Bab 7 - Siapa Dia
8 Bab 8 - Suatu kepercayaan dari teman baru
9 Bab 9 - Sejarah Istana Ru
10 Bab 10 - Istana Yang Penuh Kepalsuan
11 Bab 11 - Festival Musim Semi
12 Bab 12 - Terima Kasih Telah Menemaniku
13 Bab 13 - Kakek Dewa yang menyamar menjadi Penatua
14 Bab 14 - Terungkap segalanya
15 Bab 15 - Kuserahkan Padamu
16 Bab 16 - Perpisahan
17 Bab 17 - Penemuan Monster
18 Bab 18 - Kejujuran atau Kebohongan
19 Bab 19 - Kebohongan Yang Tak Mampu Menipuku
20 Bab 20 - Teman yang Sakit Hati
21 Bab 21 - Ternyata Selama ini Dia berbohong
22 Bab 22 - Penampilan yang Tak Senonoh
23 Bab 23 - Jajanan Pencuci Mata
24 Bab 24 - Desa Yang Terlantar
25 Bab 25 - Jembatan Zang Jiao adalah Desa Jianchi
26 Bab 26 - Perasaan Terdalam
27 Bab 27 - Pertemuan Kerabat Seperguruan
28 Bab 28 - Memuliakan Kembali Kenangan Lama
29 Bab 29 - Pesta besar
30 Bab 30 - Huakui Telah Kembali
31 Bab 31 - Perencanaan Yang Gagal
32 Bab 32 - Sebuah Pengorbanan #1
33 Bab 33 - Sebuah Pengorbanan #2
34 Bab 34 - Sebuah Pengorbanan #3
35 Bab 35 - Sepucuk Surat
36 Bab 36 - Jie Ru Versi Wanita
37 Bab 37 - Jie Ru Yang Lebih Bijaksana
38 Bab 38 - Kakak Seniorku Jatuh Cinta
39 Bab 39 - Cukup ada Kalian Disisiku
40 Bab 40 - Ling Xiao Bao Dian
41 Bab 41 - Perdebatan Tak Masuk Akal #1
42 Bab 42 - Perdebatan Tak Masuk Akal #2
43 Bab Pengumuman
44 Bab 43 - Pertarungan Demi Sebuah Kristal Semesta
45 Bab 44 - Pertarungan Sengit
46 Bab 45 - Kejadian Yang Sebenarnya Terjadi
47 Bab 46 - Saya Dikerjai!!!
48 Bab 47 - Lebih Baik Hujan Daripada Panas
49 Bab 48 - Pertikaian Dengan Senior
50 Bab 49 - Makhluk Tak Kasat Mata
51 Bab 50 - Dimensi ke Alam Lain
52 Bab 51 - Seorang Dewa juga Pandai Berbohong
53 Bab 52 - Keberhasilan Tak Sia-sia
54 Bab 53 - Nostalgia
55 Bab 54 - Gelagat Palsu
56 Bab 55 - Xiao Jing!!!
57 Bab 56 - Wei Heng VS Shizi Mo
58 Bab 57 - Kematian Yang Berharga
59 Bab 58 - Keputusan Bijak
60 Bab 59 - Hanya Menjadi Sebuah Kenangan
61 Bab 60 - Diyu Jie
62 Bab 61 - Peran Beda Sosok
63 Bab 62 - Iblis Baru
64 Bab 63 - Perbedaan Derajat
65 Bab 64 - Kembali ke Negeriku
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1- Awal Pertemuan
2
Bab 2- Babak Kedua Pertarungan
3
Bab 3- Telah terjadi sesuatu
4
Bab 4 - Perjalanan ke Desa Ru
5
Bab 5 - Tak Berperasaan
6
Bab 6 - Saya Telah Kembali
7
Bab 7 - Siapa Dia
8
Bab 8 - Suatu kepercayaan dari teman baru
9
Bab 9 - Sejarah Istana Ru
10
Bab 10 - Istana Yang Penuh Kepalsuan
11
Bab 11 - Festival Musim Semi
12
Bab 12 - Terima Kasih Telah Menemaniku
13
Bab 13 - Kakek Dewa yang menyamar menjadi Penatua
14
Bab 14 - Terungkap segalanya
15
Bab 15 - Kuserahkan Padamu
16
Bab 16 - Perpisahan
17
Bab 17 - Penemuan Monster
18
Bab 18 - Kejujuran atau Kebohongan
19
Bab 19 - Kebohongan Yang Tak Mampu Menipuku
20
Bab 20 - Teman yang Sakit Hati
21
Bab 21 - Ternyata Selama ini Dia berbohong
22
Bab 22 - Penampilan yang Tak Senonoh
23
Bab 23 - Jajanan Pencuci Mata
24
Bab 24 - Desa Yang Terlantar
25
Bab 25 - Jembatan Zang Jiao adalah Desa Jianchi
26
Bab 26 - Perasaan Terdalam
27
Bab 27 - Pertemuan Kerabat Seperguruan
28
Bab 28 - Memuliakan Kembali Kenangan Lama
29
Bab 29 - Pesta besar
30
Bab 30 - Huakui Telah Kembali
31
Bab 31 - Perencanaan Yang Gagal
32
Bab 32 - Sebuah Pengorbanan #1
33
Bab 33 - Sebuah Pengorbanan #2
34
Bab 34 - Sebuah Pengorbanan #3
35
Bab 35 - Sepucuk Surat
36
Bab 36 - Jie Ru Versi Wanita
37
Bab 37 - Jie Ru Yang Lebih Bijaksana
38
Bab 38 - Kakak Seniorku Jatuh Cinta
39
Bab 39 - Cukup ada Kalian Disisiku
40
Bab 40 - Ling Xiao Bao Dian
41
Bab 41 - Perdebatan Tak Masuk Akal #1
42
Bab 42 - Perdebatan Tak Masuk Akal #2
43
Bab Pengumuman
44
Bab 43 - Pertarungan Demi Sebuah Kristal Semesta
45
Bab 44 - Pertarungan Sengit
46
Bab 45 - Kejadian Yang Sebenarnya Terjadi
47
Bab 46 - Saya Dikerjai!!!
48
Bab 47 - Lebih Baik Hujan Daripada Panas
49
Bab 48 - Pertikaian Dengan Senior
50
Bab 49 - Makhluk Tak Kasat Mata
51
Bab 50 - Dimensi ke Alam Lain
52
Bab 51 - Seorang Dewa juga Pandai Berbohong
53
Bab 52 - Keberhasilan Tak Sia-sia
54
Bab 53 - Nostalgia
55
Bab 54 - Gelagat Palsu
56
Bab 55 - Xiao Jing!!!
57
Bab 56 - Wei Heng VS Shizi Mo
58
Bab 57 - Kematian Yang Berharga
59
Bab 58 - Keputusan Bijak
60
Bab 59 - Hanya Menjadi Sebuah Kenangan
61
Bab 60 - Diyu Jie
62
Bab 61 - Peran Beda Sosok
63
Bab 62 - Iblis Baru
64
Bab 63 - Perbedaan Derajat
65
Bab 64 - Kembali ke Negeriku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!