...快樂閱讀~~...
...Happy Reading's~~...
...Selamat Membaca~~...
...........
..........
.........
“Wei Di tunggu akuuu!!!” teriak Jie Ru sambil memanggul tas serut putih yang bergaya artistik, Berlari dengan cepat seperti sedang mengikuti lomba marathon.
“huhhhh… tak bisakah kau lebih diam!!!” bentak Wei Heng disela-sela suara rindang dari pepohonan.
“Wei Di… istirahat yahhh… Kita harus istirahat, na na fasku muu lai berat," ujar Jie Ru yang masih mengatur nafasnya.
“Tidak tidak... lebih cepat lebih baik, kita harus mendahului iblis gagak," ucap Wei Heng, menyeka keringat di dahinya dengan Hanfu putih tanpa corak dengan tali kain yang melekat dipinggang.
Disaat Jie Ru hendak menaiki tangga batu yang berikutnya, tanpa sengaja ia terjatuh dengan kaki kanan yang masih menopang tubuh jangkungnya.
“A RU!!!" teriak Wei Heng yang mendadak tersentak, sambil memapah Jie Ru duduk disebelah sisi dalam tangga batu.
“Sakit?" tanya Wei Heng, menyentuh pergelangan kaki Jie Ru yang mengeluarkan darah segar yang tak terlalu banyak.
“Tidakk" ujar Jie Ru yang tersenyum akan perhatian Wei Heng.
“Tidak katanya? Bukan wajahmu saja yang tebal tapi kulitmu juga tebal," papar Wei Heng dalam hati , ia mulai menjahili pria bermartabat itu.
“Akhh, Sialan Sakit, Sakit, Persetan kau, Kenapa kau menekan lukaku" maki Jie Ru dengan kasar.
“HAHAHAHA…Kalau sakit bilang sakit, jangan gengsi membuatmu jadi tebal muka. Lalu bagaimana kamu bisa terjatuh?" tanya Wei Heng yang masih setia menatap luka kaki Jie Ru.
“Saya juga tidak tau, tepat langkah tangga batu yang diatas, Seakan-akan batu itu berubah menjadi punggung harimau," gelak Jie Ru.
“BEDEBAHHH… Buat apa kau menyebut kata HARIMAU," bentak Wei Heng yang mendadak naik pitam.
“Ada apa denganmu? Siapa yang kau sebut BEDEBAH”, tanya Jie Ru yang juga emosi sesaat.
“Akhhhhhh sudahlah, Kamu tunggu disini, Jangan pergi kemana-mana, Saya akan pergi mencari Guoyu Ju Li," ujar Wei Heng mengalah.
Guoyu Ju Li \= Daun Jarak Cina, untuk penyembuh luka
Semakin dalam ia berjalan, Semakin jauh ia dari posisi terakhirnya, semakin bahaya pula petaka yang akan ia hadapi.
Wei Heng yang menemukan pohon Guoyu Ju Li ada diatas bukit batu yang amat tinggi, harus berpijakan dengan gundukan tanah yang tak kalah tinggi itu, ketika ia hendak berpijak pada tanah yang kelihatan nya tanpa masalah, seketika berubah menjadi lumpur hitam penghisap. setengah tubuh Wei Heng langsung tersedot kedalam tanah dalam sekejap, Ambang kematian sudah akan menjemputnya jikalau masih belum ada manusia yang menolongnya.
“Tolong, adakah orang disini, Tolong aku… Tolong…" teriak Wei Heng yang sudah mulai pasrah.
Ia yang berjalan terlalu jauh, Tanpa disadari jaraknya dengan Jie Ru tak dapat lagi diperkirakan dengan perhitungan langkahan kaki.
“A Ru jaga dirimu, Di kehidupan selanjutnya kita akan bertemu kembali," Ujar Wei Heng yang sengaja berkata seperti itu dengan kepura-puraan, ia menitikkan air mata.
Sentuhan tangan kecil nan lembut itu menarik Wei Heng dengan kuat, Wei Heng yang tersentak kaget, begitu ia membuka matanya yang dilihatnya seorang wanita yang pernah ia kenali.
“ Fei… kenapa kau bisa disini," tanya Wei heng.
“Mengikutimu, Saya bosen disekolah," jawab Chen Fei mondar mandir mengelus lembut rambut kepangnya.
“PULANG!!!” Satu kata yang dilontarkan dari mulut Wei Heng.
“TIDAKKK ini sudah terlalu jauh, tidak mungkin saya bisa kembali, lagipula kamu pasti membutuhkan ku, Jika tidak mungkin kamu juga sudah bergabung dengan lumpur itu," jawab Chen Fei cuek dengan gaya yang masih sama.
“Kembali… perjalanan ini tidak aman untukmu," ujar Wei Heng dengan pelan untuk meluluhkan hati Chen Fei.
“TIDAKKK TIDAKKKK SAYA TIDAK MAU, SAYA AKAN IKUT DENGANMU," jawab rambut berkepang itu dengan emosi.
“Ya sudahlah jangan berlari terlalu jauh dari saya," ujar Wei Heng pasrah.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
“ Wei Di kenapa wanita ini ada disini," tanya Jie Ru yang mengintimidasi.
“Biarkan dia ikut, Afei sudah mengikuti kita sampai sejauh ini, Biarkanlah dia," jawab Wei Heng sambil menempelkan daun obat di kaki Jie Ru.
Wei Heng yang memapah Jie Ru kembali melanjutkan perjalanan.entah darimana, Seorang kakek tua yang memakai baju Hanfu berwarna putih dengan garis hitam disisi kiri dan kanan kerah luar. Tubuh yang masih begitu kuat , tetapi sudah menampakkan garis kerut nya. Barangkali, usia kakek ini sudah mencapai satu abad. Pasti akan dikira umat awam, Dia adalah manusia abadi. Nyata nya tidak, Dia adalah Shan Shen.
Hanfu\= busana tradisional yang berasal dari tiongkok, yang sudah ada dari pada masa dinasti Han
Shan Shen\= Dewa Gunung
“Shan… shann shann” ujar Wei heng yang terbata-bata.
Wei Heng yang terlalu susah untuk melengkapi kalimatnya, Shan Shen yang mengedipkan matanya tanda tak ingin identitas nya diketahui oleh orang lain.
“Penyamaran yang luar biasa”, ujar Wei heng menggeliti hatinya.
“Ikut saya jika kalian ingin selamat”, ujar kakek tua.
Shan Shen yang menggunakan qi tingkat dewa nya, membuka sebuah lubang hitam berbentuk spiral dengan kabut hitam yang ikut berputar, seakan terlihat seperti melintasi lorong waktu dan disaat melewati lubang hitam itu, akan berubah menjadi awan putih yang membawa keempat manusia itu menembus bukit dan terbang keatas langit.
Jie Ru yang bertepatan melihat kebelakang bukit itu, begitu terkejut, bukit yang tampak biasa berubah menjadi bukit bayangan seperti kaca kembar dengan bias nya yang memantul.
“Zhang Lao bukit itu.. bukit itu ada bayangan nya," ucap Jie Ru sembari menunjuk bukit yang ditujukan.
Zhang Lao\= Penatua dalam bahasa mandarin
“Iya itu bukit imajinasi, Bukit itu seperti sinyal yang menangkap isi pikiran manusia, apabila manusia berpikir tentang hal buruk atau nafsu keinginan, maka bukit itu akan mengabulkan nya," jawab kakek tua itu dengan teliti.
“Apa yang kamu pikirkan? kenapa seekor harimau bisa membuatmu terjatuh," tanya Wei Heng.
“Hehehe… yang kupikirkan adalah seekor harimau yang membawa kita secepat mungkin sampai ke Desa Ru," kata Jie Ru yang menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Sialan Hahaha…" timpal Wei Heng.
“Desa Ru? Untuk apa kalian kesana," tanya kakek tua itu.
“mencari Si Xiong monster iblis," jawab Chen Fei dengan santai.
Wei Heng dan Jie Ru yang merasa kebingungan atas jawaban Chen Fei, perihal bagaimana ia bisa tahu sedangkan masalah monster iblis masih dirahasiakan. hanya Wei Heng, Jie Ru dan Mu Shifu yang mengetahui masalah itu.
“Bagaimana kamu bisa tahu, jika kami hendak mencari Si Xiong," tanya Wei Heng penuh curiga.
“Aaaa….. i tuuu, Mu Shifu yang memberitahu kepada semua murid," jawab Chen Fei penuh kebohongan.
“Saya tidak percaya, Meskipun saya baru mengenal Shifu tapi saya yakin dia tidak akan menjadi seorang pembual," timpal Jie Ru curiga dengan menyibakkan matanya.
“Sebenarnya saya mendengar pembicaraan kalian ketika berjalan kearah aula karena penasaran, Maka dari itu saya mengikuti kalian," jawab Chen Fei.
“Disini perbatasan Desa Ru, Kalian sudah sampai. Berhati-hatilah, Masih banyak rintangan yang harus kalian lalui," potong kakek tua sembari menurunkan awan putih nya.
“Terima kasih Zhang Lao," ujar Jie Rui.
Shan Shen yang menarik tangan Wei Heng, menasihatinya berbagai amanat yang masih menjadi pikulan di benak Shan Shen.
Mereka bertiga, berjalan beriringan dengan melangkahkan kaki yang sama lebar, memasuki Gapura perbatasan Desa Ru. Wei Heng, Jie Ru dan Chen Fei yang merasa aneh dengan keadaan Desa ini.
Chen Fei yang berlari kesana-kemari mengetuk pintu kayu dari rumah ke rumah sambil berkata "Eiii Dimana penduduk desa, Kenapa begitu sunyi?"
Wei Heng yang kebingungan mencari arah informasi bertanya kepada salah seorang wanita gendut yang bertepatan melewati perkarangan rumah.
“A Yi, Mengapa desa ini begitu sepi, kemana semua penduduk desa," tanya Wei Heng memegang tangan wanita gendut itu dengan hangat.
A Yi \= sebutan untuk bibi yang masih belum dikenal
“TIDAK… TIDAKK, jangan bunuh saya, jangan ambil koin saya TIDAKKK," teriak histeris wanita gendut itu penuh depresi, melepaskan tangan yang digenggam oleh Wei Heng.
Seketika, terdengar suara hentakan kaki yang sangat dominan. sekaligus terlintas, Jika mereka mengikut sertakan puluhan kuda sebagai tunggangan, nafas kuda yang begitu melengking menciptakan kepanikan semua penduduk yang masih berdiam diri di balik sarang persembunyian nya.
Tarikan kuat dari sebuah tangan besar sekaligus kasar itu membuat Wei Heng, Jie Ru dan Chen Fei jatuh kedalam gubuk tua yang tak dapat diketahui oleh orang luar.
*flashback on ( menceritakan kembali perjalanan Wei Heng yang mencari Guoyu Ju Li ).
"Sial.... petaka apa lagi ini, apa mungkin saya harus menggunakan tumpuan qi dewa ku," pertanyaan pertama yang dipikirkan oleh Wei Heng.
" Tidak, Tidak bagaimana jika ada yang melihat, Saya sudah berjanji tidak akan mendatangkan masalah lagi," pertanyaan kedua yang masih dipikirkan oleh Wei Heng.
"akhh... Saya tak peduli, daripada saya mati. ehhh... siapa yang dibalik pohon besar itu, seorang wanita yahh dia seorang wanita," ujar Wei Heng dalam hati.
“Tolong, adakah orang disini, tolong aku… tolong…" teriak Wei Heng dengan kepura-puraan.
Sementara itu, untuk lolos dari lumpur penghisap itu dapat dilakukan Wei Heng begitu mudah.
"Mengapa dia tak menolongku? Siapa dia?" ujar Wei Heng.
Dengan segala taktik yang tak membuahkan hasil, terlindas di otak dia harus menggunakan kata-kata perpisahan yang begitu sial menurut Wei Heng itu sendiri.
"A Ru jaga dirimu, Di kehidupan selanjutnya kita akan bertemu kembali," Ujar Wei Heng yang sengaja berkata seperti itu dengan kepura-puraan ia menitikkan air mata.
*Flashback off (begitu cerita Wei Heng yang penuh kepura-puraan untuk membodohi wanita itu).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Duajie
sudah bagus ini, cuma ada bbrp penggunaan kata yg kurang tepat misal:
# dari pada = merujuk perbandingan : si A lebih tinggi daripada si B
# pada = merujuk tempat/sasaran : pada gunung bayangan
# pikulan dibenak.....=>lebih baik digunakan "menjadi 'beban' pikiran Shan Shen...dst 🙏
2022-01-15
0
triana 13
like
2021-07-21
0
Emak Femes
salam juga untuk Jie Ru.
bilang padanya mamak Wo ai Ni 😆😆💟💟
2021-07-21
1